Professional Documents
Culture Documents
Dari data tersebut di atas sudah saatnya dunia perbankan mulai mengalihkan
perhatian dan keberpihakannya pada dunia UMKM sebab disamping menjanjikan profit
yang bagus, risikonya pun lebih kecil dibanding bisnis sekala usaha besar.
Keuntungan yang dapat diraih oleh dunia perbankan yang bermain dalam sekala UMKM
adalah sebagai berikut :
1. Profit yang tinggi, hal ini sejalan dengan karakteristik usaha dimana semakin kecil
jenis usahanya maka margin keuntungan yang ditetapkan umumnya relatif lebih besar,
sehingga Bank dapat menetapkan margin yang lebih tinggi untuk usaha UMKM.
2. Risiko lebih kecil, sesuai dengan plafond pinjaman yang lebih kecil dan lebih
terdistribusi melalui usaha retail, selain itu para pebisnis retail umumnya cenderung
lebih taat akan aturan perbankan dan lebih takut apabila berhubungan dengan pihak
yang berwenang apabila nantinya wan prestasi kepada pihak perbankan.
3. Turut serta dalam pembangunan ekonomi bangsa, sesuai dengan perannya yang
strategis dalam pembangunan ekonomi nasional dimana UMKM dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam
pendistribusian hasil-hasil pembangunan.
1. Hambatan dari sisi pelaku UMKM, dapat dibagi menjadi 2 (dua) katagori yakni :
A. Hambatan Internal
Berupa hambatan yang lebih didominasi oleh pengelolaan internal organisasi yang
meliputi :
1) Terbatasnya permodalan dari pemilik usaha.
2) Kapasitas sumberdaya manusia yang kurang memadai baik skill maupun
kompetensi terhadap usaha yang dijalankan.
3) Lemahnya jaringan usaha dan penetrasi pasar.
B. Hambatan Eksternal
Berupa hambatan yang lebih diakibatkan oleh keadaan luar biasa dari kajian
ekonomi makro maupun kebijakan pemerintah yang meliputi :
1) Iklim Usaha Yang Belum Kondusif
Terkait dengan kebijakan kemudahan perijinan, keringanan pajak, kenaikan
BBM dan TDL Listrik.
2) Implikasi Otonomi Daerah
Terkait dengan masuknya bisnis pengusaha besar ke daerah-daerah.
3) Implikasi Perdagangan Bebas
Banjirnya hasil industri UKM impor dari negara lain.
2. Hambatan dari sisi Perbankan, dapat dibagi menjadi 2 (dua) katagori yakni :
A. Hambatan Internal
Berupa tingkat kesulitan internal bank dalam mengelola bisnis UMKM yang
meliputi :
1) Keanekaragaman potensi daerah
Potensi daerah dimasing-masing Unit Pelayanan Bank sangat bervariasi dan
tentunya orientasi bisnis penentuan porto folio pembiayaan dari tiap-tiap
Cabang akan berbeda pula.
2) Sumberdaya yang terbatas
Sumberdaya yang meliputi Jaringan Cabang BANK dalam satu daerah dan
jumlah pegawai yang menangani pembiayaan. Rata-rata jumlah pegawai yang
menangani pembiayaan disetiap Cabang BANK umumnya berjumlah 3 orang
sehingga bisa dikatakan kurang memadai untuk masuk kedalam sektor UKM
yang mana pelaku usaha ini secara psikologis membutuhkan perhatian yang
lebih intensif.
3) Perangkat analisa yang belum memadai
Belum adanya rumusan teknis analisa khusus usaha mikro & kecil, sehingga
menjadi kesulitan bagi pelaku usaha mikro & kecil apabila harus di analisa
menggunakan teknis analisa bagi usaha menengah & besar.
B. Hambatan Eksternal
Berupa hambatan yang didasarkan pada kemampuan pelaku bisnis UMKM
didalam memenuhi kajian analisa kelayakan dari Bank.
1) Kondisi UMKM itu sendiri
a. Dilihat dari sisi bentuk
• Berdiri sendiri
Usaha Mikro, Kecil & Menengah (UMKM) yang umumnya merupakan
perusahaan keluarga yang berdiri secara individual dan tidak terkait
dengan industri lainnya, sebagai contoh adalah ; usaha warung makan,
toko kelontongan dan lain sebagainya yang bersifat kepemilikan
individu.
• Terorganisir
Pada umumnya merupakan UMKM yang pada awalnya berdiri sendiri
namun dalam perjalanannya masuk dalam anggota atau membentuk
suatu wadah yang biasanya disebut asosiasi, yang merupakan
kumpulan usaha dengan bisnis sejenis.
• Binaan Perusahaan Besar
Pada umumnya dapat berupa UMKM yang berdiri sendiri atau asosiasi
yang mendapatkan pengayoman dari perusahaan lain yang lebih besar.
Kaitan yang biasa terjadi adalah hubungan pemenuhan kebutuhan
barang bagi perusahaan besar tersebut. Sebagai contoh adalah PT.
Unilever Tbk yang mempunyai UMKM binaan yakni petani gula kelapa
di wilayah Kabupaten Sukabumi.
b. Dilihat dari sisi produk yang dihasilkan
• Produk yang mempunyai daya tahan yang lama seperti ; produk-produk
kerajinan, pakaian dan lain sebagainya yang tidak mudah rusak dalam
jangka waktu yang lama.
• Produk dengan daya tahan yang pendek seperti ; produk makanan,
pengolahan susu dan lain sebagainya yang mudah rusak dalam waktu
yang relatif singkat.
2) Agunan
Hampir 90 % pelaku UMKM yang mengajukan pembiayaan mempunyai
kesulitan didalam pemenuhan agunan yang dipersyaratkan oleh Bank. Tingkat
kesulitan yang sering dijumpai dapat dibagi kedalam beberapa kelompok,
meliputi :
a. Terdapat agunan dengan nilai yang tidak mencukupi.
Biasanya dijumpai pada usaha yang sudah menanjak kelevel kecil dan
menengah dengan batas plafond sebesar Rp.50 – 500 juta rupiah .
Terdapat agunan dengan syarat agunan yang tidak sesuai ketentuan bank.
Biasanya dijumpai pada usaha Mikro, Kecil & Menengah, dengan agunan
tanah & bangunan yang biasanya masih berupa Girik/Leter C/Petok D.
Namun untuk usaha level Kecil & Menengah dengan plafond > Rp.100 jt
biasanya tidak berkeberatan apabila surat tanah tersebut ditingkatkan
menjadi sertifikat, sebaliknya untuk level pembiayaan Mikro, peningkatan
surat tanah yang mengakibatkan biaya tinggi dirasakan tidak sepadan
dengan pinjaman yang diajukannya.
b. Tidak memiliki agunan
Lebih sering dijumpai pada level usaha Mikro.
Apapun hasil pemikiran yang dituangkan dengan cita-cita untuk memajukan sektor
UMKM di Indonesia, tentunya tidak terlepas dari kesadaran, kerja keras dan upaya yang
serius dari 4 komponen penggerak pemberdayaan UMKM yakni pemerintah, perbankan,
pelaku usaha dan seluruh masyarakat (Ilustrasi lihat bagan 1).
Bagan 1.
PEMERINTAH
Taufiq, Muhammad. 2004. Strategi Pengembangan UKM Pada Era Otonomi Daerah
dan Perdagangan Bebas.
Adiningsih, Sri. DR. 2004. Regulasi Dalam Revitalisasi Usaha Kecil Dan Menengah Di
Indonesia.
Jafar Hafsah, Muhammad. Dr.Ir. 2004. Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan
Menengah.