You are on page 1of 18

Ida Rahmawati, S.Kep.

, Ns

adl suatu proses mhilangnya scr perlahan-lahan kemamp. jar utk mperbaiki diri/mganti dan mperthnkan fgs normalnya shg tdk dpt bthn terhdp infeksi dan mperbaiki kerusakan yg diderita (Constantindes, 1994).

Proses menua adalah proses yang ditandai oleh kegagalan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan fungsi normal sitem-sistem tubuh dalam terhadap stress Proses menua bukan suatu penyakit,jadi tidak ada obatnya. Yang penting dalam menghadapi proses menua adalah mempertahankan kualitas hidup supaya comfortable.

Normal : merupakan suatu proses yang ringan (benign), ditandai dengan turunya fungsi secara bertahap tetapi tidak ada penyakit sama sekali sehingga kesehatan tetap terjaga baik Patologis : ditandai dengan kemunduran fungsi organ sejalan dengan umur tetapi bukan akibat umur tua, melainkan akibat penyakit yang muncul pada umur tua

Bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental dan sosial ekonominya (Nugroho, 2000). Tipe tsb diantaranya : 1. Tipe arif bijaksana kaya dg hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dg perkembangan zaman, punya kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan jadi panutan 2. Tipe mandiri Menganti keg yg hilang dg yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan, bergaul dg teman, dan memenuhi undangan 3. Tipe tidak puas Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tdk sbar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut 4. Tipe pasrah Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti keg agama dan melakukan pekerjaan apa saja. 5. Tipe binggung kaget, k.ehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan acuh tak acuh

Teori Biologi 1. Teori genetik dan mutasi (somatic Mutatie Theory) 2. Teori Wear and tear (pemakaian dan rusak) 3. Teori imunitas (Imumunology slow theory 4. Teori neuroendokrin

1. Teori genetik dan mutasi (somatic

Mutatie Theory) Menua terprogram secara genetik. Tdr dr : teori asam deoksiribonukleat (DNA), teori ketepatan & kesalahan, mutasi somatik dan teori glikogen. Tjd akibat perubhn biokimia yg diprogm oleh molekul DNA, dan pd saatnya sel akan mengalami mutasi. Perkembgn radikal bebas, kolagen dan adanya pigmen lipofusin di sel otot jtg & sel SSP.

2. Pemakaian dan Rusak (wear and tear)

Tjd krn kelebihan usaha & stress yg menyebabkan sel-2 tbuh mjd lelah. Akumulasi sampah metabolik atau zat nutrisi dpt merusak sintesis DNA, malfungsi molekular dan malfungsi organ tbuh. Radikal bebas molekul yg sgt reaktif, hasil dri reaksi slm metabolisme.

3. Imumunology slow theory

Sistem imun malami penurunan fgs, shg rentan thdp berbgi penykt infeksi dan kanker.
4. Teori Neuroendokrin

Perlmbtan sekresi hormon tertnt yg have suatu dampak pd reaksi yg diatur oleh sist.saraf (kel.hipofisis, tiroid, adrenal dan reproduksi). Area neurologi : waktu reaksi yg diperlukan utk menerima, mproses & bereaksi thdp perintah atau dg istilah perlambtn tingkah laku.

1. Teori kepribadian
2. Teori tugas perkembangan

3. Teori penarikan diri (disengagement)


4. Teori aktivitas 5. Teori kesinambungan (kontinuitas)

1. Teori kepribadian

Kepribadian indiv yg tdr dari : motivasi & intelegensia dpt mjd karakteristik konsep diri. Konsep diri yg positif dpt mbantu lansia mhdpi masa tua. Penurunan intelektualitas : persepsi, kognitif, memori dan belajar menyebabkan lansia sulit utk dipahami & berinteraksi.

2. Teori tugas perkembangan

Proses maturasi dlm kaitannya dg tgs yg hrs dikuasai pd berbgi thp sepanjang rentang hidup manusia. Proses menua mrpkn tantangan & bgmn jwbn lansia thd berbgi tantangan tsb yg dpt bnilai positif atau negatif Pd kondisi dmn lansia merasakan tdk adanya pencapaian utk menikmati kehdpn yg baik, mk lansia akan beresiko utk disibukkan dg rasa penyesalan dan putus asa.

3. Teori aktivitas Palmore(1965) & Lemon et al(1972), penuaan yg sukses bgantung dr bgmn lansia merasakn kepuasan dlm melakukan aktivitas. Moral dan kepuasan berkaitan dg interaksi sos dan keterlibatan sepenuhnya dr lansia di masy. Kehilangan peran akan mhilangkan kepuasaan seorg lansia. Aktivitas mental dan fisik yg bkesinambungan utk mcgh kehilangan& pemeliharaan kes.

4. Teori kesinambungan

Adanya kesinambungan dlm siklus khdpn lansia Pengalaman hdp (gaya hidup, perilaku) bisa mjdi gmbrn seseorang ketika mjd lansia.

1. Pendekatan Fisik

Untuk lanjut usia yang masih aktif, asuhan keperawatan dapat berupa dukungan tentang personal hygiene: kebersihan gigi dan mulut atau pembersihan gigi palsu: kebersihan diri termasuk kepala, rambut, badan, kuku, mata serta telinga: kebersihan lingkungan seperti tempat tidur dan ruangan : makanan yang sesuai, misalnya porsi kecil bergizi, bervariai dan mudah dicerna, dan kesegaran jasmani. Untuk lanjut usia yang mengalami pasif, yang tergantung pada orang lain. Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia pasif pada dasarnya sama seperti pada lanjut usia aktif, dengan bantuan penuh oleh anggota keluarga atau petugas. Khususnya bagi yang lumpuh, perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus (lecet).

Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip Tripple, yaitu sabar, simpatik dan service. Perawat harus sabar mendengarkan cerita dari masa lampau yang membosankan, jangan menertawakan atau memarahi klien lanjut usia bila lupa melakukan kesalahan . Harus diingat kemunduran ingatan jangan dimanfaatkan untuk tujuan tertentu.

Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu upaya perawat dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesama klien usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi pendekatan social ini merupakan suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain

Perawat harus bisa memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnua dalam kedaan sakit atau mendeteksikematian. Sehubungan dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi kematian, DR. Tony styobuhi mengemukakn bahwa maut sering kali menggugah rasa takut. Rasa semacam ini didasari oleh berbagai macam factor, seperti ketidak pastian akan pengalaman selanjutnya, adanya rasa sakit dan kegelisahan kumpul lagi bengan keluatga dan lingkungan sekitarnya.

You might also like