You are on page 1of 3

Al-Quran adalah firman Allah yang di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

melalui malaikat Jibril untuk dijadikan hidayah bagi seluruh umat manusia. Dan pada dasarnya Ia menyeru manusia kepada keutamaan akhlak dan menunjukkan dimana letak kebaikan dalam kehidupan pribadi dan kemasyarakatan. Dengan demikian dapat mengantarkan manusia pada jalan kesempurnaan insan, sehingga manusia dapat merealisasikan kebahagiaan bagi dirinya baik di dunia dan akhirat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al - Isra ayat 9 :1


Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mumin yang mengerjakan amal saleh bagi mereka ada pahala yang besar. Disamping itu, al-Quran juga memberi petunjuk kepada manusia untuk memikirkan tentang dirinya sendiri, karena pengetahuan manusia akan dirinya itu membantu dalam mengendalikannya hawa nafsu. Manusia dengan akal dan fikirannya bisa membedakannya antara perbuatan yang baik dan yang buruk. Dengan demikian manusia adalah makhluk yang berpengertian dan berkesadaran, makhluk yang berkebudayaan dan berperadaban. Kesadaran dan tingkah laku manusia, diakui berasal dari jiwa kita dalam tatanan sosial Islam jiwa manusia juga bersih dari penyakit dan dihiasi dengan akhlak yang baik menjadi dasar tegaknya masyarakat yang Islami. kita tahu, kehidupan yang aman sejahtera dan penuh cinta tidak akan terwujud apabila jiwa manusia di dalamnya dipenuhi penyakit. Salah satu penyakit hati yang ada pada manusia adalahHASAD yang berarti iri hati atau dengki. Sifat ini juga merupakan penyakit rohani (batin) yang dapat membahayakan jika menjangkit hati manusia. Ia akan menimbulkan bahaya (mudlarat) yang luar biasa bagi diri sendiri dan orang lain. Bahkan sifat ini dapat merusak amal-amal yang telah di lakukan manusia serta dapat menyeret manusia kepada kehinaan di akhirat, meskipun hasad itu hanya seberat biji atau benda yang paling kecil , diharamkan baginya untuk surga dan mengakibatkan seseorang masuk neraka.

Haramnya Hasad telah ditetapkan dalam al-Quran.yang merupakan sifat-sifat orang kafir, munafik dan lemah imannya, sifat orang yang tidak ingin berterima kasih terhadap saudaranya seagama yang telah mendapat nikmat dari Allah. Allah berfirman :

.....
Sebagaimana besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu pada kekafiran setelah kamu beriman karenah dengki yang timbul dari mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenarannya. Banyak lagi ayat-ayat al-Quran yang menjelaskan masalah-masalah yang ada kaitannya dengan hasad, demikian pula halnya dengan hadits Nabi, juga banyak pula terdapat penjelasan-penjelasan beliau tentang masalah dengki akan tetapi kajian ini terfokus pada penafsiran para ulama yang telah di paparkan dalam al-Quran.

Sebagaimana firman Allah yang lain dalam surat al-Hasyr ayat 7:

......
apa yang diberikan Rasul kepada kamu, terimalah dan apa-apa yang dilarangnya, maka tinggalkanlah dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya. Ayat yang ditulis diatas, yakni bahwasannya apa yang diperintahkan Nabi, maka wajib ditaati dan apa yang dilarang oleh-Nya wajib untuk dijauhi. Oleh karena itu apabila Nabi memberi perintah untuk melaksanakan sesuatu, maka wajib dikerjakan demikian pula sebaliknya Nabi melarang untuk melakukan suatu perbuatan maka wajib untuk menjauhi dan dihindari.

Di dalam kitab Riyald as-Shalihin karya Imam an-nawawi terdapat hadis Nabi tentang larangan dengki yang berbunyi:

: ) - (
Dari Abu hurairah r.a, sesungguhnya Nabi SAW bersabda:jauhilah dirimu dari perbuatan hasud, sebab perbuatan hasud akan memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar atau beliau berkata memakan rumput. Manusia mempunyai kesamaan dalam hak dan kewajiban. Tidak ada perbuatan apapun diantara mereka yang menyebabkan sekelompok orang yang ditakdirkan menjadi pemimpin sedangkan yang lain menjadi budak.

Orang yang hatinya dipenuhi rasa iri hati dan dadanya sesak oleh egoisme, maka selama hidupnya orang tersebut tidak akan merasa tenang hatinya. Dengki merupakan cita-cita hilangnya suatu kenikmatan yang dikaruniakan Allah kepada seseorang, Maupun hilangnya kenikmatan itu dicita-citakan untuk berpindah tangan kepada orang hasad itu atau hilang begitu saja, entah kemana, yang terpenting bagi orang hasad ialah hilang lenyapnya nikmat itu.

You might also like