You are on page 1of 25

TUGAS TERSTRUKTUR KOSMETOLOGI SEDIAAN KRIM ANTI AGING DARI SARI BUAH ANGGUR

Disusun Oleh Ayu Wikha Noviyana Ines Nur Hendriani Listiani Dwi Rarasati ( G1F011026 ) ( G1F011051 ) ( G1F011059 )

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN JURUSAN FARMASI PURWOKERTO 2012
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas terstruktur yang berjudul Sediaan Krim Antiaging dari Sari Buah Anggur untuk mata kuliah kosmetologi. Penulisan ini berisikan preformulasi dan formulasi, pengemasan dari sediaan krim dari buah anggur. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bp. Dhadhang Wahyu Kurniawan selaku pengampu mata kuliah kosmetologi. Serta teman-teman dan pihak-pihak lainnya yang ikut membantu dalam penyelesaian tugas ini. Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam tulisan tugas ini masih terdapat banyak kekurangan baik menyangkut isi maupun tulisan. Kekurangan-kekurangan tersebut disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif sehingga kami dapat memperbaiki dan memberikan yang terbaik.

Purwokerto, Desember 2012

Penulis

ii

DAFTAR ISI COVER..i KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii ABSTRAK....iv BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1 1.1 Latar belakang.............................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1 1.3 Tujuan..........................................................................................................................1 BAB 2 ZAT AKTIF...................................................................................................................3 2.1 Uraian tentang Buah Anggur......................................................................................3 2.2 Klasifikasi...................................................................................................................3 2.3 Morfologi Tanaman Anggur.......................................................................................4 2.4 Manfaat Dan Kandungan Buah Anggur hijau.............................................................5 BAB 3 FARMASETIKA...........................................................................................................7 3.1 Preformulasi.................................................................................................................7 3.1.1 Monografi Bahan..................................................................................................7 3.2 Pendekatan Formulasi.................................................................................................11 3.3 Formulasi.....................................................................................................................14 3.3.1 Formula dasar krim.............................................................................................14
3.3.1 Formula yang dimodifikasi.....................................................................................14

iii

3.3.3 Perhitungan dan Penimbangan............................................................................14 3.4 Metode Pembuatan......................................................................................................15 BAB 4 STABILITAS...............................................................................................................17 4.1 Uji Stabilitas Fisik.......................................................................................................17 4.2 Uji Stabilitas Kimia.....................................................................................................18 4.3 Uji Stabilitas Mikrobiologi.................................................................................................18 BAB 5 KEMASAN..................................................................................................................20 5.1 Kemasan......................................................................................................................20 5.2 Informasi.....................................................................................................................20 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21

iv

ABSTRAK Dewasa ini,kesibukan manusia semakin banyak dilakukan terutama pada usia produktif yaitu antara 20-40 tahun, hal ini mengakibatkan seringnya kulit manusia yang terkena sinar UV, debu, kotoran, dan kulit menjadi kering akibat seringnya berada di ruangan ber-AC. Ketika usia menjelang tua akan terjadi penuaan kulit dengan berbagai macam perubahannya. Hal ini wajar terjadi karena merupakan hukum alam, karena kulit akan kehilangan elastisitas dan kelembabannya seiring pertambahan usia. Namun,yang terjadi di pasaran sangat banyak krim yang mengandung merukuri sehingga konsumen harus lebih berhati-hati dalam memilih krim yang akan digunakan. Tidak banyak orang tahu bahwa kandungan vitamin C pada anggur hijau lebih tinggi dari buah jeruk. Vitamin C merupakan bahan utama dalam pembentukan kolagen yang sangat penting bagi kulit. Oleh karena itu, salah satu senyawa yang berperan penting pada krim anti-aging adalah ekstrak buah anggur hijau. Jadi, konsumen harusnya memilih produk yang alami. Karena meminimalisir efek samping, dan aman untuk penggunaan jangka panjang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penuaan adalah siklus yang ditandai dengan menurunya berbagai fungsi organ tubuh karena bertambahanya umur. Umunya proses penuaan dapat terlihat jelas dari garisgaris kerutan di permukaan kulit, baik kulit wajah ataupun kulit bagian tubuh lain. Proses penuaan bisa berlangsung lebih cepat apabila tubuh tidak cukup mendapatkan asupan nutrisi dan vitamin (Sudewo, 2009). Proses penuaan dini dapat berlangsung lama atau cepat

tergantung dari kondisi psikologis dan fisik seseorang. Bahkan gejala atau tanda-tanda penuaan dini juga dapat dialami oleh seorang wanita yang dikatakan masih dalam usia muda, bahkan pada awal usia 20 tahunan. Tentunya dipicu oleh banyak faktor internal yang berasal dari adanya gangguan fungsi tubuh, kurangnya asupan nutrisi dan gizi yang seimbang, faktor penyakit, kebiasaan buruk dan faktor eksternal dapat berasal dari polusi udara yang setiap hari mengancam kulit wajah, radikal bebas dari sinar ultraviolet dan sebagainya. Anggur hijau ( Vitis vinifera L.) sangat tinggi kandungan vitamin C. Dari segi kandungan vitamin Cnya, vitamin C dari buah anggur hijau putih sekitar 116-190 mg, sedangkan pada anggur hijau merah adalah 87 mg per 100 gram. Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang berguna untuk melawan serangan radikal bebas penyebab penuaan dini dan berbagai jenis kanker (Anonim, 2006). Anggur hijau (Vitis vinifera L.) disebarkan ke Indonesia melalui Thailand. Anggur hijau memiliki kulit buah berwarna hijau dan kuning dengan biji-biji kecil keras tersebar di seluruh daging buahnya. Tidak banyak orang tahu bahwa kandungan vitamin C pada anggur hijau lebih tinggi dari buah jeruk. Selain itu buah ini juga lebih banyak mengandung kalium dibandingkan pisang. Kandungan vitamin C yang tinggi membuatnya mampu berkhasiat menyehatkan tekstur kulit.Selain vitamin C. anggur hijau juga mengandung vitamin A, B dan kalium yang tak kalah tinggi dengan buah-buahan lain. Berbagai jenis vitamin itu, berperan penting untuk menjaga kulit agar tetap bercahaya, segar, mengurangi kerutan dan mencegah penuaan dini. Dengan makan anggur hijau secara rutin, elastisitas kulit lebih terjaga (Anonim,2011).

Vitamin sangat penting untuk kesehatan dan kemulusan kulit. Mengkonsumsi vitamin C jika ingin memiliki kulit indah, cerah, sehat, dan awet muda. Vitamin C merupakan bahan utama dalam pembentukan kolagen yang sangat penting bagi kulit. Dan anggur hijau adalah salah satu sumber vitamin C terbaik yang dapat kita nikmati. Selain itu,Kekurangan vitamin A membuat kulit kering dan bersisik. Anggur hijau juga kaya dengan vitamin A dan vitamin E (Astrid, 2010). Untuk meningkatkan efektivitas penggunaan pada kulit, dilakukan formulasi sediaan krim dalam basis tipe minyak dalam air (M/A). Bentuk sediaan ini lebih mudah digunakan dan penyebarannya di kulit juga mudah, sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan produk kosmetik dalam bentuk krim dibandingkan sediaan lainnya. Formulasi pada sediaan krim akan mempengaruhi jumlah dan kecepatan zat aktif yang diabsorbsi. Zat aktif dalam sediaan krim masuk ke dalam basis atau pembawa yang akan membawa obat untuk kontak dengan permukaan kulit. Bahan pembawa yang digunakan untuk sediaan topikal akan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap absorbsi obat dan memiliki efek yang menguntungkan jika dipilih secara tepat (Wyatt et al., 2001).

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Bagaimana preformulasi sediaan krim antiaging sari anggur hijau Bagaimana formulasi sediaan krim antiaging sari anggur hijau Bagaimana perhitungan dan penimbangan Bagaimana cara pembuatan Bagaimana evaluasi sediaan kosmetik :fisika, kimia, mikrobiologi Bagaimana kemasan :kemasan primer, sekunder dan tersier dan informasi dalam kemasan

1.3 Tujuan 1. Mengetahui preformulasi dari sediaan krim antiaging sari anggur hijau. 2. Mengetahui preformulasi dari sediaan krim antiaging sari anggur hijau. 3. Mengetahui perhitungan dan penimbangan dari bahan sediaan krim. 4. Mengetahui cara pembuatan sediaan krim antiaging sari anggur hijau tipe M/A. 5. Mengetahui evaluasi sediaan krim secara fisika, kimia dan mikrobiologi

BAB 2 ZAT AKTIF 2.1 Uraian tentang Buah Anggur Tanaman anggur hijau bukan merupakan tanaman asli indonesia. Dari berbagai sumber pustaka menyebutkan bahwa tanaman anggur hijau diduga berasal dari Meksiko Selatan, Amerika Tengah, dan benua Amerika yang beriklim tropis. Buah anggur hijau berbentuk bulat, bulat agak lonjong, lonjong, dan daging buah berwarna putih ada yang merah tergantung pada varietasnya. Buah memiliki kulit tipis dan permukaannya halus sampai kasar. Buah yang telah masak dagingnya lunak, sedangkan yang belum masak dagingnya agak keras dan renyah. Buah berasa manis, kurang manis, dan hambar, tergantung dari varietasnya ( Bambang, 2010 )

2.2 Klasifikasi

Kingdom Subkingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Plantae (Tumbuhan) : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Rosidae : Rhamnales : Vitaceae : Vitis : Vitis vinifera L. ( Anonim, 2012 )

2.3 Morfologi Tanaman Anggur Daun tunggal yaitu satu helai daun pada satu tangkai daun, tersusun berseling (alternate), warna hijau, bentuk bangun daun bulat atau bundar (orbicularis) hingga jorong, panjang 10 - 16 cm, lebar 8 - 14 cm, helaian daun tipis tegar, pangkal berlekuk (emerginatus), ujung daun meruncing (acuminatus), daun-daun yang bertulang menjari (palminervis), tepi bergigi runcing (dentatus) dan tepi daun berlekuk berdasarkan dalamnya toreh, biasanya memiliki 5 lekukan, permukaan berbulu (pilosus). Struktur daun tanaman anggur mempunyai helaian daun, tangkai daun dan sepasang daun penumpu. ( Anonim, 2012 ) Batang merupakan bagian dari tubuh tanaman yang amat penting sebagai alat pembentuk dan pembawa daun. Batang tanaman anggur beruas-ruas, berbuku-buku serta berkayu. Tanaman anggur termasuk tumbuhan berbentuk semak yaitu tumbuhan yang tak seberapa besar, batang berkayu, bercabang-cabang dekat dengan permukaan tanah. Tanaman berumur panjang (perenial) dan panjang kurang lebih 8 m. pesifikasi batang tanaman anggur tumbuh memanjat (scadens), yaitu batang tumbuh ke atas dengan menggunakan penunjang. Penunjang dapat berupa benda mati ataupun tubuhan lain, dan pada waktu naik ke atas batang menggunakan alat-alat khusus untuk berpegangan pada penunjang ini, tumbuhan anggur dengan cabang pembelit (sulur dahan). Fungsi sulur (sirrus) sebagai alat pemanjat. Sulur pada tanaman anggur letaknya berhadap-hadapan atau berseling dengan daun dan bersifat terputus, artinya dua helai daun yang letaknya berdekatan masing-masing bersulur, sedangkan daun yang berikutnya tidak bersulur. ( Anonim, 2012 ) Struktur batang dan percabagannya terdiri atas batang utama, cabang primer, cabang sekunder dan cabang tersier yang akan menghasilkan cabang bunga dan buah. Setiap buku batang mempunyai mata tunas. Kulit batang dan cabang yang masih muda berwarna hijau tetapi setelah tua berubah hijau kecokelat-cokelatan dan cokelat. Cabang bermata tunas dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara vegetatif. ( Anonim, 2012 )

2.4 Manfaat Dan Kandungan Buah Anggur hijau Anggur hijau sangat tinggi kandungan vitamin C. Dari segi kandungan vitamin C-nya, vitamin C dari buah anggur hijau putih sekitar 116-119mg, sedangkan pada anggur hijau merah adalah 87mg per 100 gram jambu. Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang berguna untuk melawan serangan radikal bebas penyebab penuaan dini dan berbagai jenis kanker (Anonim,2006). Buah anggur hijau juga bermanfaat untuk pengobatan bermacam-macam penyakit, seperti memperlancar pencernaan, menurunkan kolesterol, antioksidan, menghilangkan rasa lelah dan lesu, demam berdarah, dan sariawan (Bambang,2010). Adapun kandungan gizi pada nggur hiaju dapat dilihat dalam table :

Sumber : rujukan standar pada pusat gizi USDA keluaran (Anonim,2001).

BAB 3 FARMASETIKA

3.1 Preformulasi 3.1.1 Monografi Bahan 1. Asam stearat Asan stearat adalah campuran asam organik padat yang diperoleh dari lemak, sebagian besar terdiri dari asam oktadekanoat C18H36O2 dan asam heksadekanoat C16H32O2.

Pemerian : zat padat keras, mengkilat menunjukkan susunan hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin. Kelarutan : praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) p, dalam 2 bagian kloroform p, dan dalam 3 bagian eter p. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik Khasiat sebagai zat tambahan. ( Dirjen POM, 1979 ) 2. Setil Alkohol Setil alcohol mengandung tidak kurang dari 90% C16H34O, selebihnya terdiri dari alcohol lain yang sejenis.

Pemerian : serpihan putih licin, granul, atau kubus, putih, bau kahas lemah, rasa lemah. Kelarutan : tidak larut dalam air, larut dalam etanol dan dalam eter, kelarutan bertambah dengan naiknya suhu. Wadah dan penyimpanan dalam wadah tertutup baik. ( Dirjen POM, 1995)

3. Trietanolamin

Trietanolamin

adalah

campuran

dari

trietanolamin,

dietanolamin,

dan

monoetanolamin. Mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 107,4% dihitung terhadap zat anhidrat sebagai trietanolamina, N (C2H4OH)3. Pemerian : cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopis. Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) p, larut dalam kloroform p. Penyimoanan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. Khasiat dan penggunaan sebagai zat tambahan. ( Dirjen POM, 1979 ) 4. Nipagin (Metil Paraben)
7

Rumus Molekul C8H8O3 BM 152,15 Kandungan Metil paraben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H8O3. Pemerian : serbuk hablurhalus, putih,hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal. Kelarutan : larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) p, dan dalam 3 bagian aseton P, mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Khasiat dan kegunaan sebagai zat tambahan, zat pengawet. ( Dirjen POM, 1995 )

5. Gliserin

Rumus Molekul C3H8O3

BM 92,10 Pemerian : cairan seperti sirop, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik. Jika disimpan beberapa lam pada suhu yang rendah dapat memadat membentuk masa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 20o. Kelarutan : dapat campur dengan air dan dengan etanol(95%) p, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam minyak lemak. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik. Khasiat dan penggunaan zat tambahan. ( Dirjen POM, 1979 ) 6. Air suling Air suling dibuat dengan menyuling aira yang dapat diminum. Pemerian : cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Keasaman-kebasaan pada 10 ml tambahan 2 tetes larutan merah metal P, tidak terjadi warna merah, pada 10 ml tambahan 5 tetes larutan biru bromtimol P, tidak terjadi warna biru. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik. ( Dirjen POM, 1995)

7. Natrium Metabisulfit.

Rumus Molekul Na2S2O5

BM 190,10 Na metabisulfit mengandung sejumlah Na2S2O5 setara dengan tidak kurang dari 65,0% dan tidak lebih dari 67,4% SO2. Pemerian : hablur putih atu serbuk hablur putih kekuningan, berbau belerang dioksida. Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam gliserin, sukar larut dalam etanol. Wadah dan penyimpanan dalam wadah terisi penuh, tertutup rapat dan hindarkan ari panas yang berlebihan. ( Dirjen POM, 1995 ) 3.2 Pendekatan Formulasi Krim adalah sediaan setengah p a d a t , berupa emulsi kental

mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Secara tradisional istilah krim digunakan untuk sediaan setengah padat

yangmempunyai konsistensi relatif cair di formulasi sebagai emulsi air dalam minyak(a/m)atau minyak dalam air (m/a) ( Dirjen POM, 1995 ) Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika. Ada dua tipe krim, yaitu: 1. Tipe a/m, yaitu air terdispersi dalam minyak Contoh : cold cream. Cold cream adalah sediaan kosmetika yang digun akan untuk m a k s u d memberikan rasa dingin dan nyaman pada kulit, sebagai krim pembersih, berwarna putih dan bebas dari butiran. Cold cream mengandung mineral oil dalam jumlah besar. 2. Tipe m/a, yaitu minyak terdispersi dalam air Contoh : vanishing cream Vanishing cream adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk maksud membersihkan, melembabkan dan sebagai alas bedak. Vanishing cream sebagai pelembab (moisturizing) meninggalkan lapisan

berminyak/film pada kulit ( Anonim, 2012 ).

10

Tipe krim yang akan kita buat pada sediaan krim antiaging kali ini adalah krim tipe m/a atau minyak dalam air. Formula dasar krim, antara lain: 1. Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak, bersifat asam. Contoh : asam stearat, adepslanae, paraffin liquidum, paraffin solidum, minyak lemak, cera, cetaceum, vaselin, setil alkohol, stearil alkohol, dan sebagainya. 2. Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air, bersifat basa.

Contoh : Na tetraborat (borax, Na biboras), Trietanolamin/ TEA, NaOH, KOH, Na2CO3, Gliserin, Polietilenglikol/ PEG, Propilenglikol, Surfaktan (Na lauril sulfat, Na setostearil alkohol, polisorbatum/ Tween, Span dan sebagainya). Bahan-bahan penyusun krim, antara lain:

Zat Aktif Minyak Air Pengemulsi Bahan Pengemulsi Bahan pengemulsi yang digunakan dalam sediaan krim disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang akan dibuat /dikehendaki. Sebagai bahan pengemulsi dapat digunakan emulgide, lemak bulu domba, setaseum, setil alkohol, stearil alkohol, trietanolamin stearat, polisorbat, PEG. Sedangkan, bahan-bahan tambahan dalam sediaan krim, antara lain: Zat pengawet, untuk meningkatkan stabilitas sediaan.

Bahan Pengawet Bahan pengawet sering digunakan umumnya metil paraben (nipagin) 0,120,18%, propil paraben (nipasol) 0,02-0,05%. Pendapar, untuk mempertahankan pH sediaan Pelembab. Antioksidan, untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tak jenuh. Dalam formula ini, zat aktif yang digunakan yaitu Sari Buah Anggur Hijau yang memiliki kandungan vitamin C yang sangat tinggi dan antioksidan yang tinggi

11

sehingga berkhasiat untuk memperlambat proses penuaan kulit dan mengencangkan kulit. Minyak yang digunakan di sini berfungsi sebagi pelembab adalah gliserin. Gliserin berfungsi untuk melembabkan kulit. Air yang digunakan adalah air suling yang berfungsi sebagai pelarut. Bahan pengemulsi yang digunakan dalam sediaan krim disesuaikan jenis dan sifat krim yang akan dibuat / dikehendaki. Disini bahan pengemulsi yang digunakan adalah setil alcohol, trietanolamin, dan asam stearat.
Stearil alkohol digunakan sebagai stiffening agent dalam salep/krim sediaan farmasetik dan kosmetik (Anonim, 2001). Zat pengawet digunakan untuk mempertahankan

stabilitas sediaan. Bahan pengawet yang digunakan adalah Nipagin dan Na Metabisulfit. Pendapar disini berfungsi untuk mempertahankan pH sediaan. Disini digunakan larutan dapar pH asam (4,01), larutan dapar pH netral (7,01). Bahan tambahan disini adalah parfum. Kelebihan sediaan krim, yaitu : Mudah menyebar rata Praktis Mudah dibersihkan atau dicuci Cara kerja berlangsung pada jaringan setempat Tidak lengket terutama tipe m/a Memberikan rasa dingin (cold cream) berupa tipe a/m Digunakan sebagai kosmetik Bahan untuk pemakaian topical jumlah yang diabsorpsi tidak cukup beracun. (Anief, 2004)

3.3 Formulasi 3.3.1 Formula standar krim R/ Cera alba 5 gr Cetacium 10 gr Adeps lanae 10 gr Ol. Sesami 50 gr Aqua 20 gr Tincture benzoes 5 gr

12

3.3.2 Formula yang di modifikasi R/ Asam stearat 12 gr Setil alkohol 0,5 gr Sari buah anggur hijau 5 gr Gliserin 2 gr Trietanolamin 1 gr Nipagin 0,1 gr Na.Metabisulfit 0,2 gr Air suling ad 100 ml Parfum 8 tetes

3.3.3 Perhitungan dan Penimbangan Dalam pembuatan krim, penimbangan dilebihkan 20% dari bobot yang diminta untuk mengatasi kekurangan bobot saat pembuatan. Akan dibuat krim sebanyak 100 gr yang dibagi menjadi 4 wadah. Asam stearat
( )

Setil alkohol
( )

Sari buah anggur hijau


( )

Gliserin
( )

Trietanolamin
( )

Nipagin
( )

13

Na.Metabisulfit
( )

Air suling

Parfum 8 tetes

3.3.4 Metode Pembuatan Pembuatan sari anggur hijau Buah anggur hijau yang sudah masak dengan berat 2,5 kg dikupas kulitnya dan bijinya dibuang, dicuci bersih, kemudian daging buah anggur hijau sebanyak 2,2 kg dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil dan dihaluskan dengan blander dan disaring, lalu dihasilkan sari sebanyak 70 gram dan dikeringkan dengan freezee dryer selama 48 jam pada suhu -40 dengan tekanan 2 atm, sampai diperoleh sari buah anggur hijau yang kental sebanyak 54,2 gram. Pembuatan Sediaan Krim Asam stearat dan setil alkohol dimasukkan ke dalam cawan penguap dan dilebur di atas penangas air (massa I). Nipagin dan Natrium metabisulfit dilarutkan dalam air panas, lalu ditambahkan trietanolamin dan diaduk sampai larut (massa II). Lalu ditambahkan massa II ke dalam massa I di dalam lumpang panas sambil digerus secara terus menerus hingga terbentuk dasar krim. Sari buah anggur hijau hasil frezze dryer digerus di dalam lumpang, lalu ditambahkan sedikit demi sedikit dasar krim dan digerus. Terakhir ditambahkan 3 tetes parfum dan digerus sampai homogen.

14

BAB 4 STABILITAS

Stabilitas dalam arti luas dapat didefinisikan sebagai ketahanan suatu produk sesuai dengan batas-batas tertentu selama penyimpanan dan penggunaannya atau umur simpan suatu produk dimana produk tersebut masih mempunyai siifat dan karakteristik yang sama seperti pada waktu pembuatan. Banyak faktor yang mempengaruhi stabilitas dari sediaan farmasi, antara lain; stabilitas bahan aktif, interaksi antara bahan aktif dengan bahan tambahan, proses pembuatan bentuk sediaan, kemasan, cara pengemasan dan kondisi lingkungan yang dialami selama pengiriman, penyimpanan, penanganan dan jarak waktu antara pembuatan dan penggunaan. Faktor lingkungan seperti temperatur, radiasi cahaya dan udara (khususnya oksigen, karbon dioksida dan uap air) juga mempengaruhi stabilitas. Demikian pula faktor formulasi seperti ukuran partikel, pH, sifat dari air dan sifat pelarutnya dapat mempengaruhi stabilitas (Osol et al, 1980; USP, 1990). Pengujian yang dilakukan terhadap krim ini yaitu uji sifat fisik , uji sifat kimia dan uji mikrobiologi.

4.1 Uji Stabilitas Fisik Viskositas Pengujian viskositas dilakukan untuk mengetahui besarnya tahanan suatu cairan untuk mengalir. Makin tinggi viskositas, makin besar tahanannya (Martin et.al, 1993). Daya sebar Dilakukan untuk mengetahui kecepatan penyebaran krim pada kulit yang sedang diobati dan untuk mengetahui kelunakan dari sediaan tersebut untuk dioleskan pada kulit. Daya lekat. Pengujian tehadap daya lekat dilakukan untuk mengetahui kemampuan krim melekat pada kulit. Uji Homogenitas Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan menggunakan objek gelas. Cara: Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar (Ditjen POM, 1979).

15

Cara:

Pengamatan Stabilitas Sedaan

Masing-masing formula sedaan dimasukkan ke dalam gelas ukur 25 ml, ditutup bagian atasnya dengan plastik. Selanjutnya pengamatan dilakukan pada saat sedaan telah selesai dibuat, penyimpanan 1, 4, 8, dan 12 minggu dilakukan pada temperatur kamar, bagian yang diamati berupa pecah atau tidaknya emulsi, pemisahan fase, perubahan warna dan bau dari sedaan.

4.2 Uji Stabilitas Kimia Pengukuran pH sediaan. Digunakan untuk mengetahui pH krim apakah sesuai dengan pH kulit. Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Cara: Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral (pH 7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudiaan elektroda dicuci dengan air suling, lalu dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 gram sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml air suling. Kemudian elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan. (Rawlins, 2003).

4.3 Uji Stabilitas Mikrobiologi. Stabilitas mikrobiologi suatu sediaan adalah keadaan di mana tetap sediaan bebas dari mikroorganisme atau memenuhi syarat batas miroorganisme hingga batas waktu tertentu. Terdapat berbagai macam zat aktif obat, zat tambahan serta berbagai bentuk sediaan dan cara pemberian obat. Tiap zat, cara pemberian dan bentuk sediaan memiliki karakteristik fisika-kimia tersendiri dan umumnya rentan terhadap kontaminasi mikroorganisme dan/atau memang sudah mengandung mikroorganisme yang dapat mempengaruhi mutu sediaan karena berpotensi menyebabkan penyakit, efek yang tidak diharapkan pada terapi atau penggunaan obat dan kosmetik. Oleh karena itu farmakope telah mengatur ketentuan mengenai kandungan mikroorganisme pada sediaan obat maupun kosmetik dalam rangka memberikan hasil akhir berupa obat dan kosmetika yang efektif dan aman untuk digunakan atau dikonsumsi

16

manusia. Stabilitas mikrobiologi diperlukan oleh suatu sediaan farmasi untuk menjaga atau mempertahankan jumlah dan menekan pertumbuhan mikroorgansme yang terdapat dalam sediaan tersebut hingga jangka waktu tertentu yang diinginkan.

17

BAB 5 PENGEMASAN

5.1 Kemasan Kemasan sediaan primer ini menggunakan wadah dari plastik, yang dipastikan wadah tersebut tidak bereaksi dengan zat dalam sediaan krim ini dan dapat menjaga stabilitas dari sediaan krim ini. Warna sediaan krim ini adalah putih yang merupakan ekstrak anggur hijau.

Gennie

design kemasan sediaan krim

5.2 Informasi Pada kemasan primer krim, tertera informasi produk yang berisikan manfaat krim secara singkat, informasi cara penggunaan, dan komposisi bahan, nomer registrasi, tanggal kadaluwarsa GENNIE ANTIAGING CREAM Gennie antiaging cream dengan sari anggur hijau yang kaya akan antioksidan dan vitamin C, terbukti secara klinis mampu menghilangkan kerutan di wajah anda. Untuk wajah cerah dan tamapk semakin muda. Cara Penggunaan : Oleskan krim pada wajah anda yang mulai bekerut sebelum tidur. Cocok untuk semua jenis kulit. Komposisi : Asam stearat, Setil alkohol, Sari buah anggur hijau, Gliserin, Trietanolamin, Nipagin, Na.Metabisulfit, Parfume. Netto: 25gr Produksi : PT Ayu Herbalika Jakarta Indonesia POM CD 01040601518

Exp. Desember 2013

18

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik Cetakan Kesebelas. Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University Press. Anonim.2012.Anggur Hijau. http://id.wikipedia.org/wiki/Anggur diakses pada tanggal 13 desember 2012. Anonim. 2012. Cream. http://scribd.com/doc/88706367/49028453-CREAM diakses pada tanggal 13 desember 2012 Anonim . 2011 .Anggur hijau Dapat Buat Kulit Mulus. http://www.solopos.com, diakses pada tanggal 13 desember 2012 Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaam Farmasi Edisi 4. Jakarta: Universitas Indonesia. Bambang,C. 2010. Sukses Budi Daya Anggur hijau Di Perkarangan dan

Perkebunan.Yogyakarta: Lily Publisher. Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi 4. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi 3. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Ditjen POM. 1985. Formularium Kosmetika Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Osol A. et al, 1980. Remington's Pharmaceutical Sciences, l6th ed, Mack Publishing Company, Easton-Pensivania, 104-135, 244-262 Rawlins, E. A. 2003. Bentley's Textbook of Pharmaceutics 18th ed. London: Bailierre Tindall. Sudewo, Bambang. 2009. Buku Pintar Hidup Sehat Ala Mas Dewo. Jakarta : PT Agromedia Pustaka U S. Pharmacopeia,The Standard of Quality. 2007. USP Guideline for Submitting Requests for Revision to USP-NF. V3.1 Young, A. 1972. Practical Cosmetic Science. London: Mills and Boon Limite

19

xx

You might also like