You are on page 1of 17

Latar Belakang, mortalitas dan morbiditas merupakan masalah besar di negara berkembang seperti di Indonesia.

Menteri Kesehatan pada tahun 2007 mencanakan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker sebagai upaya percepatan penurunan angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI). Dalam Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) ini, harus ada peran yang baik dari bidan, kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, suami, ibu hamil dan keluarga. Tujuan, mengetahui gambaran peran kader dalam pelaksanaan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) di wilayah kerja Puskesmas Padureso. Metode Penelitian, deskriptif dengan menggunakan desain penelitian observasional. Pengambilan sampel subjek penelitian dengan teknik simple random sampling, jumlah sampel 37 responden. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner dengan teknik wawancara. Hasil, gambaran peran kader dalam pelaksanan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di Wilayah Kerja Puskesmas Padureso dalam pendataan cukup baik (43,2%), peran kader dalam pengisian format stiker tidak baik (27,0%), peran kader dalam fasilitasi keluarga cukup baik (32,4%), peran dalam penggalian kesepakatan baik (54,1%), peran kader dalam monitoring hasil tidak baik (62,2%), peran kader dalam evaluasi hasil tidak baik (67,6%), dan peran kader dalam pelaporan tidak baik (59%). Kesimpulan, gambaran peran kader dalam pelaksanaan program perencanan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) masih perlu ditingkatkan. Sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan bayi.

ondisi kesehatan ibu dan anak saat ini masih sangat penting untuk ditingkatkan serta mendapat perhatian khusus. Menurut data Survei demografi Kesehatan Indonesia diperkirakan sekitar 1 orang ibu meninggal setiap 1 jam akibat kehamilan, bersalin dan nifas. Serta setiap hari 401 bayi meninggal. Hal ini secara keseluruhan disebabkan latar belakang dan penyebab kematian ibu dan anak yang kompleks menyangkut aspek medis yang harus ditangani oleh tenaga kesehatan. Penyebab kematian ibu yang terbesar secara berurutan disebabkan terjadinya pendarahan, eklamsia,infeksi, persalinan lama, dan keguguran. Kematian bayi sebagian besar disebabkan karena Bayi Berat Lahir Rendah, kesulitan bernapas saat lahir dan infeksi. Upaya penurunan kematian ibu dan bayi, dapat dilakukan dengan peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendekatkan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K ) yang memerlukan dukungan keterlibatan keluarga, kader, masyarakat, serta petugas kesehatan. Melaui kegiatan P4K, ibu, keluarga dan masyarakat diberdayakan untuk meningkatkan kemandirian antara lain dengan membuat perencanaan persalinan dan mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan, persalianan dan nifas serta memenfaatkan Buku KIA ( Buku Kesehatan Ibu dan Anak ) Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) adalah suatu kegiatan di keluarga dan masyarakat yang difasilitasi oleh bidan dalam rangka meningkatkan peran aktif suami, keluarga, dan masyarakat dalam menghadapi kemungkinan terjadinya komplikasi pada saat hamil, bersalin dan nifas. Termasuk perencanaan menggunakan metode Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan dengan menggunakan stiker P4K sebagai media pencatatan sasaran dalam rangka meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan. Manfaat P4K :

Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan dan bayi baru lahir bagi ibu sehinggaa melahirkan bayi yang sehat Tujuan Pemasangan Stiker P4K 1. Penempelan stiker P4K disetiap rumah ibu hamil dimaksudkan agar ibu hamil terdata, tercatat dan terlaporkan keadaannya oleh bidan dengan melibatkan peran aktif unsur-unsur masyarakat seperti kader, dukun dan tokoh masyarakat. 2. Masyarakat sekitar tempat tinggal ibu mengetahui ada ibu hamil dan apabila sewaktu-waktu membutuhkan pertolongan masyarakat siap sedia untuk membantu. Dengan demikian, ibu hamil yang mengalami komplikasi tidak terlambat untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat. Jenis-jenis kegiatan P4K yang dilakukan untuk Menuju Persalinan Yang Aman Dan Selamat : 1. Mendata seluruh ibu hamil 2. Memasang stiker P4K di setiap rumah ibu hamil 3. Membuat perencanaan persalinan ( amanat persalinan ) melalui penyiapan : Taksiran persalinan Penolong persalinan Tempat persalinan Pendamping persalinan Transportasi/ Ambulan Desa Calon pendonor Darah Dana Penggunaan metode Kb pasca persalinan Apa saja yang harus dilakukan oleh ibu, suami dan keluarga? 1. Sepakat untuk menempelkan stiker P4K sebagai tanda bahwa dirumah tersebut ada ibu hamil dan memanfaatkan Buku KIA untuk mengenali tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas 2. Mendiskusikan dan menentukan tempat dan calon penolonh persalinan serta menandatangani Perjanjian Tertulis / Amanat Persalinan. Suami dan keluarga memberi dukungan moral kepada ibu serta melakukan pendampingan selama pemeriksaan kehamilan dan pada saat proses persalinan berlangsung Suami dan keluarga menyetujui serta mendukung petugas kesehatan melakukan rujukan 3. Menyiapkan dana untuk kepentingan dan kebutuhan ibu selama hamil, bersalin dan nifas termasuk biaya rujukan. Suami dan keluarga berupaya menyediakan dana yang cukup untuk biaya tindakan penangan komplikasi Suami dan keluarga selalu mendampingi ibu selama tindak penanganan komplikasi 4. Mengupayakan dan mempersiapkan transportasi jika sewaktu-waktu diperlukan Suami dan keluarga segera menghubungi Ambulan Desa pada saat rujukan bu harus mendapatkan pelayanan tepat cepat terjadi komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan nifas 5. Menyiapkan calon donor darah yang bersedia membantu jika sewaktu-waktu diperlukan Suami ,keluarga dan masyarakat berupaya menyiapkan calon pendonor darah untuk kepentingan tranfusi darah

6. Mendiskusikan dan menentukan metode Kb yang akan dipergunakan pasca persalinan : Ibu,suami dan keluarga mengetahui jenis, metode, manfaat dan efek samping alat kontrasepsi Ibu, suami dan keluarga bersama-sama menyepakati alat kontrasepsi yang akan digunakan Ibu dan suami bersama-sama datang ke fasilitas kesehataan untuk mendapatkan pelayanan KB Ibu dan suami segera datang ke fasilitas kesehatan, bila mengalami efek samping atau jika akan berganti alat kontrasepsi PENGERTIAN P4K Suatu Kegiatan yang difasilitasi oleh Bidan di Desa dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan Persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi pada ibu hamil, termasuk perencanaan pemakaian alat kontrasepsi pasca persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahirKB Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan program pemasangan stiker, yang merupakan upaya terobosan percepatan penurunan angka kematian ibu. Program ini merupakan salah satu kegiatan Kelurahan Siaga. Melalui P4K dengan stiker yang ditempel dirumah ibu hamil, maka setiap ibu hamil akan tercatat, terdata dan terpantau secara tepat. Stiker P4K berisi data tentang : nama ibu hamil, taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan, transport yang digunakan dan calon donor darah. Dengan data dalam stiker, suami, keluarga, kader, dukun, bersama bidan di desa dapat memantau secara intensif keadaan dan perkembangan kesehatan ibu hamil, untuk mendapatkan pelayanan yang sesuai standar pada saat antenatal, persalinan dan nifas, sehingga proses persalinan sampai nifas termasuk rujukannya dapat berjalan dengan aman dan selamat, tidak terjadi kesakitan dan kematian ibu serta bayi yang dilahirkan selamat dan sehat.

Program ini sebenarnya sudah lama ada sejak program Safe Motherhood dan program Kesehatan Ibu dan Anak ada. Penerapan program P4K ini merupakan tindak lanjut yang lebih kongkret yang melibtakan masyarakat. 2.2 TUJUAN P4K Dipahaminya setiap persalinan yang beresiko oleh suami, keluarga, dan masyarakat luas. Meningkatnya keterampilan SPK 8 saat ANC oleh bidan

Penempelan stiker P4K di setiap rumah ibu hamil dimaksudkan agar ibu hamil terdata, tercatat dan terlaporkan keadaannya oleh bidan dengan melibatkan peran aktif unsur unsur masyarakat seperti kader, dukun dan tokoh masyarakat. Yang didata dari ibu hamil tersebut yaitu :

1. Lokasi tempat tinggal ibu hamil 2. Identitas ibu hamil 3. Taksiran persalinan 4. Penolong persalinan, pendamping persalinan dan fasilitas tempat persalinan 5. Calon donor darah, transportasi yang akan digunakan serta pembiayaan Adanya perencanaan persalinan termasuk pemakaian metode KB pasca melahirkan yang sesuai dan disepakati ibu hamil, suami, keluarga dan bidan.

Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan, persalinan, dan nifas

Suami,keluarga dan masyarakat paham tentang bahaya persalinan Adanya rencana persalinan aman yang disepakati antara ibu hamil,suami dan keluarga, dengan bidan

Adanya rencana alat kontrasepsi setelah melahirkan yang disepakati antara ibu hamil, suami dan keluarga, dengan bidan

Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, tokoh agama, kader, dukun bayi, dll dalam perencanaan persalinan dan KB setelah melahirkan, sesuai peran masing-masing

Adanya dukungan sukarela dari keluarga dan masyarakat dalam perencanaan persiapan persalinan ibu hamil dalam hal biaya, transportasi, donor darah untuk proses persalinan termasuk menghadapi kegawatdaruratan ibu hamil, ibu bersalin dan bayi baru lahir

Masyarakat sekitar tempat tinggal ibu mengetahui ada ibu hamil, dan apabila sewaktu waktu membutuhkan pertolongan, masyarakat siap sedia untuk membantu. Dengan demikian, ibu hamil yang mengalami komplikasi tidak terlambat untuk mendapat penanganan yang tepat dan cepat.

Memantapkan kerjasama antara bidan, dukun bayi dan kader Seorang ibu hamil sebaiknya mengetahui kondisi kehamilanya; Seharusnya seorang

ibu hamil memeriksakan diri secara rutin sebulan sekali selama kehamilan. Dengan memeriksakan diri secara rutin akan diketahui kesehatan kehamilannya. Selama kehamilan, ibu hamil harus mendapatkan pelayanan minimal sebagai berikut : 1. Pengukuran tekanan darah. 2. Pengukuran tinggi dan Penimbangan berat badan 3. Pengukuran tinggi fundus uteri 4. Imunisasi TT 5. Test HB dan Tablet Fe

2.3 MANFAAT P4K 1. Mempercepat berfungsinya desa siaga 2. Meningkatkan cakupan pelayanan ANC sesuai standart 3. Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil 4. Meningkatnya kemitraan bidan dan dukun 5. Tertanganinya kejadian komplikasi secara dini 6. Meningkatnya peserta KB pasca salin 7. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi. 8. Menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu serta bayi KOMPONEN P4K DENGAN STIKER : Fasilitas aktiv oleh Bidan : 1. Pencatatan ibu hamil 2. Dasolin/ tabulin 3. Donor darah 4. Transport/ ambulan desa 5. Suami/ keluarga menemani ibu pada saat bersalin 6. IMD 7. Kunjungan nifas 8. Kunjungan rumah

Operasional P4K dengan stiker di tingkat Desa a. Memanfaatkan pertemuan bulanan tingkat desa/ kelurahan b. Mengaktifkan forum peduli KIA c. Kontak dengan ibu hamil dan keluarga dalam pengisian stiker

d. Pemasangan stiker dirumah ibu hamil e. Pendataan jumlah ibu hamil di wilayah desa f. Pengelolaan donor darah dan sarana transportasi/ ambulan desa g. Penggunaan, pengelolaan, dan pengawasan tabulin/ dasolin h. Pembuatan dan penandatanganan amanat persalinan. Perencanaan persalinan Seorang ibu hamil dan keluarganya, seyogyanya mempunyai perencanaan persalinan sebagai berikut :

Akan melakukan persalinan dimana? Siapa yang akan mengantar untuk mendapatkan pertolongan persalinan? Menggunaan kendaraan apa dan milik siapa untuk mengantar ? Siapa yang akan menjadi pendonor darah apabila terjadi kekurangan cairan darah ? Untuk itu, seorang ibu hamil harus tahu apa golongan darahnya.

Stiker P4K

Gambar : stiker p4k 2.4 LANGKAH PELAKSANAAN 1. Orientasi P4K dengan stiker untuk pengelola program dan stakeholder terkait di tingkat Propinsi, Kab/Kota, Puskesmas. 2. Sosialisasi kepada kader, dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat, PKK serta lintas sektor di tingkat desa. 3. Operasi P4K dengan stiker ditingkat desa a. Memanfaatkan pertemuan bulanan tingkat desa antara bidan desa, kader, dukun, kepala desa, tokoh masyarakat untuk mendata jumlah Ibu Hamil yang ada di wilayah desa serta membahas dan menyepakati calon donor darah, transport dan pembiayaan (askeskin, tabulin) b. Bidan di desa bersama kader dan atau dukun yang melakukan kontak dengan Ibu hamil, suami dan keluarga untuk sepakat dalam pengisian stiker termasuk pemakaian KB pasca satin. c. d. Pemasangan stiker di rumah ibu hamil Suami, keluarga, kader, dan dukun memantau secara intensif keadaan Ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan sesuai standar.

4. Bidan di Desa melakukan pencatatan di Buku KIA sebagai pegangan Ibu Hamil dan di kartu Ibu serta kohort Ibu untuk di simpan di fasilitas, memberikan pelayanan sesuai standar dan pemantauan Ibu hamil, serta melaporkan hasil pelayanan kesehatan ibu di wilayah desa (termasuk laporan dari dokter dan bidan praktek swasta di desa tersebut) ke Puskesmas setiap bulan termasuk laporan kematian ibu, bayi lahir hidup dan bayi lahir mati. 5. Puskesmas melakukan rekapitulasi laporan dari seluruh bidan di desa/kelurahan dan Rumah Bersalin swasta serta melakukan Pemantauan Wilayah Setempat tentang KIA (PWS-KIA) dan melaporkan ke dinas kesehatan kab/kota setiap bulan. 6. Dinas kesehatan kab/kota melakukan rekapitulasi laporan dari seluruh puskesmas di wilayahnya dan laporan Yankes Ibu dari Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta dan melakukan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS-KIA), evaluasi secara berskala serta melaporkan ke dinas kesehatan propinsi setiap tiga bulan. 7. Dinas kesehatan propinsi melakukan rekapitulasi dari seluruh laporan dinas kesehatan kab/kota diwilayahnya dan melakukan pemantauan, fasilitasi dan evaluasi secara berskala serta melaporkan ketingkat pusat setiap tiga bulan. 8. Tingkat nasional melakukan rekapitulasi laporan dari dinas kesehatan propinsi dan melakukan pemantauan berkali, fasilitasi, evaluasi P4K denganstiker dalam rangka PP-AKI. 9. Untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan P4K masing masing tingkat wilayah dari Puskesmas, Kabupaten/Kota, dan propinsi mempunyai wadah forum komunikasi yang meliputi Lintas Program dan Lintas Sektor. 2.5 CARA REKAPITULASI PELAPORAN 1. Data yg didapat Bidan dari isian stiker dan data pendukung lainnya, dicatat di buku KIA utk disimpan dan dipelajari oleh ibu hamil sbg alat pantau kesehatan ibu selama hamil, bersalin dan nifas.

2.

Puskesmas melakukan rekapitulasi dan analisis laporan dari seluruh bidan desa, laporan dari RB swasta serta pemantauan wilayah setempat tentang KIA (PWS-KIA) dan dilaporkan ke dinas kesehatan kab/ kota perbulan.

3. Dinkes kab/ kota melakukan rekapitulasi dan analisis laporan puskesmas dan yankes ibu dari RS pemerintah/ swasta di wilayahnya kemudian dilaporkan ke propinsi setiap bulan. 4. Dinkes propinsi melakukan rekapitulasi dan analisis laporan dari kab/ kota kemudian di laporkan ke tingkat pusat setiap 3 bulan. 5. Tingkat nasional melakukan rekapitulasi dan analisis laporan dari dinkes propinsi dan melakukan pemantauan berkala, fasilitasi, evaluasi P4K dengan stiker dalam rangka PP-AKI. 2.6 SASARAN P4K Seluruh ibu hamil yang ada di wilayah setempat. 2.7 PERAN MASYARAKAT/KADER/DUKUN

Membantu bidan dalam mendata jumlah ibu hamil di wilayah desa binaan. Memberikan penyuluhan yang berhubungan dengan kesehatan ibu (Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan dan sesudah melahirkan)

Membantu Bidan dalam memfasilitasi keluarga untuk menyepakati isi Stiker, termasuk KB Pasca melahirkan.

Bersama dengan Kades, Toma membahas tentang masalah calon donor darah, transportasi dan pembiayaan untuk membantu dalam menghadapi kegawatdaruratan pada waktu hamil, bersalin dan sesudah melahirkan.

Menganjurkan suami untuk mendampingi pada saat pemeriksaan kehamilan, persalinan, dan sesudah melahirkan

Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian bayi (AKB) adalah salah satu probnlem besar Indonesia dalam mencapai MDGs. Salah satu langkah yang

sebenarnya sudah cukup lama namun belum begitu populer adalah penempelan stiker P4K ( Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi). Kegiatan P4K meliputi pendataan ibu hamil di tiap wilayah. Petugas pendatanya adalah para kader. Jika ditemukan ibu hamil, maka rumahnya langsung dipasangi stiker P4K dari Departemen Kesehatan RI. Semakin dini menemukan ibu hamil, semakin muda usia kehamilan ibu, maka pantauan kesehatan ibu akan lebih awal dan tentu saja menjadi lebih baik. Stiker ini akan ditempel di rumah ibu hamil, ditempelkan di depan rumah yang mudah dilihat oleh banyak orang. Harapannya, kehamilan ini bisa menjadi perhatian banyak pihak. Tidak hanya ibu yang sedang mengandung dan suaminya, namun juga keluarga besarnya. Juga tetangganya serta masyarakat secara luas.

Idealnya, kegiatan pemasangan stiker P4K ini dimulai dengan rapat koordinasi antara kepala Desa, ketua PKK, tokoh masyarakat, kader posyandu di wilayah kerja tiap desa. Karena jika kegiatan ini berjalan dengan baik, sesungguhnya akan mendorong masyarakat secara luas melakukan pendataan golongan darah dan melakukan donor darah, transportasi lokal dan pendamping persalinan, bahkan pemeriksaan jentik berkala. Selanjutnya kegiatan ini dalam prakteknya dipelo pori oleh Tim Penggerak PKK setempat, di masing- masing wilayah mulai Kabupaten hingga desa. Mengapa? Dengan menggerakkan masyarakat terutama disini tim penggerak PKK sebagai penggerak kader Posyandu, akan terjadi proses penggerakan yang luas dan dapat dipahami serta langsung dilaksanakan oleh masyarakat. Di beberapa wilayah lain kegiatan penempelan stiker P4K ini dilaksanakan oleh kader Jumantik ( Juru Pemantau jentik ).

Stiker yang ditempel di rumah ibu hamil itu antara lain bertuliskan nama ibu hamil, tanggal taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan,pendamping persalinan, transportasi, dan calon pendonor darah untuk ibu yang melahirkan.Dengan demikian setiap kehamilan ibu sampai dengan persalinan dan nifas, dapat terus dipantau oleh masyarakat sekitar dan dibantu oleh tenaga kesehatan. Bahkan metode KB bisa disiapkan jauh hari sebelum melahirkan. Semua yang tertulis pada stiker bukanlah hasil karya kader atau ibu hamil semata, namun hasil musyawarah keluarga yang terdiri atas ibu hamil, sang suami, keluarga besar, bahkan melibatkan tetangga dan masyarakat luas. Karena adanya data calon pendonor darah disini adalah persiapan bagi keluarga ibu apabila ibu mengalami hal-hal darurat yang membutuhkan transfusi. Bahkan pada kasus beresiko, tim yang bersiap mengantar ibu menjadi lengkap dengan mobil pengantar . Pengatar ini bukanlah sembarang orang, namun orang yang bergolongan darah sama dengan ibu demi sekaligus menyiapkan calon pendonor darah. Langkah selanjutnya setelah pemasangan stiker P4K ini adalah tugas dari petugas kesehatan, yaitu melaksanakan pencatatan pada buku KIA. Buku ini akan menjadi sarana utama komunikasi petugas kesehatan siapapun dan dimanapun, tentang kondisi kehamilan ibu. Bahkan buku KIA akan terus dipakai sang anak nanti hingga ia balita karena berisi informasi kesehatan yang lengkap dimulai kesehatan ibu hingga tumbuh kembang anak yang lahir nanti. Suksesnya kegiatan P4K dengan stiker akan ditandai dengan aktifnya kader yang

melaporkan ke bidan atau tenaga kesehatan setempat jika ada ibu hamil yang baru. Sehingga persalinan ibu nantinya dapat berjalan dengan aman dan selamat. Karena itu setiap petugas harus mampu memberikan penyuluhan kepada ibu hamil untuk memberikan motivasi agar mau memeriksakan kesehatannya ke bidan atau tenaga kesehatan. Utamanya adalah ibu muda yang baru pertama kali hamil. Harapannya, kegiatan ini mampu menekan angka kematian pada ibu hamil yang ada di wilayah Kabupaten Kendal. Karena melalui stiker yang ditempelkan di rumah, dapat dipantau secara rutin baik oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat setempat.
http://st295537.sitekno.com/article/58426/program-perencanaan-persalinan-danpencegahan-komplikasi.html Pendahuluan

Angka Kematian Bayi mencapai 35/1000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target Milenium Developmen Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu sekitar 102/100.000 kelahiran hidup untuk angka kematian ibu dan 23/1000 untuk angka kematian bayi (Wicaksono, 2010).Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu menyatakan Angka Kematian Ibu tahun 2009 mencapai 15/8863 Kelahiran Hidup, dan pada tahun 2010 Angka Kematian Ibu menjadi 18/6628 kelahiran hidup. Dari data di atas menunjukkan adanya peningkatan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indragiri Hulu. Data ini diperoleh dari laporan PWS-KIA di seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit yang ada di Indragiri Hulu, dan di Puskesmas Kilan terdapat kematian ibu 5/464 kelahiran hidupdan angka kematian bayi 8/464 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan INHU, 2010).

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan salah satu upaya percepatan penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir melalui peningkatan akses dan mutu pelayanan antenatal (pemeriksaan kehamilan), pertolongan persalinan, pencegahan komplikasi dan keluarga berencana (Pandegelangkab, 2010). Bidan sangat berperan dalam keberhasilan suatu program pemerintah dalam rangka meningkatkan pembangunan kesehata. Peran bidan dalam P4K adalah pemetaan wilayah, amanat persalinan dengan stiker, kantong persalinan dan tertib administrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan bidan dalam pelaksanaan P4K.

Metode Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode diskriptif. Dengan demikian pada penelitian ini peneliti ingin mendapatkan gambaran peran bidan dalam pelaksanaan kegiatan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi di Puskesmas Kilan kecamatan Batang Cenaku kabupaten Indragiri Hulu (Noto Admodjo, S, 2002). Populasi pada penelitian ini adalah semua bidan yang ada di Puskesmas Kilan kecamatan Batang Cenaku kabupaten Indragiri Hulu yang bejumlah 32 orang ( Noto Admodjo, 2002). Sampel dalam penelitian ini diambil dari seluruh populasi yang berjumlah 32 orang bidan, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling (Notoadmodjo, 2002). Analisa data dilakukan untuk melihat frekuensi dan dijadikan sebagai tolak ukur untuk pembahasan dan kesimpulan. Dalam penelitian ini membagi pengetahuan bidan tentang program perencanaan Persalinan dan Pencegahan komplikasi dalam dua golongan yaitu berperan aktif dan tidak berperan aktif. Sub variable penelitian ini adalah: Peran bidan dalam pelaksanaan kegiatan pemetaan wilayah, Peran bidan dalam pelaksanaan kegiatan amanat persalinan dengan stiker, Peran bidan dalam pelaksanaan kegiatan kantong persalinan dan Peran bidan dalampelaksanaan kegiatan tertib administrasi.

Hasil Peran bidan dalam pelaksanaan kegiatan pemetaan wilayah diPuskesmas Kilan Aktif 5 (15,62%), TidakAktif 27 (84,38%), Jumlah 32 (100%) Peran bidan Jumlah 32 (100%) Peran bidan dalam dalam pelaksanaan kegiatan amanat persalinan dengan stiker Peran bidan Aktif 6 (18,75%), Tidak Aktif 26( 81,25%), pelaksanaan kegiatan kantong persalinan di Puskesmas Kilan Peran bidan Aktif 10 (31,25%). Tidak aktif 22 (68,75%) Jumlah 32 (100%). Peran bidan dalam pelaksanaan kegiatan tertib administrasi di Puskesmas Kilan Peran bidan. Aktif 16 (50%). Tidak aktif 16( 50%). Jumlah 32 (100%)

Pembahasan

Penelitian ini didapatkan bahwa bidan tidak berperan secara aktif dalam pelaksanaan kegiatan pemetaan wilayah di Puskesmas Kilan Kecamatan Batang Cenaku, dimana mayoritas bidan (84,38%) tidak mengetahui secara baik tentang luas wilayah dan jumlah penduduk di wilayah kerjanya, sasaran ibu hamil, ibu bersalin dan bayi dan alamat mereka. ibu bersalin dan Pengetahuan bidan dipengaruhi oleh kurangnya bidan dalam melakukan pendekatan individu kepada ibu hamil dan pendekatan komunitas desa, sehingga jalinan interaksi dan komunikasi antara bidan masyarakat kurang optimal. Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting dalam pembentukan perilaku. Pengetahuan ini salah satunya diperoleh dari pendidikan baik pendidikan formal maupun informal sehingga dari pengetahuan tersebut akan menimbulkan seseorang berperan serta dalam kehidupannya Peran bidan dalam pelaksanaan kegiatan amanat persalinan dengan stiker Mayoritas bidan yaitu sebanyak 81,25% dinilai tidak mempunyai peran aktif dalam pelaksanaan kegiatan amanat persalinan dengan stiker di Puskesmas Kilan kecamatan Batang Cenaku Dari hasil penelitian kali ini didapatkan fakta bahwa tingkat keaktifan bidan untuk berperan dalam pelaksanaan kegiatan amanat persalinan dengan stiker diPuskesmas Kilan Kecamatan Batang Cenaku masih sangat kurang. Hasil penelitian didapatkan bahwa masih ada sebagian bidan yang tidak berperan aktif dalam kegiatan tertib administrasi pada Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi di Puskesmas Kilan Kecamatan Batang Cenaku. Depkes RI 2008 menyatakan bahwa bidan itu sangat berperan dalam P4K.

Hasil dari penelitian ini didapatkan bahwa tingkat keaktifan bidan untuk berperan dalam pelaksanaan kegiatan amanat persalinan dengan stiker di Puskesmas Kilan Kecamatan Batang Cenaku masih sangat kurang.

Hasil penelitian diatas didapatkan bahwa bidan tidak berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan kantong persalinan di Puskesmas Kilan, hal ini

disebabkan karena masih ada bidan yang tidak membuat kantong persalinan, dan kurang aktifnya bidan dalam pengisian kantong persalinan di wilayah

kerjanya.. Bidan sebagai advocator juga dapat membantu ibu hamil di wilayah kerjanya untuk dapat menghitung usia kemalian mereka secara mandiri.

Kesimpulan Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan tentang peran dan bidan dalam

Kegiatan

Program

Perencanaan

Persalinan

Pencegahan

Komplikasi (P4K) di Puskesmas Kilan Kecamatan Batang Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu didapatkan hasil bidan tidak berperan aktif dalam pelaksanaan program ini. Untuk itu diupayakan adanya pelatihan tentang P4K di wilayah kerja puskesmas Kilan dan Penulis berharap dilakukan penelitian lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto,S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek . Edisi Revisi VI. Jakarta Rineka Cipta

BKKBN. (2009). Tingkat kematian ibu melahirkan masih tinggi . http://www.metroriau.com/read/kesehatan.html diakses tanggal 20-10-2010

Candra. (2009). Program stikerisasi vs http://www.Waspadamedan.com. diakses tgl. 20-10-2010

penurunan

KIA .

Depkes RI. (2008). Pedoman praktis P4K dengan stiker. Jakarta

Dinas

kesehatan provinsi Riau. (2008). Profil Kesehatan http://Dinaskeseahatanriau.com. Diakses tanggal 10-10-2010

2007.

Dinas kesehatan Indragiri Hulu. Profil Kesehatan Inhu 2010. Rengat.

Dinas kesehatan Banyuwangi. (2009). Kegiatan P4K. Banyuwangi

Fadillah. (2007). Program P4K bisa selamatkan 15.000 http://www.suarakaryaonline.com. Diakses tanggal 10-10-2010

ibu

hamil .

Imran. (2008). P4K. http://www.dharmawanitapersatuan.com diakses tanggal 12-102010

Indrawan Ws. (2010). Kamus lengkap Bahasa Indonesia. Penerbit Lintas Media Jombang

Kasmara. Dwi P (2000). Studi Komparasi Karakteristik Kader dalam pelaksanaan P4K di RW V dan RW III Jemurwonosari di Wilayah Kerja Puskesmas Jemursari Kota Surabaya. FKM Unair. Jakarta

KemenkesRI No.369/Menkes/SK/III/2008. Standar profesi bidan

Lusi. (2009). Pertemuan dan monitoring program P4K .http://www.surabaya-healthorg/e-team.com diakses tanggal 20-10-2010

Mustika, Sofyan. (2004). Bidan menyongsong masa depan . DP.IBI.Jakarta

Notoadmodjo S. (2002). Metode penelitian kesehatan. Edisi Revisi Jakarta Rineka Cipta ________ (2005) Metode penelitian kesehatan. Jakarta Rineka Cipta

Nunik. (2008). P4K di Bapales. http://www.artikelkesehatan.com diakses tanggal 15-102010 Syahputra. Elang. (2009) Gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pelaksanaan program persiapan persalinan dan pencegahan komplikasi di Puskesmas Piyungan Bantul Tahun 2009. FKM Undip. Semarang

Dewi & Sunarsih. (2010). Asuhan kehamilan untuk kebidanan . Penerbit Salemba Medika

WHO. AKI. http//www.fajar/indekxphp.co.id . diakses tanggal 06-10-2010

Wicaksono. (2010). Upaya pencapaian MDGs melalui program direktorat kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak. EGC. Jakarta

You might also like