You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah kependudukan menjadi masalah yang cukup penting karena berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan. Salah satu masalah kependudukan utama yang dihadapi Indonesia adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000-2010 lebih tinggi dibanding periode 1990-2000. Laju pertumbuhan penduduk 2000-2010 mencapai 1,49 persen atau lebih tinggi dibanding periode periode 1990-2000 yang hanya mencapai 1,45 persen, sesuai dengan hasil sensus 2010 jumlah penduduk Indonesia mencapai 237,56 juta orang. Pertumbuhan penduduk yang cepat tanpa diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi yang memadai akan menyebabkan terjadinya pertambahan angka

pengangguran, menurunnya mutu modal manusia dan bahkan akan mengancam ketahanan nasional. Masalah kependudukan ini telah dipikirkan oleh Pemerintah dengan menerapkan kebijakan tentang Keluarga Berencana untuk menekan laju pertumbuhan. Makalah ini berisi bagaimana kualitas pelayanan yang diberikan oleh pemerintah khususnya yang berkaitan dengan pelayanan Keluarga Berencana. Yang menjadi fokus dalam tulisan ini adalah tentang pelayanan karena judul dari makalah ini adalah Pelayanan Program KB Nasional.

1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas dari mata kuliah kesehatan masyarakat dan menambah wawasan penulis tentang pelayanan Program KB Nasional.

1.3 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pelayanan Program KB Nasional? 2. Hal-hal apa saja yang meliputi pelayanan Program KB Nasional?

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah program Keluarga Berencana Nasional Salah satu latar belakang lahirnya ide program KB adalah masalah kependudukan. Beberapa masalah kependudukan yang melatarbelakanginya adalah jumlah penduduk yang relatif besar, pertumbuhan penduduk yang relatif cepat, penyebaran dan kepadatan penduduk tidak merata, komposisi penduduk menurut umur yang kurang menguntungkan dan arus urbanisasi yang relatif tinggi. Masalah-masalah ini ternyata mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung pada kualitas pangan, kualitas perumahan, kualitas kesehatan, kualitas pendidikan, kesempatan kerja dan kualitas lingkungan hidup. Masalah kependudukan ini telah dipikirkan oleh Pemerintah dengan menerapkan kebijakan tentang Keluarga Berencana. Program Keluarga Berencana ini pada dasarnya bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dengan memberikan solusi berupa pemasangan ataupun pemakaian alat kontrasepsi. Program KB telah dirintis sejak dibentuknya Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) tahun 1957, baru dicanangkan sebagai program nasional pada tahun 1968 melalui terbentuknya LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional). Proses LKBN ini tidak terlepas dari peranan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Selain itu pemerintah telah memastikan bahwa program keluarga berencana adalah bagian integral dari Pembangunan Lima Tahun tahap Pertama. Dengan alasan tersebut, program KB dijadikan program nasional sedangkan untuk mengelolanya dibentuklah Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan Kepres No. 8 tahun 1970.

2.2 Pengertian program KB Nasional Gerakan KB Nasional adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dalam rangka
2

meningkatkan mutu sumber daya manusia. Tujuan gerakan KB Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia. Sasaran dalam program ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ditetapkan berdasarkan survei PUS yang dilaksanakan sekali dalam satu tahun dan pelaksanaannya di koordinasikan oleh Petugas Lapangan KB (PLKB)

2.3 Pelayanan Program KB Nasional Kegiatan pelayanan KB di lapangan melibatkan dua kementerian/lembaga, yaitu BKKBN dan Kementerian Kesehatan. BKKBN bertanggungjawab menciptakan permintaan akan layanan KB (demand creation), yaitu dengan mengajak pasangan usia subur (PUS) untuk ber-KB dan menjaga PUS tersebut untuk terus aktif ber-KB melalui tenaga lini lapangan (Petugas Lapangan Keluarga Berencana/PLKB), Pengawas KB/PKB, Petugas Pembina KB Desa/PPKBD, dan Sub-PPKBD). Sementara itu, Kementerian Kesehatan bertanggungjawab terhadap sisi penawaran/supply, yaitu dengan memberikan pelayanan KB di klinik/puskesmas/rumah sakit melalui bidan dan dokter terlatih. Kegiatan demand creation yang mencakup promosi dan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) serta penyediaan alat dan obat kontrasepsi, menghabiskan sekitar 40% anggaran BKKBN setiap tahunnya.

2.4 Asas Pelayanan 2.4.1 Transparansi Proses Penyelenggaraan Pelayanan Program KB Yang dimaksud dengan transparasi disini adalah bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak, disediakan secara memadai dan mudah dimengerti. Transparansi proses penyelenggaraan pelayanan KB terlihat dari pengetahuan masyarakat tentang program KB dan juga jaringan penyebaran informasi tentang pelayanan KB itu sendiri. Penyebaran leaflet dan juga konseling bisa menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan transparansi didalam pelayanan KB.

2.4.2

Akuntabilitas Petugas Keluarga Berencana Yang dimaksud dengan akuntabilitas adalah dapat

dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Salah satu cara yang bisa mewujudkan hal ini adalah dengan mengawasi penyebaran alat kontrasepsi di tempat-tempat pelayanan, memastikan bahwa di tempat-tempat pelayanan KB tersebut tidak kehabisan alat kontrasepsi. Selain itu juga dialakukan pengawasan

terhadap kinerja petugas dengan melalui laporan kegiatan baik dalam bentuk teks dokumen maupun data-data yang diperoleh dilapangan.

2.4.3

Situasi Kondisional didalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Yang dimaksud disini adalah sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip efisiensi dan efektivitas. Secara pelaksanaan maupun tujuan Program Keluarga Berencana tidak mengalami perubahan dan tetap sama walaupun tidak bisa dipungkiri, dengan adanya otonomi daerah menimbulkan berbagai macam dampak baik itu negatif maupun positif bagi program KB. Upaya yang dilakukan pemerintah daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Program KB adalah dengan menerapkan keterbukaan informasi dimana masyarakat diberikan suatu kebebasan untuk memilih apakah akan ikut atau tidak didalam Program Keluarga Berencana ini.

2.4.4

Partisipatif Maksud dari partisipatif yaitu mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan program KB Nasional dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat. Masyarakat yang dikatakan berpartisipatif adalah masyarakat yang dengan kesadaran penuh mau untuk ikut program KB tanpa ada pemaksaan dari pihak manapun. Namun tingkat partisipasi tidak bisa begitu saja dinilai dari mereka yang mengikuti Program KB ini, alasan mengenai kenapa masih
4

terdapat masyarakat yang pasif terhadap Program KB juga harus dicari dan juga dibuatkan solusinya agar tingkat partisipasi masyarakat terus meningkat tentunya.

2.4.5

Kesamaan Hak Maksudnya disini adalah tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi. Kesamaan didalam pemberian pelayanan KB ditunjukkan dengan penerapan pelayanan untuk Program Keluarga Berencana tidak membedabedakan dan tidak memandang status sosial maupun keadaan ekonomi peserta KB. Bahkan seharusnya dilakukan suatu pengecualian bagi masyarakat miskin, dimana mereka memperoleh pelayanan KB bebas dari biaya.

2.5 Prinsip pelayanan KB Nasional 2.5.1 Kesederhanaan Tingkat kesederhanaan didalam penyelenggaraan pelayanan KB dinilai dari dua hal, yaitu kemudahan didalam memenuhi persyaratan untuk menjadi peserta KB baru dan juga tahapan penyelenggaraan pelayanan KB itu sendiri.

2.5.2

Kejelasan Kejelasan dari segi pelayanan program KB Nasional meliputi beberapa hal yaitu : persyaratan teknis dan administratif pelayanan, unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/sengketa dan rincian biaya serta tata cara pembayaran. Kejelasan tentang pelayanan KB yang ada tercermin dari pengetahuan masyarakat tentang prosedur dan mekanisme pelayanan KB, dimana masyarakat tahu untuk mendapatkan pelayanan KB langsung datang ke bidan praktek, dokter praktek maupun puskesmas terdekat.

2.5.3

Kepastian Waktu Kepastian waktu untuk pelaksanaan pelayanan KB yang ada seharusnya dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah terdapat standar yang mengatur tentang kepastian waktu pelayanan. Selama ini baru terdapat standar yang mengatur tentang oprasional atau tata laksana didalam penyelenggaraan KB.

2.5.4

Akurasi Layanan program KB seharusnya diterima dengan benar, tepat, dan sah. Benar dari segi prosedur dan tepat dari segi aseptor KB dimana terlebih dahulu mengumpulkan data mengenai jumlah pasangan usia subur. Untuk menghindari ketidakakuratan pelayanan yang diberikan kepada peserta KB, dapat dicapai dengan terlebih dahulu melakukan konseling secara baik dan benar.

2.5.5

Keamanan Selama proses pelayanan KB seharusnya memberikan rasa aman dan kepastian hukum. Pelaksanaan program KB harus berlandaskan pada prosedur yang berlaku. Sehingga untuk proses pelayanan yang selama ini diselenggarakan harus mempunyai standar dalam penyelenggaraannya. Begitu pula dengan keamanannya, pelayanan yang diberikan kepada masyarakat haruslah mempunyai standar keamanan.

2.5.6

Tanggung Jawab Penyelenggara pelayanan program KB harus bertanggungjawab atas pelayanan yang diberikan. Baik secara secara teknis maupun tanggung jawab secara prakteknya.

2.5.7

Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk sistem teknologi, informasi dan telekomunikasi. Sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pelayanan KB dari tahun ke tahun harus semakin dilengkapi

2.5.8

Kemudahan Akses Kemudahan akses pelayanan KB yang diperoleh masyarakat meliputi dua hal yaitu informasi dan lokasi pelayanan. Untuk informasi masyarakat harus sudah memperoleh pengetahuan tentang KB terlebih dahulu, baik melalui leaflet, media cetak, televisi maupun penyuluhan. Sedangkan untuk akses lokasi, masyarakat dapat dengan mudah datang ke klinik-klinik atau puskesmas yang melayani program KB dan lokasinya pun mudah untuk dijangkau.

2.5.9

Kedisiplinan, Keramahan dan Kesopanan Petugas Pelayanan KB Pemberi pelayanan KB harus disiplin, sopan, dan ramah. Kedisiplinan petugas lapangan atau yang sering disebut dengan PLKB harus selalu diperhatikan. Sedangkan untuk keramahan dan kesopanan petugas pemberi pelayanan KB, hanya bisa dikatakan ramah dan sopan apabila dibuktikan dengan keterangan dari para peserta KB yang sudah sering menerima pelayanan KB.

2.6 Standar Pelayanan KB Nasional 2.6.1 Prosedur Pelayanan

Masyarakat/calon peserta KB

Klinik KB (Dokter, Bidan, Puskesmas)

1. Pemeriksaan kesehatan 2. Pemilihan alkon 3. Pemasangan alkon

Konseling

Peserta KB baru/ peserta KB aktif

Proses pelayanan Program Keluarga Berencana berawal dari masyarakat sebagai calon peserta KB dengan datang secara langsung ke klinik KB terdekat baik itu bidan, dokter maupun puskesmas. Setelah tiba di klinik masyarakat akan diberikan pengarahan berupa konseling, pada tahap ini masyarakat akan dijelaskan tentang Program KB secara lebih detail. Setelah melakukan konseling masyarakat akan diperiksa

kesehatannya jika ingin ikut KB, kemudian baru menentukan produk apa yang ingin digunakan dan setelah menemukan pilihan yang dirasa tepat kemudian dilakukan pemasangan alat dan jadilah masyarakat menjadi peserta KB aktif baru.

2.6.2

Biaya Penyelesaian Kesesuaian biaya akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan masyarakat akan pelayanan KB. Biaya yang sesuai dengan pelayanan yang diterima akan membuat masyarakat merasa tidak dirugikan. Sejauh ini terdapat perbedaay didalam biaya penyelesaian pelayanan KB. Meskipun sudah ditetapkan dengan menggunakan perda, namun kejelasan mengenai kepastian harga atau biaya pelayanan masih belum bisa diketahui. Untuk salah satu produk pelayanan KB berupa suntik KB misalnya, biaya untuk sekali suntik bervariatif ada yang menetapkan delapan ribu rupiah, tiga belas ribu rupiah, lima belas ribu rupiah bahkan sampai tiga puluh lima ribu rupiah.

2.6.3

Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan Kompetensi petugas pemberi pelayanan KB terus diasah dan dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan KB.

Pengembangan dan peningkatan kompetensi tersebut dilakukan dengan menyelenggarakan pelatihan. Pelatihan yang diselenggarakan berasal dari Pusdiklat BKKBN baik yang berada di provinsi maupun yang berada di pusat. Pelatihan dilakukan setiap satu tahun sekali dengan mengirim peserta secara bergilir tiap tahunnya supaya pengembangan kompetensi petugas yang ada dapat dilakukan secara merata. Dengan adanya pelatihan, kompetensi petugas semakin tahun akan semakin membaik karena kekurangan-kekurangan yang ada dapat diminimalisir dan kelebihan dari tiap-tiap petugas dapat semakin digali dan dioptimalkan.

BAB III PENUTUP


Kesimpulan

Indonesia adalah Negara yang memiliki masalah kependudukan khususnya tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi. Masalah kependudukan ini telah dipikirkan oleh Pemerintah dengan menerapkan kebijakan tentang Keluarga Berencana untuk menekan laju pertumbuhan. Gerakan KB Nasional adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia. Dalam pelayanannya, program KB harus memenuhi beberapa asas dan prinsip-prinsip. Asas transparansi, akuntabilitas, kondisional, partisipatif dan asas kesamaan hak. Serta prinsip kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan, tanggungjawab, sarana dan prasarana, kemudahan akses, serta prinsip kedisiplinan, keramahan dan kesopanan. Selama pelayanannya juga program KB harus memenuhi standar baik dari segi prosedur, biaya maupun dari segi kompetensi pemberi pelayanan.

10

You might also like