You are on page 1of 4

Metformin merupakan obat antidiabetika oral golongan biguanida.

Penggunaan dosis oral 50-1500 mg dosis terbagi dengan masa kerja 10-12 jam. Dosisnya biasanya adalah 500 mg, 3 kali sehari, atau 850 mg dua tau 3 kali sehari.
Keistimewaan Metformin

Penggunaan metformin terus menerus dapat menurunkan tingkat HbA1C mencapai 1,5%-2%. Metformin juga memberikan efek positif di beberapa komponen pada sindrom resistensi insulin. Metformin juga menurunkan trigliserida plasma dan LDL-C yang diperkirakan mencapai 8%-15% dan dapat meningkatkan HDL-C mencapai 2%. Jadi dapat dikatakan metformin memiliki manfaat pada kadar lipid dan kolesterol dan bersifat protektif pada jantung dibandingkan insulin (28%), sulfonilurea(16%) dan thiazolidinedione(14%). Studi klinis terkontrol Metformin (metformin HCl) mengatakan bahwa Metformin diekskresikan oleh ginjal dan karena resiko reaksi merugikan yang serius pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal itu maka metformin hanya boleh digunakan pada pasien dengan fungsi ginjal normal (lihat kontraindikasi dan PERINGATAN dan TINDAKAN).
Farmakodinamika:

Menurunkan kadar gula darah lebih rendah yang nyata pada pasien DM tipe 2. Prinsip kerja dari metformin adalah menurunkan glukosa darah tidak tergantung pada adanya fungsi pankreatik sel-sel B
Farmakokinetika:

Metformin diperkirakan 50%-60% bioavalabilitasnya oral, kelarutannya dalam lipid rendah, dan volume distribusinya pada cairan tubuh. Metformin mempunyai t 1,5-3 jam, tak terikat protein plasma, tidak dimetabolisme, dan dieksresi oleh ginjal sebagai senyawa aktif. Kerja metformin pada glukoneogenesis di hati di duga mengganggu pengambilan asam laktat oleh hati. Pada pasien insufisiensi ginjal (terjadi akumulasi Metformin) dapat meningkatkan risiko asidosis laktat sehingga dapat berakibat fatal Absorpsi metformin relatif lambat dan dapat diperpanjang jadi sekitar 6 jam. Obat ini diekskresikan dalam urin dengan kecepatan klirens ginjal yang tinggi yaitu 450 ml/menit. Eliminasi awal metformin adalah cepat dengan waktu paruh bervariasi antara 1.7 dan 3 jam. Terminal fase eliminasi diketahui selama 4 sampai 5% dari dosis terserap lambat dengan waktu paruh antara 9 17 jam. Tempat utama konsentrasi obat adalah mukosa usus dan kelenjar liur. Konsentrasi plasma pada keadaan tunak berkisar sekitar 1 hingga 2 mcg / mL Metformin tidak dimetabolisme dan tidak berikatan dengan protein-protein plasma. Metformin dieliminasi melalui sekresi tubular ginjal dan filtrasi glomerulus. Waktu paruh metformin rata-rata adalah 6 jam, meskipun secara farmakodinamik, efek antihiperglikemik pada metformin > 24 jam.
Dosis dan Pelepasannya :

Metformin immediate release biasanya diberikan pada dosis 500 mg yang pemberiannya dua kali sehari bersama makanan untuk meminimalkan timbulnya efek samping pada gastrointestinal (Untuk mengurangi efek pada lambung seperti mual dan muntah diberikan 1-2 suapan saat makan). Metformin dapat ditambah dosisnya dari 500 mg per minggu sampai dapat dicapai kadar glukosa darah yang diinginkan atau 2000 mg/hari. Dosis harian metformin dapat mencapai @ 850 mg tiga kali sehari (2550mg/hari). Kira-kira 80% efek penurunan glikemia dapat ditunjukan pada dosis 1500 mg/ hari dan 2000 mg/hari yang dilihat dosis efektif maksimal. Pemberian dosis dua kali sehari sampai tiga kali sehari dengan pelepasan metformin dalam tubuh yang panjang dapat membantu meminimalkan efek samping sehingga dapat meningkatkan kontrol gula.
DAFTAR PUSTAKA

Ediningsih, Endang, 2006, Obat Hipoglikemik Agent,http://www.farmako.uns.ac.id/penguasa/barak_upload/materi/ORAL %20HIPOGLIKEMIK%20AGENT.pdf Anonim,2009,Metformin,http://www.sanofi-aventis.ca/products/en/Metformin.pdf

Metformin
a. Indikasi : Diabetes tipe II(diabetes tanpa tergantung insulin,NIDDM) Diabetes tipe I(Diabetes tergantung insulin,IDDM) Obesitas dan Hiperinsulinemia Hiperlipoproteinemia KI: Berbagai kontra indikasi yang pada didasarkan pada resiko timbulnya asidosis laktat.sangatlah penting untuk menghindari penggunaan metformin pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal,karena eliminasi obat menurun.Pra syarat dari pengobatan dengan metformin adalah kadar kreatinin serum yang normal dan kadar ini harus dipantau secara teratur selama terapi.Bersihan kreatinin dapat dihitung dengan nomogram.metformin harus juga dihentikan untuk waktu yang sama sebelum dilakukan operasi besar. Penghentian obat ini pada keadaan-keadaan tersebut dan pada keadaan dimana diduga timbul komplikasi akut, harus diikuti dengan pengobatan insulin secara temporer sampai keadaan pasien stabil dan metformin dapat diberikan kembali.selain terhadap fungsi ginjal,fungsi hati juga harus dipantau selama terapi metformen

b.

dan kadarB12 serum harus diukur setiap tahun selama pengobatan diberikan. c. Peringatan:Pemberian pada orang tua harus diberikan secara hati-hati disebabkan adanya penurunan fungsi ginjal dengan bertambahnya usia. Pemantauan kreatiinin serum secara berkala dan pengurangan dosis dianjurkan kelompok usia ini. d. ESO : Efek samping berat : Metformin dapat menyebabkan asidosis laktat. Data dari tahun 1977-1982, menunjukkan adanya 42 kasus asidosis laktat, dimana 18(43%)bersifat fatal. Pada 40 kasus ini ternyata ditemukan adanya kontraindikasi dan 2 pasien sisanya menelan obat takar layak. Asidosis laktat dapat timbul jika terjadi penumpukan laktat, yang disebabkan peningkatan produksinya (hiipoksia) atau penurunan eliminasinya. Biguanid dapat mencetuskan atau membesar asidosis laktat melalui ke-2 proses tersebut, terutama jika obat tersebut berada dalam kadar yang tinggi. Biasanya patogenesis asidosis laktat bersifat kompleks dan disertai dengan berbagai faktor pencetus.Metformiin mempunyai resiko asidosis laktat yang lebih rendah ketimbang fenformin dan buformin,hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan farmakokinetik dan sifat ikatan membrannya.Resiko kematian. Efeksamping berat irreversibel;selama pengobatan jangka panjang dengan metformin, dapat timbul gangguan absorpsi vitamin B12 selain itu, absorpsi asam folat. Juga dapat terganggu. Efeksamping simptomatik ; Efeksamping saluran cerna,prevalensi diare, sering kali bersifat akut. Hipoglikemia tidak terjadi bila metformin diberikan secara tunggal, namun dapat terjadi dengan kombinasi sulfonilurea/alkohol.
e. Dosis : Pengobatan dengan metformin umumnya dimulai dengan 0,5-1 gr/hr ,

dan jika perlu diikuti dengan peningkatan dosis secara bertahap.Efek terhadap glukosa darah tidak akan bertambah jika dosis melebihi 3 gr/hr. Jika kontrol dapat tercapai dosis dapat diturunkan secara bertahap.suatu kontrol glukosa darah yang adekuat baru dapat terjadi setelah 1-2 mng.Untuk mengurangi efek samping saluran cerna,metformin harus ditelan bersama makanan , biasanya diberikan dalam(dosis 2-3)/hari. Perbedaan dalam kontrol metabolik dan efek samping antara dosis tunggal dan terbagi hanya sedikit sekali atau tidak sama sekali.
Katzung, Bertam G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Salemba Medika : Jakarta

Metformin Nama Paten : Methergin, Methicol, Methioson, methovin, Methycobal, Metidrol, Benofomin, Forbetes, metphica,Diabex Indikasi : Diabetes orang dewasa yanhg tidak terkontrol dengan memuaskan oleh diet dan obat lain,pengobatan utama dan tambahan tunggal atau kombinasi dengan insulin atau sulfonilurea

Kontra Indikasi : Komadiabetik dan ketoasidosis,Gangguan fungsi ginjal yang serius,penyakit hati kronis,kegagalan jantung ,Miokardial infark,Alkoholism,Keadaan penyakit kronik atau akut berkaitan dengan hipoksia jaringan,laktat asidosis,hipersensitivitas terhadap biguanid. Efek Samping : Jarang terjadi gangguan saluran cerna,bersifat reversibel pada saluran lambung dan usus, termasuk anoreksia, gangguan perut,mual, muntah,rasa logam pada mulut dan diare. Farmakodinamik : Kerjanya untuk menurunkan glukosa darah tidak tergantung pada adanya fungsi pankreatik sel-sel B. Glukosa tidak menurun pada subjek normal setelah puasa satu malam,tetapi kadar glukosa darah pasca prandial mereka menurun selama pemberian biguanid. Mekanisme kerja yang diusulkan adalah stimulasi glikolisis secara langsung dalam jaringan dengan peningkatan eliminasi glukosa dari darah, penurunan glukoneogenesis hati, melambatkan absorbsi glukosa dari saluran cerna dengan peningkatan perubahan glukosa menjadi laktat oleh enterosit dan penurunan kadar glukagon plasma (Katzung,2002). Farmakokinetik : metformin memiliki waktu paruh 1,5 3 jam dan tidak terikat pada protein plasma. Tidak dimetabolisme dan diekskresikan oleh ginjal sebagai senyawa aktif. Sebagai akibat penyakatan glukoneogenesis metformin,onat tersebut diduga mengganggu ambilan asam laktat oleh hati (Katzung,2002).

You might also like