You are on page 1of 13

BAB I PENDAHULUAN

Apa sesungguhnyan yang membuat beberapa doa terlihat lebih berkuasa daripada yang lain? Mengapa Petrus memiliki keyakinan yang teguh seperti yang ditulis dalam Kisah Para Rasul 3 tentang bagaimana ia mengangkat seorang pria lumpuh sejak lahir "dan segera kakinya dan tulang pergelangan menerima kekuatan"? Jawaban adalah Otoritas rohani. Tentunya setiap orang percaya merindukan sebuah kehidupan yang penuh kuasa dan berkemenangan, sebuah pelayanan yang disertai otoritas Allah dalam meneguhkan pemberitaan Injil dengan mujizat dan tanda-tanda ajaib. Bersumber dari mana otoritas dan bagaimana karakteristik otoritas yang penuh kuasa seperti yang dipraktekan para rasul dalam pelayanannya. Sebuah pemahaman yang tepat tentang otoritas mengharuskan kita untuk membuat dua perbedaan-perbedaan dasar antara otoritas dunia dan otoritas Allah yang sering disebut dengan otoritas rohani serta perbedaan sumber otoritas dunia dan otoritas rohani. Otoritas dunia didasarkan pada satu posisi yang secara resmi diakui dalam sebuah organisasi atau sekelompok orang yang memiliki tujuan untuk memerintah dan terbatas pada satu sistem serta tidak bersifat tetap. Dengan demikian otoritas yang bersumber dari dunia, di dalam konteks apapun, merupakan mandat yang berjenjang. Tidak ada otoritas tertinggi dalam dunia, kecuali satu, otoritas rohani ! Otoritas rohani yang bersumber langsung dari Allah sang pencipta alam semesta, yang tidak terbatas kuasanya dengan tujuan untuk Kerajaan Allah dan tidak tergantikan serta didelegasikan kepada semua orang percaya yang sekaligus memiliki pengaruh dan kendali atas dunia.
1

BAB II PEMAHAMAN MENGENAI OTORITAS

Ada banyak ditemukan orang-orang sering berbicara mengenai otoritas tanpa memiliki pengertian yang benar mengenai otoritas itu sendiri. Pemahaman yang benar akan otoritas adalah sesuatu yang sangat penting untuk dimengerti baik oleh pemegang otoritas maupun orang-orang yang berada di bawah otoritas. Pemahaman yang salah mengenai otoritas akan berdampak pada penyalahgunaan otoritas itu sendiri dan dapat menimbulkan banyak masalah di dalam penerapan sebuah sistem yang ada. Pengertian Otoritas Beberapa pengertian atau arti dari otoritas yang diambil dari beberapa sumber (kamus) yag resmi, antara lain: Kamus Besar Bahasa Indonesia Otoritas memiliki arti: Kekuasaan yang sah yang diberikan kepada lembaga dalam masyarakat yang memungkinkan para pejabatnya menjalankan tugasnya Hak untuk bertindak Kekuasaan, wewenang Hak melakukan tindakan atau hak membuat peraturan untuk memerintah orang lain. Menurut Weber Kata authority diturunkan dari kata bahasa Latin "auctoritas", kata ini biasanya digunakan di dalam hukum Roma untuk menghadapi orangorang yang menentang pemerintahan atau keputusan pemerintah. Dalam Weberian sociology, authority dianggap sebagai bagian dari kekuasaan.
2

Otoritas dianggap sebagai kuasa yang terlegitimasi dan terlindungi secara hukum untuk menjalankan kekuasaan atas diri orang lain. Otoritas dianggap sebagai hak atau kuasa yang terjustifikasi untuk memerintah, menegakkan hukum bahkan mengadili, yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi atau memerintah orang lain Menurut Education Yahoo Dictionary Otoritas memiliki beberapa pengertian, seperti berikut ini: a. The power to enforce laws, exact obedience, command, determine, or judge. b. One that is invested with this power, especially a government or body of government officials: land titles issued by the civil authority. c. Power assigned to another; authorization: Deputies were given authority to make arrests. d. An accepted source of expert information or advice: a noted authority on birds; a reference book often cited as an authority. A quotation or citation from such a source: biblical authorities for a moral argument. e. Justification; grounds: On what authority do you make such a claim? f. A conclusive statement or decision that may be taken as a guide or precedent. g. Power to influence or persuade resulting from knowledge or experience: political observers who acquire authority with age. Kamus Barons Otoritas memiliki arti : Kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengarahkan supaya pekerjaan dapat terlaksana dengan baik. Otoritas hanya bisa berjalan baik jika seseorang mau menerima arahan tersebut Orang atau kelompok yang memiliki hak atau kuasa untuk memerintah, memutuskan, menegakkan hukum atau menghukum seseorang, memiliki mandat untuk melakukan hal itu. Anugerah kuasa atau mandat

Seseorang yang memiliki derajat pengetahuan atau keahlian di dalam sebuah komunitas.

Kamus American Heritage Otoritas adalah kuasa untuk menegakkan hukum, untuk menciptakan ketaatan, kemampuan memerintahkan atau menghakimi. Kuasa untuk mempengaruhi, mengatur orang lain, otorisasi. Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa otoritas adalah mandat atau hak atau kuasa yang ada atau diberikan kepada seseorang atau kelompok untuk mengatur, memerintah, memutuskan sesuatu, menegakkan hukum, mengadili, menghukum atau mempengaruhi orang lain bahkan sampai kepada memaksakan kehendak.

BAB III SUMBER SUMBER OTORITAS

Setiap otoritas yang dimiliki seeorang atau kelompok tidak datang dari dirinya sendiri, namun otoritas yang ada itu dimandatkan dengan disertai pertanggungjawaban. Dengan demikian otoritas-otoritas yang melekat dalam diri seseorang itu memiliki asal atau sumbernya. Sumber Otoritas Sumber otoritas terbagi dalam 2 kategori, yakni otoritas yang bersumber dari Allah dan dari dunia. Otoritas yang bersumber dari Allah disebut juga otoritas rohani atau spiritual authority, sedangkan otoritas dunia berasal dari segala sesuatu yang berada di luar Allah. A. OTORITAS DUNIA Otoritas yang bersumber dari dunia diperoleh dari manusia, kedaulatan dunia dan dari roh jahat. Kejadian 10 : 8-11 menolong kita untuk menjelaskan tentang otoritas dunia . Didalam ayat ini tertulis, ...Seperti Nimrod, seorang pemburu yang gagah perkasa dihadapan Tuhan. Nimrod adalah orang yang mulamula sekali berkuasa (memiliki otoritas) di bumi. Otoritas Nimrod cukup besar karena kerajaannya cukup luas. Kerajaannya dimulai dari Babel, Erekh, Akad di tanah Sinear dan selanjutnya ditambah dengan kota-kota besar di negeri Asyur. Tetapi kita perlu melihat jenis otoritas yang dimiliki Nimrod. Perkataan gibbor dihadapan Tuhan dalam ayat diatas seperti mengungkapkan bahwa Nimrod seorang hamba Tuhan yang hidup dihadapanNya, namun Ray Prinzing dalam buku Whispers of the Mysteries, hal 14, menemukan bahwa Strongs Concordance mengungkapkan fakta mengenai kata Ibrani untuk gibbor dihadapan mempunyai

arti yang sangat bervariasi. Dalam Kejadian 10 : 9, seperti juga misalnya dalam Bilangan 16 : 2, kata Ibrani untuk gibbor dihadapan secara literal berarti memberontak. Dan didalam Jewish Encyclopedia, nama Nimrod berarti ia yang membuat semua orang memberontak melawan Tuhan. Jadi otoritas yang dimiliki Nimrod bukan berasal dari Tuhan karena ia sendiri adalah seorang yang memberontak dan melawan Tuhan. Dengan penjelasan ini kita dapat simpulkan bahwa jenis otoritas yang dimiliki Nimrod adalah otoritas dunia, yaitu otoritas yang ia peroleh diluar otoritas Allah. Sama halnya dengan kejatuhan Iblis. Kejatuhan Iblis adalah hasil dari pemberontakan melawan Allah otoritas (Yesaya 14:12-15). Demikian juga, kejatuhan manusia adalah hasil dari manusia bergabung dengan Iblis dalam pemberontakan terhadap otoritas Allah (Kejadian 3:1-6). Beberapa otoritas yang diperoleh seseorang yang bersumber dari dunia atau diluar Allah, antara lain : 1. Otoritas Dari Roh Jahat Otoritas ini diperoleh seseorang karena kesediaannya mengabdikan diri kepada Setan. Otoritas dari roh jahat ini selalu bertentangan dan memberontak kepada otoritas Allah bahkan cenderung meniru karakteristik otoritas Allah. Dengan otoritas ini seseorang dapat melakukan sihir untuk memperdaya manusia (Simon, Kis 8:9), tenung (Kis 16:16), dan lain-lain 2. Otoritas karena Jabatan Otoritas ini diperoleh karena posisi dan jabatan struktural dalam organisasi. Pada organisasi kemiliteran dan pemerintahan pemimpin yang memiliki wewenang ini sangat kuat kuasanya. Otoritas tersebut dilakukan semata-mata karena ia memegang jabatan atau posisi. Selama organisasi mempertahankan posisinya, selama itu juga ia masih memiliki otoritas, segera setelah ia mengundurkan diri dari posisi, kekuasaannya berhenti.

Otoritas semacam ini sama sekali obyektif, tidak melekat pada manusia itu sendiri. 3. Otoritas karena Latar Belakang Istimewa Otoritas ini didapat karena seseorang memiliki latar belakang pendidikan formal, status sosial ekonomi dan latar belakang keluarga (bangsawan / darah biru) yang lebih baik daripada orang lain. 4. Otoritas Usia Didapat karena usia yang lanjut. Dalam budaya timur seseorang yang berusia lanjut hampir secara otomatis akan dihargai lebih dari orang muda. Selain karena usia lanjut, wewenang jenis ini didapat dari kebijaksanaan, hikmat, pengalaman dan tingkat ketokohan seseorang. Tidak semua orang berusia lanjut dengan sendirinya akan mendapatkan otoritas jenis ini. 5. Otoritas Keahlian dan Kecakapan Otoritas ini bersumber dari keahlian, kecakapan dan pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang. Otoritas jenis ini bermanfaat untuk bidang-bidang tertentu yang memerlukan keahlian khusus. Contoh: ahli komputer didatangkan untuk membuat program komputer kantor gereja, ahli pertumbuhan gereja menolong denominasi tertentu untuk berkembang, pengangkatan seorang sekretaris karena keahliannya dalam bidang administrasi, dll. 6. Otoritas Hubungan Diperoleh karena sang pemimpin telah memberikan perhatian, pemberdayaan, kepercayaan, penghargaan dan telah menjalin persahabatan erat dengan pengikutnya. Ikatan hubungan yang kuat terjalin antara pemimpin dan pengikut karena para pengikut merasa telah diberdayakan, ditolong dan diperlengkapi oleh pemimpin. Akibatnya
7

adalah pengikut dengan kesadaran dan kerelaan sendiri memberikan wewenang itu kepada pemimpinnya. Wewenang jenis ini tidak terjadi dalam semalam tapi tercipta selama bertahun-tahun. 7. Otoritas Karakter Sumber otoritas ini berasal dari sifat-sifat atau karakter dan cara hidup si pemimpin. Pemimpin mempengaruhi orang dengan cara hidupnya. Memimpin melalui teladan, memimpin melalui gaya hidup. Orang-orang mengikuti pemimpin ini karena sang pemimpin telah teruji integritasnya, jujur dalam keuangan, dan memiliki kemurnian moral yang tinggi.

Semua jenis otoritas tersebut bersumber dari dunia. Otoritas yang bersumber dari dunia berbeda dengan otoritas yang berasal dari Allah. B. OTORITAS ALLAH Otoritas yang bersumber dari Allah adalah satu-satunya otoritas dan kekuasaan yang sesungguhnya. Otoritas yang tertinggi milik Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Otoritas Allah seringkali disebut sebagai otoritas rohani, yang memiliki wewenang jauh lebih tinggi dari seluruh otoritas yang bersumber dari dunia. Seseorang yang memiliki atau menerima otoritas dunia belum tentu memiliki otoritas rohani namun setiap orang yang memiliki otoritas rohani memiliki kekuasaan untuk memerintah, memberi pengaruh dan kendali atas dunia, sebagaimana untuk pertama kali Allah memberikan otoritas kepada Adam untuk berkuasa atas bumi (Kejadian 1:26) Otoritas rohani bersumber dari Allah yang adalah sumber dari segala otoritas yang ada, yang merupakan unsur dari sifat Allah yang tidak dapat berubah, universal dan kekal atas semua ciptaan-Nya. Otoritas Allah meliputi hak, tuntutan, dan kuasa-Nya dalam mengatur kehidupan manusia menurut rencana dan kehendak-Nya agar manusia dapat hidup di dalam kemuliaan-Nya.

Otoritas Allah dalam Perjanjian Lama Dalam sejarah di era Perjanjian Lama, kita menemukan bagaimana Allah memberikan dan mendelegasikan otoritas-Nya kepada raja-raja yang dipilih-Nya, kepada para nabi dan para imam. Masing-masing diberikan otoritas untuk melakukan tugasnya sesuai dengan kepentingan dari Allah sipemberi otoritas, baik untuk mengajarrkan hukum Taurat dan memerintah sesuai dengan hukumhukum yang diberikan Allah, dan menyampaikan pesan dari Allah. Mereka yang menerima otoritas dari Allah menjadi utusan atau wakil Allah di bumi untuk membawa suara kenabian. Setiap otoritas yang diberikan Allah haruslah dipertanggungjawabkan kepada Allah. Otoritas Allah dalam Perjanjian Baru Otoritas Allah dalam Perjanjian Baru dinyatakan melalui Yesus Kristus sebagai Anak Allah, yang kemudian didelegasikan kepada para rasul-Nya dan kepada semua orang percaya. OTORITAS KRISTUS 1. Diberikan oleh Bapa Otoritas Kristus adalah otoritas yang dengan sendirinya ada di dalam diri Yesus sebagai anak tunggal Allah yang diutus ke dunia. Otoritas yang melekat dalam diri-Nya berasal dari Allah sendiri. Dalam pelayanan-Nya di muka bumi kita melihat otoritas yang dipakai Yesus adalah otoritas rohani yang Ia terima dari Allah yang adalah Bapa-Nya. "Tetapi ketika orang banyak melihat hal itu, mereka semua dipenuhi ketakutan dan memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian kepada manusia" (Mat 9:8). Kuasa Kristus itu adalah otoritas yang dipakai Yesus untuk berbicara dan melayani yang membuat banyak orang tercengang. Namun Yesus berkata bahwa : baik firman-firmanNya dan pekerjaanpekerjaanNya diberikan padaNya oleh Bapa (Yoh 14:10,11). Sebagai manusia dan Mesias, otoritas Kristus adalah riil karena diserahkan oleh Bapa dan atas perintah Bapa pula Ia melakukan segala pekerjaan-Nya.
9

2. Meliputi Sorga Dan Bumi Otoritas Kristus adalah otoritas tertinggi yang meliputi segala kuasa yang ada di sorga dan di bumi (Mat 28:18). Paulus menerangkan dalam Filipi 2:10-11 bahwa di dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang dibawah bumi, dan segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemulian Allah, Bapa! Otoritas Kristus melampaui otoritas manusia, alam, dunia, sistem, roh jahat dan apapun yang ada. Karakteristik Otoritas Kristus dinyatakan melalui: 1. Pengajaran-Nya (Mat 7:28-29) 2. Kekuasaan atas roh jahat (Mar 1:27) 3. Kekuasaan atas Alam (Luk 8:24) 4. Pengampunan Dosa (Luk 5:24) 5. Kekuasaan atas Sakit Penyakit (Mar 5:41) 6. Kekuasaan atas Alam Maut (Mat 16:19) OTORITAS RASULI Otoritas Rasuli adalah otoritas Kristus yang didelegasikan kepada rasul-rasul-Nya yang berhubungan dengan pemberitaan Injil dan menyebarluaskan Injil sampai ke ujung bumi. Otoritas Kristus ini diberikan kepada seorang rasul yang adalah pribadi yang diutus dan ditugaskan sebagai duta Kristus yang diperlengkapi dengan otoritas atau kekuasaan dari Tuhan untuk mewakili Allah dan bertindak dengan otoritas dan wahyu Tuhan guna penyelamatan dan pemulihan kembali hubungan manusia dengan Allah.

10

OTORITAS ORANG PERCAYA Otoritas orang percaya adalah otoritas yang kita terima dari Kristus sebagi orang percaya untuk tugas-tugas pelayanan di muka bumi ini. Otoritas orang percaya meliputi: 1. Otoritas Di Atas Kuasa Dari Musuh (Luk 10:19) 2. Otoritas Terhadap Setan (Roma 16:20) 3. Otoritas Sebagai Duta-Duta Dari Kristus (Yoh 17:18) 4. Otoritas Di Dalam Kerajaan Allah (Roma 8:17)

11

BAB IV KESIMPULAN

Pengertian otoritas adalah mandat atau hak atau kuasa yang ada atau diberikan kepada seseorang atau kelompok untuk mengatur, memerintah, memutuskan sesuatu, menegakkan hukum, mengadili, menghukum atau mempengaruhi orang lain untuk pencapaian tujuan dari pemberitaan otoritas itu sendiri. Pemahaman yang benar akan otoritas dan sumber otoritas akan menolong seseorang yang menerima otoritas untuk melakukan tugasnya dan mempertanggungjawabkan kepada sipemberi otoritas dengan baik. Bila kita mencermati berdasarkan jalur atau hierarkhi kekuasaan, baik otoritas yang bersumber dari dunia maupun dari Allah, seorang pemilik otoritas, sesungguhnya juga merupakan orang yang berada di bawah otoritas. Ditinjau dari sumber otoritas maka dapat disimpulkan bahwa orang yang memiki otoritas dunia belum tentu memiliki otoritas rohani karena otoritas dunia itu terbatas pada satu sistem dan kekuasaannya juga terbatas serta dapat dikalahkan dan digantikan. Sedangkan orang yang memiliki otoritas rohani juga memiliki pengaruh dan kendali atas dunia karena otoritas ini bersumber dari otoritas tertinggi milik Tuhan pencipta alam semesta yang tidak dapat dibatasi oleh apapun, tak terkalahkan dan tak tergantikan serta kekal atas dunia ciptaan-Nya.

12

DAFTAR PUSTAKA 1. Internet. 2. Jimmy Oentoro, Gereja Impian, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010. 3. Robinson, Stuart, Cara Mendapatkan Kuasa : Jakarta, Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, 1998. 4. Sonny Eli Zaluchu, Diktat Kuliah, STTIH 2012.

13

You might also like