You are on page 1of 5

Clinical Attachment in Puskesmas

Dwi Astuti Dharma Putri Kelompok 12/C, Nim: 14519 Pendidikan Dokter 2011, Fakultas Kedokteran UGM

Pembukaan
Sesuai Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004, Puskesmas adalah UPDT (Unit Pelaksanaan Teknis Dinas) kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Sedangkan menurut Depkes RI 1991, Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Tujuan dari diadakannya Puskesmas adalah mendukung tujuan pembangunan kesehatan nasional, yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Sedangkan fungsi dari Puskesmas sendiri adalah sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata I, meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat. Puskesmas Pakualaman, Pada kesempatan kali ini penilaian yang dilakukan didasarkan dari observasi yang dilakukan ketika field visit di Puskesmas Pakualaman pada 19 Juni 2012. Puskesmas Pakualaman terletak di Jalan Jayengprawiran 13, Kecamatan Pakualaman. Puskesmas ini merupakan suatu Puskesmas utama di tingkat kecamatan yang memiliki luas bangunan tersempit se-Kota Yogyakarta. Puskesmas yang terletak di jalan sempit ini belum terakreditasi dan belum mempunyai standar ISO. Cakupan wilayah dari Puskesmas Pakualaman tidak terlalu luas, yaitu hanya dua kelurahan, yaitu kelurahan Purwokinanti dan kelurahan Gunung Ketur yang mempunyai warga sekitar 11.760 orang.

The Health Centre


A. Struktur 1. Struktur Organisasi
Pusat manajemen Puskesmas Pakualaman berada di bawah pimpinan kepala puskemas Pakualaman. Kepala bagian Tata Usaha (TU) berada langsung di bawah kepala Puskesmas dan bertanggung jawab atas berbagai urusan administrative dan pemeliharaan Puskesmas. Kepala TU membawahi beberapa sub-bagian TU dan unit-unit pelayanan. Sub-bagian TU terdiri atas, bagian Urusan Umum, Penata Kepegawaian, Keuangan, Pengelolaan Barang, Sistem Informasi & Data, dan Pelaporan. Sedangkan unit-unit pelayanan yang dimaksud adalah Balai Pelayanan Umum (BPU), Balai Pelayanan Gigi (BPG), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB), Konsultasi Psikologi dan Gizi.

2. Sumber Daya Manusia


Puskesmas Pakualaman memiliki total 35 orang tenaga kesehatan medis, paramedis, dan non-medis yang sebagian besar bekerja secara full time. Sumber daya manusia tersebut yaitu 3 dokter umum, 2 dokter gigi, 1 Sarjana Kesehatan Sasyarakat (SKM), 3 perawat umum, 2 perawat gigi, 3 bidan, 1 sanitarian, 1 nutrisionis, 1 petugas rekam medis, 2 analis laboratorium, 1 psikolog, 1 asisten apoteker, 8 karyawan non-medis dan non-paramedis, 1 sopir, 1 petugas kebersihan, 1 petugas jaga malam, dan 2 surveillance kelurahan.

3. Jenis-Jenis Pelayanan
a) Rekam Medis Rekam medis di Puskesmas Pakualaman menggunakan sistem perorangan. Selain dicatat secara manual, data rekam medis pasien juga disimpan dalam bentuk digital menggunakan Sistem Informasi Puskesmas atau SIMPUS, sehingga rekam medis pasien bisa diakses dengan cepat oleh bagian-bagian yang membutuhkan. b) Badan Pelayanan Umum (BPU) BPU merupakan salah satu pelayanan rawat jalan di Puskesmas Pakualaman. Unit ini merupakan pusat pelayanan kuratif, dimana pasien akan mendapatkan treatment. Di BPU terdapat 2 dokter umum dan 3 perawat umum yang fungsional. Pembagian kerjanya adalah sebagai berikut, dokter melakukan anamnesis, melakukan pemeriksaan fisik, memberikan treatment atau intervensi khusus, menuliskan resep obat kepada pasien, dan menuliskan rekam medis manual; perawat

1|Clinical Attachment in Family Physician

c)

d)

e)

f)

g)

h)

i)

melakukan pemeriksaan vital signs, membantu dokter, dan melakukan pengisian rekam medis elektronik yang terintegrasi dalam SIMPUS. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Bagian KIA diisi oleh tiga orang bidan. Pelayanan yang diberikan oleh bidan meliputi konsultasi kehamilan, pemberian vitamin dan tambahan mineral pada ibu hamil, pemantauan kesehatan janin dan ibu hamil, pemberian imunisasi pada bayi, penyuluhan kesehatan ibu hamil dan bayi, penggunaan alat KB, dan sebagainya. Bagian KIA pada Puskesmas Pakualaman membawahi seluruh posyandu di kecamatan Pakualaman, yaitu sebanyak 19 Posyandu. Puskesmas dan Posyandu setiap bulannya rutin memberikan penyuluhan mengenai kesehatan dan keselamatan ibu dan anak dalam kelas ibu ataupun suami siaga. Klinik Psikologi Obat-obat KB yang tersedia pada Unit psikologi di Puskesmas Pakualaman tergolong baru, karena baru mulai beroperasi pelayanan KIA pada Juli 2010. Konsultasi psikologi dilayani oleh seorang psikolog, yaitu Adis Yuniasih, S. Psi., Psi. yang berpraktik hanya di hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Dalam sehari, psikolog menerima sekitar 20-30 kunjungan yang masing-masingnya berkisar dari 15 menit sampai 2 jam. Pelayanan mental health ini diberikan kepada pasien yang dirujuk unit Puskesmas lain (misalnya dari Badan Pelayanan atau KIA) ataupun Atas Permintaan Sendiri (APS). Bersama dengan unit lain, klinik psikologi banyak mengadakan kegiatan penyuluhan, mulai dari penyuluhan anak, remaja, pasutri, hingga lansia. Penyuluhan seringkali diadakan dengan permintaan dari masyarakat. Pada praktiknya, psikolog tidak diperbolehkan menuliskan resep, treatment yang ia berikan kepada pasien hanya sebatas psychotreatment. Psikolog juga harus mendokumentasikan isi konsultasi dalam sebuah rekam pemeriksaan psikologis yang berbeda dari rekam medis. Unit Gawat Darurat (UGD) UGD Puskesmas Pakualaman melayani kasus-kasus emergency sedikit lebih lama dari jam konsultasi Puskesmas, yaitu hari Senin sampai Sabtu pukul 07.30 sampai 14.30. Pembedaan kasus emergency dengan kasus non-emergency dilakukan dengan penilaian pada hasil pemeriksaan fisik dan gejala-gejala yang timbul pada pasien. Penanganan yang diberikan tergantung pada masing-masing kasus. Pertolongan pertama yang dapat diberikan oleh UGD pada puskesmas Pakualaman adalah jahit, pemberian oksigen, electrocardiography, dan pemberian obat-obatan. Pada kasus-kasus di mana UGD Puskesmas tidak mampu memberi pertolongan lebih lanjut pada pasien, pasien akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah. Klinik Gigi Klinik gigi pada Puskesmas Pakualaman memiliki dua orang dokter gigi dan dua orang perawat gigi. Peralatan penunjang pemerik saan dan perbaikan gigi yang dimiliki cukup lengkap dan dalam kondisi yang baik. Selain pelayanan di dalam puskesmas, klinik gigi Puskesmas Pakualaman juga selalu memberikan penyuluhan rutin setiap bulannya dengan s asaran utama anak-anak balita, TK, dan SD. Setiap dua kali dalam setahun, secara inisiatif, klinik gigi Puskesmas Pakualaman mendatangi setiap sekolah dasar yang berada di kecamatan Pakualaman. Tidak terdapat kader kesehatan gigi yang dapat menunjang hasil yang maksimal dari kerja klinik gigi. Ruang Periksa Gigii Laboratorium Puskesmas Pakualaman memiliki laboratorium dengan luas ruangan 2m x 2m yang dijaga oleh dua petugas harian. Pelayanan pemeriksaan laboratorium buka setiap hari Senin sampai Sabtu, pukul 07.30-11.00. Dilengkapi dengan alat pemeriksaan standar, laboratorium menyediakan pelayanan pemeriksaan dasar (kimia darah, hematologi, urin rutin, feses rutin, immunoserologi, tes kehamilan, tes NAPZA, Widal, dan malaria). Sedangkan pemeriksaan penunjang yang tidak dapat dilaksanakan di Puskesmas akan dirujuk ke Puskesmas lain, laboratorium swasta, maupun ke RSUD. Alat-alat penunjang pemeriksaan dalam Farmasi laboratorium Di bagian farmasi Puskesmas Pakualaman, terdapat tiga orang pegawai, yakni satu orang asisten apoteker dengan latar belakang pendidikan terakhir Sekolah Menengah Farmasi (SMF), dan dua orang staf pembantu lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Asisten apoteker memberikan edukasi kepada pasien mengenai kapan dan bagaimana obat tersebut harus diminum. Asisten apoteker juga bertugas memindahkan data pada resep manual untuk disalin ke laporan rutin dan SIMPUS. Klinik Gizi Klinik gizi yang terletak di lantai atas memiliki satu orang ahli gizi/nutrisionis yang siap menerima konsultasi pasien setiap jam kerja Puskesmas. Terdapat empat kegiatan utama dalam pelayanan klinik gizi: pemberian suplemen vitamin A pada balita melalui Posyandu setiap bulan Februari dan Agustus, pemberian suplemen Fe pada ibu hamil, pemberian suplemen Fe pada ibu nifas, dan pemberian vitamin A pada ibu nifas. Klinik gizi Puskesmas bekerja sama dengan Posyandu yang ada di seluruh kecamatan dalam melakukan pemantauan satatus gizi masyarakat, terutama anak ballita. Selain balita,

2|Clinical Attachment in Family Physician

yang menjadi fokus kerja klinik gizi adalah orang-orang lansia. Puskesmas melakukan penyuluhan dan penimbangan lansia setiap dua bulan sekali. j) Sanitasi Upaya kesehatan di bidang kesehatan lingkungan dimaksudkan juga sebagai pencegahan timbulnya suatu penyakit yang berhubungan dengan lingkungan, diantaranya malaria, diare, cacingan, dll. Kegiatan di bidang kesehatan lingkungan meliputi pemeriksaan sarana air bersih, tempat-tempat umum, pemeriksaan warung/rumah makan, pemeriksaan jentik pada tempat penampungan air di rumah penduduk, dan penyuluhan yang dikaitkan dengan penyakit yang diderita oleh pengunjung Puskesmas. Petugas sanitasi lingkungan setiap bulan mengumpulkan sampel air dari setiap RT dan sampel air dan makanan dari rumah makan dan penginapan.

4. Sarana dan Prasarana


Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Puskesmas Pakualaman memiliki luas gedung yang relatif kecil, yang terdiri dari lantai dasar, lantai atas, dan lantai bawah tanah atau basement. Terdapat dua buah ruang mushola kecil di lantai atas dan dua buah toilet pada masing-masing lantai. Toilet selalu berada dalam kondisi yang sehat dan baik. Pengairan juga selalu terjaga dengan baik. Sejumlah wastafel juga tersedia untuk memudahkan akses pasien dan karyawan terhadap air bersih. Sarana penanganan kasus kebakaran yang ada yaitu tersedianya tabung pemadam kebakaran. Sarana pembuangan sampah disediakan dengan sangat baik. Tempat sampah yang dapat ditemukan di hampir semua ruang dibagi menjadi sampah medis dan sampah non-medis. Sampah medis dikumpulkan dan dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kota untuk nantinya dimusnahkan. Sedangkan sampah non-medis dibuang bersama-sama dengan sampah rumah tangga penduduk.

5. Keuangan

Mobil Ambulans milik Puskesmas Pakualaman

Puskesmas Pakualaman berada di bawah tanggung jawab Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, sehingga sumber pendanaan pun sebagian besar berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Yogyakarta. Selain itu, sebagai suplemen dana untuk meningkatkan kinerja Puskesmas, pemerintah memberikan bantuan melalui Kementrian Kesehatan Republik Indonesia berupa Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Beberapa perusahan asuransi kesehatan, misalnya PT. Askes, Jamkesmas, dan Jamkesda bekerja sama dengan Puskesmas dalam pelayanan kesehatan masyarakat berstatus ekonomi menengah ke bawah, terutama masyarakat dengan status pegawai negeri. Pasien yang bergabung dengan perusahaan asuransi tidak perlu lagi mengeluarkan uang tunai untuk pembayaran jasa dokter dan obat. Dengan sistem claim, perusahaan asuransilah yang akan membayarkan biaya pengobatan pasien kepada pihak rumah sakit. Puskesmas Pakualaman tidak memiliki donator atau sumber dana lain dalam membiayai kegiatan operasionalnya.

B.

Proses
1. Proses Pelayanan
Baik pasien baru maupun pasien lama yang datang ke Puskesmas harus mengisi buku pendaftaran terlebih dahulu. Setelah dikonsultasikan balai apa yang akan dituju, pasien harus membayar uang retribusi sebesar Rp2.000,00 bagi pasien dengan KTP Yogyakarta. Pasien dengan asuransi kesehatan (Askes, Jamkesmas, atau Jamkesda) akan mengisi daftar yang berbeda. Setelah itu, pasien diberi rekam medis dan menunggu di ruang tunggu sampai gilirannya tiba. Pasien penderita Tuberculosis dan pasien dengan kondisi gawat darurat selalu didahulukan. Setelah konsultasi berakhir, pasien harus kembali ke bagian administrasi bila ada tindakan tambahan yang diperlukan. Jika tidak ada pemeriksaan tambahan, pasien dapat menebus obat di bagian farmasi atau kembali ke rumah.

Ruang Tunggu Pasien

2. Laporan Berkala
Setiap bulannya, Puskesmas Pakualaman memiliki kewajiban memberikan laporan kepada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Isi laporan tersebut yaitu LB1 = laporan mengenai kesakitan, LB2 = laporan mengenai penggunaan obat, LB3 = laporan mengenai KIA dan gizi, dan LB4 = laporan mengenai kegiatan Puskesmas.

3. Laporan Khusus

3|Clinical Attachment in Family Physician

Laporan khusus hanya dilakukan ketika terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada masyarakat di area kerja Puskesmas Pakualaman yang akan dilaporkan langsung ke Dinas Kesehatan untuk selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh Dinas Kesehatan, yang akan mengirim petugas-petugas tambahan dalam upaya penanganan KLB.

4. Usaha Peningkatan Kualitas Klinis


Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Puskesmas Pakualaman memiliki sepuluh unit pelayanan kesehatan yang masing-masing memiliki karyawan yang selalu berusaha mengembangkan kualitas unitnya. Interaksi antarunit dan koordinasi lintas program dapat berjalan dengan baik dan terstruktur. Puskesmas secara aktif terjun langsung dalam kehidupan masyarakat lewat pendirian posyandu dan pengadaan survei kesehatan di lingkungan masyarakat. Puskesmas Pakualamaan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan advokasi, bina suasana dan gerakan masyarakat sehingga dapat menerapakan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Di dalam manajemen mutu sumber daya manusia, pelayan medis dan paramedis wajib memperbarui pengetahuan klinisnya melalui berbagai penyuluhan yang diadakan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan berbagai perguruan tinggi. Seminar-seminar tingkat kota dan tingkat nasional tersebut merupakan program wajib dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

5. Pengukuran Terhadap Indikator dari Proses


Indikator dari proses yang dihasilkan dari kegiatan pelayanan kesehatan Puskesmas adalah tercapainya setiap standar yang diberlakukan dan terlaksananya setiap sistem yang dijalankan. Puskesmas Pakualaman memiliki indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat. Terdapat pula indikator dari sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan sumber daya lainnya. Dari profil yang dibuat setiap tahunnya, dapat dilihat seberapa besar pencapaian yang dilakukan oleh Puskesmas Pakualaman dalam menyehatkan kecamatan Pakualaman. Dari data-data tersebut, perencanaan perbaikan pelaksanaan program kesehatan dapat terlaksana dengan baik.

6. Akreditasi
Puskesmas Pakualaman belum mendapat sertifikasi atau akreditasi formal seperti ISO International Standard. Banyak Puskesmas di Kota Yogyakarta yang sudah terakreditasi ISO. Penggiatan dan pendanaan merupakan faktor utama suatu akreditasi sangan bergantung pada Dinas Kesehatan Kota. Puskesmas Pakualaman hanya perlu menunggu kebijakan Dinas Kesehatan Kota untuk membangun sebuah rencana pengembangan kualitas dan standar mutu pelayanan untuk Puskesmas Pakualaman.

7. Proses Manajemen Obat


Semua obat di Puskesmas Pakualaman disuplai oleh gudang farmasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, sehingga baik pengadaan, penggunaan, maupun persediaan obat harus selalu dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat) atau LBII merupakan contoh laporan kebutuhan obat. Laporan tersebut berada di dalam sebuah sistem pelaporan terpadu bernama SP2TP (Sistem Pencatatan Pelayanan Terpadu Puskesmas), yang bersama laporan lain dikirimkan setiap bulannya melalui e-mail. Pencatatan obat yang diberikan kepada pasien juga masuk dalam sebuah sistem informasi khusus yang sudah terhubung antarunit bernama SIMPUS (Sistem Penyimpanan Obat Pada Ruang Farmasi Informasi Puskesmas). Penggunaan obat di Puskesmas sendiri menganut sistem FEFO (First Expired First Out), artinya obat yang digunakan terlebih dulu adalah obat-obat yang akan habis masa berlakunya. Pengiriman obat kembali ke Dinas Kesehatan dilakukan untuk obat-obatan yang telah habis masa berlakunya untuk nantinya dimusnahkan.

C.

Keluaran 1. Profil Morbiditas dan Mortalitas Masyarakat

Terdapat satu kematian ibu dan dua kematian bayi di kecamatan Pakualaman pada tahun 2011. Satu bayi meninggal di usia enam hari karena kelahiran kongenital dan diare, sedangkan satu bayi yang lain meninggal di usia tiga bulan karena kelahiran kongenital dan palatoschisis. Sepuluh besar penyakit di Puskesmas Pakualaman pada tahun 2011 adalah sebagai berikut: Penyakit Infeksi Saluran Napas Akut merupakan penyakit paling banyak terjadi. Penderita diabetes melitus juga cukup banyak. Hal ini terbukti dari jumlah pemanfaatan laboratorium oleh pasien. Sepuluh besar jenis pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Pakualaman tahun 2011 dari jumlah terbanyak yaitu: gula darah, kolesterol, asam urat, trigliserida, hemoglobin, hematokrit, dan pemeriksaan sedimen lainnya. Terjaganya angka kesakitan di Puskesmas Pakualaman dapat dilihat dari banyak segi. Berikut ini adalah data yang dikumpulkan pada tahun 2011: Tidak terdapat kasus Acute Flccid Paralysis (AFP) pada anak berusia di bawah 15 tahun.

4|Clinical Attachment in Family Physician

Penderita TB paru BTA+ berjumlah 9 penderita TB paru dengan BTA+ sembuh semuanya setelah mendapat treatment. Pada tahun 2011 terdapat 8 penderita ISPA yang mengarah ke Pneumonia dan semua penderita sembuh 100%. Tidak ditemukan penderita HIV/AIDS. Terdapat 11 penderita DBD yang tersebar di dua wilayah kelurahan. Dalam kurun waktu tertentu, semua penderita DBD sembuh 100%. Terdapat 816 kasus diare yang 220 diantaranya adalah pasien balita. Tetapi semua penderita diare sudah dapat ditangani dengan baik dan cepat.

2. Kepuasan Pasien
Pasien-pasien mengaku cukup puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh petugas-petugas maupun dokter yang bekerja di Puskemas. Pelayanan dilakukan secara cepat dan sistematis. Informasi mengenai hasil pemeriksaan dan diagnosis terhadap penyakit yang diderita mudah dimengertI. Pencapaian area pelayanan dapat dijadikan dijadikan standar bahwa tindakan promotif, prefentif, dan kuratif Puskesmas berjalan dengan optimal. Di wilayah Pakualaman, terdapat limabelas balita dengan satus gizi rendah (BGM). Puskesmas telah melakukan tindakan penanganan untuk meningkatkan status gizi kelimabelas balita. Kesehatan gigi anak berada pada status rata-rata buruk meskipun kegiatan edukasi langsung dan penyuluhan tidak langsung sudah giat dilaksanakan. Pada tahun 2011, 21 dari 113 ibu hamil yang ada mempunyai ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) <23,5 cm. Hasil ini lebih baik dari tahun 2010. Penyediaan sarana air besih, sarana pembuangan air limbah, dan pembuangan sampah yang pada pemukiman warga kebanyakan telah memenuhi syarat sanitasi. Dari 1060 rumah warga yang diperiksa, 1000 di antaranya dinyatakan sebagai rumah sehat, dengan 1000 rumah memiliki jamban sehat, dan 1000 rumah memiliki air limbah sehat.

3. Keluaran Lain untuk Penyakit Tertentu

Pemukiman Sekitar Puskesmas yang Terjaga Sanitasinya

Outcome dari penyakit spesifik yang dicatat dengan jelas adalah outcome dari penyakit Tuberculosis. Dimana sepanjang tahun 2011, terdapat 82 pasien suspect TB yang 9 di antaranya positif menderita TB Paru dimana satu dari sembilan pasien tersebut adalah kasus lama. Lima diantaranya telah sembuh setelah ditangani dan diintervensi oleh dokter, sedangkan satu pasien dinyatakan meninggal dunia akibat TB paru.

Diskusi Individual
Dari apa yang telah kami pelajari dari sistem pelayanan kesehatan di tingkat Puskesmas, beberapa hal positif yang telah ada yaitu adalah tersedianya banyak jenis balai penunjang pengobatan di luar balai pelayanan umum di tingkat puskesmas yang relatif mencukupi kebutuhan pasien di daerah tersebut, sehingga kebutuhan untuk mengunjungi rumah sakit dapat diminimalisir. Selain itu, sistem pelayanannya telah tertata dengan apik sehingga proses pelayanan menjadi lebih efektif dan efisien. Ditambah dengan sistem informasi yang telah terintegrasi dengan adanya SIMPUS yang memudahkan pengelolaan data pasien dan mereduksi kesalahan data yang dapat dikoreksi oleh seluruh komponen penyedia jasa pelayanan di puskesmas. Namun sayang, pelayanan di Puskesmas Pakualaman masih terbatas dengan kurangnya SDM yang kompeten. Dibuktikan dengan jumlah dokter umum yang tidak memadai, selain itu tidak adanya dokter spesialis di puskesmas ini. Kebutuhan akan adanya apoteker untuk proses dispensing obat adalah sesuatu yang diwajibkan, namun di Puskesmas Pakualaman hanya ada tenaga asisten apoteker, hal ini jelas tidak sesuai dengan standar operasi pemberian obat kepada pasien, mengingat tugas mengedukasi dalam pemberian obat adalah kompetensi seorang apoteker, bukannya asisten apoteker. Untuk kedepannya, hal-hal yang berkaitan dengan SDM ini selayaknya dapat ditanggulangi dengan pengadaan tenaga ahli sesuai dengan bidangnya masing-masing. Masalah kedua yang meurut saya cukup krusial adalah jam buka puskesmas yang terlalu singkat dan menyebabakan kesulitan bagi pasien yang sakit namun terhambat oleh tutupnya puskesmas, mengingat waktu pembukaan terhitung sangat singkat apalagi pada hari Jumat dan Sabtu, serta sama sekali tidak buka pada hari Minggu, padahal kebutuhan kesehatan tidak hanya dibutuhkan pada waktu jam kerja yang sangat terbatas itu. Peran dokter sendiri di Puskesmas Pakualaman terbagi menjadi 2 jenis : praktisi kesehatan yang bekerja langsung di klinis dan sebagai bagian administratif di Puskesmas. Dokter yang berperan sebagai bagian administratif adalah Kepala Puskesmas yang juga seorang dokter gigi, dedangkan dokter lain berprofesi sebagai praktisi kesehatan yang bekerja langsung di klinis dan berhadapan dengan pasien. Dokter selain bertugas melayani dan memberi pengarahan kesehatan, mereka juga berperan sebagai role model bagi pasien serta keluarga pasien yang mengunjungi puskesmas utamanya dalam bidang kesehatan. Seluruh komponen penyedia jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas Pakualaman bekerja sama dalam satu tim yang utuh dan kompak dalam menjalankan tugas sebgai praktisi kesehatan yang bertanggung jawab penuh atas pelayanan kesehatan untuk warga wilayah tersebut.

Referensi
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta 2012, Profil Puskesmas Pakualaman tahun 2012 (data 2011), Yogyakarta

5|Clinical Attachment in Family Physician

You might also like