You are on page 1of 4

Nama NIM Kelompok

: I Made Parayoga Dwipayana : 1202105030 :1

Sambiloto, Si Pahit dengan Segudang Manfaat

Kepada siapapun anda bertanya, apakah anda ingin sakit? Hampir 99% akan mengatakan tidak. Ini membuktikan bahwa kesehatan merupakan hal terpenting dalam hidup ini. Berapapun dibayar tidak ada seorangpun yang ingin sakit. Oleh karena itu, dunia kedokteran pun semakin berkembang, berbagai jenis obat sudah ditemukan dan berbagai teknologi pengobatan pun semakin dipercanggih. Memiliki tubuh yang sehat merupakan keinginan setiap orang termasuk anda. Dengan tetap sehat, maka aktivitas yang kita lakukan bisa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan kita. Dengan sehat pula, maka kita tidak harus mengeluarkan waktu dan biaya untuk membeli obat atau pergi ke rumah sakit. Jadi selalu bersyukur dengan nikmat sehat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada kita semua. Walaupun begitu, masih ada cara lain untuk menjaga kesehatan, maupun mengobati penyakit yaitu dengan obat-obatan herbal. Obat-obatan herbal adalah obat-obatan yang terbuat dari bahan-bahan alami, bianya dari tumbuhan yang diolah dan diracik dengan suatu resep khusus yang dipercaya bisa menjaga kesehatan dan mengobati penyakit. Di dunia kesehatan herbal, sangat banyak tumbuhan yang bisa dipakai obat-obatan. Namun kali ini, kita akan membahas tentang sambiloto. Sambiloto merupakan tumbuhan berkhasiat obat berupa terna tegak yang tingginya bisa mencapai 90 sentimeter. Asalnya diduga dari Asia tropika. Penyebarannya dari India meluas ke selatan sampai di Siam, ke timur sampai semenanjung Malaya, kemudian ditemukan Jawa. Tumbuh baik di dataran rendah sampai ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Sambiloto dapat tumbuh baik pada curah hujan 2000-3000 mm/tahun dan suhu udara 25-32 derajat Celcius. Kelembaban yang dibutuhkan termasuk sedang, yaitu 70-90% dengan penyinaran agak lama. Nama daerah untuk sambiloto antara lain: sambilata (Melayu); ampadu tanah (Sumatera Barat); sambiloto, ki pait, bidara, andiloto (Jawa Tengah), ki oray (Sunda), pepaitan (Madura), sedangkan nama asingnya Chuan xin lien (Cina). Tanaman sambiloto digunakan untuk mencegah pembentukan radang, memperlancar air seni (diuretika), menurunkan panas badan (antipiretika), obat sakit perut, kencing manis, dan terkena racun. kandungan senyawa kalium memberikan khasiat menurunkan tekanan darah. Hasil percobaan farmakologi menunjukkan bahwa air rebusan daun sambiloto 10% dengan takaran 0.3 ml/kg berat badan dapat memberikan penurunan kadar gula darah yang sebanding dengan pemberian suspensi glibenclamid. Selain itu, daun Sambiloto juga dipercaya bisa digunakan sebagai obat penyakit tifus. Tanaman sambiloto umumnya diperbanyak secara generatif, dengan menggunakan biji, meskipun dapat pula diperbanyak melalui setek. Perbanyakan tanaman melalui biji harus memperhatikan beberapa hal antara lain tingkat kemasakan biji.

PEMBENIHAN Pembenihan dari biji, dilakukan dengan cara merendam biji terlebih dahulu selama 24 jam dan kemudian dikeringkan sebelum disemaikan. Perkecambahan akan terjadi 7 hari kemudian, yakni setelah mempunyai 5 helai daun. Benih siap dipindahkan ke polibag kecil dengan media tanam campuran dari tanah, pasir dan pupuk kandang. Benih siap dipindah ke lapang setelah 21 hari. Benih dapat pula diperoleh dari setek, yang diambil dari 3 ruas pucuk tanaman yang sudah berumur 1 tahun. Benih setek siap ditanam di lapangan setelah berumur 15 hari. Benih dari setek umumnya akan lebih cepat berbunga dibandingkan benih dari biji. Pada saat di persemaian, benih sebaiknya disiram 2 kali sehari, yakni pagi dan sore hari dan tempat penyemaian harus cukup naungannya. BUDIDAYA Pengolahan tanah Pengolahan tanah dilakukan agar diperoleh tanah yang gembur dengan cara menggarpu dan mencangkul tanah sedalam 30 cm. Tanah hendaknya dibersihkan dari ranting-ranting dan sisa-sisa tanaman yang sukar lapuk. Saluran drainase harus diperhatikan, terutama pada lahan yang datar jangan sampai terjadi genangan (drainase kurang baik). Pembuatan dan pemeliharaan drainase dimaksudkan untuk menghindari berkembangnya penyakit tanaman.

PENANAMAN Untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman yang maksimal, jarak tanam yang dianjurkan adalah 40 x 50 cm, atau 30 x 40 cm, disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Penanaman dapat

dilakukan pada bedengan maupun guludan, yang disesuaikan dengan kondisi lahan. PEMUPUKAN Pemupukan yang dianjurkan meliputi pupuk kandang, Urea, SP-36 dan KCl. Pupuk kandang diberikan seminggu sebelum tanam. Dosis pupuk kandang anjuran berkisar antara 10-20 ton/ha, disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Pada tanah yang miskin dan kurang gembur, dianjurkan untuk memberikan pupuk kandang lebih banyak. Dosis pupuk buatan yang dianjurkan adalah 100-200 kg Urea, 150 kg SP-36, 100-200 kg KCl per hektar. Pupuk SP-36 dan KCl diberikan pada saat tanam, sedang Urea diberikan dua kali, yakni pada umur 1 dan 2 bulan etelah tanam, masing-masing setengah dosis. PEMELIHARAAN Pemeliharaan perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Penyiangan dilakukan seperlunya disesuaikan dengan kondisi perkembangan gulma. Disamping itu, drainase perlu juga dipelihara untuk menghindari terjadinya genangan air. Pengendalian organisme pengganggu tanaman Hama dan penyakit yang ditemukan menyerang pertanaman sambiloto adalah Aphis spp dan Sclerotium sp. Sclerotium sp seringkali menyerang

sambiloto khususnya pada musim hujan, dan menyebabkan tanaman layu. Penggunaan bubuk cengkeh atau eugenol dapat mencegah penyebaran Sclerotium sp. PANEN Panen sebaiknya segera dilakukan sebelum tanaman berbunga, yakni sekitar 2 - 3 bulan setelah tanam. Panen dilakukan dengan cara memangpangkas batang utama sekitar 10 cm diatas permukaan tanah. Panen berikutnya dapat dilakukan 2 bulan setelah panen pertama. Produksi sambiloto dapat mencapai 35 ton biomas segar per ha, atau sekitar 3 - 3,5 ton simplisia per ha Biomas hasil panen dibersihkan, daun dan batang kemudian dijemur pada suhu 40 - 50C sampai kadar air 10 %. Penyimpanan ditempatkan dalam wadah tertutup sehingga tingkat kekeringannya tetap terjaga.

PEMANFAATAN SAMBILOTO SEBAGAI OBAT *GATAL-GATAL Gatal-gatal ~Daun sambiloto 1 g; Jahe 1 g; Ngokilo 1 g; Akar wangi 1 g, Semua bahan ditumbuk halus seperti bubuk, Diminum 3x sehari. *KUDIS Kudis ~Daun sambiloto segar 1 genggam; Belerang sedikit, Campuran ditumbuk hingga halus sampai rata, Dilumurkan pada kulit yang sakit; dan lakukan setiap hari hingga sembuh. *Demam digigit serangga atau binatang berbisa ~Daun sambiloto 1 genggam; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir; ampas dioleskan pada tempat gigitan. *KENCING MANIS Kencing manis ~Daun sambiloto 25 helai; Daun kumis kucing 25 helai; Air 110 ml, Direbus sampai mendidih, Diminum 1 kali sehari 100 ml. *RADANG USUS BUNTU Radang usus bantu ~Daun sambiloto; Air Secukupnya, Dipipis atau diseduh , Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir; apabila ramuan dibuat seduhan maka diminum 1 kali sehari 100 ml.

*TIFUS Tifus ~Daun sambiloto 17 helai; Air secukupnya, Dipipis, Diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir. *KAKI BENGKAK Kaki bengkak, Daun sambiloto; Air secukupnya, Dipipis hingga berbentuk pasta, Diparamkan pada kaki setiap pagi dan sore.

You might also like