You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Evaluasi menjadi hal yang penting dan harus diperhitungkan oleh pendidik dalam menilai kemampuan peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Penilaian adalah kegiatan yang tidak mungkin dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pengajaran secara umum. Semua kegiatan pendidikan yang dilakukan harus selalu diikuti atau disertai dengan kegiatan penilaian. Pada hakikatnya penilaian yang dilakukan tidak semata-mata untuk menilai hasil belajar siswa saja, melainkan juga berbagai faktor lain, antara lain kegiatan pengajaran yang dilakukan itu sendiri. Tes sebagai alat pengukur hasil belajar siswa, diharapkan mampu memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Artinya, alat tes dapat memberikan informasi tentang siswa sesuai keadaan yang mendekati sesungguhnya. Hal itu penting karena informasi tersebut akan dipergunakan untuk mempertimbangkan dan kemudian memutuskan berbagai kebijakan baik yang berkenaan dengan siswa maupun kegiatan pengajaran secara umum. Sebuah alat tes yang baik harus memenuhi beberapa kriteria tertentu, antara lain alat tes haruslah tidak terlalu mudah atau terlalu sulit. Alat tes yang baik harus dapat dipertanggungjawabkan dari segi kelayakan, kesahihan, keterpercayaan, dan kepraktisan (Nurgiyantoro, 2001:98). Format soal tes bahasa dapat berbentuk tes objektif dan tes subjektif yang salah satu bentuknya adalah tes bentuk uraian. Jika dalam menyusun tes objektif harus mengikuti berbagai langkah dan prosedur yang ketat, maka sudah barang tentu untuk menyusun tes bentuk uraian pun harus mengikuti prinsip-prinsip pengukuran yang baik dan benar pula. Memang ada pendapat yang mengatakan bahwa pencapaian kualitas atau mutu soal bentuk uraian itu lebih mudah dan sederhana jika dibandingkan dengan soal berbentuk tes objektif, sebab tidak usah terlalu mengikuti berbagai aturan sebagaimana penyusunan soal berbentuk tes objektif. Lalu Apa saja kelemahan dan keunggulan dari tes objektif dan Uraian? Bagaimana cara kita mengatasi kelemahan dari tiap-tiap tes objektif dan uraian? Uraian dalam makalah ini mencoba membahas tentang kelemahan dan keunggulan dari Tes objektif dan uraian dan cara menangani kelemahan-kelemahannya.

2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah: 1) Apa Pengertian Tes Objektif dan Tes uraian? 2) Apa saja keunggulan dan kelemahan Tes Objektif dan Uraian? 3) Bagaimanakah cara mengatasi Kelemahan-kelemahan Tes objektif dan Uraian? 3. Tujuan Bertolak dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tes objektif dan tes uraian, kelemahan dan keunggulannya serta cara mengatasi kelemahannya serta sebagai bahan presentasi pada mata kuliah Evaluasi pembelajaran Kimia.

BAB II PEMBAHASAN 1. TES OBJEKTIF 1.1 Pengertian Tes Objektif Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Hal ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan darri tes bentuk essai (Arikunto, 2003:164) 1.2 Kelebihan Dan Kelemahan Kelebihan Test Objektif yaitu:

Lebih respektif mewakili isi dan luas bahan, lebih objektif, dapat di hindari campur tangannya unsur-unsur subjektif baik dari segi peserta didik maupun segi guru yang memeriksa.

Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.

Pemeriksaanya dapat diserahkan orang lain. Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi. Untuk menjawab test objektif tidak banyak memakai waktu. Reabilitynya lebih tinggi kalau di bandingkan dengan tes Essay, karena penilainnya bersifat objektif.

Validitas tes objektif lebih tinggi dari tes essay, karena samplingnya lebih luas. Pemberian nilai dan cara menilai test objektif lebih cepat dan mudah karena tidak menuntut keahlian khusus dari pada si pemberi nilai. (Sukmadinata, 2005:187)

Tes Objektif tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah dilaksanakan. Kelemahan Test Objektif yaitu :

Persiapan untuk menyusun jauh lebih sulit dari pada tes esai karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-kelamahan yang lain.

Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali saja dan sukar untuk mengukur proses mental yang tinggi.

Banyak kesempatan untuk main untung-untungan. Kerjasama antarpeserta didik pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.

Peserta didik sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban, karena mereka belum menguasai bahan pelajaran tersebut.

Memang test sampling yang diajukan kepada peserta didik- peserta didik cukup banyak, dan hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat untuk menjawabnya.

Tidak biasa mengajak peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi. Banyak memakan biaya, karena lembaran item-item test harus sebanyak jumlah pengikut test. 1.3 Cara mengatasi Tes Objektif Cara mengatasi kelemahan tes objektif: Kesulitan menyusun tes objektif dapat diatasi dengan jalan banyak berlatih terus menerus hingga betul-betul mahir. Menggunakan tabel spesifikasi untuk mengatasi kelemahan nomor satu dan dua. Menggunakan norma/standar penilaian yang memperhitungkan faktor tebakan (guessing) yang bersifat spekulatif itu. 1.4 Bentuk-bentuk Tes Objektif: A. Salah- Benar atau True- False (T- F) Kelebihan True False Adalah sebagai Berikut:

Soal ini baik untuk hasil- hasil, dimana hanya ada dua alternative jawaban. Tuntutan kurang ditekankan pada kemampuan baca. Sejumlah soal relative dapat dijawab dalam tipe test secara berkala. Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya. Kelemahan True False Adalah sebagai berikut:

Sulit menuliskan soal diluar tingkat pengetahuan yang bebas dari maksud ganda. Jawaban soal tidak memberikan bukti bahwa peserta didik mengetahui dengan baik. Tidak ada informasi diagnostic dari jawaban yang salah. Memungkinkan dan mendorong peserta didik untuk menerka-nerka. B. Pilihan Berganda atau Multiple Choise ( M- Ch) Kelebihan nya adalah :

Hasil belajar yang sederhana sampai yang komplek dapat diukur. Terstruktur dan petunjuknya jelas. Alternatif jawaban yang salah dapat memberikan informasi diagnostik.

Tidak dimungkinkan untuk menerka jawaban. Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya. Kelemahan:

Menyusunnya membutuhkan waktu yang lama. Sulit menemukan pengacau. Kurang efektif mengukur beberapa tipe pemecahan masalah, kemampuan untuk mengorganisir dan mengekspresikan ide.

Nilai dapat dipengaruhi dengan kemampuan baca. C. Isian atau Completion Kelebihan:

Sangat mudah dalam penyusunannya. Lebih menghemat tempat ( menghemat kertas ). Persyaratan komprehensif dapat dipenuhi oleh test model ini. Digunakan untuk mengukur berbagai taraf kompetensi dan tidak sekedar mengungkap taraf pengenalan atau hafalan saja. Kelemahan:

Lebih cenderung mengungkap daya ingat atau aspek hafalan saja. Butir- butir item dari test model ini kurang relevan untuk diajukan. Tester kurang berhati-hati dalam menyusun kalimat dalam soal. D. Jawaban Singkat atau Short Answer Kelebihan:

Mudah dalam perbuatan Kemungknan menebak jawaban sangat sulit Cocok untuk soal- soal hitungan Hasil- hasil pengetahuan dapat diukur secara luas Kelemahan:

Sulit menyusun kata- kata yang jawabannya hanya satu. Tidak cocok untuk mengukur hasil- hasil belajar yang komplek. Penilaian menjemukan da memerlukan waktu banyak.

E. Menjodohkan atau Matching Kelebihan:

Suatu bentuk yang efisien diberikan dimana sekelompok respon sama menyesuaikan dengan rangkaian isi soal.

Waktu membaca dan merespon relative singkat. Mudah untuk dibuat. Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya. Kelemahan:

Materi soal dibatsi oleh factor ingatan/ pengetahuan yang sederhana dan kurang dapat dipakai untuk mengukur penguasaan yang bersifat pengertian dan kemampuan membuat tafsiran.

Sulit menyusun soal yang mengandung sejumlah respon yang homogen. Mudah terpengaruh dengan petunjuk yang tidak relevan

2. TES URAIAN 2.1 Pengertian Tes uraian Pada umumnya berbentuk tes esai (uraian) tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaanya didahului dengan kata-kata seperti, uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya (Arikunto, 2003:162). Tes uraian adalah butiran soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes secara naratif. Ciri khas tes uraian ialah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh orang yang mengkontruksi butir soal, tetapi disusun oleh peserta tes. Peserta tes bebas untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Setiap peserta tes dapat memilih, menghubungkan, dan atau menyampaikan gagasan dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta tes untuk

mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan gagasan atau pokok pikiran tersebut dalam bentuk tulisan.

Djiwandono (2008: 57) menjelaskan bahwasanya secara lebih khusus tes uraian (tes esai) mengacu pada tes yang jawabannya berupa suatu esai atau uraian dalam berbagai gaya penulisan, seperti diskriptif dan argumentatif, sesuai dengan permasalahan yang menjadi pokok bahasan. Salah satu pertimbangan dalam menggunakan salah satu bentuk tes, apakah tes subyektif atau tes objektif, maka perlu dipahami terlebih dulu keunggulan dan kelemahan bentuk tes tersebut. Jika telah menentukan pilihan untuk menggunakan salah satu bentuk tes tersebut maka salah satu kiat dalam seni membuat soal tes adalah memaksimalkan keunggulan tes tersebut dan menekan seminimal mungkin kelemahan-kelemahan dari soal bentuk tersebut. Bentuk tes uraian dapat diklasifikasi ke dalam dua tipe yaitu tes uraian bebas (extended response) dan tes uraian terbatas (restricted response). Pembedaan kedua tipe tes uraian ini adalah atas dasar besarnya kebebasan yang yang diberikan kepada peserta tes untuk mengorganisasikan, menulis dan menyatakan pikiran, tingkat pemahaman terhadap pokok permasalahan dan gagasannya. Sebagaimana telah dikemukakan, perbedaan utama antara tes uraian bebas dan uraian terbatas tergantung kepada kebebasan memberikan jawaban. Jawaban yang diberikan oleh peserta tes dalam tes uraian bebas hampir-hampir tidak ada pembatasan. Peserta tes memiliki kebebasan yang luas sekali untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tersebut. Jadi jawaban siswa bersifat terbuka, fleksibel, dan tidak tersrtuktur. 2.2 Keunggulan dan Kelemahan Tes Bentuk Uraian Sarimanah menjelaskan bahwa tes uraian memiliki beberapa keunggulan, jika dibandingkan dengan tes objektif antara lain: 1) Tes uraian dapat dengan baik mengukur hasil belajar yang kompleks. Hasil belajar yang kompleks artinya hasil belajar yang tidak sederhana. Hasil belajar yang kompleks tidak hanya membedakan yang benar dari yang salah, tetapi juga dapat mengekspresikan pemikiran peserta tes serta pemilihan kata yang dapat memberi arti yang spesifik pada suatu pemahaman tertentu. Apabila yang diukur adalah kemampuan hasil belajar yang sederhana, yaitu memilih suatu yang lebih benar atau yang lebih tepat, maka sebaiknya menggunakan tes objektif. 2) Tes bentuk uraian terutama menekankan kepada pengukuran kemampuan mengintegrasikan berbagi buah pikiran dan sumber informasi kedalam suatu pola berpikir tertentu, yang disertai dengan keterampilan pemecahan masalah. Integrasi buah pikiran itu

membutuhkan dukungan kemampuan untuk mengekspresikannya. Tanpa dukungan kemampuan mengekspresikan buah pikiran secara teratur dan taat asas, maka kemampuan tidak terlihat secara utuh. Bahkan kemampuan itu secara sederhana sudah akan dapat kelihatan dengan jelas dalam pemilihan kata, penyusunan kalimat, penggunaan tanda baca, penyusunan paragraf dan susunan rangkain paragraf dalam suatu keutuhan pikiran. 3) Bentuk tes uraian lebih meningkatkan motivasi peserta didik untuk melahirkan kepribadiannya dan watak sendiri, sesuai dengan sifat tes uraian yang menuntut kemampuan siswa untuk mengekspresikan jawaban dalam kata-kata sendiri. Untuk dapat mengekspresikan pemahaman dan penguasaan bahan dalam jawaban tes, maka bentuk tes uraian menuntut penguasaan bahan secara utuh. Penguasaan bahan yang tanggung atau parsial dapat dideteksi dengan mudah. Karena itu untuk menjawab tes uraian dengan baik peserta tes akan berusaha menguasai bahan yang diperkirakannya akan diujikan dalam tes secara tuntas. Seorang peserta tes yang mengerjakan tes uraian dengan penguasaan bahan parsial akan tidak mampu menjawab soal dengan benar atau akan berusaha dengan cara membual. 4) Kelebihan lain tes uraian ialah memudahkan guru untuk menyusun butir soal. Kemudahan ini terutama disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama, jumlah butir soal tidak perlu banyak dan kedua, guru tidak selalu harus memasok jawaban atau kemungkinan jawaban yang benar sehingga akan sangat menghemat waktu konstruksi soal. Tetapi hal ini tidak berarti butir soal uraian dapat dikontruksikan secara asal-asalan. Kaidah penyusunan tes uraian tidaklah lebih sederhana dari kaidah penyusunan tes objektif. 5) Tes uraian sangat menekankan kemampuan menulis. Hal ini merupakan kebaikan sekaligus kelemahannya. Dalam arti yang positif tes uraian akan sangat mendorong siswa dan guru untuk belajar dan mengajar, serta menyatakan pikiran secara tertulis. Dengan demikian diharapkan kemampuan para peserta didik dalam menyatakan pikiran secara tertulis akan meningkat. Tetapi dilihat dari segi lain, penekanan yang berlebihan terhadap penggunaan tes uraian yang sangat menekankan kepada kemampuan menyatakan pikiran dalam bentuk tulisan yang dapat menjadikan tes sebagai alat ukur yang tidak adil dan tidak reliable. Bagi siswa yang tidak mempunyai kemampuan menulis, akan menjadi beban. Menulis soal tes uraian yang baik jauh lebih mudah dibandingkan dengan menulis soal tes objektif yang baik dengan catatan penulis soal telah memiliki keterampilan menulis soal tes dengan baik.

Namun demikian tes uraian mempunyai kelemahan antara lain: 1) Reliabilitasnya rendah artinya skor yang dicapai oleh peserta tes tidak konsisten bila tes yang sama atau tes yang paralel yang diuji ulang beberapa kali. Ada tiga hal yang menyebabkan tes uraian realibilitasnya rendah yaitu pertama keterbatasan sampel bahan yang tercakup dalam soal tes. Kedua, batas-batas tugas yang harus dikerjakan oleh peserta tes sangat longgar, walaupun telah diusahakan untuk menentukan batasan-batasan yang cukup ketat. Ketiga, subjektifitas penskoran yang dilakukan oleh pemeriksa tes. 2) Untuk menyelesaikan tes uraian guru dan siswa membutuhkan waktu yang relatif banyak. Sampel materi yang ditanyakan terbatas. Untuk waktu ujian 90 menit, jumlah butir soal yang dapat anda tanyakan mungkin berkisar 5 atau 6 soal saja. Tujuan pembelajaran tidak dapat terukur semua jika hanya menggunakan tes uraian. 3) Jawaban peserta tes kadang-kadang disertai bualan-bualan. Jawaban siswa yang menggunakan kata-katanya sendiri kemungkinan tidak sesuai dengan jawaban yang dikehendaki sipembuat soal. Akibatnya pemberian skor penilaian sangat tergantung pada pertimbangan sipemeriksa.sehingga dalam pemberian skor sering terjadi adanya unsur subjektivitas. 4) Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang paling membedakan prestasi belajar siswa. 5) Sering terjadi hallo effect, carry over effect, dan order effect. 6) Sulit memeriksa jawaban siswa. Kesulitannya terletak pada sulitnya memberikan skor secara objektif dan konsisten. Jawaban tes uraian siswa yang diperiksa oleh dua orang pemeriksa akan menghasilkan skor yang berbeda bahkan walaupun diperiksa oleh seorang pemeriksa dengan waktu yang berbeda bisa menghasilkan skor yang berbeda. 2.3 Cara mengatasi Tes Uraian Cara mengatasi kelemahan dari tes uraian adalah sebagai berikut: Soal-soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang akan dites (berdifat komprehensif) Soal sebaiknya tidak diambil dari kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku/catatan Soal sebaiknya dilengkapi dengan kunci jawaban dan pedoman penilaiannya.

Soal sebaiknya menggunakan variasi pertanyaan jelaskan, Mengapa, Bagaimana, Seberapa Jauh, agar dapat diketahui lebih jauh penguasaan peserta didik terhadap bahan yang dites. Sebaiknya rumusan soal dibuat sedemikain rupa sehingga mudah dipahami oleh peserta didik Bentuk pertanyaan sebaiknya tidak berbentuk umum, tetapi harus spesifik

10

BAB III SIMPULAN Prestasi belajar memiliki arti yang penting dan sangat strategis dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, sehingga sangat diperlukan alat ukur yang berkualitas pula untuk memantau dan menjaga agar prestasi belajar senantiasa mengalami peningkatan mutu, yang salah satu bentuknya adalah tes uraian. Tes uraian memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan jenis bentuk yang lain, oleh karena itu dalam rangka membuat tes uraian yang bermutu, pendidik dalam hal ini diharapkan memahami betul karakteristik tersebut, termasuk mengetahui keunggulan dan kelemahan tes uraian, teknis penyusunannya, sehingga akan dapat membuat tes uraian yang sesuai dengan harapan. Begitu pula dengan Tes objektif, Kelemahan dan kelebihannya serta cara menangani dan jenis-jenis tes objekif nya. Dengan adanya kelebihan dan kekurangan tes Objektif maka ada beberapa cara untuk menangani nya yaitu: Kesulitan menyusun tes objektif dapat diatasi dengan jalan banyak berlatih terus menerus hingga betul-betul mahir. Menggunakan tabel spesifikasi untuk mengatasi kelemahan nomor satu dan dua. Menggunakan norma/standar penilaian yang memperhitungkan faktor tebakan (guessing) yang bersifat spekulatif itu.

11

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara : Jakarta. Ninik,S.2010. Kaidah Penyusunan Soal Ulangan Uraian dan Pilihan Ganda. http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2105619-kaidah-penyusunan-soalulangan-uraian) diakses 25 September 2012.

Sarimanah , Eri.2009. Konsep Dasar Tes Dan Pengukuran Hasil Belajar. http://eri-s-unpak.blogspot.com/2009/03/konsep-dasar-tes-dan-pengukuran-hasil.html, diakses 25 September 2012.

Sudjana, Nana.2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru Algesindo : Bandung. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktek. PT Remaja Rosdakarya: Bandung Suyata, Pujiati. 1997. Tes Bahasa Bentuk Uraian (Upaya ke Arah Kualitas Soal).Jakarta.Jurnal Cakrawala Pendidikan No.2 Tahun XVI.

12

You might also like