You are on page 1of 14

kebijakan war on terror amerika terhadap aksi terorisme di arab Saudi pasca serangan world trade centre 11 september

2001

A.latar belakang Istilah terorisme telah dikenal sejak tahun 1980-an bersama istilah-isltilah yang identik dengan sumber terorisme fundamentalisme, radikalisme dan militanism. Dari beberapa istilah tersebut dalam pemikiran Barat khususnya Amerika Serikat menganggap islam identik dengan terorisme Salah satu kasus, yaitu mulai dari dulu sampai saat ini persepsi mayoritas masyarakat Amerika mengenai Islam adalah sesuatu yang bersifat negatif (jahat, keras dan ekstrim).Amerika menganggap Arab Saudi adalah tempat berkumpulnya organisasi terorisme seperti al qaeda dan para anggota hizbullah yang berasal dari Negara Arab Saudi,dan aksi terorisme di arab Saudi sudah ada sejak tahun 19961 Pelakunya adalah para anggota Hizbullah Saudi yang melakukan serangan terhadap kompleks perumahan Menara Khobar, di dekat Dhahran (600 kilometer di Timur Riyadh), Arab Saudi. Saat itu, kompleks ini menjadi tempat tinggal personel militer Amerika Serikat. Sesaat setelah menabrakkan truk tangker yang dimuati dengan bahan peledak plastik ke tempat parkir kompleks itu, kemudian teroris meledakannya hingga menghancurkan semuanya, kecuali bangunan di dekatnya. Dalam serangan itu, teroris berhasil menewaskan 19 tentara Amerika Serikat dan satu warga negara Arab Saudi, serta melukai 372 lainnya yang terdiri dari berbagai kebangsaan. Peristiwa 11 september 2001 adalah peristiwa yang bersejarah di Negara Amerika Serikat. peristiwa ini adalah peristiwa terorisme terburuk selama sejarah Amerika yang mengakibatkan korban jiwa sebanyak kurang lebih 3.000 jiwa dan mengakibatkan hancurnya
1

Lazuardi birru ,Bom menara khobar 1996, tersedia di http://www.lazuardibirru.org/jurnalbirru/ensiklopedia/bommenara-khobar-1996/ akses pada tanggal 3 april 2013

gedung bisnis yang terkenal dengan trademark kota New York yaitu World Trade centre serta hancurnya infrastruktur gedung pertahanan pentagon. Amerika Serikat sebagai negara hegemon dunia yang pada waktu itu terdepan dalam kemampuan pertahanannya seperti tererancam merasa

keamanannnya oleh sebuah ancaman terorisme.2 dalam hal ini Presiden Bush

mengeluarkan kebijakan war on terror,Istilah war on terror atau perang terhadap terorisme,Sejak saat itu kebijakan war on terror dideklarasikan oleh Amerika Serikat sebagai respon atas kejadian tersebut. Amerika Serikat menggunakan kebijakan itu dengan tujuan untuk menghancurkan dan menghilangkan ancaman terorisme dunia. Oleh karena itu, pemerintahan Bush percaya bahwa counterterror war merupakan pilihan yang sangat baik bagi mereka dengan hak untuk membela diri terhadap serangan teroris yang ada hingga titik dimana ancaman terorisme di luar batas negaranya juga terancam. Pemerintah Amerika Serikat berpikir bahwa jauh lebih aman untuk menghancurkan organisasi AL Qaeda daripada harus terlibat perang terselubung yang dianggap dapat merugikan Amerika Serikat sendiri karena Al Qaeda yang bergerak dalam organisasi yang sulit dideteksi secara efektif oleh Amerika Serikat secara nasional, apalagi dalam tataran global.

Invasi Amerika Serikat terhadap Afghanistan demi memberantas Taliban dan Al-Qaeda pun dilakukan tanpa ada keraguan. Karena itulah pada peristiwa pengeboman gedung World Trade Center serta gedung Pentagon memberikan momentum yang tepat bagi Amerika Serikat yang dipimpin oleh George W. Bush untuk menerapkan strategi containment pada Afghanistan dengan mengeluarkan kebijakan war on terror. Pada kebijakan tersebut, Bush menginginkan seluruh negara-negara di dunia ikut serta untuk memerangi terorisme Dengan menggunakan

Wikipedia,serangan 11 september,tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Serangan_11_September_2001 diakses pada 06/maret/2013

Bush Doctrines serta penuduhannya pada Al-Qaeda sebagai pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa 9/11. Amerika Serikat juga melakukan serangan terhadap Afghanistan pada 7 Oktober 2001. Penyerangan tersebut dimaksudkan untuk memaksa Taliban menyerahkan orang-orang yang terlibat peristiwa penyerangan World Trade Center dan Pentagon yang dianggap sebagai teroris oleh Amerika Serikat. Posisi strategis Afghanistan yang terletak diantara China dan Rusia dapat dimanfaatkan Amerika Serikat untuk menghancurkan hubungan kerja sama antar kedua negara tersebut serta mengontrol kebijakan opium.

Amerika melakukan Penangkapan secara besar-besaran dan kejam kepada para tersangka terorisme dan perlakuan yang tidak manusiawi pada para tersangka tersebut menjadi hal yang wajar dan umum dilakukan oleh Amerika.3 Penjara Guantanamo pun menjadi salah satu tempat penampungan mereka sekalipun hanya sebagai tersangka. Dalam teori perang, hal yang dilakukan oleh Amerika Serikat, dengan meminjam istilah Arreguin-Toft adalah sebuah upaya untuk melakukan serangan tidak langsung yang tidak ditujukkan untuk menguasai simbol politik dan lokasi strategis Al Qaeda sebagai musuhnya, namun Amerika Serikat berupaya melemahkan Al Qaeda secara substansial dengan upaya mereduksi kapasitas organisasionalnya dengan melumpuhkan berbagai negara yang berkemungkinan berkolaborasi dengan Al Qaeda, seperti Irak dan menangkapi para suspect personel Al Qaeda untuk menghancurkan jaringan komunikasi dan otoritas dalam organisasi tersebut. Amerika Serikat dalam hal ini tidak memiliki pilihan lain kecuali harus menggantungkan dirinya pada strategi serangan tidak langsung yang seringkali sifatnya sangat tidak populer, Arreguin-Toft sendiri menjelaskan teradang barbarism (seperti siksaan yang menjadi metode interogasi Amerika Serikat di Gunatanamo) merupakan metode

Geopolitik Amerika Serikat di Afghanistan dan irak ,tesedia di http://klaussurinka.multyplycom/2011_06_01_archive.html diakses pada 6 maret 2013

efektif yang bisa dilakukan negara seperti Amerika Serikat melawan musuh lebih lemah yang terus melakukan strategi gerilya.

Di sisi lain, Gregory Gause, seorang ahli Timur Tengah, mengatakan bahwa Arab Saudi dapat disebut sebagai sumber tidak langsung dari terror against the United States dan partner kunci dalam battle against terror. Arab Saudi memang termasuk salah satu negara dengan kondisi unik karena ia merupakan negara yang kaya dan ternyata juga merupakan sarang terhadap jaringan terorisme yang konon seharusnya lahir karena kesulitan ekonomi yang mempertegas batasan identitas dan nasionalisme, dan Arab Saudi tidak termasuk kategori itu. Secara sederhana, tidak ada alasan bagi radilkalisme terjadi di arab saudi karena perekonomian negara itu cukup maju dan tidak memungkinkan lahirnya generasi politik yang berjuang demi keadilan struktural. Belum lagi Arab Saudi merupakan salah satu simbol negara Islam di dunia dan sekaligus menjadi salah satu basis militer Amerika di Timur Tengah.

Berbagai jumlah terorisme yang muncul dan bertahan di Saudi Arabia jarang sekali mencuat keluar negara tersebut dikarenakan kebijakan pemerintah yang dapat melarang asosiasi sipil dan memenjarakan aktivis yang menyebarkan petisi. implikasi langsung tersebut dari beberapa fakta yang justru menunjukan bahwa ketika kebijakan war on terror semakin pesat dilakukkan oleh Amerika Serikat terjadi kulminasi meningkatnya aksi terrorisme yang cukup drastis di Arab Saudi terutama terlihat pasca serangan As ke Afghanistan 2001 dan Serangan ke Irak 2003.

Selain itu fakta bahwa Saudi Arabia dengan keberadaan ajaran wahhabi-nya merupakan faktor politik yang menarik untuk diperhitungkan dalam pembahasan isu terrorisme ini. Kenyataan bahwa ideologi fundamental Saudi Arabia mirip dengan ideologi Al Qaeda dan merupakan bukti yang tercermin dari banyaknya pemikiran anti-Amerika yang subur tumbuh di Arab Saudi. Keterkaitan Arab Saudi juga erat memperhitungkan faktor bahwa mayoritas anggota Al Qaeda yang melakukan serangan 9/11 berkebangsaan Saudi dan juga mengingat beberapa pejabat eselon tinggi dari Al qaeda juga tidak lain adalah kelahiran tanah Saudi, termasuk Osama bin Laden yang merupakan salah satu royal family dalam imperium Saudi Arabia.4

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1.Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang sebelumnya,maka saya membatasi ruang lingkupnya hanya kepada pengaruh kebijakan war on terror amerika serikat terhadap aksi terorisme di arab Saudi pasca runtuhnya world trade center 11 september 2001

Rumusan Masalah 1.bagaimana pengaruh kebijakan war on terror amerika serikat terhadap aksi terorisme di arab Saudi pasca runtuhnya world trade center 11 september 2001?

C.Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian


4

Council Special Report,Saudi Arabia in the New Middle East, tersedia di www.cfr.org/saudi-arabia/saudi-arabia-newmiddle-east/p26663 diakses pada 3 april 2013

1.Tujuan Penelitian mencari tahu apa yang melatar belakangi amerika mengeluarkan kebijakan war on terror dan mencari tahu pengaruh dari kebijakan war on terror terhadap aksi terorisme di arab saudi 2.Manfaat Penelitian a) Di harapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terutama bagi penstudi ilmu Hubungan Internasional dan dapat menjadi informasi bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian sejenis.

b) Sebagai bahan tambahan untuk menerapkan teori yang di dapat pada perkuliahan dengan kondisi yang ada pada Negara amerika dan arab saudi.

D.Landasan Teori atau Konsep Untuk menunjang objektivitas penelitian,maka saya sebagai penulis menggunakan konsep Kebijakan Luar Negeri dan konsep kepentingan Nasional,yang terkait dengan

permasalahan yaitu sebagai berikut

1.Kebijakan Luar Negeri Menurut James N Rosenau, kebijakan luar negeri digunakan untuk menganalisa dan mengevakuasi kekuatan-kekuatan internal dan eksternal yang mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu Negara terhadap negara lain. Sedangkan menurut K. J. Holsti, kebijakan luar negeri adalah tindakan atau gagasan yang dirancang oleh pembuat kebijakan untuk memecahkan masalah atau mempromosikan suatu perubahan dalam lingkungan, yaitu dalam kebijakan sikap atau tindakan dari negara lain. Gagasan kebijakan luar negeri, dapat dibagi menjaadi empat
6

komponen dari yang umum hingga kearah yang lebih spesifik yaitu orientasi kebijakan luar negeri, peran nasional, tujuan, dan tindakan.

Sumber sumber dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat adalah : 1. 1. External Sources Sumber-sumber eksternal merupakan perangkat dari sistem internasional untuk mempengaruhi karakteristik dan tingkah laku negara dan non negara. Ini termasuk semua aspek bentuk eksternal Amerika atau suatu tindakan ke luar negara. Kebijakan luar negeri Amerika dipengaruhi oleh kondisi dari lingkungan internasional. 1. 2. Societal Sources Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya. 1. 3. Governmental Sources Sumber-sumber dari pemerintahan merupakan aspek-aspek dari struktur pemerintah yang membatasi atau menambah suara-suara dalam pembuatan kebijakan luar negeri Amerika

1.4. Role Sources


Sumber-sumber peran merupakan hal yang penting karena pembuat keputusan dipengaruhi oleh tingkah laku social dan norma-norma yang legal dalam peran yang dipegang oleh seseorang. Posisi pembuat keputusan memegang tingkah laku mereka dan masukan bagi kebijakan luar negeri.

1. 5. Individual Sources
Sumber-sumber individu merupakan karakteristik seseorang yang mempengaruhi tingkah laku
7

dan pembuatan kebijakan luar negeri. Seperti karakteristik seorang presiden yang berpengaruh terhadap tingkah laku politik luar negerinya. Pasca tragedi 11 September 2001 dimana terjadinya peristiwa penyerangan menara kembar World Trade Centre (WTC) di New York dan Gedung Pusat Pertahanan AS (Pentagon) di Washington, yang diduga AS dilakukan oleh sekelompok teroris internasional, membuat AS pada saat itu dibawah pemerintahan George W. Bush mengubah kebijakan luar negeri dengan pola pre-emtive attack (serangan dini) dan defensive intervention (intervensi defentif) untuk melawan terorisme yang telah mencoreng kehormatan AS di mata dunia. Kebijakan luar negeri AS memiliki lima komponen utama, yaitu sebagai berikut : 1. Preemption : dimana AS harus mengambil tindakan mendahului menyerang sebelum diserang terhadap segala bentuk potensi ancaman terhadap warga negaranya. 2. Unilateralisme : tindakan yang diambil tidak harus meminta atau tergantung pada persetujuan badan internasional ataupun negara (sekutu) lain. 3. Hegemoni : AS harus mempertahankan tingkat kesiapan militer yang mampu mengalahkan segala macam kombinasi kekuatan dimana saja. 4. Demokratisasi : tiga komponen di atas digunakan untuk menyebarluaskan demokrtasi ke seluruh dunia. 5. Demonstrasi : kemenangan mutlak yang dicapai merupakan alat demonstrasi atas kekuatan AS dan memaksa negara lain bekerjasama dalam hegemoni Amerika Serikat5 Kepentingan Nasional kepentingan nasional (national interest) adalah konsep yang paling populer dalam analisa hubungan intemasional balk untuk mendeskripsikan, menjelaskan, meramalkan maupun
5

K.J Holsti; 1992. Politik internasional: suatu Kerangka Analisis ,Bandung: Sina Cipta, hal. 21

menganjurkan perilaku internasional. Analis sering memakai konsep kepentingan nasional sebagai dasar untuk menjelaskan perilaku luar negeri suatu Negara.6 Analisa seperti di atas sangat populer dalam studi ini. Hampir semua ilmuwan maupun praktisi hubungan intemasional sepakat bahwa, alasan pembenar utama bagi tindakan suatu negara adalah kepentingan nasional. Tetapi kalau sampai pada masalah konseptualisasi dan definisi, para ilmuwan dan praktisi itu berbeda pendapat: Apakah definisi "kepentingan nasional'. diterima secara luas Secara spesifik, apakah yang menjadi kepentingan nasional suatu negara dan rakyatnya pada suatu waktu ada dalam hal suatu isu?. $iapa yang menentukan urut-urutan prioritas tindakan yang akan dilakukan negara, serta kapan dan bagaimana urut-urutan prioritas itu harus diterapkan? Cara berpikir seperti dalam contoh di atas dikembangkan terutama oleh Hans J. Morgenthau. Bersama-sama dengan konsep power kepentingan nasional (national interest) merupakan pilar utama bagi teorinya tentang politik luar negeri dan politik internasional yang realis. Pendekatan Morgenthau ini begitu terkenal hingga telah menjadi suatu paradigrna dominan dalam studi politik internasional sesudah Perang Dunia II. Pendekatan power aart national interest serta asumsi-asumsinya yang statecentric telah mendominasi literatur dan penelitian tentang politik internasional di mana-mana, baik yang bersifat "tradisional" maupun yang 'behavioral. Karena itu, layak kalau pembahasan tentang kepentingan nasional ini dimulai dengan diskusi tentang pemikiran ilmuwan ini. Pemikiran Morgenthau didasarkan pada premis bahwa strategi giplomasi hams didasarkan pada kepentingan nasional, bukan ada alasan-alasan moral, legal dan ideologi yang dianggapnya utopis dan bahkan berbahaya. Ia menyatakan kepentingan nasional setiap negara adalah
6

Anak Agung Banyu Perwita. Dan Yanyan Mochamad Yani..pengantar ilmu hubungan internasional hal 35.

mengejar kekuasaan, yaitu apa saja yang bisa membentuk dan mempertahankan pengendaIian suatu negara atas negam lain. Hubungan kekuasaan atau pengendalian ini bisa diciptakan melalui teknik-teknik paksaan maupun kerja sama. Demikianlah, Morgenthau membangun konsep abstrak dan yang artinya tidak mudah didefinisikan, yaitu kekuasaan (power) dan kepentingan (interest), yang dianggapnya sebagai sarana dan sekaligus tujuan dan tindakan politik intemasional7 E.METODE PENELITIAN

1.Jenis Penelitian Jenis penelitian yang saya gunakan adalah jenis penelitian yang bersifat eksplanatory

2.Jenis Data Dari hasil pengumpulan data tersebut,peneliti menggunakan teknik Analisis

Kualitatif,dengan metode Content Analysis,dimana penulis berupaya menjelaskan data dan Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,yaitu dari buku atau literature,artikel,situs-situs mengenai kebijakan war on terror Amerika Serikat ,dan situs-situs penelitian lainya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini peneliti lebih banyak melakukan Library Research dengan mencari dan mengumpulkan data sekunder berupa buku-buku ilmiah lainya yang berhubungan dengan

Mohtar Masud. 1990. Ilmu hubungan internasional disiplin dan metodologi . Hal 163

10

pokok permasalahan yang di bahas.disamping itu,artikel-artikel dari internet yang di kumpulkan sehingga membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

4.Teknik Analisi Data menggambarkan hasil penelitian sejumlah data dan menarik kesimpulan

5.Definisi Operasional 1.pengaruh kebijakan war on terror amerika terhadap aksi terorisme di arab Saudi pasca serangan world trade centre 11 september 2001 adalah meningkatnya aksi terrorisme di Arab Saudi terutama terlihat pasca serangan As ke Afghanistan 2002 dan Serangan ke Irak 2003.seperti bom bunuh diri di Riyadh diri 12 May, dan 8 Nopember 2003 dan aksi pemboman 21 April di perusahaan yanbu serta pemboman dan penyanderaan pada 29 Mei 2004 sebagai aksi perlawanan terorisme terhadap monarki Arab Saudi. 2. kebijakan war on terror adalah perang terhadap terorisme muncul pertama kali ketika dua pesawat menghancurkan menara kembar World Trade Center pada 11 September 2001. Sejak saat itu war on terror dideklarasikan oleh Amerika Serikat sebagai respon atas kejadian tersebut. Amerika Serikat menggunakan kebijakan itu dengan tujuan untuk menghancurkan dan menghilangkan ancaman terorisme dunia.

F.Sistematika Penulisan 1.BAB I : PENDAHULUAN


Dalam bab ini akan di uraikan tentang latar belakang,batasan dan rumusan

masalah,tujuan dan

manfaat penelitian,landasan teori dan konsep,metode penelitian,dan sistematika penulisan.


11

2.BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


Dalam bab ini di bahas tentang konsep-konsep ataupun teori-teori yang di gunakan dalam

penulisan ini.konsep teori yang di gunakan adalah konsep Teori Konflik Sosial,Konsep Krisis Politik dan Konsep Keamanan Nasional.

3.Bab III : GAMBARAN UMUM


Bab ini di sebut sebagai gambaran umum penelitian yang mana berisi tentang pemaparan objek

penelitian yang penulis bahas.

4.Bab IV : ANALISA PEMBAHASAN


Bab ini merupakan hasil pembahasan dari permasalahan yang penulis ajukan berdasarkan data

yang di peroleh.

5.Bab V : KESIMPULAN
Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran yang berisi inti hasil penelitian

dan saran-saran dari penulis berdasarkan pada hasil penelitian.

12

Daftar Pustaka Buku Holsti,K.J. 1992. Politik internasional: suatu Kerangka Analisis ,Bandung: PT SINA CIPTA. Masoed,Mohtar. 1990. Ilmu hubungan internasional disiplin dan metodologi. Jakarta: LP3ES. Perwita, Anak Agung Banyu . Dan Yanyan Mochamad Yani. 2005.pengantar ilmu hubungan internasional. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. Media internet Council Special Report,Saudi Arabia in the New Middle East, tersedia di www.cfr.org/saudiarabia/saudi-arabia-new-middle-east/p26663 diakses pada 3 april 2013 Geopolitik Amerika Serikat di Afghanistan dan irak ,tesedia di http://klaussurinka.multyplycom/2011_06_01_archive.html diakses pada 6 maret 2013 Lazuardi birru ,Bom menara khobar 1996, tersedia di http://www.lazuardibirru.org/jurnalbirru/ensiklopedia/bom-menara-khobar-1996/ diakses pada 6 maret 2013

13

Wikipedia,serangan 11 september,tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Serangan_11_September_2001 diakses pada 06/maret/2013

14

You might also like