You are on page 1of 24

Presentation

Affective Assessment

By

Agus Sandi - Wahid

TEAM WORK

Agus Suratno

Sandi Somantri

Wahid Hidayat

PENILAIAN AFEKTIF
1 2 3 Hakikat Pembelajaran Afektif Alasan Penilaian Afektif Prinsip Dasar Penilaian Afektif Tingkatan Belajar Afektif Hasil Belajar Afektif Langkah-langkah Penilaian Afektif

4
5 1 6

Hasil Belajar

Kecepatan Belajar

Hasil Belajar Bloom, 1976

Hasil Afektif

Prestasi Belajar

Karakteristik Manusia

Berpikir

Berbuat

Perasaan

Kognitif

Psikomotor

Afektif

Karakteristik Manusia Andersen, 1981

Ranah Afektif
Sikap (Attitude) Minat (Interest)

Pusat Kendali (Locus of control)

Ranah Afektif

Konsep Diri (Self Concept)

Motivasi (Motivation)

Nilai (Value)

Alasan Penilaian Afektif

Aspek afektif sebagai suatu hasil pengajaran

Aspek afektif berkaitan dengan achievment

Stiggins, 1994

Prinsip Dasar Penilaian Afektif


1 2
Mulai dengan visi yang jelas

4
Menyusun tujuan yang jelas

Sampel yang tepat

Mengendalikan gangguan luar

Menggunakan Metode yang baik

Stiggins, 1994

Tingkatan Belajar Afektif


Level 1 Level 2 Level 3 Level 4 Level 5

Receiving

Responding

Valuing

Organization

Characterization

Krathwohl, 1961

Tingkatan Belajar Afektif


Receiving
Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus, misalnya kelas, kegiatan, musik, buku, dan sebagainya.

Responding
Responding merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian dari perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena khusus tetapi ia juga bereaksi.

Valuing
Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Rentangannya mulai dari menerima suatu nilai, sampai pada tingkat komitmen

Krathwohl, 1961

Tingkatan Belajar Afektif


Organization
Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar nilai diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten.

Characterization
Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai. Pada tingkat ini peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup.

Krathwohl, 1961

Hasil Belajar Afektif

Minat

Konsep diri

Sikap

Hasil Belajar Afektif

Nilai

Locus of control

Motivasi

Hasil Belajar Afektif

Sikap

Sikap adalah afeksi positif atau negatif yang berhubungan dengan beberapa objek psikologis. Objek sikap dapat berupa simbol, ungkapan, slogan, orang, institusi, ideal, ide, dan sebagainya.

Minat

Minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian

Konsep diri

Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain.

Hasil Belajar Afektif

Nilai

nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan.

Motivasi

Motivasi adalah suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku.

Locus Of Contol

Locus of control merupakan salah satu variabel kepribadian (personility), yang didefinisikan sebagai keyakinan individu terhadap mampu tidaknya mengontrol nasib (destiny) sendiri

Langkah-langkah Penilaian Afektif

Mengembangkan Instrumen Menentukan Kriteria


Intensitas perilaku Arah perilaku Target perilaku
Menentukan spefikasi Menulis instrumen Menentukan skala Menentukan penskoran Menelaah instrumen Merakit instrumen Melakukan uji coba Menganalisis hasil uji coba Memperbaiki instrumen Melaksanakan pengukuran Menafsirkan hasil

Spesifikasi Instrumen
Instumen sikap

Instrumen minat
Instrumen konsep diri Instrumen nilai Instrumen motivasi

Instrumen Penilaian Afektif

Instrumen Sikap
. Instrumen sikap bertujuan

Instrumen Minat
Instrumen minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat peserta didik terhadap mata pelajaran, yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran

Instrumen Konsep diri


Instrumen konsep diri bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Peserta didik melakukan evaluasi secara objektif terhadap potensi yang ada dalam dirinya.

untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap suatu objek, misalnya terhadap kegiatan sekolah, mata pelajaran, pendidik, dan sebagainya. Sikap terhadap mata pelajaran bisa positif bisa negatif.

Instrumen Penilaian Afektif

Instrumen Nilai
. Instrumen nilai bertujuan

Instrumen Motivasi
Instrumen yang digunakan untuk mengukur motivasi siswa yaitu angket atau kuisioner.

untuk mengungkap nilai dan keyakinan peserta didik. Informasi yang diperoleh berupa nilai dan keyakinan yang positif dan yang negatif

Contoh Instrumen sikap


Indikator
Membaca buku matematika Mempelajari Matematika Melakukan interaksi dengan guru matematika Mengerjakan tugas matematika

Pernyataan

Saya senang membaca buku matematika Tidak semua orang harus belajar Matematika Saya jarang bertanya pada guru tentang pelajaran Matematika Saya tidak senang pada tugas pelajaran Matematika

Contoh Instrumen minat


Indikator
Memiliki catatan pelajaran matematika Berusaha memahami matematika Memiliki buku matematika Mengikuti pelaran matematika Catatan matematika saya lengkap Catatan pelajaran matematika saya terdapat coretan-coretan tentang hal-hal yang penting Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum mengikuti pelajaran matematika Saya berusaha memahami mata pelajaran matematika

Pernyataan

Contoh Instrumen konsep diri


Indikator
Memilih mata pelajaran yang mudah dipahami Memiliki kecepatan memahami mata pelajaran Menunjukkan mata pelajaran yang dirasa sulit Mengukur kekuatan dan kelemahan fisik

Pernyataan

Saya sulit mengikuti pelajaran matematika Saya mudah memahami bahasa inggris Saya mudah menghafal sebuah konsep Saya mampu membuat sebuah karangan yang baik

Contoh Instrumen Nilai


Indikator
Memiliki keyakinan akan peran sekolah Meyakini Keberhasilan peserta didik Menunjukkan keyakinan atas kemampuan guru Mempertahankan keyakinan akan harapan masyarakat Saya berkeyakinan bahwa prestasi belajar peserta didik sulit untuk ditingkatkan Saya berkeyakinan bahwa kinerja pendidik sudah maksimal Saya berkeyakinan bahwa peserta didik yang ikut bimbingan tes cenderung akan diterima di perguruan tinggi Saya berkeyakinan sekolah tidak akan mampu mengubah tingkat kesejahteraan masyarakat

Pernyataan

Contoh Instrumen motivasi


Indikator
Perhatian (attention) Relevansi (relevanse) Percaya diri (confidence) Kepuasan (satisfaction)

Pernyataan

Pertama kali saya melihat pembeajaran ini, saya percaya bahwa pembelajaran ini mudah bagi saya. Pada awal pembelajaran, ada sesuatu yang tidak menarik bagi saya Materi pembelajaran ini lebih sulit dipahami daripada yang saya harapkan Menyelesaikan tugas-tugas dalam pembelajaran ini membuat saya merasa puas terhadap hasil yang telah saya capai

KESIMPULAN
Tujuan utama penggunaan assessment dalam pembelajaran (classroom assessment) adalah membantu guru dan siswa dalam mengambil keputusan profesional untuk memperbaiki pembelajaran. Cukup banyak ranah afektif yang penting untuk dinilai. Namun yang perlu diperhatikan adalah kemampuan pendidik untuk melakukan penilaian. Untuk itu pada tahap awal dicari komponen afektif yang bisa dinilai oleh pendidik dan pada tahun berikutnya bisa ditambah ranah afektif lain untuk dinilai

Thank You For Attention !


By

Agus Sandi - Wahid

You might also like