You are on page 1of 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian teori 1. Pengertian Metode Demonstrasi Menurut Sanjaya (2006), metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Djamarah (2005), metode demonstrasi adalah suatu metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Roestiyah (2008), metode demonstrasi adalah cara mengajar dimana seorang instruktur atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati mendengar ataupun merasakan proses yang dipertunjukkan guru tersebut. Selanjutnya menurut Sagala (2006), mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah suatu cara guru mengajar, dengan mempertunjukkan atau memperlihatkan kepada siswa tentang suatu proses atau cara kerja suatu benda secara nyata ataupun tiruan, untuk mencapai tujuan pengajaran dan dengan harapan siswa dapat memahamibahkan biasa melakukannya sendiri. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

2. Penggunaan Metode Demonstrasi 2.1 Tujuan Metode Demonstrasi

Tujuan pengajaran dengan menggunakan metode demonstrasi adalah untuk memperlihatkan suatu proses suatu peristiwa sesuai meteri pelajaran, cara pencapaiannya, dan kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pengajaran di kelas (Sagala,2006). Dengan penerapan metode demonstrasi, peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan pengamatan suatu benda yang sedang terlihat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan. Dalam demostrasi diharapkan setiap pembelajaran dari hal-hal yang didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh murid dan melalui prosedur yang benar dan dapat pulah dimengerti yang diajarkan.

2.2

Manfaat Metode Demonstrasi

Menurut Daradjat (1985) dalam Martiningsih, manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah : a) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan. b) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. c) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.

2.3

Langkah-Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi

1. Langkah pembukaan. Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya: a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang akan didemonstrasikan. b. Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa. c. Mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi. 2. Langkah pelaksanaan demonstrasi:

a. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsng siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi. b. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan. c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa. d. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu. 3. Langkah mengakhiri demonstrasi. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan: a. Memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. b. Melakukan evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi tersebut.

2.4

Kelebihan Metode Demonstrasi demonstrasi memiliki

Menurut Sagala (2006), metode kelebihan-kelebihan antara lain :

a) Perhatian murid dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. b) Dapat membimbing peserta didik kearah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama. c) Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek. d) Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau menerangkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.

d) Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerupakan keterangan-keterangan yang banyak. e) Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaanpertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi. Menurut Sanjaya(2006), sebagai suatu metode pembelajaran demostrasi memiliki beberapa kelebihan, antara lain: a) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalismeakan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang diajarkan. b) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. c) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pelajaran.

2.5. Kelemahan metode demonstrasi Menurut Sagala (2006), metode demonstrasi mempunyai beberapa kelemahan antara lain : a) Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan, kadang-kadang terjadi perubahan yang tidak terkontrol. b) Untuk mengadakan demonstrasi diperlukan alat-alat yang khusus, kadang-kadang alat itu sukar didapat. c) Dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian. Dalam hal ini banyak diabaikan oleh murid-murid. d) Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas. e) Memerlukan banyak waktu, sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat minimum. f) Kadang-kadang proses yang didemonstrasikan di dalam kelas akan berbeda jika proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau yang sebenarnya. g) Memerlukan ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Menurut Sanjaya,(2006), metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya : a) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. b) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal jika dibandingkan dengan metode ceramah. c) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Disamping

itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.

2.6. Cara mengatasi kelemahan metode demonstrasi Menurut Sagala (2006), ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan metode demonstrasi, antara lain : a) Tentukan terlebih dahulu hasil yang ingin dicapai. b) Guru mengarahkan demonstrasi itu sedemikian rupa sehingga murid-murid memperoleh pengertian dari gambaran yang benar, pembentukan sikap dan kecakapan yang kritis. c) Pilih dan kumpulkan alat-alat demonstrasi yang akan digunakan. d) Usahakan agar seluruh murid dapat mengikuti pelaksanaan demonstrasi itu sehingga memperoleh pengertian dan pemahaman yang sama. e) Berikan pengertian yang sejelas-jelasnya tentang landasan teori dari yang didemonstrasikan. f) Sedapat mungkin bahan pelajaran yang didemonstrasikan adalah hal-hal bersifat praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. g) Menetapkan garis-garis besar/langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.

3. Perbedaan metode demonstrasi dengan metode eksperimen Sagala (2006) mengatakan, metode demonstrasi adalah pertunjukkan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya. Sedangkan metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu, dengan mengalaminya sendiri sesuai dengan yang dipelajarinya. Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau bisa di luar laboratorium. Penerapa metode demonstrasi, peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil keputusan/kesimpulankesimpulan dari apa yang sedang didemonstrasikan. Dalam demonstrasi diharapkan setiap langkah pembelajaran dari hal-hal yang didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh peserta didik dan melalui prosedur yang benar dan dapat pula dimengerti materi yang diajarkan.Sedangkan pembelajaran dengan metode eksperimen ini, peserta didik diberi kesempatan untuk mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Peran pendidik dalam metode eksperimen ini sangat penting, khususnya berkaitan dengan ketelitian

dan kecermatan sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam memaknai kegiatan eksperimen dalam proses pembelajaran. B. Hasil belajar 1. Pengertian belajar Menurut Sanjaya, 2006, belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau suatu prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi di dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi dengan lingkungan yang disadari, Sanjaya,(2006). Selanjutnya, proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat.Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan.Kita hanya mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan perilaku yang tampak. Menurut Slameto (2003), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingka laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Dari beberapa uraian di atas, bisa disimpulkan bahwa belajar adalah suatu bentuk /atau proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang, sebagai akibat dari pengalaman dan latihan dengan lingkungan yang disadari. 2. Pengertian hasil belajar Dalam proses belajar tentu ada yang berhasil, sukses dan tidak mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan, ada yang gagal dan mengalami hambatan untuk mencapai tujuan. Ukuran keberhasilan dalam proses belajar diberikan istilah prestasi/hasil belajar. Menurut Mappa (1983)dalam Amriawan,prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa dalam suatu mata pelajaran tertentu dengan menggunakan tes standar sebagai alat pengukur keberhasilan murid.SedangkanTirtaraharja (1981) dalam Amriawan,mengemukakanprestasi belajar adalah taraf kemampuan aktual yang bersifat terukur, berupa pengalaman ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap, interes yang dicapai oleh murid dari apa yang dipelajari di sekolah. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi/atau hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran di sekolah setelah berakhirnya program pembelajaran, yang dapat diketahui dengan menggunakan alat evaluasi yang disebut tes prestasi belajar dengan hasil tes yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai. Prestasi/ atau hasil belajar biologi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu ukuran keberhasilan yang menyatakan seberapa besar peningkatan nilai yang dicapai oleh siswa dalam mata pelajaran biologi, materi sistem gerak,dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Slameto ( 2003 ), faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar yaitu : a. Faktor intern Faktor internyaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, yang meliputi: 1. Faktor Jasmaniah ( kesehatan dan cacat tubuh) 2. Faktor Psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan) 3. Faktor kelelahan ( kelelahan jasmani maupun rohani) b. Faktor ekstern Faktor ekstern yaitu faktor yang ada di luar individu, yang meliputi: 1. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik,suasana rumah,relasi antaranggota keluarga, keadaan ekonomi keluarga dan latar belakang kebudayaan) 2. Faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, disiplin sekolah, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, alat pelajaran dan sebagainya). 3. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

You might also like