You are on page 1of 20

OTITIS EKSTERNA Dr. Suparyanto, M.

Kes OTITIS EKSTERNA DEFINISI Otitis Eksterna adalah radang telinga akut maupun kronis yang disebabkan infeksi bakteri, jamur dan virus PREDISPOSISI 1. pH yang meningkat (basa) 2. Udara hangat dan lembab 3. Trauma ringan (mengorek telinga) OTITIS EKSTERNA AKUT Dibagi menjadi 2: 1. Otitis eksterna sirkumskripta = furunkel = bisul 2. Otitis eksterna difus OTITIS EKSTERNA SIRKUMSKRIPTA Patofisiologi: 1/3 luar Meatus Acusticus Eksternus mengandung adneksa kulit: folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar serumen pada tempat itu dapat terjadi furunkel Etiologi: Staphylococcus aureus dan Staphylococcus albus Gejala: 1. Nyeri hebat tidak sesuai dengan besar bisul (karena tidak ada jaringan longgar) 2. Nyeri spontan timbul saat membuka mulut (sendi temporomandibularis) 3. Gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat MAE Terapi:

1. Jika sudah jadi abses di aspirasi untuk mengeluarkan nanahnya 2. Lokal diberi salep AB (polymixin B, bacitracin) atau antiseptik (asam asetat 2,5% dalam alkohol) 3. Jika dinding furunkel tebal insisi pasang drain 4. Simptomatik untuk nyeri OTITIS EKSTERNA DIFUS 1. Biasanya mengenai 2/3 dalam MAE 2. Kulit MAE hiperemis dan edema 3. Etiologi: Pseudomonas, Staphilococcus Escherichia coli Gejala: 1. 2. 3. Terapi: 1. 2. 3.

albus,

Nyeri tekan tragus Liang telinga sangat sempit Kel limfe regional membesar dan nyeri tekan

Membersihkan liang telinga Memasukan tampon yang diberi AB Kalau perlu AB sistemik

OTITIS EKSTERNA KRONIS Etiologi: Infeksi bakteri atau jamur yang tidak diobati dengan baik Iritasi kulit akibat: cairan otitis media, trauma berulang, benda asing, penggunaan hearing aid Gejala: Stenosis akibat sikatriks (parut) Terapi: Operasi rekonstruksi liang telinga

OTITIS EKSTERNA Otitis eksterna adalah suatu infeksi pada saluran telinga luar. Infeksi ini bisa menyerang seluruh saluran (otitis eksterna generalisata) atau hanya pada daerah tertentu sebagai bisul (furunkel). Otitis eksterna seringkali disebut sebagai telinga perenang (swimmer's ear). Penyebab Sejumlah bakteri atau jamur (lebih jarang) bisa menyebabkan otitis eksterna generalisata, misalnya bakteri stafilokokus. PREDISPOSISI 1. pH yang meningkat (basa)

2. Udara hangat dan lembab 3. Trauma ringan (mengorek telinga) Faktor Risiko Orang-orang tertentu (penderita alergi, psoriasis), eksim atau dermatitis pada kulit kepala) sangat peka terhadap otitis eksterna. Cedera pada saluran telinga ketika sedang membersihkannya atau masuknya air/bahan iritan (misalnya hari spray atau cat rambut) bisa menyebabkan otits eksterna. Klasifikasi Otitis Eksterna Menurut Carr (2000) secara klinik otitis eksterna terbagi : 1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit. 2. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, edema, kulit hiperemis dan eksudat positif. 3. Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan edema. 4. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif. Otitis eksterna diklasifikasikan atas : 1. Otitis eksterna akut : Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel) Otitis eksterna difus 2. Otitis eksterna kronik

Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel) adalah otitis eksterna lokal yang bermula dari infeksi folikel rambut dan menimbulkan furunkel pada sepertiga luar dari liang telinga luar (meatus akustikus eksternus). Otitis eksterna difus adalah otitis eksterna yang dapat disebabkan bakteri (Pseudomonas, Stafilokokus, Proteus) atau jamur pada dua per tiga dalam dari liang telinga luar (meatus akustikus eksternus). Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan ditandai oleh terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks menyebabkan liang telinga menyempit Patofisiologi

Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana. Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur. Patofisiologi Otitis Eksterna Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga selsel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang telinga. Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat, dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur. Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan / nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran. Bakteri patogen yang sering menyebabkan otitis eksterna yaitu Pseudomonas (41%),Streptokokus (22%), Stafilokokus aureus (15%) dan Bakteroides (11%) (Oghalai, 2003). Infeksi pada liang telinga luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.

Otalgia pada otitis eksterna disebabkan :

Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan lemak sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan menekan serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita otitis eksterna.

Gejala dan Tanda Gejala-gejala dari otitis eksterna generalisata adalah gatal-gatal, nyeri dan keluarnya cairan berbau busuk. Jika saluran telinga membengkak atau terisi oleh nanah dan sel-sel kulit yang mati, maka bisa terjadi gangguan pendengaran. Biasanya jika daun telinga ditarik atau kulit didepan saluran telinga ditekan, akan timbul nyeri. Dengan menggunakan otoskop, kulit pada saluran telinga tampak merah, membengkak dan penuh dengan nanah dan sel-sel kulit yang mati. 2.6 Diagnosis Otitis Eksterna

Anamnesis : Rasa gatal sampai nyeri di dalam telinga. Rasa gatal dapat dirasakan sampai tenggorok. Kadang-kadang disertai sedikit nyeri. Awalnya sekret encer, bening, tetapi dapat berubah menjadi sekret kental purulen. Pada bentuk kronik sekret tidak ada atau hanya sedikit atau berupa gumpalan, berbau akibat bakteri saprofit ataupun jamur. Pendengaran normal atau sedikit berkurang.

Pada furunkel MAE gejala yang paling dominan adalah nyeri telinga (otalgi). Nyeri bertambah saat gerakan mengunyah atau bila telinga disentuh. Pemeriksaan : MAE terisi sekret serus (alergi), purulen (infeksi kuman), keabu-abuan atau kehitaman (jamur).

Kulit MAE edema, hiperemi merata sampai ke membrana timpani.

Pembesaran kelenjar regional: daerah servikal antero superior, parotis atau retro aurikuler. Pada furunkel didapatkan edema, hiperemi pada pars kartilagenus MAE, nyeri tarik aurikulum dan nyeri tekan tragus. Bila edema hebat membran timpani dapat tidak tampak (Rukmini, 2005).

2.7

Diagnosa Banding Otitis Eksterna

Diagnosa banding otitis eksterna : 1. Otitis Media akut 2. Otitis eksterna nekrotik 3. Otitis eksterna bullosa 4. Furunkulosis dan karbunkulosis (Abdullah, 2003) Penatalaksanaan Untuk mengobati otitis eksterna generalisata, pertama-tama dilakukan pembuangan sel-sel kulit mati yang terinfeksi dari saluran telinga dengan alat penghisap atau kapas kering. Setelah saluran telinga diersihkan, fungsi pendengaran biasanya kembali normal. Biasanya diberikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotik selama beberapa hari. Beberapa tetes telinga ada yang mengandung kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan. Kadang diberikan obat tetes telinga yang mengandung asam asetat untuk mengembalikan keasaman pada saluran telinga. Untuk mengurangi nyeri pada 24-48 jam pertama bisa diberikan aseteminofen atau kodein. Infeksi yang sudah menyebar keluar saluran telinga (selulitis) diobati dengan antibiotik peroral (melalui mulut). Bisul dibiarkan pecah dengan sendirinya karena jika sengaja disayat bisa menyebabkan penyebaran infeksi. Obat tetes telinga yang mengandung antibiotik tidak efektif. Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan bisa dilakukan pengompresan hangat (sebentar saja) dan pemberian obat pereda nyeri. Penatalaksanaan Otitis Eksterna Liang telinga dibersihkan dengan menggunakan kapas lidi.

Pemasangan tampon pita cm x 5 cm yang telah dibasahi dengan larutan Burowi filtrata pada MAE. Tampon secukupnya, tidak boleh diletakkan terlalu ke dalam (nyeri/bahaya melukai membran timpani, sulit mengeluarkan). Tampon setiap 2-3 jam sekali ditetesi dengan larutan Burowi agar tetap basah. Tampon diganti setiap hari. Larutan Burowi dapat diganti dengan tetes telinga yang mengandung steroid dan antibiotik. Apabila diduga infeksi kuman Pseudomonas diberikan tetes yang mengandung neomycine dan hydrocortisone. Pada infeksi jamur digunakan tetes telinga larutan asam salisilat 2-5% dalam alkohol 20%. Pada otitis eksterna kronik difus dapat diberikan triamsinolone 0,25% krim/salep atau dexamethasone 0,1%. Antibiotik oral tidak perlu diberikan.

(Rukmini, 2005).

Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik (Sosialisman, 2008) .

Penatalaksanaan otitis eksterna bertujuan : 1. Membuang serumen, kotoran, dan sel-sel kulit mati dari liang telinga. Bersihkan dan keringkan menggunakan alat penghisap atau kapas kering. 2. Mengeluarkan mikroorganisme. Masukkan tampon yang mengandung antibiotik ke dalam liang telinga untuk menghindari infeksi bakterial akut dan ulserasi. Berikan juga antibiotik sistemik jika perlu. 3. Mengurangi rasa sakit, peradangan dan edema. Berikan obat golongan kortikosteroid misalnya metil prednisolon. 4. Menghilangkan rasa tidak enak. 5. Memulihkan pendengaran. 6. Menghilangkan gatal dan penggarukan yang berulang. Terapi antifungal untuk menghindari infeksi jamur.

7. Terapi antialergi dan antiparasit. 8. Penatalaksanaan otitis eksterna kronik yaitu operasi rekonstruksi liang telinga. 2.9 Pencegahan Otitis Eksterna

Telinga perenang kemungkinan dicegah dengan meneteskan cairan yang mengandung campuran alkohol dan cuka di dalam telinga sebelum dan sesudah berenang. Orang tersebut harus menghindari berenang di dalam air yang terpolusi, menggunakan semprotan rambut, dan menghabiskan waktu yang lama di air hangat, iklim yang lembab. Berusaha untuk membersihkan saluran dengan lap kapas mengganggu mekanisme membersihkan-sendiri yang normal dan bisa mendorong serpihan ke dalam gendang telinga, dimana kotoran menumpuk. Juga, tindakan ini bisa menyebabkan kerusakan kecil yang mempengaruhi otitis eksternal (Abdullah, 2003).

Otitis eksterna difusa (OED) dikenal juga sebagai telinga cuaca panas ( hot weather ear), telinga perenang ( swimmer ear). OED merupakan kasus umum dibagian THT di daerah-daerah tropis dan subtropis pada musim panas. OED merupakan komplek gejala peradangan kulit liang telinga yang terjadi sewaktu cuaca panas dan lembab dan dapat dijumpai dalam bentuk ringan, sedang, berat dan menahun. Telinga menjadi gatal serta semakin sakit dan kulit liang telinga menjadi kemerahan, bengkak dan dilapisi oleh sekret yang berwarna kehijau-hijauan. Dengan semakin berkembangnya penyakit, pasien merasa sakit bila daun telinga disentuh dan bila mengunyah. Bila peradangan tidak ditanggulangi secara adekuat, maka rasa sakit, gatal serta sekret yang berbau akan menetap. Meskipun banyak faktor penyebab OED, beberapa diantaranya dikenal sebagai faktor penunjang yang penting untuk terjadinya OED akut pada seseorang, yaitu: Faktor epidemiologis: perubahan kelembaban lingkungan, suhu yang tinggi.

Maserasi kulit liang telinga yang terpapar lama oleh kelembaban menimbulkan rasa gatal yang mendorong penderita mengorek telinga sehingga akan terjadi trauma pada kulit dan mengakibatkan infeksi. Agaknya air kolam renang menyebabkan maserasi kulit dan merupakan sumber kontaminasi yang bakteri. OED terjadi 2,4 kali lebih sering pada perenang daripada yang bukan perenang. Peningkatan kasus OED terjadi apabila suhu meningkat pada lingkungan yang kelembabannya relatif tinggi. Gejala Klinis Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit. Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga. Rasa sakit didalam telinga, bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik. Manajemen 1.Membersihkan dan mengeringkan telinga setiap hari. 2.Menghilangkan faktor predisposisi. 3.Pemasangan tampon pita 1/2 cm X 5 cm yang dibasahi dengan larutan Burowi di dalam liang telinga. Tampon dibiarkan selama 24 jam, dan selalu ditetesi dengan larutan Burowi agar tetap basah. 4.Sebagai pengganti larutan Burowi dapat dipakai tetes telinga yang mengandung antiseptik dan steroid. 5.Pada infeksi jamur dapat digunakan tetes telinga yang mengandung Nistatin, atau larutan asam salisilat 1% dalam alkohol. (Jangan digunakan pada perforasi membran timpani ). Tetes telinga diberikan 3 kali sehari, selama satu minggu. 6.Untuk menghilangkan rasa nyeri diberikan antinyeri. Referensi Otitis Externa. Available at URL: http://emedicine.medscape.com. Cited at: 23 Februari 2011

Kamus Kita Sekret Maserasi Faktor Predisposisi : : : zat hasil produksi kelenjar membasah genetik, sikap, kepribadian, dan faktor lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan, atau kurang dari itu, dalam diri seseorang Berlubangnya

Perforasi

titis eksterna adalah penyakit yang dapat diderita oleh semua orang dan berbagai usia. Otitis eksterna biasanya ditunjukkan dengan adanya infeksi bakteri pada kulit liang telinga tetapi dapat juga disebabkan oleh infeksi jamur. Meskipun demikian Otitis eksterna jarang menyebabkan komplikasi

yang serius. Infeksi ini ditandai dengan rasa nyeri yang hebat (Waitzman, 2004). Otitis eksterna juga sering dihubungkan dengan adanya proses dematologi lokal atau non infeksius. Gejala-gejala yang khas pada otitis externa adalah rasa tidak nyaman pada liang telinga yang ditandai dengan eritema dan discharge yang bervariasi (Sander, 2001). Istilah otitis eksterna telah lama dipakai untuk menjelaskan sejumlah kondisi. Spektrum infeksi dan radang mencakup bentuk-bentuk akut atau kronis. Dalam hal infeksi perlu dipertimbangkan agen bakteri, jamur dan virus. Radang non-infeksi termasuk pula dermatosis, beberapa diantaranya merupakan kondisis primer yang langsung menyerang liang telinga. Shapiro telah menegaskan bahwa perbedaan antara otitis eksterna yang berasal dari dermatosis dengan otitis eksterna akibat infeksi tidak selalu jelas. Suatu dermatosis dapat menjadi terinfeksi setelah beberapa waktu, sementara pada infeksi kulit dapat terjadi reaksi ekzematosa terhadap organisme penyebab. Sekali lagi, anamnesis dan pemeriksaan yang cermat seringkali akan memberi petunjuk kearah kondisi primernya (Boies, 1997). Di Amerika Serikat, otitis eksterna merupakan penyakit yang sering terjadi di semua negara bagian. Infeksi dapat disebabkan oleh kondisi yang panas dan lembab. Otitis eksterna dapat menyerang semua ras manusia dan mempunyai perbandingan yang sama antara perempuan dan laki-laki serta dapat dialami oleh berbagai usia (Waitzman, 2004). Di Amerika Serikat sekitar 98% otitis eksterna disebabkan aleh P. aeruginosa. Kasus sisanya mungkin disebabkan oleh Proteus vulgaris, Escherichia coli, S. aureus dan jamur seperti Candida albicans, Aspergillus sp dan Mucor sp. Pada kasus Otitis eksterna bakterialis, kulit liang telinga berwarna merah dan biasanya edamatosa kadang-kadang sampai tingkat yang menyumbat total liang tersebut (Cody, 1997). Infeksi dan radang liang telinga merupakan suatu masalah THT yang paling serius. Pasien dengan gangguan aurikula atau liang telinga sering kali datang dengan keluhan otalgia, gatal, pembengkakan, perdarahan dan perasaan tersumbat. Pemeriksaan daerah telinga dan sekitarnya dengan cermat biasanya dapat mengungkapkan masalah yang spesifik. Namun perlu ditekankan pemeriksaan THT lainnya. Hal-hal yang perlu ditanyakan

dalam riwayat pasien antara lain : riwayat infeksi telinga luar, berenang, gangguan kulit, alergi, trauma dan pemakaian perhiasan telinga khususnya yang mengandung nikel (Boies, 1997).

Anatomi-Fisiologi Telinga Luar Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 3 cm ( Soetirto dkk, 2001). Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kalenjar serumen (modifikasi kalenjar keringat = kalenjar serumen) dan rambut. Kalenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai serumen (Soetirto dkk, 2001). Telinga luar termasuk aurikula atau pinna dan liang telinga. Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi ke struktur-struktur telinga tengah. Karena keunikan anatomi aurikula serta konfigurasi liang telinga yang melengkung atau seperti spiral maka telinga luar mampu melindungi membrana timpani dari trauma, benda asing dan efek termal (Boies, 1997). Panjang liang telinga kira-kira 2,5 cm, membentang dari bibir depan konka hingga membrana timpani. Bagian tersempit dari liang telinga adalah dekat perbatasan tulang dan tulang rawan. Hanya sepertiga bagian luar atau bagian kartilaginosa dari liang telinga yang dapat bergerak. Jika menggunakan otoskop, aurikula biasanya harus ditarik ke posterolateral untuk dapat melihat bagian tulang dan membran timpani. Bersama dengan lapisan luar membran timpani, liang telinga membentuk suatu kantung berlapis epitel yang dapat merangkap kelembaban sehingga daerah ini menjadi rentan infeksi pada keadaan tertentu (Boies, 1997). Kulit yang melapisi bagian kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian tulang, selain itu juga mangandung folikel rambut yang banyaknya bervariasi antar individu namun ikut membantu menciptakan suatu sawar dalam liang telinga. Anatomi liang telinga bagian tulang sangat unik karena merupakan satu-satunya tempat dalam tubuh dimana kulit langsung

terletak di atas tulang tanpa adanya jaringan subkutan. Dengan demikian daerah ini sangat peka dan tiap pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk ekspansi (Boies, 1997). Salah satu cara perlindungan yang diberikan telinga luar adalah pembentukan serumen. Sebagian struktur kalenjar terletak pada bagian kartilaginosa. Eksfoliasi sel-sel stratum korneum ikut pula berperan dalam pembentukan materi yang membentuk suatu lapisan pelindung penolak air pada dinding kanalis ini. pH gabungan pada bagian ini adalah sekitar 6, suatu faktor tambahan yang berfungsi mencegah infeksi lagipula migrasi sel-sel epitel yang terlepas membentuk suatu mekanisme pembersihan sendiri dari membran timpani kearah luar (Boies, 1997). Struktur yang unik dari canalis auditoris eksterna memudahkan terjadi otitis eksterna. Canalis auditoris eksterna lembab, hangat dan gelap, hal ini merupakan lingkungan yang bagus untuk perkembangan jamur dan bakteri. Kulit sangat tipis dan miskin jaringan lunak subkutis sehingga akan terjadi penekanan langsung pada perikondrium. Canalis auditoris externa mempunyai pertahanan yang spesifik. Serumen berubah menjadi asam yang mengandung lisozim dan substansi lain yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Selain itu juga adanya epitelial yang unik juga dapat memberikan perlindungan pada kanalis auditoris eksterna. Ketika pertahanan itu terganggu atau rusuk maka dapat menyebabkan otitis eksterna (Sander, 2001).

Definisi Otitis eksterna adalah inflamasi atau radang pada canalis auditoris eksterna yang dapat mengenai pinna, jaringan lunak periaurikula dan dapat juga mengenai tulang temporal (Carr, 1998). Otitis eksterna juga dapat diartikan sebagai radang liang telinga akut dan kronis yang dapat disebabkan oleh bakteri. Di klinik sukar sekali dibedakan peradangan yang disebabkan oleh penyebab lain seperti jamur, alergi atau virus karena sering kali timbul bersama-sama (Sosialisman dan Helmi, 2001).

Etiologi

Pada umumnya penyebab dari otitis eksterna adalah infeksi bakteri seperti Staphyilococcus aureus, Staphylococcus albus, E. colli. Selain itu juga dapat disebabkan oleh penyebaran yang luas dari proses dermatologis yang non-infeksius (Sander, 2001).

Patofisiologi Otitis eksterna adalah penyakit yang sering diderita oleh semua orang. Otitis eksterna seringkali ditunjukkan adanya infeksi bakteri akut dari kulit canalis auricularis tapi juga dapat disebabkan adanya infeksi jamur. Adanya lekukan pada liang telinga dan adanya kelembaban dapat menyebabkan laserasi dari kulit dan merupakan media yang bagus untuk pertumbuhan bakteri. Hal ini sering terjadi setelah berenang dan mandi. Otitis eksterna ini sering terjadi jika suasana panas dan lembab (Waitzman, 2004). Faktor lain yang dapat menyebabkan otitis eksterna adalah adanya trauma pada liang telinga yang diikuti invasi bakteri kedalam kulit yang rusak trauma ini sering terjadi akibat dari pembersihan liang teling dengan cotton bud ataupun alat lain yang dimasukkan ke dalam telinga. Selain itu masuknya air atau bahan iritan atau hair spray atau cat rambut dapat menyebabkan otitis eksterna (Anonim, 2003). Sebagai akibatnya terjadi respon inflamasi, edema dan pembengkakan liang telinga yang akan menyebabkan visualisasi menbran timpani terganggu. Eksudat dan pus dapat terproduksi di liang telinga. Pada keadaan yang berat, infeksi dapat meluas pada wajah dan leher. Kuman pathogen yang sering kali menyebabkan otitis eksterna adalah Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus dan bakteri gram negatif lainnya. Meskipun demikian, jamur, seperti Candida atau Aspergilus sp dapat menyebabkan otitis eksterna (Waitzman, 2004). Hal ini terjadi karena adanya penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen yang menumpuk didaerah dekat gendang telinaga menyembabkan penimbunan air yang masuk ke liang telinga ketika mandi atau berenang sehingga kulit pada liang telinga basah dan lembut (Anonim, 2003)

Otitis eksterna maligna merupakan komplikasi dari otitis eksterna yang terjadi pada pasien yang mengalami imunocompresi atau pasien yang mendapatkan radioterapi pada tulang kepala. Pada kondisi ini bakteri akan meninvasi jaringan lunak yang dalam dan menyebabkan oeteomielitis pada os temporal (Waitzman, 2004).

Manifestasi Klinik Pasien dengan otitis eksterna biasanya mengeluh adanya nyeri telinga (otalgia) dari yang sedang sampai berat, berkurangnya atau hilangnya pendengaran, tinnitus atau dengung, demam, discharge yang keluar dari telinga, gatal-gatal (khususnya pada infeksi jamur atau otitis eksterna kronik), rasa nyeri yang sangat berat (biasanya pada pasien yang imunocompopromais, diabetes, otitis eksterna maligna). Selain itu juga ditemukan adanya tanda nyeri tekan pada tragus (Waitzmann, 2004). Pada keadaan yang berat, penderita sering mengeluh sakit pada saat mengunyah atau membuka mulut (Sander, 2001).

Klasifikasi Otitis Eksterna Akut Terdapat 2 kemungkinan otitis eksterna akut yaitu otitis eksterna sirkumskripta dan otitis eksterna difus. 1. Otitis Eksterna Sirkumskripta (Furunkel = Bisul) Oleh karena kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit seperti folikel rambut, kalenjar sebasea dan kalenjar serumen maka di tempat itu dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus sehingga membentuk furunkel. Kuman penyebabnya biasanya Staphylococcus aureus atau Staphylococcus albus(Sosialisman dan Helmi, 2001). Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar dibawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium.

Rasa nyeri dapat juga timbul spontan pada waktu membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain itu terdapat juga gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga (Sosialisman dan Helmi, 2001). Terapinya tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti polymixin B atau bacitrasin atau antiseptic (asam asetat 2-5% dalam alcohol 2%). Kalau dinding furunkel tebal, dilakukan incise kemudian dipasang drain untuk mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan obat simtomatik seperti analgetik dan obat penenang (Sosialisman dan Helmi, 2001). 2. Otitis Eksterna Difus Biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam. Tampak kulit liang telinga dalam. Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema dengan tidak jelas batasnya serta terdapat furunkel. Otitis eksterna difus dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis (Sosialisman dan Helmi, 2001). Gejalanya sama dengan otitis eksterna sirkumskripta. Kadang-kadang terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir (musin) seperti sekret yang ke luar dari cavum timpani pada otitis media. Pengobatannya ialah dengan memasukkan tampon tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan antibiotika sistemik (Sosialisman dan Helmi, 2001).

Otomitosis infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Yang tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga kandida albicans atau jamur lain. Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga tetapi sering pula tanpa keluhan (Sosialisman dan Helmi, 2001). Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga. Larutan asam asetat 2-5% dalam alcohol yang diteteskan ke liang telinga. Kadang-

kadang diperlukan obat antijamur sebagai salep yang diberikan secara topical (Sosialisman dan Helmi, 2001).

Infeksi Kronis Liang Telinga Infeksi bakteri maupun jamur yang tidak diobati dengan baik, trauma berulang, adanya benda asing, penggunaan cetakan (mould) pada alat Bantu dengar (hearing aid) dapat menyebabkan radang kronis. Akibatnya terjadi penyempitan liang telinga oleh pembentukan jaringan parut atau sikatriks. Pengobatannya memerlukan operasi rekonstruksi liang telinga (Sosialisman dan Helmi, 2001).

Keratosis Obliteran dan Kolesteatoma Externa Keratosis obliterans adalah kelainan yang jarang terjadi. Biasanya secara kebetulan ditemukan pada pasien dengan rasa penuh di telinga. Penyakit ini ditandai dengan penumpukan deskuamasi epidermis di liang telinga sehingga membentuk gumpalan dan menimbulkan rasa penuh serta kurang dengar. Bila tidak ditanggulangi dengan baik akan terjadi erosi kulit dan bagian tulang liang telinga yang sering disebut sebagai kolesteatoma yang disertai dengan rasa nyeri yang hebat akibat peradangan setempat. Etiologinya belum diketahui, sering terjadi pada pasien dengan kelainan paru kronik seperti bronkiektasis juga pada pasien sinusitis (Sosialisman dan Helmi, 2001). Pemberian obat tetes telinga campuran alkohol atau gliserin dalam peroksida 3% selama 3 kali seminggu merupakan pengobatan dari penyakit ini. Pada pasien yang telah mengalami erosi dilakukan tindakan bedah (Sosialisman dan Helmi, 2001).

Otitis Externa Maligna Otitis eksterna maligna merupakan tipe dari infeksi akut yang difus yang biasanya terjadi pada penderita penyakit diabetes mellitus. Radang dapat meluas secara progresif ke lapisan subkutis dan organ sekitarnya sehingga

dapat menimbulkan kelainan berupa kondritis, oeteitis, dan osteomielitis yang mengakibatkan kehancuran tulang temporal. Gejalanya rasa gatal yang diikuti nyeri yang hebat dan sekret yang banyak serta pembengkakkan liang telinga (Sosialisman dan Helmi, 2001). Saraf fasial dapat terkena sehingga dapat menimbulkan paresis atau paralysis facial. Pengobatan tidak boleh ditunda-tunda yaitu dengan pemberian antibiotic dosis tinggi yang dikombinasi dengan amino glikosid. Disamping obat-obatan, juga diperlukan tindakan debrideman (Sosialisman dan Helmi, 2001).

You might also like