You are on page 1of 5

FILSAFAT MATEMATIKA

http://abdanmatin.blogspot.com/2012/01/filsafat-matematika.html
19:19 Latar matematika yang belum kita ketahui No comments Belakang bentuknya.

Ilmu matematika bukan hanya ilmu yang terbatas pada hitungan , melainkan banyak lagi bagian dari Apakah matematika itu ? Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat dari para ilmuan matematika tentang apa yang disebut matematika. Untuk menafsirkan matematika para ilmuan belum pernah mencapai titik puncak kesepakatan yang sempurna. Banyak definisi yang dikemukakan oleh para ilmuan tentang matematika ini, menunjukkan bahwa ilmu matematika ini adalah ilmu yang memiliki kajian luas. Pada makalah ini penyusun akan membahas seluk beluk ilmu matematika dan aliran aliran dalam filsafat matematika. A. 1. Hakikat Pengertian Matematika Matematika ilmu pasti, matematika.

Istilah matematika berasal dari bahasa Inggris , mathematics, yang artinya

Mathematical merupakan kata sifat, artinya berhubungan dengan ilmu pasti. Mathematically adalah kata kerja yang artinya menurut ilmu pasti, secara mathematis, dan mathematician adalah kata benda yang artinya, yaitu orang ahli matematika.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, matematika artinya ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan, dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Hudoyo (1979:96) mengemukakan bahwa hakikat matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur- struktur dan hubungan-hubungannya yang diatur menurut urutan yang logis. Jadi matematika berkenaan dengan konsep-konsep yang abstrak. Selanjutnya dikemukakan bahwa apabila matematika dipandang sebagai struktur dari hubungan-hubungan maka simbol- simbol formal diperlukan untuk membantu memanipulasi aturan-aturan yang beroperasi di dalam struktur-struktur. Sedang Soedjadi (1985:13) berpendapat bahwa simbol-simbol di dalam matematika umumnya masih kosong dari arti sehingga dapat diberi arti sesuai dengan lingkup semestanya. Selain itu ada juga yang mengatakan bahwa matematika adalah bahasa yang dapat menghilangkan sifat yang kurang jelas dan emosional. Matematika adalah metode berpikir logis. Matematika adalah sarana berpikir. Matematika adalah raja dari ilmu lain yang perkembangannya tidak tergantung ilmu lain. Matematika merupakan puncak kegemilangan intelektual. Di samping pengetahuan matematika itu sendiri, matematika memberikan bahasa, proses dan teori, yang memberikan ilmu suatu bentuk dan kekuasaan. Perhitungan 2. matematika Matematika menjadi dasar adalah bagi desain ilmu ilmu teknik. Deduktif

Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, karena proses mencari kebenaran (generalisasi) dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan yang lain. Metode yang pencarian kebenaran yang dipakai adalah metode deduktif, tidak dapat dengan cara induktif. Pada ilmu pengetahuan alam adalah metodeinduktif dan eksperimen. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif tanpa mempersyaratkan penalaran induktif. Penalaran deduktif ini lahir melalui kebenaran suatu konsep yang diperoleh sebagai akibat logis dari pernyataan sebelumnya sehingga kaitan pernyataan yang dahulu dengan berikutnya di dalam matematika selalu

konsisisten. Walaupun dalam mtematika mencari kebenaran itu dapat dimulai dengan cara induktif, tetapi sterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus bisa di buktikan dengan cara deduktif. Dalam matematika suatu generalisasi dari sifat, teori atau dalil itu dapat diterima kebenarannya sesudahnya dibuktikan secara deduktif. Matematika merupakan ilmu deduktif, aksiomatik, hirarkis, abstrak, bahasa simbol yang padat artinya dan semacam sistem matematika. Sistem matematika merupakan sistem yang berisi model-model matematika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan di dunia nyata. Manfaat lain dari ilmu matematika adalah menjadikan pola pikir manusia yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistematis, logis, kritis, dengan penuh kecermatan. Berdasarkan perspektif epistemologi, kebenaran matematika terbagi dalam dua kategori, yaitu pandangan absolut dan pandangan fallibilis. Absolutis memandang kebenaran matematika secara absolut, bahwa mathematics is the one and perhaps the only realm of certain, unquestionable and objective knowledge , sedangkan menurut fallibilis mathematicak truth is corrigible, and can never regarded as being above revision and correction (Ernest, 1991).

Menurut Woozley (dalam Ernest, 1991), pengetahuan terbagi dalam dua kategori, yaitu pengetahuan a priori dan pengetahuan a posteriori (empirical). Pengetahuan apriori memuat proposisi yang didasarkan atas, tanpa dibantu dengan observasi terhadap dunia. Penalaran di sini memuat penggunaan logika. Deduktif dan makna dari istilah-istilah, secara tipikal dapat ditemukan dalam definisi. Secara kontras pengetahuan a posteriori memuat proposi yang didasarkan atas pengalaman, yaitu berdasarkan observasi dunia. Absolutis memandang pengetahuan matematika didasarkan atas dua jenis asumsi; matematika ini berkaitan dengan asumsi dari aksioma dan definisi, dan logika yang berkaitan dengan asumsi aksioma, aturan menarik kesimpulan dan bahasa formal serta sintak. Ada lokal (micro) dan ada global (macro) asumsi, seperti deduksi logika cukup untuk menetapkan kebenaran matematika. Menurut Wilder (dalam Ernest, 1991), pandangan absolutis menemui masalah pada permulaan permulaan abad 20, ketika sejumlah antinomis dan kontradiksi yang diturunkan dalam matematika. Kontradiksi lainnya muncul dalah teori himpunan dan teori fungsi. Penemuan ini berakibat terkuburnya pandangan absolutis tentang matematika. Jika matematika itu pasti dan semua teoremanya pasti, bagaimana dapat terjadi kontradiksi di antara teorema-teorema itu? Tesis dari fallibilis memiliki dua bentuk yang ekivalen, satu positif dan satu negatif. Bentuk negatif berkaitan dengan penolakan terhadap absolutis; pengetahuan matematika bukan kebenaran yang mutlak dan tidak memiliki validitas yang absolut. Bentuk positifnya adalah pengetahuan matematika dapat dikoreksi dan terbuka untuk direvisi B. Aliran terus dalam Filsafat menerus. Matematika

Para ahli banyak berbeda pendapat tentang pemikiran filsafat dan matematika. Pemikiran tentang matematika diwarnai dengan perdebatan sengit antara ahli matematika yang satu dengan ahli matematika lainnya. Karena adanya perdebatan ini seoalah-olah para ahli terkotak-kotak menurut kelompoknya masing-masing berdasarkan perkembangan 1. sudut pandang termasuk pandang dan ide pendidikan atau yang dikeluarkannya. yakni: Logisisme Sumardyono (2004) menjelaskan bahwa secara umum terdapat tiga aliran besar yang mempengaruhi matematika, Aliran perkembangan Logikalisme matematika,

Logisisme memandang bahwa matematika sebagai bagian dari logika. Penganutnya antara lain G. Leibniz, G. Frege (1893), B. Russell (1919), A.N. Whitehead dan R. Carnap(1931). Logisme dipelopori oleh filsuf Inggris

bernama Bertrand Arthur William Russell menerima logisisme adalah yang paling jelas, pernyataan penting yang dikemukakannya, yaitu semua konsep matematika secara mutlak dapat disederhanakan pada konsep logika dan semua kebenaran matematika dapat dibuktikan dari aksioma dan aturan melalui penarikan kesimpulan secara logika semata. Dengan demikian logika dan matematika merupakan bidang yang sama karena seluruh konsep dan dalil matematika dapat diturunkan dari logika.

Secara umum, ilmu merupakan pengetahuan berdasarkan analisis dalam menarik kesimpulan menurut pola pikir tertentu. Matematika, menurut Wittgenstein, merupakan metode berpikir logis. Berdasarkan perkembangannya, masalah logika makin lama makin rumit dan membutukan suatu metode yang sempurna. Dalam pandangan inilah, logika berkembang menjadi matematika. Menurut Russell, bahwa matematika merupakan Menurut masa Ernest kedewasaan (1991), matematika, beberapa sedangkan logika adalah masa kecil matematika antara lain:

ada

keberatan

terhadap

logisisme

a. Bahwa pernyataan matematika sebagai impilikasi pernyataan sebelumnya, dengan demikian kebenarankebenaran aksioma sebelumnya memerlukan eksplorasi tanpa menyatakan benar atau salah. Hal ini mengarah pada kekeliruan karena tidak semua kebenaran matematika dapat dinyatakan sebagai pernyataan implikasi. b. Teorema Ketiddaksempurnaan melalui logika belum Godel cukup menyatakan untuik bahwa bukti deduktif tidak cukup untuk mendemonstrasikan semua kebenaran matematika. Oleh karena itu reduksi yang sukses mengenai aksioma matematika menurunkan semua kebenaran matematika. c. Kepastian dan keajegan logika bergantung kepada asumsi-asumsi yang tidak teruji dan tidak dijustifikasi. Program logisis mengurangi kepastian pengetahuan matematika dan merupakan kegagalan prinsip dari logisisme. 2. Logika tidak menyediakan suatu dasar tertentu untuk pengetahuan matematika. Formalisme

Aliran

Landasan matematika formalisme dipelopori oleh ahli matematika besar dari Jerman David Hilbert. Menurut airan ini sifat alami dari matematika ialah sebagai sistem lambang yang formal, matematika bersangkut paut dengan sifat sifat struktural dari simbol simbol dan proses pengolahan terhadap lambang lambang itu. Simbol simbol dianggap mewakili berbagai sasaran yang menjadi obyek matematika. Bilangan bilangan misalnya dipandang sebagai sifat sifat struktural yang paling sederhana dari benda benda. Menurut matematika Ernest (1991) disajikan formalis melalui memiliki dua dua tesis, yaitu formal.

1. Matematika dapat dinyatakan sebagai sistem formal yang tidak dapat ditafsirkan sebarangan, kebenaran teorema-teorema 2. Keamanan dari sistem formal ini dapat didemostrasikan dengan terbebasnya dari ketidak konsistenan. Berdasarkan landasan pemikiran itu seorang pendukung aliran formalisme merumuskan matematika sebagai ilmu tentang sistem sistem formal.

Walaupun semua sistem matematika masih menggunakan sistem aksioma, tetapi menganggap matematika sebagai konsep formalisme tidak dterimaoleh beberapa ahli.keberatan bermula ketika Godel membuktikan bahwa tidak mungkin bisa membuat sistem yang lengkap dan konsisten dalam dirinya sendiri. Pernyataan ini dikenal 3. dengan Teorema Ketidaklengkapan Aliran Godel (Godels Incompleteness Theorem). Intuitonisme

Aliran intuitonisme yang dipelopori oleh ahli matematik dari Belanda yaitu Luitzen Egbertus Jan Brouwer,

be;iau berpendirian bahwa matematika adalah sama dengan bagian yang eksak dari pemikiran matematika. Ketetapan matematika terletak dalam akal manusia dan tidak pada simbol simbol di atas kertas. Selanjutnya intuisionis menyatakan bahwa obyek segala sesuatu termasuk matematika, keberadaannya hanya terdapat pada pikiran kita, sedangkan secara eksternal dianggap tidak ada.

Dalam pemikiran intuitionisme matematika berlandaskan suatu dasar mengenai kemungkinan untuk membangun sebuah seri bilangan yang tak terbatas sebuah seri bilangan yang tak terbatas, pernyataan ini pada hakikatnya merupakan suatu aktivitas berfikir tang yang tak tergantung pada pengalaman, bebas dari bahasa dan simbolis, serta bersifat obyektif. Keberatan terhadap aliran ini adalah bahwa pandangan kaum intuitisme tidak memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana matematika bekerja dalam pikiran. Kita tidak mengetahui secara tepat pengetahuan intuitif bekerja dalam pikiran. Seperti halnya cinta dan benci dalam pandangan setiap orang berbeda-beda. Bagaimanakah hasilnya kalau dalam setiap pandangan yang berbeda-beda itu setiap orang berbagi tentang matematika? Lalu, mengapaperlu diajarkan kalau matematika itu bersfat intutif? C. mempunyai 1. matematika, 2. suatu pandangan yang Karakteristik sudah Objek fakta, Bertumpu operasi/ disepakati bersama, Kajian relasi, pada di antaranya sebagi yang konsep, dan Matematika berikut :

Matematika selalu berkembang seiring peradaban manusia. Namun dibalik semua itu matematika juga Memilliki yaitu: Abstrak prinsip. Kesepakatan

Mungkin ada perbedaan pendapat mengenai mengenai konsep matematika abstrak ini. Ada empat kajian

Simbol-simbol adalah istilah dalam matematika merupakan kesepakatan atau konvensi penting. Dengan simbol atau istilah yang disepakati dalam matematika, maka pembahasan selanjtunya akan lebih mudah 3. dilakukan Berpola dan Pikir dikumunikasikan. Deduktif

Dalam matematika hanya diterima pola pikir yang bersifat deduktif. Pola pikir deduktif ini secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang berpangakal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahakan kepada hal 4. boleh BAB PENUTUP Kesimpulan Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat dari para ilmuan matematika tentang apa yang disebut matematika. Untuk menafsirkan matematika para ilmuan belum pernah mencapai titik puncak kesepakatan yang sempurna. yang Konsisten adanya bersifat dalam khusus. sistemnya kontradiksi. III

Di dalam masing-masing sistem, berlaku ketaatasasan atau konsistensi. Artinya dalam setiap sistem tidak

Sumardyono (2004) menjelaskan bahwa secara umum terdapat tiga aliran besar yang mempengaruhi perkembangan matematika, termasuk perkembangan pendidikan matematika, yakni: aliran logikalisme, aliran formalisme, Pandangan dalam Memiliki dan matematika yang objek telah aliran disepakati kajian bersama, yang intuisionisme. antara lain: abstrak

DAFTAR

Bertumpu Berpola Konsistensi

pada pikir dalam

kesepakatan deduktif sistemnya PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Echols,John Fathani,Abdul Gie ,The M dan Halim. Liang. Karakterisitik S. Hasan 2009. 1981. Shadilly. 2003. Kamus Inggris-Indonesia. Jogjakarta: Yogyakarta Terhadap Jakarta: : Jakarta: Ar-Ruzz Pustaka. Gramedia. Media

Matematika(Hakikat Filsafat dan dalam

&Logika).

Matematika. Implikasinya Perspektif.

Supersukses. Matematika. Indonesia.

Sumardyono.

Matematika Ilmu

Pembelajaran Yayasan Obor

Suriasumantri,Jujun

2003.

file.upi.edu/Direktori/.../JUR...MATEMATIKA/.../Aliran_matematika.pdf

You might also like