Professional Documents
Culture Documents
Konsentrasi tulisan ini adalah ke arah penjelasan desain dan operasional dari pembuangan
tekanan system untuk pabrik dimana ada gas sebagai fluidanya. Metoda Perhitungan,
penseleksian yang lebih jauh dapat mengacu pada API RP 520, API RP 521, GPSA, ASME,
standar perusahaan, standar internasional dan berbagai standar lain yang telah ada. Elemen
utama dari sistem pembuangan tekanan adalah alat pembuang tekanan
(SV/PSV/PRV/BDV), vent scrubber serta vent sistemnya, sistem perpipaan ke flare, flare
dari separator, flare-nya sendiri serta sistem pengapiannya. Pressure Relief Valves (RV)
atau jenis Relief Valves lainnya digunakan untuk melindungi perpipaan dan alat-alat proses
dari kelebihan tekanan. Penggunaan dan seleksi yang tepat serta lokasi dan pemeliharaan
relief devices sangat penting untuk melindungi personel dan equipment dengan mengacu
kepada kode-kode dan aturan-aturan yang ada.
Pendefinisian kapasitas maksimum dari fluida yang akan dibuang ke relief system tersebut
memerlukan analisa yang dalam dengan berbagai asumsi, tetapi penentuan awal ini yang
diperlukan, dengan asumsi umum bahwa dua keadaan emergency oleh kegagalan
equipment yang tidak saling berhubungan atau operator error tidak akan terjadi secara
sekaligus (no double jeopardy). Sequence dari keadaan tersebut harus diperhitungkan,
dengan jalan mengetahui keseluruhan desain operasional termasuk mengenali tipe driver
pompa yang digunakan, sumber cooling water, spare yang disediakan (misal pada vessel
body), layout pabrik, instrumentasi, dan philosophy dari emergency shut down-nya.
Beberapa contoh kasus failure aliran fluida yang mungkin terjadi dan masuk pada relief
sistem adalah :
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
1
3. Tube Rupture
Ketika adanya perbedaan yang besar pada desain pressure antara shell dan tube pada
sebuah HE (biasanya rasio 1.5 sampai rasio 1 atau lebih), pendefinisian diperlukan
untuk pembuangan pada side/ruang yang mempunyai tekanan rendah (low pressure
side). Biasanya, untuk desain, hanya 1 tube dipertimbangkan untuk “rupture” (pecah).
Ketika media dingin bertemu dengan media panas, efek dari flashing juga perlu
dipertimbangkan, atau juga kemungkinan dari transient overpressure karena berubahnya
uap yang tiba-tiba menjadi liquid.
5. Thermal Expansion
Jika isolasi dari process line pada ruang dingin (cold side) sebuah HE dapat
menimbulkan excess pressure akibat adanya panas yang masuk dari warm side, maka
line atau cold side dari HE tersebut harus diproteksi dengan sebuah relief valve. Jika
peralatan atau line dapat diisolasi pada kondisi full liquid, relief valve harus disediakan
untuk thermal expansion pada kontainer liquid itu. Rendahnya temperatur proses,
radiasi matahari (solar radiation), atau perubahan pada kondisi temperatur atmosfir
mengharuskan proteksi termal di dalamnya. Flashing pada control valve juga harus
dipertimbangkan.
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
2
6. Blowdown Case
Adalah keadaan dimana fluida terjebak pada kondisi blow down (misal kondisi settle
out pada kompresor yang fail) dalam suatu unit yang dimatikan karena kegagalan
mekanikal atau gangguan dari unit proses lain dimana perkiraan jumlah fluida yang
terjebak yang harus dibuang pada unit tersebut dihitung berdasarkan volume dari sistem
tersebut secara keseluruhan, misal ada suction dan discharge scrubber serta air cooler
dari suatu unit kompresor, maka jumlah rate blowdownnya diperkirakan dari jumlah
volume yang dapat terjebak pada suction scrubber, discharge scrubber, air cooler,
kompressor dan sistem perpipaan diantara shut down valve yang mengikuti unit ini di
discharge dan suctionnya. .
7. Utility Failure
Loss (hilangnya) cooling water dapat terjadi dalam sebuah pabrik. Yang dipengaruhi
adalah kolom fraksionasi, dan peralatan lain yang menggunakan cooling water. Cooling
water failure sering digunakan sebagai kasus utama perhitungan yang terjadi pada flare
sistem.
Electric Power Failure (mirip Cooling Water failure), dapat terjadi pada area pabrik dan
membuat efek-efek yang bervariasi. Pompa elektrik dan motor penggerak air cooler
yang sering digunakan dalam unit proses, pada saat hilangnya listrik dapat membuat
hilangnya reflux dengan cepat ke sebuah fraksionator, juga motor penggerak kompresor
dapat ikut mati. Power failure dapat membuat berbagai kapasitas yang perlu dibuang
dengan segera. Pada kasus instrument air sistem failure , berhubungan atau tidaknya
dengan power failure harus dipertimbangkan juga untuk mendesain flare sistem karena
pneumatic control loop (instrument control yang digerakkan oleh air/udara) akan juga
terganggu. Juga asumsi posisi control valves pada keadaan tanpa udara (loss of air from
instrument air system) dan efek ke arah flare system tersebut yang harus juga
diperhitungkan.
Prinsip dasar, karakteristik operasional, aplikasi dan seleksi dari penggunaan Pressure
Relief Valves dapat secara independen ataupun pengkombinasian, yang dibagi secara umum
dalam :
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
3
1.2. Relief Valves (RV)
Adalah spring loaded pressure relief devices yang didesain untuk pengoperasian pda
fasa cair. Pada set pressure-nya, inlet pressure dari valves akan melawan tekanan
springnya dan disk mulai menekan seat agar membuka. Semakin besar inlet pressure,
semakin banyak tekanan disk untuk melawan tekanan spring sehingga semakin banyak
aliran yang dapat melewati valves. Closing pressure didapat pada nilai tekanan dibawah
set pressure valve, dan dicapai setelah tahap blowdown selesai. Kapasitas Relief Valves
biasanya pada 10 atau 25 persen dari nilai overpressure tergantung aplikasinya.
Digunakan ketika outletnya menuju sebuah pipa pendek yang dibuang ke atmosfir atau
sistem perpipaan bertekanan rendah (low-pressure manifold) yang membawa fluida
buangan dari satu atau lebih PRV ke sebuah lokasi pembuangan utama. Biasanya
tekanan spring berada di antara set pressure dan atmosferik pressure. Set pressure akan
bertambah bila back pressure juga ikut membesar (superimposed back pressure) kecuali
tekanan spring diatur secara benar. Adanya back pressure juga akan mempengaruhi
performance valve, karena itu pengaruhnya kepada tekanan downstream valve harus
dipelajari bila satu atau lebih outlet valve bertemu dalam satu buah sistem perpipaan
(manifold sistem) dengan mengacu pada data manufaktur. Interaksi tekanan didalam
valve dan efek dari backpressure bisa dilihat pada gambar untuk lebih jelasnya. Jika
spring bonnet dibuat ventilasi ke atmosfir maka back pressure akan bereaksi dengan
tekanan vessel untuk melawan tekanan spring, kondisi ini membuat tekanan bukaan
lebih kecil dari biasanya dibandingkan valve di set dengan tekanan atmosfir pada
outletnya. Bagaimanapun juga, jika tekanan pada spring bonnet dibuang ke discharge
valve-nya dibandingkan ke atmosfir, back pressure akan bereaksi bersama tekanan
spring untuk mempercepat opening pressure. Variasi dari backpressure yang dipaksakan
pada spring bonnet ini mempengaruhi ‘opening pressure’ karena itu harus dievaluasi
dalam desain suatu system.
PRV Konvensional, seperti yang biasanya dipasang, memperlihatkan kekurangpuasan
bila back pressure tiba-tiba membesar oleh karena aliran melewati valve tersebut dan
perpipaannya yang menyebabkan tekanan yang tidak berimbang yang mempengaruhi
set pressurenya. Selama back pressure membesar tidak melewati nilai overpressurenya
setelah valve membuka, valve akan tetap membuka dan memperlihatkan performance
yang baik pada kondisi aliran tersebut. Sebaliknya bila back pressure membesar
melewati nilai overpressure secara tiba-tiba akibatnya valve tetap menutup oleh karena
tidak seimbangnya tekanan pada valve atau ‘harmonic resonance’. Valve akan mulai
memperlihatkan flutter atau chatter.
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
4
Flutter adalah karena tidak normalnya gerak putar yang cepat (abnormal rapid
reciprocating motion) dari bagian yang bergerak dalam PRV dimana disk tidak ada
kontak dengan seatnya. Chatter adalah gerakan yang menyebabkan disk kontak dengan
seatnya dan merusak valvenya serta perpipaan terdekat. Untuk itu nilai back pressure
yang bisa membesar harus diperhitungkan untuk setiap kondisi overpressure yang
digunakan.
PRV Konvensional sebaiknya tidak digunakan bila back pressure lebih dari 10 persen
dari set pressure pada kondisi 10 persen nilai overpressurenya. Back Pressure yang
lebih besar dapat diperhitungkan bila overpressure-nya lebih dari 10 persen. Berbagai
efek kombinasi dari back pressure yang membesar atau terjadi karena pemaksaan
(superimposed) harus dipertimbangkan ketika satu atau lebih PRV disambung ke dalam
satu buah manifold (sistem perpipaan).
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
5
1.1.2. Balanced PRV
Desain balanced PRV diartikan sebagai pengurangan efek dari back pressure pada set
pressure valve-nya dan meminimalkan efek dari back pressure yang membesar dari
karakteristik pada saat membuka atau menutup, mengangkat (spring), dan kapasitas
buangnya. Ada 2 tipe balanced PRV yaitu tipe piston dan tipe yang memakai bellows.
Berbagai variasi yang memakai piston dibuat, rumah daripada piston dibuat ventilasi
sehingga backpressure dari muka berlawanan dari disk valve tidak ada. Gas yang
diventilasi dari bonnets pada piston ini harus dibuang secara aman dengan restriksi yang
minimum.
Untuk tipe bellows, pengaturan posisi bellows dari valve mencegah back pressure
bereaksi pada sisi atas dari disk pada area efektif bellows-nya. Disk area yang berada
dibelakang bellows diarah yang berlawanan dengan nozzle seat area menahan efek dari
back pressure pada disk sehingga tidak ada tekanan yang tidak seimbang pada variasi
tekanan di downstream valve. Bellows mengisolasi disk guide, spring, dan bagian atas
lainnya dari fluida yang mengalir. Fitur ini mungkin penting bila fluida yang mengalir
itu korosif atau akan merusak PRV. Pada beberapa ukuran dan desain bellows tidak
tersedia, karena terbatasnya ukuran fisik dari bellows yang dapat didesain serta dibuat
pada valve. Jika balanced bellows tidak tersedia maka unbalanced bellows dapat
dispesifikasi bila isolasi korosi yang lebih diutamakan dalam prakteknya.
Balanced PRV membuat kemungkinan lebih besar tekanan yang dapat dibuang pada
perpipaan. Kedua jenis balanced PRV harus mempunyai ventilasi bonnet yang cukup
besar untuk memastikan tidak adanya back pressure yang dapat terjadi pada aliran
normal. Jika valve dilokasikan dengan ventilasi ke atmosfir (dengan jumlah yang tidak
terlampau besar) yang dapat membuat adanya racun, vent harus dipipakan ke dalam
lokasi yang aman dengan sistem dicharge independen.
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
6
2. Pilot – Operated Pressure Relief Valve, dibagi secara umum dalam :
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
7
atas piston yang membuat piston tidak menekan seat dan fluida mengalir melewati
valve utama. Setelah kondisi overpressure terlewati, pilot akan menutup vent dari sisi
atas piston dan mengembalikan ke kondisi valve semula.
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
8
2.2. Diaphragm Type
Sama dengan tipe piston hanya piston digantikan oleh diaphragm fleksibel dan disk.
Diaphragm menyediakan fungsi unbalance dari piston. Disk, yang normalnya menutup
inlet valve, terintegrasi dengan diaphragm. Pilot external menservis hal yang sama
dengan piston dengan memventilasi top diaphragm pada kondisi set pressure dan
mengembalikan diaphragm pada kondisi normal. Selayaknya piston valve, gaya tekan
seat bertambah secara proporsional seperti bertambahnya operating pressure karena
perbedaan area yang terekspose pada diaphragm. Pilot valve yang mengoperasikan
bagian valve utama dapat secara ‘pop action’ atau ‘modulation action’. Pilot ini juga
dapat bertipe ‘non flowing’ atau ‘flowing’ yang berarti fluida proses dapat melewati
pilot valve dan sebaliknya. Pencegahan back flow diperlukan bila ada kemungkinan
tekanan ada sisi outlet bertambah melewati tekanan inletnya pada perpipaan yang ada.
Pilot operated valve dapat digunakan pada kondisi fasa gas atau cair, karena bagian
valve utama dan pilot tidak mengandung komponen non metal, temperatur proses dan
fluida sesuai serta terbatas penggunaannya. Sebagai tambahan, karakteristik fluida
seperti kecenderungan pada terbentuknya polimer atau fouling, viscosity, adanya
padatan, dan sifat korosif dapat mempengaruhi performance pilot.
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
9
3. Resilient Seat Relief Valves
Dengan penggunaan metal to metal konvensional dan balanced type RV dimana tekanan
operasi mendekati set pressure, kebocoran dapat diperkirakan melewati seat valve-nya (API
527). Dengan penggunaan O-Ring atau plastik seat kebocoran dapat diatasi, namun ada
keterbatasan dalam temperatur penggunaannya dan material vs media aliran yang
digunakan dalam operasionalnya. Walau, beberapa valve menyediakan nilai yang
mendekati nol dalam hal kemungkinan adanya kebocoran sampai rusaknya seat valve,
tetapi resilient seat akan tererosi lebih cepat jika kebocoran sudah terjadi.
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
10
4. Rupture Disk
Didefinisikan sebagai alat penyensor tekanan dengan elemen yang sensitive pada
tekanan yang terdiri dari disk dan holder, dengan bentuk datar, kubah (prebulged) atau
reverse acting. Atau secara teknikal adalah alat yang sensitive pada perbedaan tekanan
dan tidak dapat menutup kembali yang digerakkan oleh tekanan statik pada inletnya dan
didesain untuk difungsikan karena ledakan pada disk penahan tekanannya.
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
11
3.2. Scored Tension-Loaded Rupture Disk
Didesain untuk membuka pada perpipaan (scored lines) yang sudah diperhitungkan.
Tipe disk ini didesain untuk mengizinkan rasio yang lebih dekat (biasanya 85
persen) dari nilai tekanan operasional sistem pada saat mencapai tekanan ledakan.
Karena ‘scored lines’ mengontrol saat membuka, tipe disk ini biasanya tidak pecah
saat terjadi ledakan. Tipe ini dibuat dengan material yang lebih tipis dari tipe yang
lainnya untuk tekanan ledakan yang sama. Disk secara mekanikal mengontrol
tekanan ledakan dan pola ledakan. Semakin tebal disk semakin kuat daya tahannya
pada kerusakan mekanikal. Dalam sejumlah kasus disk akan bertahan dalam kondisi
full vakum tanpa tambahan penguat atau alat penguat.
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
12
Tipe kubah tersedia dalam’flat seat’ dan ‘angular seat’ dengan operasional yang
tipikal pada 80 persen dari rata-rata tekanan ledakan (burst pressure) dengan
perubahan tekanan yang terbatas dengan variasi temperatur. Tekanan ledak dikontrol
oleh kombinasi dari ‘slit top section’ dan metal atau nonmetal seal dibawah ‘top
section’.
Umumnya tipe komposit tersedia pada tekanan ledak dibawah tipe konvensional
berbentuk kubahan dan memberi ketahanan yang lebih baik pada kondisi korosif
dari material seal yang dipilih. ‘Slit top section’ menentukan saat terbuka/pecahnya
rupture disk dan didesain untuk meminimalkan pecahnya top section ketika dibuat
dengan seal non metal. Alat tambahan tetap harus disediakan jika ada kondisi
vakum dan back pressure.
Bentuk datar dipakai untuk vessel bertekanan rendah atau isolasi peralatan seperti
buangan udara (exhaust header) atau sisi outlet dari PRV. Jika hanya sebagai
pembatas untuk korosi, maka tipe komposit datar beroperasi pada kondisi 50 persen
dari rata-rata tekanan ledak (burst pressure) dan dipasang di antara flanges
dibandingkan jenis lainnya. Rupture disk yang bereaksi pada kedua sisi
menyediakan tekanan positif atau proteksi keadaan vakum.
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
13
tamabahan untuk menghadapi kondisi vakum, menyediakan umur yang lebih
panjang pada kondisi vakum yang berubah-ubah dan fluktuasi temperatur.
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
14
3.5. Graphite Rupture Disk
Dibuat dari grafit yang dipadatkan dengan bahan penguat dan didesain untuk
meledak oleh tekanan karena membengkok atau seperti ‘digunting’. Tipe ini tahan
terhadap berbagai asam, alkali, dan bermacam larutan organic. Operasional sampai
70 persen dari rata-rata tekanan ledak umumnya diizinkan. Alat tambahan
digunakan bila ada back pressure 15 psig atau lebih.
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
15
Aplikasi pada kondisi cairan harus hari-hati dievaluasi untuk memastikan desain dari
rupture disk dan energi dinamik dari sistem dimana pemasangan menghasilkan pembukaan
yang optimal dari rupture disk. Rupture disk dapat dipakai sebagai alat utama atau alat
tambahan pada kondisi relief, digunakan secara independen atau bersama PRV.
Rupture disk dapat digunakan pada pabrik pengolahan dengan gas, upstream dari RV, untuk
mengurangi kebocoran yang kecil dan gangguan pada valve.
Tekanan pada rongga antara rupture disk dan valve harus dimonitor untuk melihat
performance rupture disk-nya.
Rupture disk digunakan sebagai alat utama pada kondisi relief jika penggunaan PRV tidak
praktis, contoh situasinya adalah :
1. Peningkatan tekanan yang tiba-tiba. PRV tidak dapat bereaksi lebih cepat atau tidak
dapat mencegah overpressure, contohnya rupture dalam tube HE, atau dalam reaksi
yang cepat dan selintas dalam vessel.
2. Area yang luas untuk relief diperlukan, karena jumlah aliran yang besar atau
tekanan relief yang rendah, menyebabkan area relief dengan PRV tidak praktis.
3. PRV sistem tidak dapat beroperasi ketika sedang diservis atau tidak mudah
dipasang.
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
16
Sistem pembuangan akhir dari fluida yang berbahaya dan beracun atau tidak dapat
dipakai kembali biasanya akan menuju ke dalam vent system atau flare system
tergantung dari kondisi system operasional keseluruhan yang terpasang pada unit yang
dimaksud.
Vent system adalah sistem yang didesain untuk membuang gas / fluida ke atmosfir tanpa
pembakaran.
Ada beberapa macam bentuk dari sistem vent yakni :
1. Cold vent
Adalah sistem yang menangani aliran fluida buangan yang signifikan jumlahnya
biasanya dari perlatan yang bertekanan. Untuk memastikan dispersi gas/ fluida buangan
menuju ke tempat yang aman, cold vent biasanya dibuat dengan ketinggian tertentu,
(minimum 15 meter di atas tanah atau platform dengan panjang lebih dari 2 meter
mendekati vent stack), dan outlet PSV menuju atmosfir dibuat 3 m diatas tanah atau
deck. Perhitungan dispersi harus dibuat pada kondisi buangan gas beracun atau
berbahaya.
Lokasi penempatan vent jenis ini harus di desain dengan benar untuk menghindari
kemungkinan pengapian fluida buangan karena adanya kapal, helicopter, dan kendaraan
lain yang mendekat. Dispersi gas buangan yang besar ke atmosfir dapat membuat
kemungkinan fluida buangan mencapai titik pengapiannya, juga bila cold vent dipakai
dalam proses continue atau semi-continue dapat membuat kemungkinan gas
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
17
hidrokarbon terbuang dalam jumlah yang cukup besar, alternatif lain penggantinya
adalah pengunaan flare.
2. Degassing vent
Adalah sistem vent yang menangani aliran fluida yang rendah biasanya dari peralatan
yang bertekanan rendah contohnya adalah sump tank atau alat lain yang telah
dimodifikasi menjadi peralatan yang bertekanan sangat rendah.
3. Liquid burner
Adalah alat portable atau bisa dibawa dengan mudah yang digunakan selama
pengetesan sumur, operasi stimulasi, atau pengurangan tekanan dalam perpipaan.
Pengunaannya bersifat sementara dan tidak dapat digunakan dalam spesifikasi operasi
selanjutnya.
Flare system adalah sistem yang didesain untuk sebagai alat pembuangan gas / fluida
yang tidak terpakai dengan proses pembakaran. Secara fisik dapat dibagi atas :
1. Elevated Flare
Adalah flare dengan tip (discharge point) lebih dari 15 meter di atas permukaan tanah
atau platform untuk memastikan bahwa dispersi gas buangan oleh karena ‘efek jet’
tercampur dengan udara menghasilkan api yang cukup untuk terjadi pembakaran.
Perhitungan untuk memastikan ketinggian dari flare itu cukup dengan dispersi gas yang
baik serta radiasi yang terjadi di sekitar flare tidak meracuni lokasi atau peralatan yang
lain harus dibuat dengan baik.
3. Ground Flare
Adalah satu atau lebih sistem burner pada level yang rendah yang tidak memerlukan
struktur tambahan yang juga dapat menghemat biaya konstruksi desain, dengan syarat
lokasi dan lingkungan yang cukup ada untuk memenuhi radiasi dan noise yang mungkin
terjadi. Desain ground flare mempunyai kelemahan diantaranya adalah pengontrolan
berbagai variasi yang besar dalam aliran gas buangan, dispersi fluida buangan yang
jelek dalam kondisi pembakaran.
Untuk memastikan flux dari radiasi termal pada setiap burner dalam flare tipe ini, serta
distribusi aliran yang lebih baik maka tipe Non Enclosed Ground Flare sebaiknya
dihindari dalam pemilihan desain.
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
18
4. Enclosed Ground Flare
Digunakan untuk memastikan pengapian yang lebih baik dan mengurangi noise yang
terjadi. Dengan penggabungan instalasi bersama elevated flare akan mendapatkan
kelebihan seperti kapasitas yang lebih besar dengan back pressure yang lebih rendah
ditambah kurangnya pengaruh pada lingkungan selama operasional flare berlangsung.
h > 15 m
h < 15 m
Grade Grade
Relief System and Type of Various Relief Valves plus Rupture Disk Device
19