Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menyenangkan yang dialami oleh setiap mahluk hidup dalam kehidupan sehari-
hari. Kecemasan merupakan pengalaman subjektif dari individu dan tidak dapat
diobservasi secara langsung serta merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek
berlebihan akan masalah yang sedang dihadapi (nyata) ataupun yang dibayangkan
mungkin terjadi. Terlebih karena stroke merupakan masalah serius karena dapat
1
Karena itu, perlu usaha pencegahan untuk terjadinya stroke primer maupun stroke
sekunder (stroke ulang). Salah satu faktor risiko yang penting untuk terjadinya
stroke adalah hipertensi. Oleh karena itu, dengan mengendalikan tekanan darah,
jantung dan kanker. Stroke masih merupakan penyebab utama dari kecacatan.
seluruh dunia. Di Amerika Serikat, lebih kurang lima juta orang pernah
mengalami stroke. Sementara di Inggris, terdapat 250 ribu orang hidup dengan
diperkirakan 500 ribu orang mengalami serangan stroke. Dari jumlah itu, sekitar
tajam. Bahkan, saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita
terbanyak karena stres ini sangat memprihatinkan mengingat Insan Pasca Stroke
(IPS) biasanya merasa rendah diri dan emosinya tidak terkontrol dan selalu ingin
pencaharian sangat tinggi. Di Amerika Serikat, pada 1981 pernah dihitung biaya
yang dikeluarkan untuk perawatan pasien stroke, yaitu sebanyak 7 milyar dolar
2
dan pada 1996 meningkat menjadi 40 milyar dolar. Biaya tersebut terdiri dari
direct costs (biaya rumah sakit, dokter, dan rehabilitasi) sebanyak 27 milyar dolar
Heart Association memperkirakan total biaya menjadi 51 milyar dolar pada 1999.
Dapat disimpulkan bahwa kecemasan yang timbul pada keluarga pasien stroke
terjadi karena ketidaktahuan terhadap apa yang akan terjadi terhadap anggota
Data yang didapatkan dari RSUD Undata Palu pada bulan Januari sampai
April tahun 2008 tentang jumlah keseluruhan pasien yang dirawat inap adalah
4957 0rang dan pasien stroke yaitu 176 0rang (3,55%) dari jumlah keseluruhan
paien rawat inap dengan jumlah rata-rata perbulannya adalah 44 0rang (25%).
Dengan demikian dapat dilihat bahwa jumlah pasien stroke masih cukup banyak
dan mungkin akan meningkat dalam setiap bulannya dimana penyakit stroke
fisik baik pasien sendiri maupun keluarga termasuk dalam hal pembiayaan serta
penyakit stroke sendiri membutuhkan perawatan yang lama oleh karena itu
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
kesehatan bukan saja kepada pasien stroke, akan tetapi juga pelayanan kepada
4
2. Manfaat bagi Perawat
Penelitian ini akan dilakukan di ruang Mawar RSUD Undata Palu pada bulan Juli
2008.
5
B A B II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian kecemasan
2. Tingkat Kecemasan
tingkat yaitu:
persepsinya.
6
mengesampingkan yang lain sehingga seseorang
3. Penyebab Kecemasan
Beberapa teori penyebab kecemasan pada individu antara lain (Stuart dan
Sundeen, 1998:177):
a. Teori Psikoanalitik
emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian Id dan Super ego-Id
7
super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikembangkan oleh
b. Teori Interpersonal
berat.
c. Teori Prilaku
diinginkan.
d. Teori Biologi
e. Kajian Keluarga
gangguan depresi.
4. Pencetus Cemas
yaitu:
8
Respon Adaptif Respon Maladaptif
hidup sehari-hari.
seseorang.
Secara umum ada dua ancaman besar yang dapat menimbulkan ansietas yaitu:
Gambar 2.1
Rentang Respon Ansietas
9
a. Kardiovaskuler
Respon:
1) Jantung berdebar
b. Pernafasan
Respon:
1) Nafas cepat
2) Nafas pendek
4) Nafas dangkal
6) Sensasi tercekik
7) Terengah-engah
c. Neuromuskular
Respon:
1) Refleks meningkat
2) Reaksi kejutan
3) Mata berkedip-kedip
4) Gelisah
10
5) Wajah tegang
6) Kelemahan umum
7) Kaki goyang
8) Tremor
d. Gastrointestinal
Respon:
2) Menolak makan
4) Mual
5) Diare
e. Traktus Urinarius
Respon:
2) Sering berkemih
f. Kulit
Respon:
1) Wajah kemerahan
3) Gatal
5) Wajah pucat
11
6) Berkeringat seluruh tubuh
sebagai berikut:
a. Perilaku
Respon:
1) Gelisah
2) Ketegangan fisik
3) Tremor
4) Gugup
5) Bicara cepat
6) Kurang koordinasi
9) Menghalangi
11) Menghindar.
b. Kognitif
Respon:
1) Perhatian terganggu
2) Konsentrasi buruk
3) Pelupa
12
4) Salah dalam memberikan penilaian
5) Hambatan berpikir
7) Kreaifitas menurun
8) Bingung
9) Sangat waspada
dialami individu.
8. Sumber koping
13
menginterpretasikan pengalaman yang menimbulkan stress dan mengadopsi
9. Mekanisme koping
sering ditanggulangi tanpa pemikiran yang serius. Tingkat ansietas sedang dan
digunakan alat ukur yang dikenal dengan Hamilton Ansiety Rating Scale
(HARS).
skor 0 – 4, yaitu:
14
Jumlah yang timbul tiap kelompok
x 100%
Jumlah gejala pada kelompok gejala
HARS, yaitu:
1 = 15 – 20 Kecemasan ringan
2 = 21 – 27 Kecemasan sedang
3 = 28 – 41 Kecemasan berat
Adapun hal-hal yang dinilai dengan alat ukur skala HARS ini adalah
a. Perasaan cemas
b. Ketegangan
Merasa tegang, lesu, tidak bisa istirahat, mudah terkejut, mudah menangis,
15
gemetar dan gelisah.
c. Ketakutan
Pada gelap, pada orang asing, ditinggal sendiri, pada binatang besar,
d. Gangguan tidur
Sukar tertidur, terbangun dimalam hari, tidur tidak nyeyak, bangun dengan
e. Gangguan kecerdasan
h. Gejala sensorik
i. Gejala kardivaskuler
lesu dan lemas seperti mau pingsan, detak jantung menghilang atau
berhenti sekejab.
j. Gejala pernafasan
16
k. Gejala gastrointestinal
Sulit menelan, perut melilit, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan
Sering buang air kecil, tidak dapat menahan buang air kecil, tidak datang
m. Gejala autonom
Mulut kering, muka merah, muka berkeringat, kepala pusing, kepala terasa
Gelisah, tidak tenang, jari gemetar, muka tegang, kerut pada kening, nafas
dihubungkan melalui ikatan perkawinan, adopsi atau
17
emosional dan tiap anggota keluarga (Duval, 1976).
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu
(Sudiharto, 2007 :22).
(teori sistem).
saudara.
Adalah perempuan dan laki-laki yang menikah lebih dari satu kali dan
18
Adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup bersama.
1) Fungsi Biologis
a) Meneruskan keturunan
2) Fungsi Psikologis
3) Fungsi Sosialisasi
19
c) Meneruskan nilai budaya keluarga
4) Fungsi Ekonomi
20
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga.
luas.
keluarga.
lagi merawatnya. Oleh karena itu asuhan keperawatan yang berfokus pada
1. Pengertian
21
timbul sekunder dari suatu proses patologi pada
2008: 3)
17).
1996 : 25).
22
aterosklerosis (trombosis) dan penyakit jantung
Jenis stroke terbagi dalam dua golongan besar, yakni stroke penyumbatan dan
stroke pendarahan.
mengalami kerusakan.
sedang sakit, tapi bisa juga dialami oleh mereka yang secara fisik tampak
sehat. Bahkan, orang yang rajin berolahraga pun bisa mengalaminya. Itu,
antara lain, akibat mutu stres yang makin tinggi dan dampak sarana hidup
23
yang kian modern.
Mengenai faktor risiko, ada beberapa faktor risiko stroke yang tidak
rentan terserang stroke. Orang yang berusia di atas 55 tahun juga lebih
Selain faktor risiko, stroke juga memiliki sejumlah gejala, antara lain:
yang lebih parah, terjadi lumpuh total yang bisa menimpa tiap organ gerak,
contohnya:
dan stroke.
24
kolesterol tinggi. Kolesterol tidak baik bagi
berakibat stroke.
Gejala stroke juga bisa tampak dari gangguan rasa, seperti pada
sebelah anggota badan, dari yang ringan (kesemutan) sampai yang berat
sampai tampak seperti koma. Demikian juga dengan gangguan verbal, baik
karena organ bicara yang rusak maupun daya ingat yang turun, misalnya
dengan kondisi yang lebih parah. Ini umumnya terjadi pada penderita yang
kurang kontrol diri, atau bisa jadi sudah merasa puas setelah mengalami
diri. Padahal, jika stroke sampai berulang, artinya terjadi perdarahan yang
25
lebih luas di otak sehingga kondisinya bisa lebih parah dari serangan pertama.
a. Angiografi Serebral
perdarahan atau adanya obstruksi arteri, adanya titik oklusi atau rupture.
b. CT Scan
c. Fungsi Lumbal
serebral, dan TIA. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah
d. MRI
Arteriovena (MAV)
e. Ultrasonografi Doppler
26
f. EEG
g. Sinar X Tengkorak
sakit tak lagi sekadar pelengkap, tetapi sudah menjadi keharusan. Terlebih bila
melihat angka penderita stroke yang terus meningkat dari tahun ke tahun di
Indonesia
a. Non farmakologik
1) Tirah baring
5) Personal hygiena
27
b. Farmakologik
1) Aspirin
2) Glucose
3) Manitol
konsekuensi berat, termasuk beban psikologis, fisik, dan keuangan yang besar
pada pasien. Pada kenyataannya, banyak orang yang lebih takut akan menjadi
cacat oleh stroke dibandingkan dengan kematian itu sendiri. Jika tidak ada
mengembalikan gerak dan fungsi pada pasien pasca stroke. Akan tetapi peran
28
pembelajaran sensomotorik pada pasien dengan metode-metode tersebut
diatas. Akan tetapi interaksi antara pasien dan fisioterapis amat sangat
terbatas, lain halnya dengan keluarga pasien yang memiliki waktu relatif lebih
banyak.
mengenai tata cara penanganan pasien stroke di rumah (home programe) akan
pasien pasca stroke. Penanganan yang tepat sebagai wujud cinta kasih dalam
keluarga.
Stroke
1. Umur
Menurut Elisabeth, B.H, (1995) dalam Nursalam, 2001:134 yaitu umur adalah
usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun.
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan
bekerja dari segi kepercayaan masyarakat. Seseorang yang lebih dewasa akan
lebih percaya diri dari orang yang belum cukup kedewasaannya (Huclock,
1998).
29
masalah maka akan sangat mempengaruhi konsep dirinya. Umur dipandang
seseorang.
tahun adalah umur belum dewasa, 21–29 tahun dewasa muda, sedangkan
2. Pendidikan
kecemasan seseorang tentang hal baru yang belum pernah dirasakan atau
Kita tahu bahwa ada banyak definisi tentang pendidikan. Ini jelas
sehingga banyak pihak yang merasa perlu untuk memberikan definisi atau
30
pengertian atau memaknainya.
menuntun anak.
e. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar
31
memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak
tanggung jawab agar tercapai suatu hasil pendidikan yang baik. Jika
sebagai subyek pendidikan harus bebas untuk "ada" sebagai dirinya yaitu
tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tetapi
32
menyadari hakikat dan martabatnya di dalam relasinya yang tak
(Notoatmodjo, 1993:127).
pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan
Orang dewasa itu adalah orang tua si anak. Atau orang yang atas dasar
33
dengan aspirasi atau cita-cita untuk maju, sejahtera bahagia menurut
kemampuan kerja.
masa depan:
yang timbul
alternatif-alternatif baru
34
berharga bagi perubahan dalam masyarakat, dapat memajukan
tinggi (Suryadi, 1999 : 153). untuk itu secara rinci dapat diuraikan sebagai
berikut :
1) Pendidikan Dasar
35
sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan
2) Pendidikan Menengah
3) Pendidikan Tinggi
3. Pekerjaan
sumber kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
36
Umur
Pendidikan
at Kecemasan Keluarga Pasien Stroke
Pekerjaan
B A B III
E. Kerangka Konsep
yaitu kecemasan keluarga pasien stroke ditinjau dari umur, tingkat pendidikan,
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
F. Definisi Operasional
1. Kecemasan
37
mengalami perasaan sulit (ketakutan) karena keluarga
2. Umur
1 = ≥ 29 Tahun
3. Pendidikan
38
Hasil ukur : Dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:
1 = Tinggi (≥ SMA)
4. Pekerjaan
Nelayan, Buruh).
39
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
stroke yang dirawat di ruang Mawar RSUD Undata Palu ditinjau dari umur,
1. Populasi Penelitian
(Riduwan, 2006: 8). Pada penelitian ini populasinya adalah semua keluarga
40
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang akan diteliti dan
diambil dari total populasi yaitu salah satu keluarga pasien stroke yang
dirawat di ruang Mawar RSUD Undata Palu dengan kriteria sebagai berikut:
b. Besar Sampel
Besar sampel diambil sesuai dengan jumlah pasien stroke yang dirawat
inap di ruang Mawar RSUD Undata Palu tanggal 25 Juni sampai 7 Juli
tahun 2008.
C. Pengumpulan Data
2. Data sekunder, yaitu data yang didapat dari Rekam Medik RSUD Undata Palu
tentang jumlah pasien stroke yang pernah dirawat di ruang Mawar RSUD
Undata Palu
D. Pengolahan Data
41
Pada penelitian ini penulis menggunakan tahap-tahap pengolahan data
sebagai berikut :
yang diteliti
belum.
E. Analisa Data
gambaran tentang kondisi objek tanpa membuat suatu perbandingan. Analisa yang
F. Etika Penelitian
1. Informed Consent
42
maksud dan tujuan penelitian, serta mengetahui dampaknya. Jika subyek
bersedia, maka responden harus menanda tangani lembar persetujuan dan jika
pengumpulan data.
3. Confidentiality
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset.
G. Keterbatasan Penelitian
adalah:
kuesioner.
43
BAB V
A. Hasil Penelitian
keluarga pasien stroke dari 30 responden yang dilakukan di RSUD Undata Palu
Adapun hasil penelitian ini dianalisa secara univariat dan disajikan dalam
1. Variabel Umur
Berdasarkan hasil ukur yang ditetapkan yaitu umur < 29 tahun dan ≥
44
100
Rendah (<SMA)
< 29 Tahun ? Tinggi ? SMA
29 Tahun.
26,7%
80
90 73,3%
70 80 60%
60 70
50 60 40%
40 50
30 40
20 30
20
10
10
0
0
gambar berikut:
Gambar 5.1
Distribusi Responden Menurut Umur Keluarga Pasien
Di RSUD Undata Palu Juli Tahun 2008
dua yaitu tingkat pendidikan rendah (< SMA) dan tingkat pendidikan tinggi (≥
SMA)
Gambar 5.2
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Keluarga Pasien
Di RSUD Undata Palu Juli Tahun 2008
45
Tidak Kerja Kerja
(73,3%).
3. Variabel Pekerjaan
bekerja dan tidak bekerja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
berikut:
Gambar 5.3
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan Keluarga Pasien
Di RSUD Undata Palu Juli Tahun 2008
80
70
60 53,3%
46,7%
50
40
30
20
10
0
46
63,3% Cemas Sedang
36,7%
100 Cemas Berat
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
4. Variabel Kecemasan
sedang < 27 dan cemas berat ≥ 27. Adapun distribusi responden menurut
tingkat kecemasan keluarga pasien yang dirawat dengan stroke dapat dilihat
Gambar 5.4
Distribusi Responden Menurut Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien
Di RSUD Undata Palu Juli Tahun 2008
responden (63,3%) sedangkan yang mengalami cemas ringan sampai sedang <
47
Tabel 5.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Dengan Tingkat Kecemasan
Keluarga Pasien Stroke Di RSUD Undata Palu Juli Tahun 2008
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 30 responden pada umur
yaitu 50%.
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Dengan Tingkat Kecemasan
Keluarga Pasien Stroke Di RSUD Undata Palu Juli Tahun 2008
48
kecemasan berat yaitu 62,5%.
Tabel 5.3
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Dengan Tingkat Kecemasan
Keluarga Pasien Stroke Di RSUD Undata Palu Juli Tahun 2008
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa pada responden yang tidak
42,9%.
N. Pembahasan
1. Variabel Umur
di ruang mawar RSUD Undata Palu yaitu umur ≥ 29 tahun lebih besar dari
49
pada umur < 29 tahun. Ini artinya keluarga pasien stroke banyak pada rentang
usia yang cukup matang karena dengan usia yang matang seseorang akan
kecemasan berat yaitu 83,3% hal ini terjadi karena pada usia tersebut
dengan apa yang dikatakan oleh Long (1996) dalam Nursalam 2001, yang
individu.
2. Variabel Pendidikan
yang dirawat di ruang mawar RSUD Undata Palu yaitu tingkat pendidikan
Hal ini cukup baik karena dengan tingkat pendidikan yang tinggi seseorang
50
tinggi akan memiliki pengetahuan yang baik pula.
tinggi (≥ SMA) lebih banyak mengalami kecemasan berat yaitu 63,6%. Hal
ini terjadi karena seorang yang memiliki pendidikan tinggi akan memiliki
pengetahuan yang baik sehingga mengerti betul apa yang akan terjadi dengan
keluarga mereka yang dirawat terlebih lagi penyakit stroke adalah penyakit
yang dapat mengakibatkan kelumpuhan bahkan kematian dan hal ini dapat
terhadap tingkat kecemasan seseorang tentang hal baru yang belum pernah
kesehatannya.
3. Variabel Pekerjaan
yang dirawat di ruang mawar RSUD Undata Palu yaitu yang tidak bekerja
lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan yang berkerja. yang tidak bekerja
lebih banyak mengalami kecemasan berat yaitu 81,3%. Hal ini terjadi karena
51
yang tidak bekerja lebih banyak waktu menjaga keluarga yang sakit dan
pikiran terpusat dengan keluarga yang sakit. Selain itu penderita stroke
keluarga tidak memiliki penghasilan. Hal ini sejalan dengan pendapat dari
52
BAB VI
A. Kesimpulan
3. Responden yang tidak bekerja lebih besar lebih banyak mengalami kecemasan
B. Saran
Sesuai dengan hasil kesimpulan yang ada maka peneliti mengajukan beberapa
2. Bagi Perawat
53
Lebih meningkatkan mutu pelayanan khususnya dalam menangani pasien dan
DAFTAR PUSTAKA
Azis Alimul, 2002. Riset Keperawatan dan Tehnik penulisan Ilmiah. Salemba
Medika. Jakarta.
Moira, 1996. Belajar Merawat di Bangsal Bedah, cetakan ke-2, EGC, Jakarta.
Kuncoroningrat, 1999.
54
Sarkamo, 2008. Mencegah Stroke Berulang.
Stuart, G.W dan Sundeen, S.J., 1998. Keperawatan Jiwa, Edisi 3, EGC, Jakarta.
http://diekwieinluv.blogspot.com/2007/12/asuhan-keperawatan-pada-klien-
dengan.html
(www//id.wikipedia.org/wiki/Stroke).
Kuncoroningrat, 1999.
55
Tingkat Kecemasan
sedang. Hal ini terjadi karena pada umumnya pasien yang masuk ruang
dengan stroke akan membutuhkan biaya yang besar dan pada umumnya stroke
keluarga. Sejalan dengan pendapat dari Moira, 1996 yang mengatakan bahwa
56
57