Professional Documents
Culture Documents
-13-
kolom
balok
perletakan
-14-
perletakan Gambar 1.10. Gambar jembatan dalam mekanika teknik 1.2.2. Beban Didalam suatu struktur pasti ada beban, beban yang bisa bergerak umumnya disebut beban hidup misal : manusia, kendaraan, dan lain sebagainya. Beban yang tidak dapat bergerak disebut beban mati, misal : meja, peralatan dan lainsebagainya. Ada beberapa macam beban yaitu beban terpusat dan beban terbagi rata. a. a.1. manusia yang berdiri diatas jembatan Beban terpusat Beban terpusat adalah beban yang terkonsentrasi di suatu tempat.
P1
P2
Notasi beban terpusat = P Satuan beban terpusat = ton, kg, Newton, dan lainsebagainya, Gambar 1.11. Gambar beban terpusat dalam mekanika teknik
-15-
b. Beban terbagi rata Beban terbagi rata adalah beban yang tersebar secara merata baik kearah memanjang maupun ke arah luas.
Notasi beban terbagi rata = q Satuan beban terbagi rata = ton/m, kg/cm Newton/m dan lainsebagainya. Gambar 1.12. Penggambaran beban terbagi rata dalam mekanika teknik
1.2.3. Perletakan
-16-
Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah membaca modul bagian ini, maka siswa bisa memahami pengertian tentang perletakan dan bagaimana pemakaian perletakan ini pada suatu struktur.
Tujuan Pembelajaran Khusus : Mahasiswa dapat menunjukkan konsep dasar dan pengertian tentang struktur, konsep pengertian tentang perletakan, serta konsep kedudukan perletakan dalam suatu struktur.
1.2.3.1.
Pendahuluan
Dalam bidang teknik sipil kita selalu membicarakan masalah bangunan seperti bangunan gedung, jembatan, dan lainsebagainya. Bangunan-bangunan tersebut harus terletak diatas permukaan bumi, hubungan antara bangunan tersebut dengan lapisan permukaan bumi dikaitkan dengan suatu pondasi. Bangunan yang terletak diatas permukaan bumi disebut bangunan atas, sedang yang masuk pada lapisan permukaan bumi disebut dengan bangunan bawah. Hubungan antara bangunan atas dan bawah melalui suatu tumpuan yang disebut dengan Perletakan. Contoh : a. Hubungan antara bangunan atas jembatan dan bangunan bawah pondasi. Struktur jembatan (bangunan atas)
perletakan Pondasi (bangunan bawah) struktur jembatan Penggambaran pada mekanika teknik
perletakan Gambar 1.13. Gambar perletakan jembatan dalam mekanika teknik b. Hubungan antara bangunan gedung dan pondasi
-17-
Penggambaran pada mekanika teknik perletakan (tumpuan) Gambar 1.14. Gambar perletakan gedung dalam mekanika teknik 1.2.3.2. Macam-Macam Perletakan Dalam mekanika teknik perletakan berfungsi untuk menjaga struktur supaya kondisinya stabil. Ada 4 macam perletakan dalam mekanika teknik yaitu : rol, sendi, jepit dan perodel. a. Rol Struktur Bentuk perletakan rol, pada suatu struktur jembatan yang bertugas untuk menyangga sebagian dari jembatan. (Gambar 1.15) Karena struktur harus stabil maka perletakan rol tersebut tidak boleh turun jika kena beban dari atas, oleh karena itu rol tersebut harus mempunyai reaksi vertical (Rv).
silinder baja
-18-
Perletakan rol bila dilihat dari gambar struktur, maka rol tersebut bias bergeser ke arah horizontal. jadi tidak bisa mempunyai reaksi horizontal, bisa berputar jika diberi beban momen jadi tidak mempunyai reaksi momen. Penggambaran perletakan rol dalam bidang mekanika teknik, Rol Rv RH ada reaksi vertikal.
Balok jembatan Rv
Penggambaran perletakan sendi dalam mekanika Gambar 1.16. Aplikasinya perletakan rol dalam teknik, ada reaksi vertikal dan horisontal mekanika teknik
Rv
b. Sendi RH
balok jembatan Struktur Gambar 1.18. perletakan Aplikasinya perletakan sendi di Bentuk sendi pada suatu struktur dalam mekanika teknik jembatan, yang bertugas untuk menyangga sebagian dari jembatan (Gambar 1.17). silinder baja Karena struktur harus stabil, maka perletakan sendi tidak boleh turun jika kena
Rv RH
beban dari atas, oleh karena itu sendi Bentuk perletakan jepit dari suatu balok sosoran tersebut harus mempunyai reaksi vertikal struktur, bertugas untuk menahan Rv teras (Rv). Selain itu perletakan sendi tidak boleh balok sosoran teras supaya tidak jatuh bergeser horizontal. Oleh karena itu (Gambar 1.19) Gambar 1.17. Skema perletakan Sendi perletakan sendi harus mempunyai reaksi Pada perletakan jembatan RM Karena struktur sosoran harus stabil R H horizontal (RH), sendi tersebut bisa berputar RV maka perletakan jepit tidak boleh turun jika diberi beban momen. Jadi sendi tidak kolom jika kena beban dari atas, oleh karena punya reaksi momen. itu jepit tersebut harus mempunyai reaksi vertikal (Rv). Jepit tersebut Gambar 1.19. Skema perletakan jepit pada sosoran teras rumah tidak boleh berputar jika kena reaksi pada beban momen, sambungannya harus
momen, oleh karena itu jepit tersebut mempunyai selain itu jepit juga tak boleh bergeser secara horizontal.
-19-
c. Jepit
RH RM RV
Penggambaran perletakan jepit dalam mekanika teknik, ada reaksi vertikal, horizontal, dan momen
-20-
RH RM RV
Gambar 1.20.
Bentuk perletakan jepit dari suatu struktur, d. Pendel balok baja bertugas untuk menyangga sebagian dari struktur baja (Gambar 1.21.) Pendel tersebut hanya bisa menyangga sebagian jembatan, hanya searah dengan pendel sumbu pendel tersebut, jadi hanya mempunyai satu reaksi yang searah dengan R Gambar 1.21. Skema perletakan pendel pada suatu struktur baja R R sumbu pendel.
Penggambaran perletakan pendel dalam mekanika teknik, ada reaksi searah pendel.
balok baja Gambar 1.22. Aplikasi perletakan pendel di dalam mekanika teknik pendel
-21-
meja
1.3.2. Pengertian tentang keseimbangan Sebuah kotak yang dilem diatas meja, maka kotak tersebut dalam keadaan seimbang, yang berarti kotak tersebut tidak bisa turun, tidak bisa bergeser horisontal dan tidak bisa berguling. a. Keseimbangan vertikal
-22-
Pv
Kotak Lem
kalau kotak tersebut dibebani secara vertikal (Pv), maka kotak tersebut tidak bisa turun, yang berarti meja tersebut mampu memberi perlawanan vertikal (Rv), perlawanan vertikal
Meja Pv Rv Kotak
tersebut (Rv) disebut reaksi vertikal. Gambar 1.24. Keseimbangan vertikal Bandingkan hal tersebut diatas dengan kotak yang berada di atas lumpur Kalau kotak tersebut dibebani
Lumpur
secara vertikal (Pv), maka kotak tersebut langsung tenggelam, yang berarti lumpur tersebut tidak mampu memberi
Kotak tenggelam
Gambar 1.25. Kotak tenggelam dalam lumpur b. Keseimbangan horisontal PH Kotak Lem RH Kalau kotak tersebut dibebani secara horisontal (PH), maka kotak tersebut tidak bisa bergeser secara horisontal, yang berarti lem yang meja Gambar 1.26. Keseimbangan horizontal memberi perlawanan horisontal (RH), sehingga bisa menahan kotak untuk tidak bergeser. Perlawanan horisontal tersebut (RH) disebut reaksi horisontal. Bandingkan hal tersebut diatas dengan kotak yang berada di atas meja tanpa di lem merekat antara kotak dan tersebut mampu meja
-23-
Kalau kotak tersebut dibebani secara horisontal (PH), maka kotak tersebut langsung bergeser, karena tidak PH kotak yang bergeser ada yang menghambat, yang berarti meja tersebut tidak mampu memberi perlawanan horisontal (RH) (Gambar 1.27) Gambar 1.27. Kotak yang bergeser Karena beban horizontal c. Keseimbangan Momen Kalau kotak tersebut dibebani momen (PM), maka kotak tersebut tidak bisa berputar (tidak bisa terangkat), yang berarti lem perekat antara kotak dan meja tersebut mampu memberikan perlawanan momen (RM), perlawanan momen tersebut (RM) disebut dengan reaksi momen. PM Kotak
Lem Meja
RM
-24-
Bandingkan hal tersebut diatas dengan kotak yang berada di atas meja tanpa di lem. PM Kotak yang terangkat Kalau dibebani kotak momen tersebut (PM),
maka kotak tersebut bisa terangkat, karena tidak ada Meja lem yang mengikat antara kotak dan meja tersebut, yang berarti meja tersebut tidak mampu memberikan perlawanan momen (RM). Gambar 1.29. Kotak yang terangkat karena beban momen d Keseimbangan Statis PM Kotak Lem RH Kalau kotak tersebut di lem diatas meja, yang berarti harus stabil, benda tersebut harus tidak bisa turun, tidak bisa RV Meja bisa terangkat. RM bergeser horisontal, dan tidak
PV PH
Gambar 1.30. Keseimbangan statis Kalau kotak tersebut dibebani secara vertikal (P V), tumpuannya mampu memberi perlawanan secara vertikal pula, agar kotak tersebut tidak bisa turun syarat minimum RV = PV, atau RV - PV = 0 atau V = 0 (jumah gaya-gaya vertikal antara beban dan reaksi harus sama dengan nol).
-25-
Kalau kotak tersebut dibebani secara horisontal (PH ), maka pada tumpuannya mampu memberi perlawanan secara horisontal (RH ). Agar kotak tersebut tidak bisa bergeser secara horisontal maka syarat minimum R H = PH atau RH PH = 0 atau H = 0 (jumlah gaya-gaya horisontal antara beban dan reaksi harus sama dengan nol) Kalau kotak tersebut dibebani secara momen (P M ), maka pada tumpuannya mampu memberi perlawanan secara momen (RM ). Agar kotak tersebut tidak bisa terpuntir (terangkat), maka syarat minimum RM = PM atau RM - PM = 0 atau M = 0 (jumlah gaya-gaya momen beban dan reaksi harus sama dengan nol). Dari variasi tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa suatu benda yang stabil atau dalam keadaan seimbang, maka harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : V = 0 (jumlah gaya-gaya vertikal antara aksi (beban) dan reaksi harus sama dengan nol) H = 0 (jumlah gaya-gaya horisontal antara aksi (beban) dan reaksi sama dengan nol) M = 0 (jumlah gaya-gaya momen antara aksi (beban) dan reaksi harus sama dengan nol). 1.3.4. Latihan 1. Suatu benda diatas meja dengan berat sendiri = 5 kg Pv = 5 kg Berapa reaksi vertikal yang terjadi supaya balok tersebut tidak turun ?. Rv = ? 2. Suatu kantilever (konsol) dengan beban seperti pada gambar. PV = 5 kg PM = 5 kgm PH = 2 kg
-26-
- Beban terpusat; notasi; P; satuan; kg atau ton atau Newton - Beban terbagi rata; notasi; q; satuan kg/m atau ton/m atau Newton / m o Macam Perletakan - Rol punya 1 reaksi Rv - Sendi punya 2 reaksi Rv dan RH - Jepit punya 3 reaksi Rv; RH dan RM - Pendel punya 1 reaksi sejajar dengan batang pendel o Syarat Keseimbangan Ada 3 syarat keseimbangan yaitu : v = 0 H = 0 M = 0 1.3.6. Penutup Untuk mengukur prestasi, mahasiswa bisa melihat hasil atau kunci-kunci yang ada. Nomor Soal 1 2 Reaksi yang ada Rv Rv RH RM Besar Reaksi 5 kg 5 kg 2 kg 5 kg m Arah
1.3.7. Daftar Pustaka 1. Suwarno, Mekanika Teknik Statis Tertentu UGM Bab I. 2. Soemono Statika IITB Bab I 1.3.8. Senarai Beban = aksi Reaksi = perlawanan aksi
-27-