You are on page 1of 19

1

Kesulitan Belajar dan Upaya Penanggulangannya Oleh :Indah Permata Sari1 A. Pendahuluan Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, dan terkadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari. Dalam hal ini, semangat terkadang tinggi tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi. Demikianlah antara lain kenyataan yang sering ditemui pada setiap anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Setiap individu tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik. Dengan demikian, anak didik yang berkategori di luar rata-rata tidak mendapat kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Atas dasar inilah yang melatarbelakangi pemakalah dalam menulis makalah ini. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Pemenuhan tugas pribadi pada mata kuliah Psikologi Pendidikan 2. Sebagai calon guru, dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat pada setiap anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar. Makalah ini akan membahas mengenai Kesulitan Belajar dan Upaya Penanggulangannya. Adapun sub materi yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain : 1. Pengertian kesulitan belajar 2. Macam-macam kesulitan belajar 3. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar 4. Cara mengenal siswa yang mengalami kesulitan belajar 5. Diagnosis kesulitan belajar 6. Alternatif pemecahan kesulitan belajar 7. Usaha-usaha lain mengatasi kesulitan belajar 8. Cara belajar yang baik dalam mengatasi kesulitan belajar

Makalah ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas makalah pribadi Psikologi Pendidikan dikelas TBI-1 semester II.

Oleh karena itu, untuk memahami bagaimana kesulitan belajar terjadi dikalangan anak didik digunakan metode pemahaman dan penjelasan mengenai kesulitan belajar yang terjadi dikalangan anak didik. Namun dalam makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, sehingga kritik dan saran sangatlah diharapkan untuk menyempurnakan makalah yang sederhana ini kedepannya. B. Pengertian Kesulitan Belajar Setiap individu adalah yang menyebabkan tingkah laku belajar di kalangan anak didik. Dalam keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya yakni mengalami kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses belajar dan mengajar , itulah yang disebut kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan oleh faktor inteligensi. Dengan demikian, IQ yang tinggi belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Karena itu, dalam rangka memberikan bimbingan yang tepat kepada anak didik, maka para pendidik perlu memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan kesulitan belajar.2 Sementara itu, penyelenggaraan pendidikan di sekolah pada umumnya hanya ditujukan kepada para anak didik yang berkemampuan rata-rata, sehingga anak didik yang berkemampuan lebih atau yang berkemampuan kurang terabaikan. Dengan demikian, anak didik yang berkategoridi luar rata-rata tidak mendapatkan kesempatan yang memadai untuk berkembang sesuai dengan kapasitasnya. Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami anak didik yang berkemampuan rata-rata (normal) disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat tercapainya tujuan belajar yang sesuai dengan harapan.3

C. Macam-macam Kesulitan Belajar Macam-macam kesulitan belajar dapat dikelompokkan menjadi empat macam, antara lain adalah sebagai berikut :4 1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar :
2 3

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 229-230. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 172. 4 M. Dalyono. Op. Cit, hlm. 230.

a. Ada yang berat; b. Ada yang sedang. 2. Dilihat dari bidang studi yang dipelajari : a. Ada yang sebagian bidang studi; b. Ada yang keseluruhan bidang studi. 3. Dilihat dari kesulitannya : a. Ada yang sifatnya permanen/menetap; b. Ada yang sifatnya yang sementara. 4. Dilihat dari segi faktornya penyebabnya : a. Ada yang karena faktor inteligensi; dan b. Ada yang karena faktor non inteligensi.

D. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Fenomena kesulitan belajar seorang anak didik biasanya tampak jelas dari menurunnya prestasi belajarnya. Namum, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku anak didik seperti suka berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak sekolah, dan sering minggat dari sekolah.5 Secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam, antara lain :6 1. Faktor intern anak didik, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri anak didik sendiri. 2. Faktor ekstren anak didik, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri anak didik. Kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan yang antara lain tersebut dibawah ini. 1. Faktor Intren Penyebab Kesulitan Belajar Faktor intren siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa, yakni :7 a. Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intektual atau inteligensi siswa.

5 6

Muhibbin Syah. Op. Cit, hlm. 173 Ibid. 7 Ibid.

b. Yang bersifat efektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap. c. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti terganggunya alatalat indera penglihatan dan pendengar. 1) Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang bersifat fisik, antara lain : 8 a) Karena sakit Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisik, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui inderanya tidak dapat diteruskan ke otak. Lebih-lebih sakitnya lama, sarafnya akan bertambah lemah, sehingga ia tidak dapat masuk sekolah untuk beberapa hari, yang mengakibatkan ia tertinggal jauh dalam pelajarannya. Seorang petugas diagnostik harus memeriksa kesehatan murid-muridnya, barangkali sakitnya yang menyebabkan prestasinya rendah. b) Karena kurang sehat Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, pusing, daya konsentrasinyahilang kurang semangat, pikiran terganggu. Karena hal-hal ini maka penerimaan dan respon pelajaran berkurang, saraf otak tidak mampu bekerja secara optimal memproses, mengelola, menginterpretasikan, dan mengorganisasikan bahan pelajaran melalui inderanya. Perintah dari otak yang langsung kepada saraf motoris yang berupa ucapan, tulisan, hasil pemikiran/lukisan menjadi lemah juga. Karena itu, maka seorang guru atau petugas diagnostik harus meneliti gizi makanan dari anak. c) Karena cacat tubuh Cacat tubuh dapat dibedakan atas : (1) Cacat tubuh yang ringan seperti kurang pendengaran, kurang penglihatan, ganggguan psikomotor. (2) Cacat tubuh yang tetap (serius) seperti buta, tuli, bisu, hilang tangannya dan kakinya. Bagi golongan yangserius, maka harus masuk pendidikan khusus seperti SLB (Sekolah Luar Biasa). 2) Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar yang bersifat rohani/psikologi

Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia,1997), hlm.

156.

Belajar memerlukan kesiapan rohani, ketenangan dengan baik. Jika hal-hal di atas ada pada diri anak maka belajar sulit dapat masuk. Adaoun faktor rohani itu antara lain :9 a) Inteligensi Anak yang IQ nya tinggi dapat menyelesaikan segala persoalan yang dihadapi. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. Jadi semakin tinggi IQ seseorang akan semakin cerdaspula. Mereka yang mempunyai IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental. Anak yang inilah yang serinh mengalami kesulitan belajar. Maka ini digolongkan atas debil, embisil, idiot. Anak yang tergolong lemah mental sangat terbatas kecakapannya. Karena itu guru/pembimbing harus meneliti tingkat IQ anak dengan meminta batuan seorang psikolog agar dapat melayani murid-muridnya. b) Bakat Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang yang berbakat musik mungkin dibidang lain ketinggalan. Seseorang yang berbakat dibidang teknik tetapi dibidang olahraga lemah. Jadi seseorang akan mudah mempelajari yang sesuai dengan bakatnya. Seorang pembimbing diagnosis harus meneliti bakat-bakat anak agar menempatkan mereka yang sesuai, mungkin juga kesulitan belajarnya disebabkan tidak adanya bakat yang sesuai dengan pelajaran tersebut. c) Minat Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhannya, tidak sesuai dengan kecakapannya, tidak sesuai dengan tipe-tipe khusus anak yang banyak menimbulkan masalah pada dirinya. Karena itu pelajaran pun tidak pernah terjadi prosesdalam otak, akibatnya timbul kesulitan. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran. Kesulitan belajar itu dapat disebabkan karena tidak adanya minat atau oleh sebab yang lain.

Ibid, hlm. 157-161

d) Motivasi sebagai faktor batin berfungsi menimbulkan, mendasari, mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Sebaliknya mereka yang bermotivasi lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sehingga anak yang bermotivasi rendah akan mengalami kesulitan dalam belajar. e) Kesehatan mental Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik. Sebaliknya, anak yang sedih akan kacau pikirannya dan sulit berkonsentrasi. Biasanya mereka melakukan kompensasi dibidang lain mungkin melakukan perbuatan agresif. Keadaan seperti ini akan menimbulkan kesulitan belajar, sehingga guru harus cepat-cepat mengetahui keadaan mental serta emosi anak didiknya mungkin faktor ini sebagai penyebab kesulitan belajar. f) Tipe-tipe khusus seorang pelajar Ada tiga tipe-tipe belajar seorang anak yaitu : (1) Tipe visual, yaitu anak akan cepat mempelajari bahan-bahan yang disajikan secara tertulis, bagan, grafik, gambar. Intinya mudah mempelajari bahan pelajaran yang dapat dilihat dengan alat penglihatannya. Sebaliknya, merasa sulit belajar apabila dihadapkan bahan-bahan dalam bentuk suara atau gerakan. (2) Tipe auditif (campuran), yaitu anak mudah mempelajari bahan yang disajikan dalam bentuk suara (ceramah), pelajaran dari suara radio/kaset ia mudah menangkapnya. Pelajaran yang disajikan dalam bentuk tulisan, perabaan, gerakan-gerakanlah yang ia mengalami kesulitan. (3) Tipe motorik, yaitu anak mudah mempelajari bahan yang berupa tulisan, gerakan-gerakan dan sulit mempelajari bahan yang berupa suara dan penglihatan. 2. Faktor Ekstren Penyebab Kesulitan Belajar

Faktor ekstren penyebab kesulitan belajar meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :10

a. Lingkungan keluarga Keluarga merupakan pusat pendidikan pendidikan yang utama dan pertama. Tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. Yang termasuk faktor ini antara lain adalah : 1) Faktor Orang Tua a) Cara Mendidik Anak Orang tua yang tidak atau kurang memperhatikan pendidikan anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar anaknya maka akan menjadi penyebab kesulitan belajar. b) Hubungan Orang Tua dan Anak Sifat hubunagn orang tua dan anak serinh terlupakan. Faktor ini penting sekali dalm menentukan kemajuan belajaranak. Kasih sayang dari orang tua menimbulkan mental yang sehat bagi anak. Kurangnya kasih sayang akan menimbulkan sikap emosional, acuh tak acuh, keras, kejam. Seorang anak akan mengalami kesulitan belajar karena faktor di atas. c) Contoh/ Bimbingan dari Orang Tua Orang tua merupakan contoh terdekat dari anak-anaknya. Segala yang diperbuat orang tua tanpa disadari akan ditiru oleh anak-anaknya. Orang tua yang sibuk kerja, terlalu banyak anak tidak mendapatkan pengawasan/bimbingan dari orang tua hingga kemungkinan akan banyak mengalami kesulitan belajar. 2) Suasana Rumah/Keluarga Suasana keluarga yang sangat ramai/gaduh, tidak mungkin anak dapat belajar dengan baik. Anak akan terganggu konsentrasinya, sehingga sukar belajar. 3) Keadan Ekonomi Keluarga Keadaan ekonomi digolongkan dalam :

10

Ibid, hlm. 161-168.

a) Ekonomi yang kurang/miskin, keadaan ini akan menimbulkan kurangnya alat-alat belajar, kurangnya biaya yang disediakan oleh orang tua, dan tidak mempunyai tempat belajar yang baik. Sehingga anak akan mengalami kesulitan belajar. b) Ekonomi yang berlebihan/kaya, keadaaan ini sebaliknya dari keadaan yang pertama, dimana ekonomi keluarga yang berlimpah ruah, mereka akan menjadi malas belajar karena ia terlalu banyak bersenang-senang. Keadaan ini akan menimbulkan kesulitan belajar. b. Lingkungan Sekolah Yang dimaksud sekolah antara lain : 1) Guru Guru dapat menjadi sebab kesulitan belajar, apabila : (a) Guru tidak berkualitas, (b) Hubungan guru dengan murid kurang baik, (c) Guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis kesulitan belajar, (d) Guru menuntut standar pelajaran di atas kemampuan anak, (e) Metode mengajar guru yang dapat menimbulkan kesulitan belajar. 2) Alat-Alat Belajar Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak baik. Terutama pelajaran yang bersifat praktikum, kurangnya alat laboratorium akan menimbulkan kesulitan dalam belajar. Sehingga guru cenderung menggunakan metode ceramah yang menimbulkan kepasifan bagi anak, sehingga anak mengalami kesulitan dalam belajar. 3) Kondisi Gedung Kondisi gedung ditujukan pada ruangan kelas atau ruangan tempat belajar anak. Ruangan harus memenuhi syarat kesehatan seperti : (a) Ruangan harus berjendela, (b) Dinding harus bersih, (c) Lantai tidak becek atau kotor, (d) Keadaan gedung jauh dari tempat keramaian. Keadaan gedung yang tidak memenuhi syarat di atas dapat menimbulkan kesulitan atau keterlambatan dalam belajar. 4) Kurikulum

Kurikulum yang kurang baik, misalnya : a) Bahan-bahannya terlalau tinggi, b) Pembagian bahan tidak seimbang, c) Adanya pendataan materi. Hal-hal ini akan menimbulkan kesulitan belajar bagi murid-murid. Sebaliknya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan anak, akan membawa kesuksesan dalam belajar. 5) Waktu Sekolah dan Kurang Disiplin Apabila sekolah siang, sore, malam, maka kondisi anak tidak lagi dalam keadaan optimal untuk menerima pelajaran. Karena itu, waktu yang baik untuk belajar adalah pagi hari. Disamping itu, pelaksanaan disiplin yang kurang misalnya murid-murid sering datang terlambat. Terlebik lagi gurunya kurang disiplin akan banyak mengalami hambatan dalam pelajaran. c. Lingkungan Sosial/Masyarakat dan Mass Media 1) Lingkungan sosial (a) Teman Bergaul Teman bergaul pengaruhnya sangat besardan lebih cepat masuk dalam jiwa anak. (b) Lingkungan Tetanggacorak kehidupan tetangga, misalnya main judi, minum arak, pedagang, tidak suka belajar akan mempengaruhi anakanak sekolah. (c) Aktivitas Dalam Belajar Terlalu banyak berorganisasi, kursus bermacam-macam, maka akan menyebabakan belajar anak menjadi terbengkalai. 2) Mass Media Faktor mass media meliputi bioskop, tv, surat kabar, majalah, buku-buku yang ada di sekitar anak didik. Hal-hal itu akan menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu yang dipergunakan,hingga lupa tugas belajar.

Selain faktor-faktor yang bersifat umum, kesulitan belajar bias juga disebabkan faktor khusus. Termasuk faktor ini adalah sindrom psikologis beberapa learning disability (tidak mampu belajar). Sindrom yang berarti satuan gejala yang

10

muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis. Yang termasuk kedalam learning disability adalah :11 1. Sisleksia (dyslexia), ketidakmampuan belajar membaca. 2. Disgrafia (dysgraphia), ketidakmampuan belajar menulis. 3. Diskalkuna (dyscalcucia), ketidakmampuan belajar matematika. Siswa yang mengalami sindrom-sindrom di atas, secara umum sebenarnya memiliki potensi yang IQ yang normal, bahkan diantaranyaada yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Kesulitan belajar siswa yang menderita sindrom-sindrom di atas mungkin hanya disebabkan oleh adanya minimal brain dysfunction, yaitu gangguan ringan pada otak.12

E. Cara Megenal Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar Siswa yang mengalami kesulitan belajar memiliki hambatan-hambatan sehigga melihatkan gejala-gejala yang bisa diamati oleh orang lain. Adapun beberapa gejala sebagai pertanda adanya kesulitan belajar pada siswa adalah :13 1. Menunjukkan prestasi yang rendah atau dibawah rata-rata yang dicapai oleh kelompok kelas. 2. Hasil seimbang dengan usaha yang dilakukan. Ia berusaha tetapi nilainya selalu rendah. yang dicapai tidak 3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. Ia selalu tertinggal dengan temantemannya dalam segala hal, misalnya dalam mengerjakan soal-soal, dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. 4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar di dalam kelas, seperti acuh tak acuh terhadap suatu pelajaran, berpura-pura, berdusta, dan lain-lain. 5. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan. Misalnya mudah tersinggung, murung, bingung, cemberut, kurang gembira, selalu sedih, dan lain-lain.

Anak-anak yang mengalami kesulitan belajar biasa dikenal dengan sebutan prestasi kurang (under achiever). Anak-anak ini tergolong memiliki IQ tinggi tetapi prestasi belajarnya rendah (dibawah rata-rata kelas). Secara potensial mereka yang IQ-nya tinggi memiliki prestasi yang tinggi pula. Tetapi anak yang mengalami
11 12

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,2006), hlm. 144. Ibid. 13 M. Dalyono. Op. Cit, hlm 247-248.

11

kesulitan belajar itu berkaitan dengan aspek motivasi, minat, sikap, kebiasaan belajar, pola-pola pendidikan yang diterima dari keluarga.14 Dari uraian diatas jelaslah bahwa pembahasan tentang anak yang mengalami kesulitan belajar sangat penting untuk diketahui. Untuk itu perlu dilakukan pemahaman secara menyeluruh dan mendalam tentang perbedaan individual, melakukan pengenalan diri apabila ada penyimpangan perilaku di antara siswa, dan mengetahui teknik mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa. Hal ini bertujuan untuk menghindari adanya perlakuan yang tidak sesuai terhadap siswa.15

F. Diagnosis Kesulitan Belajar Diagnosis dilakukan dalam rangka memberikan solusi terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar. Untuk dapat memberikan solusi secaratepat atas kesulitan siswa, guru harus terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenali gejala-gejala secara cermat terhadap fenomena-fenomena yang menunjukkan adanya kemungkinan kesulitan belajar yang melanda siswa ). Dalam melakukan diagnostik kesulitan belajar siswa, perlu ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :16 1. Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa ketika mengikuti pelajaran. 2. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang diduga mengalami kesulitan belajar. 3. Mewawancarai orang tua atau wali untuk mengetahui hal-hal keluarga siswa yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar. 4. Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa. 5. Memberikan tes kemampuan inteligensi (IQ) khususnya kepada siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar.

Semuanya langkah diatas bisa dilakukan sendiri oleh guru, kecuali langkah ke5 yang menyangkut tes IQ. Adapun untuk mengatasi kesulitan belajar siswa pengidap sindrom disleksia, disgrafia, dan diskalkuna guru dan orang tua menganjurkan untuk memanfaatkan support teacher (pendukung guru). Guru khusus ini biasanya bertugas
14 15

Ibid, hlm. 248. Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Semarang: Pustaka Belajar,2001), hlm. 260-261. 16 Tohirin. Op. Cit, hlm. 144-145.

12

menangani para siswa pengidap sindrom-sindrom di atas disamping melakukan remedial teaching (pengajaran perbaikan). Kendalanya adalah di sekolah-sekolah pada umunya belum tersedia support teacher, sebagaimana di negara maju. Alternatif yang bisa dilakukan apabila di sekolah-sekolah belum ada, orang tua siswa bisa berhubungan dengan biro konsultasi psikolgi dan pendidikan. Cara lain orang tua yaitu juga bisa berhubungan dengan alim ulama/ustadz untuk dimintai nasihatnya dalam mengatasi perilaku anak yang menyimpang dati norma-norma agama Islam.17

G. Alternatif Pemecahan Kesulitan Belajar Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu diambil, guru sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting sebagai berikut : 18 1. Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah dan hubungan antarbagian tersebut untukmemperoleh pengertian yang benar tentang kesulitan belajar yang dihadapi siswa. 2. Mengidentifikasi dam menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan. Adakalanya bidang kecakapan bermasalah yang dapat ditangani guru sendiri, adakalanya bidang kecakapan yang bisa ditangani oleh guru dengan bantuan orang tua, dan adakalanya bidang kecakapan yang tidak dapat ditangani baik oleh guru maupun orang tua. 3. Menyusun program perbaikan, khususnya program remedial teaching. Dalam hal menyusun program pengajaran perbaikan sebelumnya guru menetapkan hal-hal sebagai berikut : a. Tujuan pengajaran remedial. b. Materi pengajaran remedial. c. Metode pengajaran remedial. d. Alokasi waktu pengajaran remedial e. Evaluasi kemajuan siswa setelah mengikuti program pengajaran remedial. 4. Melaksanakan program perbaikan, program pengajaran remedial itu lebih cepat dilaksanakan akan lebih baik. Tempat penyelenggaraannya bisa dimana saja, asal tempat itu memungkinkan siswa memusatkan perhatiannya terhadap proses pengajaran perbaikan tersebut. Selanjutnya, untuk memperluas wawasan
17 18

Ibid, hlm. 146. Ibid, hlm. 147.

13

pengetahuan mengenai alternatif kiat pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru sangat dianjurkan mempelajari buku-buku khusus mengenai bimbingan dan penyuluhan. Selain itu, guru juga dianjurkan untuk mempertimbangkan penggunaan model mengajar tertentu yang dianggap sesuai alternatif lain atau pendukung cara memecahkan masalah kesuliatan belajar siswa.

Oleh karena kesulitan belajar siswa biasanya terkait dengan banyak faktor, maka alternatif solusinya pun biasanya melibatkan banyak komponen, artinya komponen guru saja belum memungkinkan untuk memberikan solusi secara tuntas.oleh karena itu,sangat bijaksana apabila guru termasuk guru agama daalm memberikan solusi terhadap kesulitan belajar siswa selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait. Guru terlebih dahulu melihat jenis kesulitan belajar siswa,lalu menetukan pihak mana yang mungkin bisa dilibatkan, baru mengambil langkah penyelesaiannya. Dengan perkataan lain, dalam menyelesaikan kesulitan belajar siswa, melalui proses yang tidak boleh dianggap sederhana.19

H. Usaha-Usaha Lain Mengatasi Kesuliatn Belajar Selain dengan menggunakan alternatif pemecahan kesulitan belajar masih ada usaha lain yang digunakan untuk mengatasi kesulitan belajar. Karenaitu mencari sumber penyebab uta,a dan sumber-sumber penyebab penyerta lainnya adalah menjadi mutlak adanya dalam rangka mengatasi kesulitan belajar.20 Secara garis besar, langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka mengatasi kesulitan belajar, dapat dilakukan melalaui enam tahap, yaitu :21 1. Pengumpulan data Usaha untuk menemukan sumber penyebab kesuliatn belajar, diperlukan banyak informasi. Untuk memperoleh informasi tersebut, maka perlu diadakan suatu pengamatan langsungyang disebut pengumpul data. Menurut Sam Isbani dan R Isbani, dalam pengumpuloan data dapat dipergunakan berbagai metode, diantaranya adalah : a. Observasi. b. Kunjungan rumah.
19 20

Ibid, hlm 147-148. M. Dalyono. Op. Cit, hlm. 250. 21 Ibid, hlm. 250-255.

14

c. Case study. d. Case history. e. Daftar pribadi. f. Meneliti pekerjaan. g. Tugas kelompok. h. Melaksanakan tes IQ (baik tes IQ maupun tes prestasi). Dalam pelaksanaanya, metode-metode tersebut tidak harus semuanya digunakan secara bersama-samaakan tetapi tergantung pada masalahnya, kompleks atau tidak. Semakin masalahnta rumit, maka semakin banyak kemungkinan metode yang dapat digunakan, sebaliknya semakin masalahnya sederhana, mungkin dengan satu metode observasi saja, sudah dapat ditemukan faktor apa yang menyebabkan kesulitan belajar anak. Data yang terkumpul dari berbagai metode yang digunakan, akan sangat bermanfaat dalam rangka kegiatan pada langkah berikutnya. 2. Pengolahan data Data yang telah terkumpul dari kegiatan tahap pertama tersebut, tidak ada artinya jika tidak diadakan pengolahan secara cermat. Semua data harus diolah dan dikaji untuk mengetahui secara pasti sebab-sebab kesulitan belajar yang dialami oleh anak. Dalam pengolahan data, langkah yang dapat ditempuh antara lain adalah : a. Identifikasi kasus. b. Membandingkan antara kasus. c. Membandingkan denagn hasil kasus. d. Menarik kesimpulan. 3. Diagnosis Diagnosis adalah keputusan (penentuan mengenai hasil dari penggolahan data). Diagnosis inidapat berupa hal-hal sebagai berikut : a. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak (berat dan ringannya). b. Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar. c. Keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar. Dalam rangka diagnosis ini biasanya diperlukan berbagai bantuan tenaga ahli seperti dokter, psikolog, psikiater, social worker (untuk mengetahui kelainan sosial yang mungkin dialami anak), ortopedagog (untuk mengetahui kelainan pada anak), guru kelas, dan orang tua anak. Dalam prakteknya, tidak semua ahli

15

tersebut selalu harus secara bersama-sama digunakan dalam setiap proses diagnosis, melainkan tergantung kepada kebutuhan dan juga kemampuan. 4. Prognosis Prognosis artinya ramalan. Apap yang telah ditetapkan ddalm tahap diagnosis, akan menjadi dasar utama dalam menyusun dan menetapkan ramalan mengenai bantuan apa yang harus diberikan kepadanya untuk membantu mengatasi masalah. Dalam prognosis ini akan ditetapkan mengenai bentuk treatment (perlakuan) sebagai lanjutan dari diagnosis. Dalam hal ini dapat berupa : a. Bentuk perlakuan yang harus diberikan. b. Bahan atau materi yang diperlukan. c. Metode yang digunakan. d. Alat-alat bantu belajar mengajar yang diperlukan. e. Waktu (kapan kegiatan itu dilaksanakan) Secara singkat prognosis adalah merupakan aktivitas penyusunan rencana yang diharapkan dapat membantu mengatasi masalah kesulitan belajar anak didik. 5. Treatment (perlakuan) Perlakuan adalah pemberian bantuan kepada anak didik yang bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap prognosis. Bentuk treatment yang dapat diberikan, adalah : a. Melalui bimbingan belajar kelompok. b. Melalui bimbingan belajar individual. c. Melalui pengajaran remedial dalam beberapa bidang studi tertentu. d. Pemberian bimbingan pribadi untuk mengatasi masalah-masalah psikologis. e. Melalui bimbingan orang tua, dan pengatasan kasus sampingan yang mungkin ada. 6. Evaluasi Evaluasi maksudnya untuk mengetahui apakah perlakuan yang telah diberikan di atas berhasil dengan baik, artinya ada kemajuan, atau bahkan gagal sama sekali. Untuk mengadakan pengamatan kembali atas hasil treatment yang kurang berhasil, maka secara teoritis langkah-langkah yang perlu adalah : a. Re ceking data (baik itu pengumpulan maupun pengolahan data). b. Re Diagnosis. c. Re Prognosis. d. Re Treatment.

16

e. Re Evaluasi.

I. Cara Belajar yang Baik Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Menentukan bagaimana cara belajar yang baik dalam mengatasi kesulitan belajar bukanlah soal yamg mudah. Crow and Crow mengeemukakan cara belajar yang baik diperlukan untuk persiapan belajar yang baik adalah sebagai berikut :22 1. Adanya tugas yang jelas dan tegas. 2. Belajarlah membaca dengab baik. 3. Gunakan metode keseluruhan dan metode bagian dimana diperlukan. 4. Pelajari dan kuasai bagian-bagian yang sukar dari bahan yang dipelajari. 5. Buatlah outline dan catatan pada waktu belajar. 6. Kerjakan atau jawablah pertanyaan-pertanyaan. 7. Hubungkan bahan-bahan baru dengan bahan yang sama. 8. Gunakan bermacam-macam sumber dalam belajar. 9. Pelajarilah dengan baik tabel, peta, grafik, gambar, dan sebagainya 10. Buatlah rangkuman (summary) dan perikasa kembali (review).

J. Penutup Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan antara lain sebagai berikut : 1. Kesulitan belajar adalah keadaan dimana anak didik atau siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya yakni mengalami kegagalan dalam belajar yang berkaitan dengan hambatan dalam proses belajar dan mengajar. 2. Macam-macam kesulitan belajar adalah : a. Dilihat dari jenis kesulitan belajar : 1) Ada yang berat 2) Ada yang sedang b. Dilihat dari bidang stufi yang dipelajari : 1) Ada yang sebagian bidang studi 2) Ada yang keseluruhan bidang studi c. Dilihat dari sifat kesulitannya : 1) Ada yang sifatnya permanen 2) Ada yang sifatnya hanya sementara

22

M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 116-120.

17

d. Dilihat dari faktor penyebabnya : 1) Ada yang karena faktor inteligensi 2) Ada yang karena non inteligensi 3. Faktor penyebab kesulitan belajar disebabkan oleh dua faktor, yaitu : a. Faktor intern anak didik, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri anak didik sendiri. b. Faktor ekstren anak didik, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri anak didik. 4. Adapun cara mangenal siswa yang mengalami kesulitan belajar, yaitu : a. Menunjukkan prestasi yang rendah atau dibawah rata-rata. b. Hasil seimbang dengan usaha yang dilakukan. c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar. d. Menunjukkan sikap yang kurang wajar di dalam kelas. e. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan. 5. Diagnosis belajar dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut : a. Melakukan pengamatan pada siswa. b. Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa. c. Wawancara orang tua atau wali siswa. d. Tes diagnostik. e. Memberikan tes kemampuan inteligensi (IQ). 6. Dalam mengatasi kesulitan belajar maka ada alternatif untuk mengatasinya yaitu : a. Menganalisis hasil diagnosis. b. Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang

memerlukan perbaikan. c. Menyusun program perbaikan. d. Melaksanakan program perbaikan. 7. Adapun usaha lain untuk mengatasi kesulitan belajar, yaitu : a. Pengumpulan data. b. Pengolahan data. c. Diagnosis. d. Prognosis. e. Treatment. f. Evaluasi.

18

8. Sehingga dalam mengatasi kesulitan belajar diperlukan cara belajar yang baik agar tidak mengalami kesuliatn belajar. Adapun cara belajar yang baik dalammengatasi kesulitan belajar adalah : a. Adanya tugas yang jelas dan tegas. b. Belajarlah membaca dengab baik. c. Gunakan metode keseluruhan dan metode bagian dimana diperlukan. d. Pelajari dan kuasai bagian-bagian yang sukar dari bahan yang dipelajari. e. Buatlah outline dan catatan pada waktu belajar. f. Kerjakan atau jawablah pertanyaan-pertanyaan. g. Hubungkan bahan-bahan baru dengan bahan yang sama. h. Gunakan bermacam-macam sumber dalam belajar. i. Pelajarilah dengan baik tabel, peta, grafik, gambar, dan sebagainya j. Buatlah rangkuman (summary) dan perikasa kembali (review). Dari kesimpulan diatas jelaslah bahwa pentingya pembahasan mengenai kesulitan belajar dan upaya penanggulangannya. Hal ini tidak terlepas dari adanya pemahaman secara lebih menyeluruh dan mendalamtentang erbedaan individual, pengenalan diri apabila ada kecendurungan penyimpangan perilaku diantara para siswa dan mengetahui teknik menyelesaikan masalah ataupun kesulitan yang mereka hadapi. K. Daftar Kepustakaan Dalyono, M. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2007. Mudzakir, Ahmad dan Joko Sutrisno. Psikologi Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia. 1997. Mustaqim. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pustaka Belajar. 2001. Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1994. Syah,Muhibbin. Psikologi Pendidikan suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. 1995. Tohirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers. 2006.

19

You might also like