You are on page 1of 3

Definisi Kelompok Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri, sudah dapat dipastikan bahwa individu

membutuhkan individu lain untuk dapat bertahan hidup. Dengan demikian, terbentuklah kelompok untuk memfasilitasi kumpulan-kumpulan individu. Kelompok merupakan orang-orang berkumpul yang memiliki satu tujuan yang sama. Kelompok terbentuk dari kumpulan orang yang berlatar belakang budaya, sosial, serta tujuan dan visimisi yang sama Tahap perkembangan kelompok ada lima. Yang pertama adalah forming (pembentukan). Pembentukan (forming) adalah tahap awal dalam perkembangan kelompok yang pada awalnya belum mengenal satu sama lain, belum memiliki kepastian dalam bekerja, belum memiliki pembagian tugas yang jelas, dl. Tugas anggota dan pemimpin pada tahap ini relatif masih sama, yakni mendorong masing- masing anggota untuk memantapkan misi dan tujuan, mengatur jadwal kerja, dan menetapkan beberapa norma awal untuk bekerja sama. Tahap kedua yaitu storming (goncangan). Tahap ini terbentuk jika masing-masing anggota kelompok setelah merasa dekat, dan muncul beberapa masalah seperti perbedaan arah, perbedaan arah kepemimpinan, serta perbedaan cara bekerja. Di tahap ini biasanya kelompok dalam keadaan kacau dan konflik. Peran anggota dan ketua di tahap ini adalah menahan diri, mebantu sesama anggota, meningkatkan komitmen pada kelompom dll. Tahap ketiga yakni norming (membangun norma). Pada tahap ini masing-masing anggota kelompok sudah agak kompak dan berusaha menetapkan dan mematuhi pola perilaku yang dapat diterima dalam bekerja di kelompok. Anggota biasanya lebih ramah terhadap satu sama lain. Tugas dan peran anggota kelompok biasanya secara bersama-sama mendorong anggota kelompok untuk mengambil tanggung jawab lebih, dan lebih bersikap kooperatif dalam satu kelompok. Tahap keempat dan kelima adalah performing (melakukan atau melaksanakan) dan adjourning (penangguhan). Pada tahap performing telah terbentuk dimana satu kelompok yang ideal. Kelompok yang dimaksud adalah kelompok yang telah satu visi dan misi serta tujuannya sama. Masing-masing anggota telah merasa klop satu sama lainnya. Tugas dan peran anggota adalah mempertahankan kondisi kelompok yang telah ideal tersebut. Tahap terakhir adalah penangguhan, yang memiliki arti bahwa kelompok dapat membubarkan diri atau jika beberapa anggota kelompok sudah merasa kompak, mereka dapat membentuk kelompok baru.

Pada kenyataanya kelompok di masyarakat memang berbeda-beda macam, tujuan, dan anggotanya. Berikut adalah macam-macam bentuk kelompok yang ada di masyarakat. Ynag pertama adalah kelompok formal dan informal. Kelompok formal merupakan kelompok yang telah memiliki struktur organisasi dan peraturan tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur hubungan diantara anggotanya. Sedangkan kelompok informal adalah kelompok yang tidak memiliki struktur dan organisasi tertentu. Berikut akan diberikan contoh-contoh kelompok informal lainnya. Bentuk kelompok informal pertama menurut Ferdinand T (dalam Drs. Joni, 2012) bentuk kelompok pertama selain formal-informal adalah gemainnschlaft dan gesellschaft. Gemainschaft merupakan kehidupaan bersama yang intim, pribadi, dan ekslusif; dan merupakan suatu keterikatan yangdibawa sejak lahir. Akan tetapi, Gesellschaft merupakan suatu nama dan gejala baru yang bersifat sementara serta kemudian sebagai kehidupan publik yakni sebagai orang yang kebetulan hadir bersama tetapi masing-masing tetap mandiri. Poi kedua adalah menurut W.G.Sumner (dalam Drs Jonis, 2012) ia membedakan kelompok antara in group dan out group. In Group merupakankelompok sosial yang dijadikan tempat olehindividu-individunya untukmengidentifikasikan dirinya. Akan tetapi Out Group merupakan kelompok sosial yang oleh individunya diartikan sebagai lawan Poin ketiga, menurut Robert K. Merton (dalam Drs. Jonis, 2012) menyatakan bentuk grup yakni: Membership group dan Reference Group. Kelompok membership merupakan kelompok yang para anggotanya tercatat secara fisik sebagai anggota, sedangkan kelompok reference merupakan kelompok sosial yang dijadikan acuan atau rujukan oleh individuindividu yang tidaktercatat dalam anggota kelompok tersebut untuk membentuk atau mengembangkan kepribadiannya atau dalam berperilaku. Dan poin terakhir, menurut Geertz (dalam Drs. Jonis, 2012) mengembukakan bentuk kelompok Priyai, Santri, dan Abangan. Abangan merupakan kumpulan manusia yang diwarnai berbagai upacara selamatan, praktik pengobatan tradisional serta kepercayaan pada makhlus halus dan kekuatan gaib itu terkait pada kehidupan di pedeaan. Santri adalah kumpulan yang ditandai oleh ketaatan pada ajaran agama Islam serta keterlibatan dalam berbagai organisasi sosial dan politik yang bernafaskan Islam dijumpai di kalangan pengusaha yang bergerak di pasar maupun didesa selaku pemuka agama. Sedangakan, priyai adalah kumpulan yang ditandai pengaruh mistik Hindu-Buddha prakolonial maupunpengaruh kebudayaan Barat dan dijumpai pada kelompok elite kerahputih yang merupakan bagian dari birokrasi pemerintah.

Cara kerja kelompok bila dikaitkan dengan fungsi dan tugas kelompok tersebut sudah dapat dipastikan berbeda. Beberapa kelompok dapat dibedakan berdasarkan cara kerja atau keefektivan dalam melaksanakan kerjanya. Kelompok pertama disebut dengan kelompok pseudo, kelompok ini adalah kelompok yang anggotanya mendapat tugas untuk bekerja sama, namun sebenarnya tidak berminat untuk melaksanakannya. Dalam kelompok pseudo inipun kurang terjadinya interaksi kelompok dikarenakan masing-masing dari mereka percaya bahwa hasil kerjanya akan dievaluasi pada akhir kerja. Hal tersebutlah yang menyebabkan masing-masing mereka bersaing dalam kelompoknya. Contoh dari tipe kelompok pseudo adalah salesman. Kelompok kedua adalah kelompok tradisional. Kelompok ini adalah kelompok yang anggotanya mendapat tugas untuk bekerjasama dan dituntut untuk bisa menerima bahwa mereka harus bekerjasama. Dapat ditemukan dibanyak lingkungan pendidikan dimana kelompok tradisional ini terbentuk. Kelompok ketiga adalah kelompok efektif. Kelompok ini adalah kelompok yang anggota-anggotanya telah memiliki komitmen untuk memaksimalkan keberhasilan dirinya maupun keberhasilan anggota-anggotanya. Anggota dari kelompok ini salig mengandalkan tanggungjawab satu sama lain dalam menjalankan tugasnya, srta saling membantu sesama anggota. Kelompok terakhir adalah kelompok kinerja tinggi. Kelompok pada tingkat ini sebenarnya telah sama dengan kelompok efektif. Akan tetapi, perbedaannya adalah kelompok kinerja tinggi memiliki anggota yang lebih berkomitmen dibandingkan dengan kelompok efektif. Tidak hanya kepercayaan, respek satu sama lain, tetapi mereka sangat perduli dengan apa yang terjadi diantara masing-masing anggota, termasuk pada pengembangan pribadi setiap kelompok. Sayangnya jarang sekali kelompok dengan kinerja tinggi ini terbentuk di lingkungan sosial.

You might also like