Professional Documents
Culture Documents
Tipe Pembebanan
Sistem pembebanan, bagaimanapun kompleksnya, hanya terdiri atas empat tipe beban dasar yaitu;
1. 2. 3. 4. Beban aksial (normal) Beban geser (shear) Momen lentur (bending moment) dan Beban puntir (torsion)
Beban Aksial
Adalah beban yang diterapkan sepanjang sumbu longitudinal atau pusat sumbu elemen struktur. Aksi pembebanan mengakibatkan perpanjangan (pemendekan) elemen mengalami tarikan (tekanan) beban tarik (tekan). Kolom diistilahkan untuk elemen vertikal yang mengalami beban tekan
Beban Geser
Cantilever beam
W = kg/m
Beban geser bekerja secara tegaklurus terhadap sumbu elmen struktur dan memiliki satu bentuk yang disebut beam. Pada kantilever beban terpusat (a), sedangkan pada (b) beban terdistribusi merata dengan intensitas w
Momen Bending
Dalam realitas, pembebanan pure bending seperti (a) sulit diterapkan. Umumnya, momen bending murni muncul melalui aplikasi tipe beban lain yang bersamaan pada elemen struktur. Misalnya, pada (b) elemen vertikal BC dihubungkan ke kantilever AB dan membawa beban geser horizontal P . Maka AB dikenai momen murni, M = P.h di titik B
Torsi
Situasi yang sama seperti bending, muncul juga pada t orsi murni, T. Contoh praktis suatu torsi adalah pada kantilever (b) dimana batang horizontal BC memangku beban geser di titik C . Kantilever AB dikenai torsi murni sebesar T = W.h ditambah beban geser W
Cantilever beam
Pada section mm, beban geser eksternal W menghasilkan shear dan bending
Gambarkan NFD sistem batang dan tumpuan di samping Pada kasus ini terjadi diskontinuitas di titik B sehingga distribusi gaya normal akan berbeda di BC. Karena itu NFD harus ditentukan di seksi X1 dan seksi X2.
Batang ABCD dikenai 3 beban terpusat. Tentukanlah NFD dan harga maksimumnya. Pada contoh ini kita tidak perlu menghitung gaya vertikal pada tumpuan, karena hanya ditanya distribusi gaya normal. Selanjutnya, komponen horizontal menyudut, hanya dapat ditahan di A, karena B tumpuan roll, sehingga: RA,H + 6 cos 60 4 cos 60 = 0 RA,H = 1kN Karena beban diskontinuitas tegaklurus di B sebesar 2 kN tidak berpengaruh terhadap gaya normal, maka DBB AX1 mewakili gaya normal antara A dan C, dimana :
DBB AX1 :
NAC RA,H = 0
Komponen menyudut di C menghasilkan discontinuitas sehingga distribusi gaya normal harus dibuat di seksi X2 antara C dan D. DBB X2D : NCD 4 cos 60 = 0 NCD = +2 kN (tension)
Dari NFD terlihat bahwa gaya normal maksimum terjadi diantara titik C dan D sebesar 2 kN
MAB + W(L x) = 0 sehingga didapat persamaan MAB = W(L x) yang memberikan MAB berharga negatif dan harganya bervariasi secara liniear sepanjang batang. Mulai dari nol pada x = L hingga WL pada x = 0
x)2
Catatan : Total beban sepanjang batang XB = w(Lx), yang dianggap bekerja sebagai beban terpusat pada jarak (L x)/2 dari X.
Dari 2) terlihat momen MAB berharga negatif di sepanjang batang dan fungsi kuadratnya mengisyaratkan fungsi parabolik
Kebenaran bentuk diagram dapat diuji dengan mendeferensialkan 2) terhadap x. dMAB/dx = w(L x) 3) Artinya pada saat x = L, maka dMAB/dx = 0, sehingga pada titik B diagram merupakan garis singgung. Demikian pula dari 3) dilihat bahwa gradien dMAB/dx akan menurun seiring bertambahnya harga x
Pada contoh ini reaksi tumpuan A dan C perlu dihitung, dan karena prinsip simetri diperloeh : Pada kasus ini terjadi diskontinuitas pembebanan di B, sehingga harus diperhatikan momen lentur dan gaya gesernya, misalnya di section X1 antara A dan B dan di section X2 antara B dan C
Dari DBB /AX1, terlihat momen AB dan gaya geser AB berharga positif dan dari kestimbangan didapat :
Artinya sepanjang BC, besar gaya geser konstan dan positif Maka diagram geser yang terbentuk adalah :
Gambar di samping menunjukkan perubahan drastis di titik B dari gaya geser negatif ke positif. Inilah hasil asumsi beban terpusat. Kenyataannya, ini tidak mungkin terjadi karena adanya pengaruh infinite bearing pressure di permukaan batang. Karenanya, dalam praktek beban W dan reaksi tumpuan akan terdistribusi sempit sepanjang batang sebagai berikut : distribusi gaya geser aktual menjadi
Sehingga M AB berrvariasi secara linear dari nol di titik A (pada x = 0) hingga +WL/4 di titik B(pada x = L/2). Selanjutnya perhatikan bagian X2C pada batang dan ambil momen di titik X2 didapat : (ii)
Dari (ii) tampak bahwa MBCS bervariasi linear dari +WL/4 di titik B (pada x =L/2) hingga nol di titik C (pada x = L)
Tugas III
Buat makalah mengenai diagram gaya Normal, Geser, Puntir dan Torsi beserta minimal 1 (satu) contoh soal yang diselesaikan untuk setiap tipe gaya. Catatan : Setiap soal yang inovatif dan kreatif memiliki bobot berbeda