You are on page 1of 29

Tugas Telaah kurikulum II

BUKU PEGANGAN GURU

OLEH:

NAMA NPM KELAS

: ASRIA HASAN : 032 910 010 :C

SEMESTER : VI (Enam)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE 2013

Buku Pegangan Guru (Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit)


PENDAHULUAN Dunia pendidikan di Indonesia sudah bisa dipastikan akan menghadapi perubahan besar, yakni diberlakukannya Kurikulum Pendidikan Nasional Tahun 2013. Dikatakan perubahan besar, karena keberhasilan implementasi kurikulum yang baru ini terletak pada kemampuan profesional guru yang akan mengeksekusi di Proses Belajar Mengajar. Kurikulum ini menuntut para pelaku di sekolah untuk melakukan perubahan besar dibidang menejemen dan pembelajaran. Di masa lampau, sekarang, dan di masa depan guru mempunyai posisi yang sangat strategis dalam pendidikan. Oleh karena itu, salah satu usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan adalah dengan memperbaiki kondisi guru agar dapat melaksanakan tugasnya secara optimal. Guru adalah insan cendikia atau pendidik yang profesional. Tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Buku pegangan guru adalah buku yang digunakan oleh guru sebagai sumber acuan dalam pelaksanaan proses pembelajaran bagi siswanya. Oleh karena itu, seyogyanya guru mampu menyusun buku pegangan guru yang sudah dilakukannya bertahun-tahun menjadi sebuah buku ajar minimal untuk keperluan bagi guru itu sendiri dan siswanya. Sebagai seorang guru yang baik dan profesianal maka seorang guru harus menyiapkan buku pegangan guru. Sebelum pembelajaran dimulai, guru hendaknya telah memahami isi buku panduan guru. Seringkali seorang guru lebih banyak menggunakan buku pegangan siswa pada saat mengajar, padahal buku pegangan guru sangatlah penting. Aplikasi buku pegangan guru terhadap seorang guru memiliki arti luas, terutama pada informasi yang disajikan dalam mata pelajaran tertentu. Buku pegangan guru juga berpengaruh dalam pengembangan proses belajar mengajar. Banyak guru kurang menaruh perhatian terhadap buku pegangan guru, karena penyiapannya memerlukan kurikulum, kebutuhan siswa dalam pembelajaran, dan harus selalu up to date. Buku pegangan guru yang baik mampu memberikan pendalaman pemahaman terhadap bahan kajian yang disajikan oleh seorang guru. Selain itu salah satu manfaat dari membuat buku pengangan guru yaitu untuk melancarkan proses belajar mengajar dan sebagai senjata bagi seorang guru untuk menghadipi siswa-siswa yang kritis.

A. Buku Petunjuk Siswa Upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan melalui perbaikan mutu proses pembelajaran (di ruang kelas, di laboratorium, di lapangan, dan sebagainya) merupakan inovasi pendidikan yang harus terus dilakukan. Salah satu inovasi adalah mengubah paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang terpusat pada guru kepada pembelajaran yang terpusat pada siswa. Pendekatan pembelajaran yang berbasis mengajar diubah ke dalam bentuk pembelajaran berbasis belajar. Ciri utama pembelajaran berbasis belajar adalah terbangunnya kemandirian siswa untuk membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri dari berbagai variasi informasi melalui suatu interaksi dalam proses pembelajaran. Selain guru yang harus membantu siswa untuk membangun pengetahuannya, diperlukan sarana belajar yang efektif. Salah satu sarana yang paling penting adalah penyediaan buku pelajaran sebagai rujukan yang baik dan benar bagi siswa. Penyertaan buku ini sangat penting karena buku petunjuk siswa merupakan salah satu sarana yang signifikan dalam menunjang proses kegiatan pembelajaran. Buku petunjuk siswa yang dimaksud adalah buku yang menjadi pegangan siswa, baik siswa pada jenjang Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, Sekolah Luar Biasa, maupun Perguruan Tinggi. Buku petunjuk siswa yang ada di lapangan, ditinjau dari jumlah, jenis, maupun kualitasnya sangat bervariasi. Sementara itu, buku petunjuk siswa, pada umumnya, menjadi rujukan utama dalam proses pembelajaran. Guru di lapangan seringkali tidak merujuk pada kurikulum dalam perencanaan dan implementasi pembelajarannya, tetapi merujuk pada buku petunjuk siswa yang digunakan. Dengan demikian, buku petunjuk siswa haruslah disusun sebaik dan sebenar mungkin, terutama dalam kaitannya dengan konsep dan aplikasi konsep, agar tidak menjadi sumber pembodohan, melainkan menjadi sumber pencerdasan anak didik. Kedudukan buku petunjuk siswa sangatlah penting, baik bagi siswa maupun guru. Karena tingkat kepentingan itulah buku petunjuk siswa haruslah layak untuk dijadikan tempat beroleh pengalaman. Buku petunjuk siswa dapat dipandang sebagai simpanan pengetahuan tentang berbagai segi kehidupan. Karena sudah dipersiapkan dari segi kelengkapan dan penyajiannya, buku petunjuk siswa itu memberikan fasilitas bagi kegiatan belajar mandiri, baik tentang substansinya maupun tentang caranya. Dengan demikian, penggunaan buku petunjuk siswa oleh siswa merupakan bagian dari budaya buku, yang menjadi salah satu tanda dari masyarakat yang maju.

Melalui kegiatan membaca buku, seseorang dapat memperoleh pengalaman tak langsung yang banyak sekali. Memang, dalam pendidikan merupakan hal yang berharga jika siswa dapat mengalami sesuatu secara langsung. Akan tetapi, banyak bagian dalam pelajaran yang tidak dapat diperoleh dengan pengalaman langsung. Karena itu, dalam belajar di sekolah, dan sesungguhnya juga, dalam kehidupan di luar sekolah, mendapatkan pengalaman tidak langsung itu sangat penting. Kemajuan peradaban masa sekarang banyak mendapat dukungan dari kegiatan membaca buku. Karena itulah, penyiapan buku petunjuk siswa patut dilakukan dengan sebaik-baiknya. Dipandang dari hasil belajar, buku petunjuk siswa itu mempunyai peran penting. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa buku berperan secara maknawi dalam prestasi belajar siswa. Dalam Laporan World Bank (1995) mengenai Indonesia ditunjukkan bahwa tingkat kepemilikan siswa akan buku dan fasilitas lain berkorelasi dengan prestasi belajar siswa. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Supriadi (1997) yang menyatakan bahwa tingkat kepemilikan siswa akan buku berkorelasi positif dan bermakna dengan prestasi belajar. Dipandang dari proses pembelajaran pun demikian. Jika tujuan pembelajaran adalah untuk menjadikan siswa memiliki berbagai kompetensi, untuk mencapai tujuan tersebut, siswa perlu menempuh pengalaman dan latihan serta mencari informasi. Alat yang efektif untuk itu adalah buku petunjuk siswa sebab pengalaman dan latihan yang perlu ditempuh dan informasi yang perlu dicari, begitu pula tentang cara menempuh dan mencarinya, disajikan dalam buku petunjuk siswa secara terprogram.Walaupun buku petunjuk siswa diperuntukkan bagi siswa, guru pun terbantu. Pada waktu mengajar guru dapat mempertimbangkan pula apa yang tersaji dalam buku petunjuk siswa. Guru memiliki kebebasan dalam memilih, mengembangkan, dan menyajikan materi. Semua itu merupakan wewenang dan kewajiban profesionalnya. Buku petunjuk siswa dapat berfungsi sebagai bahan sekaligus media pembelajaran. Fungsi tersebut secara maksimal dapat diperoleh bila buku memiliki kualitas yang baik. Buku petunjuk siswa memiliki fungsi istimewa dalam pembelajaran karena menyajikan fungsi pokok masalah, mencerminkan sudut pandang, menyediakan sumber yang teratur, menyajikan bahan remedial dan evaluasi, menyajikan gambar, serta menyediakan aneka metode dan saranapembelajaran. Ada beberpa fungsi dari buku petunjuk siswa, yaitu sebagai berikut:

a) Mencerminkan suatu sudut pandang yang tangguh dan modern mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan pengajaran yang disajikan.

b) Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa. c) Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap mengenai keterampilanketerampilan ekspresional. d) Menyajikan bersama-sama dengan buku manual yang mendampinginya,mengenai metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi para siswa. e) Menyajikan fiksasi (perasaan yang mendalam) awal yang perlu dan juga sebagai penunjang bagi latihan-latihan dan tugas-tugas praktis. f) Menyajikan bahan atau sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna.sarana pengembang bahan dan program dalam kurikulum pendidikan. g) Sarana pemerlancar tugas akademik guru. h) Sarana pemerlancar ketercapaian tujuan pembelajaran. i) Sarana pemerlancar efisiensi dan efektivitas kegiatan pembelajaran

Dengan membaca buku petunjuk siswa, siswa atau pembaca dapat mengatur sendiri kecepatan mempelajari suatu materi pembelajaran sesuai dengan daya tangkapnya masingmasing. Selain itu, memberikan kesempatan pada pemiliknya untuk menyegarkan kembali ingatan tentang materi pembelajaran yang pernah dipelajari. Satu aspek yang dipertimbangkan dalam penggunaan buku petunjuk siswa adalah kesulitan siswa memahami istilah yang sulit, abstrak dan di luar pengalamanmereka. Guru Sejarah harus membantu murid merujuk buku petunjuk siswa secara efisien khususnya di kalangan murid yang berprestasi rendah. Guru terlebih dahulu harus merangka pertanyaan-pertanyaan berdasarkan judul yang akan diajarkan. Selanjutnya membantu murid memilih isi-isi penting dengan menggunakan kata kunci atau kartu bertema yang tercatat isinya. Guru perlu mendidik murid menyusun informasi yang diperolihi dan berpikirsecara sistematis dalam mengisi petak lembaran kerja yang tersedia sebagai pelatihan. Cara terbaik memudahkan murid mengingat informasi adalah melalui konstruksi peta pikiran yang menggambarkan perkembangan dan relevansi is ipenting. Buku petunjuk siswa bisa digunakan sepanjang proses pengajaran dan pembelajaran sama ada awal, pertengahan atau di akhir pembelajaran. Agar buku petunjuk siswa dapat berfungsi sebagai bahan ajar yang baik, maka buku petunjuk siswa harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Buku petunjuk siswa yang baik harus memenuhi aspek isi materi pelajaran, penyajian, bahasa dan keterbacaan, serta aspek grafika.

Pembelajaran dengan buku petunjuk siswa merupakan dua hal yang saling melengkapi Pembelajaran akan berlangsung secara efektif manakala dilengkapi dengan media pembelajaran, yakni yang cukup penting berupa buku petunjuk siswa. Buku petunjuk siswa dapat disusun serta digunakan dengan baik jika memperhatikan prinsip-prinsip dalam pembelajaran. Di dalam pembelajaran tersangkut masalah siswa, guru, materi bahan ajar, cara penyajian bahan ajar, serta latihan. Komponen ini harus tercermin di dalam buku petunjuk siswa. Ketercerminan saja tidak cukup. Buku petunjuk siswa harus berisi pula hasil pengolahan atas komponen-komponen tersebut dalam satu kesatuan yang padu sehingga materi bahan ajar, cara penyajian materi bahan ajar, dan latihan materi bahan ajar dapat dengan mudah dipahami dan dipraktikkan, baik oleh siswa maupun guru. Sehingga dapat mencapi tujuan pendidikan nasioanl. Oleh karenanya semua pihak baik dari siswa, guru, orang tua, masyarakat dan pemarintah harus saling membantu dalam membangaun pendidikan indonesia yang lebih baik lagi.

B. Organisasi Buku Petunjuk Guru

Kata Pengantar Assalamualikum Wr. Wb Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Buku Pegangan Guru ini dapat diselesakan. Selain itu Buku Pegangan Guru, ini sangatlah sederhana dan penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam Buku Pegangan Guru ini, untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik ataupun saran yang bersifat membangun, sehingga Buku Pegangan Guru ini ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut serta membantu dalam penyusunan Buku Pegangan Guru ini. Wassalamualaikum Wr. Wb

Ternate, 26 April 2013

Asria Hasan

1. Petunjuk Pemakaian Buku Buku pegangan guru ini terdiri dari pendahuluan, buku perunjuk siswa dan organisasi buku petunjuk guru. Organisasi buku petunjuk guru terdiri dari : Kata pengantar petunjuk Peta konsep Silabus dan RPP Rancang Waktunya (permateri) Kegiatan-Kegiatan Pembelajaran Alat dan bahan pembelajaran Sumber belajar Hasil belajar Pemecahan soal Pengayaan untuk guru Pada setiap kegiatan pembelajaran akan diberikan Kegiatan tatap muka, Kegiatan terstruktur, Kegiatan mandiri, Kegiatan terbimbing, Proyek, Keterampilan proses dan Pengetahuan kimia. Pada bagian akhir diberikan soal dan Jawaban latihan, soal dan pertanyaan serta soal dan pembahasan ujian nasional. Pada halaman akhir diberikan daftar pustaka sebagai pelengkap buku jawaban

2. Peta Konsep

Tergantung Pada

Sifat Koligatif Larutan

Dapat Untuk Menentukan

Derajat Ionisas Jumlah Partikel Zat Terlarut Jumlah Ion

Dapat Berupa

M, zat

terlarut

Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit enoelektrolitNonelktrolit

Sifat Koligatif Larutan Elektrolit

Dipegaruhi Oleh

Terdiri Dari

Jumlah Zat Terlarut Berdasarkan

Penurunan Tekanan Uap

Penurunan Titik Beku

Kenaikan Titik Didh

Tekanan Osmotik

Hukum Raoult

berbanding lurus dengan

memiliki

memiliki

berbanding lurus dengan

berbanding lurus dengan


Kenaika n Titik Molal Molalitas Larutan

Fraksi Mol Zat

Fraksi Mol Zat

Molalitas Larutan

3. Susun Silabus dan RRP A. Silabus Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester : SMA ...................... : KIMIA : XII/1

Standar Kompetensi : 1. Menjelaskan sifat-sifat koligatif larutan non elektrolit dan elektrolit

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran

Indikator

Penilaian

Alokasi Sumber/Ba waktu 4 JP han/alat Sumber: Buku Kimia kelas 3 Bahan: LKS LCD/komp. Bahan alat dan untuk

1.1 Menjelaskan penurunan tekanan uap,

Sifat koligatif o Menjelaskan dan o Menjelaskan sifat Jenis larutan non menghitung sifat koligatif larutan tagihan: elektrolit koligatif larutan non elektrolit Tugas non elektrolit o Merancang dan individu melalui kelas. diskusi melakukan Tugas

kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan larutan, tekanan

percobaan untuk kelompok penurunan Ulangan tekanan kenaikan uap, titik Bentuk instrumen: Performans

didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan Laporan osmosis dalam tertulis kerja kelompok Tes tertulis di laboratorium

praktek

osmosis termasuk sifat koligatif larutan

B. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)


SIFAT KOLIFGATIF LARUTAN NON ELEKTROLIT Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester : SMA : Kimia : XII IPA / 1

Standar Kompetensi : 1.

Menjelaskan sifat- sifat koligatif larutan non-elektrolit dan elektrolit

Kompetensi dasar

: 1.1. Menjelaskan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis termasuk sifat koligatif larutan

I. Indikator Pencapaian Kompetensi: 1. 2.


Menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit

Merancang dan melakukan percobaan untuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis dalam kerja kelompok di laboratorium.

II. Tujuan Pembelajaran:


Siswa dapat : i. ii. Menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit

Merancang dan melakukan percobaan untuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis dalam kerja kelompok di laboratorium.

Karakter siswa yang diharapkan : Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab, Peduli lingkungan

Kewirausahaan / Ekonomi Kreatif : Percaya diri, Berorientasi tugas dan hasil. III. Materi Ajar :
Sifat Koligatif Larutan Non Elektrolit

IV. Metode Pembelajaran: Ceramah Tanya Jawab Diskusi penugasan

V. Alokasi Waktu : 4 x 45 menit

VI. Langkah-Langkah Pembelajaran : Tahap kegiatan 1. Kegiatan Awal Waktu 10 menit o o Kegiatan Salam pembuka Memeriksa kehadiran

siswa / Perkenalan o Memperkenalkan program semester o o Apersepsi Motivasi

2. Kegiatan Inti

65 menit

Siswa diminta membuka referensi koligatif elektrolit tentang larutan sifat non

Guru menerangkan atau Membahas sifat koligatif larutan non elektrolit

(Eksplorasi) o Guru melakukan jawab dengan tanya siswa

mengenai sifat koligatif larutan non elektrolit

(Elaborasi) o Menyimpulkan hal-hal yang tentang belum

diketahui. (Konfirmasi) o Menjelaskan tentang halhal yang belum diketahui. (konfirmasi) o Siswa yang menjawab, diberi penghargaan oleh guru dan yang belum

Tahap kegiatan

Waktu

Kegiatan menjawab diberikan

motivasi. (Konfirmasi)

3. Kegiatan Penutup

5 menit

o o

Guru

bersama

siswa

membuat kesimpulan. Pemberian tugas

VII. Alat / Bahan / Sumber Belajar : Buku Kimia kelas XII dan internet VIII. Penilaian : 1. Keaktifan 2. Bentuk penilaian : tes dan tugas 3. Bentuk instrumen : esay

4. Rancang Waktunya (permateri) a. Menjelaskan pengertian sifat koligatif larutan non elektrolit (penurunan tekanan uap,
penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekaan osmotik), yaitu 2 jam pelajaran pada pertemuan pertama.

b. Merancang dan melakukan percobaan untuk penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis dalam kerja kelompok di laboratorium, yaitu untuk setiap praktikum 2 jam pelajaran untuk pertemuan kedua dan selanjutnya.

5. Kegiatan-Kegiatan Pembelajaran a. Kegiatan Tatap Muka Mendeskripsikan penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik

b. Kegiatan Terstruktur Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan tepat dan benar! 1. Jelaskan pengertian dari sifat koligatif larutan non elektrolit! 2. Tentukan besarnya tekanan osmotik 5 gram zat X (Mr = 492) dalam 500 mL larutan pada suhu 27oC! (R = 0,082 L.atm mol-1K-1) Jawaban : 1. Sifat koligatif larutan nonelektrolit merupakan tekanan uap tertinggi suatu zat pada suhu tertentu. Semakin mudah zat menguap semakin tinggi tekanan uap jenuhnya. Sebaliknya semakin sukar zat menguap semakin rendah tekanan uap jenuhnya. 2. Dik : Massa zat X = 5 gram Mr zat X = 492 V larutan = 500 ml = 0,5 L T = 27oC = 300 K R = 0,082 L.atm mol-1K-1 Dit : .......??? Penyelesaian : = M . R . T = = c. Kegiatan Mandiri Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan uraian yang jelas dan tepat! 1. Hitunglah titik beku larutan yag mengandung 0,175 mol zat terlatut nonelektrolit dalam benzena 1,25 kg. Jawaban: Tf = m x Kf m = Tf = ( ) (5,12oC/m) = 0,717 oC x x xR.T x 0,082 x 300 = 0,5 atm

2. Hitunglah kenaikan titik didih dan titik didih larutan glukosa 0,150 m dalam air Jawaban : Tb = m x Kb

Kb = (0,150 m) (0,512 oC/m) = 0,0768 oC Tb larutan = Tb air + Tb = (100,0 + 0,0768) oC = 100,077 oC 3. Berapa tekanan osmotik larutan berair yang mengandung 46,0 9 gliserin (C3H8O3) per L pada suhu 0oC ? Jawaban : Mol larutan = n = (46.0 g) / (92,0 g/mol) = 0,500 mol = =
( )( )( )

= 11,2 atm

d. Kegiatan Terbimbing

Jelaskan makna dari gambar diatas! Jawaban : Gambar diatas menjelaskan Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang.

e. Proyek Tugas proyek yang harus dibuat oleh siswa yaitu: 1. Judul : Diagram Fasa 2. Tujuan : siswa membuat contoh diagram fasa air dan larutan 3. Metode : proyek ini dikerjakan oleh 4-5siswa. Proyek dikerjakan selama 1 bulan stelah siswa mendapatkan materi sifat koligatif larutan 4. Alat dan Bahan : Kertas manila berukuran 75 x 100 cm Spidaol anti air warna-warni Penggaris Tali Kayu atau bambu 5. Cara kerja : 1) Buatlah model diagram fasa air dan larutan dalam air sesuai gambar yang ada dibuku dengan ukuran menyasuaikan kertas 2) Berikan keterangan gambar dengan jelas 3) Warnailah dengan spidol warna-warni supaya menarik 4) Berilah kayu atau bambu penjepit pada bagian atas dan bawah diagram fasa yang telah dibaut 5) Berilah tali untuk menggantungnya 6. Laporan : kumpulkan hasil karya kepada guru. Akan lebih baik jika dikumpulkan sebelum batas akhir waktu yang telah ditentukan.

6. Alat dan Bahan Pembelajaran a. Alat Pembelajaran: Buku kimia kelas 3 Leptop/LCD (media power point) LKS Bahan dan alat untuk praktek b. Bahan Pembelajaran: Bahan pembelajaran yaitu Sifat koligatif larutan nonelektrolit (penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku larutan, dan tekanan osmosis).

Dimana bahan pembelajarannya dapat diperoleh dari buku kimia kelas 3 dan dari internet.

7. Sumber Belajar Buku kimia SMA kelas 3, internet, dan fenomena alam yang terjadi disekitar kita.

8. Hasil Belajar a. Keterampilan Proses Siswa mampu melakuakan praktikum yaitu praktikum kenaikan titik didih larutan. A. Tujuan : mengamati titik didih larutan elektrolit dan non elektrolit B. Alat dan Bahan : 1. Gelas kimia (3 buah) 2. Pembakar spiritus (3 buah) 3. Kaki tiga (tiga buah) 4. Termometer (3 buah) 5. Aquades 100 ml 6. Larutan NaCl 100 ml 7. Larutan urea 100 ml C. Cara Kerja : 1. Masukkan aquades kedalam gelas kimia pertama, larutan NaCl kedalam gelas kimia kedua dan larutan urea kedalam gelas kimia ketiga 2. Didihkan ketiga larutan dengan gelas kimia tersebut secara bersamaan 3. Ukur sushu larutan saat mendidih menggunakan termometer 4. Catat suhu larutan dalam tabel pengamatan D. Tabel Pengamatan : No 1. 2. 3. Aquades NaCl Urea Larutan Titik Didih .................... .................... .....................

E. Pertanyaan : 1. Hitunglah kenaikan titik didih larutan NaCl dan larutan Urea pada percobaan tersebut!

2. Mngapa kenaikan titik didih larutan NaCl dan lurutan urea berbeda? Jelaskan 3. Berdasarkan percobaan ini, bandingkan perbedaan sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit! 4. Apa kesimpulan yang diambil drai pecobaan ini?

f. Proyek Tugas proyek yang harus dibuat oleh siswa yaitu: 1. Judul : Diagram Fasa 2. Tujuan : siswa membuat contoh diagram fasa air dan larutan 3. Metode : proyek ini dikerjakan oleh 4-5siswa. Proyek dikerjakan selama 1 bulan stelah siswa mendapatkan materi sifat koligatif larutan 4. Alat dan Bahan : Kertas manila berukuran 75 x 100 cm Spidaol anti air warna-warni Penggaris Tali Kayu atau bambu 5. Cara kerja : 1) Buatlah model diagram fasa air dan larutan dalam air sesuai gambar yang ada dibuku dengan ukuran menyasuaikan kertas 2) Berikan keterangan gambar dengan jelas 3) Warnailah dengan spidol warna-warni supaya menarik 4) Berilah kayu atau bambu penjepit pada bagian atas dan bawah diagram fasa yang telah dibaut 5) Berilah tali untuk menggantungnya 6. Laporan : kumpulkan hasil karya kepada guru. Akan lebih baik jika dikumpulkan sebelum batas akhir waktu yang telah ditentukan.

b. Pengetahuan Kimia 1. Siswa dapat menjelaskan sifat koligatif larutan nonelektrolit. 2. Siswa dapat menghitung kemolalan dan fraksi mol serta menghubungkannya dengan sifat koligatif larutan nonelektrolit.

9. Pemecahan Soal a. Jawaban Latihan 3. Larutan yang mengandung 20 gram zat nonelektrolit dalam 1 L air (massa jenis air 1
g/ml) mendidih pada suhu 100,052C. Jika Kb air = 0,52C, maka Mr zat nonelektrolit tersebut adalah . . . . A. 20 B. 40 Pembahasan: 20 gram zat nonelektrolit dalam 1 liter air Td = 100,052C Td pelarut murni = 100C Kd air = 0,52Oc 1 liter air = 1000 gram air Td = titik didih larutan titik didih pelarut murni = 100,052C 100C = 0,052C Td = Kd .m 0,052 = 0,52 20/Mr . 1000/1000 Mr = 200 C. 100 D. 150 E. 200

Jawab: E 4. Dalam 250 gram air dilarutkan 1,9 gram MgCl2, ternyata larutan membeku pada 0,372C. Jika tetapan titik beku molal air = 1,86C/m, derajat ionisasi garam MgCl2 adalah . . . . (Ar : Mg = 24, Cl = 35,5) A. 0,40 B. 0,55 Pembahasan: Tf = kf . m . i C. 0,75 D. 0,87 E. 0,98

0,372 = 1,86 x 1,9/Mr x 1000/250 x i i i i = 2,5 = (n 1) + 1 = (3 1) + 1 n dari MgCl2 = 3

2,5 = (2) + 1 = 0,75 Jawab: C

5. Untuk menaikkan titik didih 250 ml air menjadi 100,1C pada tekanan 1 atm (Kb = 0,50), maka jumlah gula A. 684 gram B. 171 gram Pembahasan: Kb = Kd = 0,5 Titik didih: t = t.dlarutan t.dpelarut = 100,1 100 = 0,1oC Td = Kd x m 0,1 = 0,5 x g/342 x 1000/250 gr = 17,1 gram Jumlah gula yang harus dilarutkan adalah 17,1 gram Jawab: D 4. Suatu larutan diperoleh dari melarutkan 6 g Urea (Mr = 60) dalam 1 liter air. Larutan yang lain diperoleh dari melarutkan 18 g glukosa (Mr = 180) dalam 1 liter air. Pada suhu yang sama berapa tekanan osmosa larutan pertama dibandingkan terhadap larutan kedua? A. Sepertiga larutan kedua B. Tiga kali larutan kedua C. Dua pertiga larutan kedua D. Sama seperti larutan kedua E. Tiga perdua kali larutan kedua Pembahasan: Ingat sifat Koligatif Larutan! 6 g Urea (Mr = 60) = 6/60mol/L = 0,1mol/L 18 g glukosa (Mr = 180) =18/180 mol/L = 0,1mol/L Jumlah mol sama dalam volume yang sama: (molar) tekanan osmosa kedua larutan sama. Jawab: D 5. Penambahan 5,4 gram suatu zat nonelektrolit ke dalam 300 gram air ternyata menurunkan titik beku sebesar 0,24C. Jika Kf air = 1,86oC maka Mr zat tersebut adalah . . . . A. 8,04 B. 12,56 C. 60,96 D. 108,56 E. 139,50 (Mr = 342) yang harus dilarutkan adalah . . . . E. 342 gram

C. 86 gram D. 17,1 gram

Pembahasan: Tf = Kf .m 0,24 = 1,86 . 5,4/Mr 1000/300 Mr = 139,50

Jawab: E

b. Jawaban Pertanyaan 1. Suatu larutan mengandung 3,24 gram zat yang tak mudah menguap juga nonelektolit
dan 200 gram air mendidih pada 100,130C pada 1 atmosfer. Berapakah berat molekul zat telarut ? Kd molal air adalah 0,51? Jawab: Tb = 100,13-100 = 0,13 Tb = Kb x m 0,13 = 0,51 x m m = 0,25 0,25 = mol x 1000/200 Mol = 0,25/5 = 0,05 Mr = gram/mol = 3,24/0,05 = 64,8

2. Untuk menaikkan titik didih 250 ml air menjadi 100,1C pada tekanan 1 atm
(Ka=0,50), maka jumlah gula (Mr = 342) yang harus dilarutkan adalah. Jawab: Untuk larutan non elektrolit dapat digunakan rumus : Tb = w/Mr x 1000/p x Kb Dan Tb = 100,1C 100C =0,1C 0,1 = w/342 x 1000/250 x 0,5C w = 0,1 x 342/2 = 17,1 gram 3. Suatu zat non elektrolit sebanyak 5,23 gram dilarutkan dalam 168 gram air. Larutan ini membeku pada -0,510 derajat Celcius. Hitung massa molekul relative zat tersebut. Jawab: Tf = Kf (w/Mr) (1000/p) Mr = 1,86 . 5,23 . 1000 / 0,51 168 = 113,5 4. Hitung titik didih air dalam radiator mobil yang berisi cairan dengan perbandingan 88 gram etilen glikol (Mr = 62) dan 160 gram air. Jawab:

Tf = 1,86 (88/62) (1000/160) = 16 Jadi titik bekunya = -16oC

c. Soal Ujian Nasional 1. Soal UN tahun 2011-2012 Berikut ini peristiwa kimia dalam kehidupan sehari-hari. (1) Etilen glikol dapat ditambahkan ke dalam radiator mobil; dan (2) Desalinasi air laut. Kedua contoh di atas berhubungan dengan sifat koligatif larutan secara berturut-turut .... a. Penurunan tekanan uap dan tekanan osmotik b. Tekanan osmotik dan kenaikan titik didih c. Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku d. Penurunan titik beku dan osmosis balik e. Penurunan titik beku dan kenaikan titik didih Pembahasan : Jawaban : e (1)Etilen glikol dapat ditambahkan ke dalam radiator mobil penurunan titik beku (2)Desalinasi air laut terjadi kenaikan titik didih

terjadi

10. Pengayaan Untuk Guru Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit

Gambaran umum sifat koligatif

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.2), maka akan didapat suatu larutan yang mengalami: 1. Penurunan tekanan uap jenuh 2. Kenaikan titik didih 3. Penurunan titik beku 4. Tekanan osmosis Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit. Penurunan Tekanan Uap Jenuh Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang.

Gambaran penurunan tekanan uap

Menurut Roult : p = po . XB keterangan: p : tekanan uap jenuh larutan

po : tekanan uap jenuh pelarut murni XB : fraksi mol pelarut Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi : P = Po (1 XA) P = Po Po . XA Po P = Po . XA Sehingga : P = po . XA keterangan: P : penuruman tekanan uap jenuh pelarut po : tekanan uap pelarut murni XA : fraksi mol zat terlarut Contoh : Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg.

Kenaikan Titik Didih Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan: Tb = m . Kb keterangan: Tb = kenaikan titik didih (oC) m = molalitas larutan Kb = tetapan kenaikan titik didihmolal

(W menyatakan massa zat terlarut), maka kenaikan titik didih larutan dapat dinayatakan sebagai:

Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai : Tb = (100 + Tb) oC Penurunan Titik Beku Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai:

Tf = penurunan titik beku m Kf W = molalitas larutan = tetapan penurunan titik beku molal = massa zat terlarut

Mr = massa molekul relatif zat terlarut p = massa pelarut

Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai: Tf = (O Tf)oC Tekanan Osmosis Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis) seperti ditunjukkan pada. Menurut Vant hoff tekanan osmosis mengikuti hukum gas ideal: PV = nRT Karena tekanan osmosis = , maka :

= tekanan osmosis (atmosfir) C = konsentrasi larutan (M) R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K T = suhu mutlak (K)

Gambar Tekanan osmosis

Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.

Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.

Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam

pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama. Contoh : Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan iarutan 0.5 molal garam dapur. Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal. ntuk larutan garam dapur: NaCl(aq) Na+(aq) + Cl-(aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal. Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi. Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai : = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah mol zat mula-mula Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0 < < 1). Atas dasar kemampuan ini, maka larutan elektrolit mempunyai pengembangan di dalam perumusan sifat koligatifnya.

Untuk

Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai :

n menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya.


Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai :

Untuk

Tekanan Osmosis dinyatakan sebagai :

= C R T [1+ (n-1)] Contoh : Hitunglah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dari larutan5.85 gram garam dapur (Mr = 58.5) dalam 250 gram air ! (untuk air, Kb= 0.52 dan Kf= 1.86) Jawab :

Larutan garam dapur,

Catatan:

Jika di dalam soal tidak diberi keterangan mengenai harga derajat ionisasi, tetapi kita mengetahui bahwa larutannya tergolong elektrolit kuat, maka harga derajat ionisasinya dianggap 1.

DAFTAR PUSTAKA

Suryaman, M. dan Utorodewo, V.N. (2006). Pemilihan dan Pemanfaatan Buku Pelajaran yang Memenuhi Syarat Kelayakan, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Suryaman, M. (2004). Keterbacaan Buku teks pelajaran, MakalahPelatihan Penulisan Buku Teks Pelajaran di Jogjakarta, Palu, Papua, dan Bengkulu yang diselenggarakan oleh Pusat Perbukuan Depdiknas dan Dinas Provinsi Periode 2004. http://blog.elearning.unesa.ac.id/tag/makalah-buku-teks-sebagai-media-pembelajaran

You might also like