You are on page 1of 6

PENDAHULUAN Padi (Oryza sativa) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban.

Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Pada umumnya padi dibudidayakan pada sawah lahan basah, hal ini karena untuk menunjang pertumbuhan padi itu sendiri yang membutuhkan banyak air. Ciri-ciri umum dari tanaman padi antara lain berakar serabut; batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang terbentuk akan saling menopang daun sempurna dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda umumnya pada saat masa vegetative awal. Sedangkan hijau tua ketika tanaman mulai melakukan pertumbuhan, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang. Dapat kita ketahui sampai saat ini saja tingkat kemerosotan produktifitas tanaman padi sangat tinggi. Hal ini yang berdampak pada dilakukannya impor dari Negara lain sehingga hasil produksi padi kita kalah bersaing. Oleh karaena itu, perlu dilakukannya system pembudidayaan tanaman padi yang baik serta cara pengendalian yang tepat yakni PHT pengendalian hama/penyakit secara terpadu dan berwawasan lingkungan. Dengan dilakukannya pemnbudidayaan dan pengendalian yang tepat maka penyebaran hama dan penyakit pada tanaman padi akan dapat dicegah dan diminimalisir. Secara umum telah banyak ditemukan padi dengan varietas tahan namun jika hal tersebut tidak diimbangi dengan system budidaya yang baik dan pengendalian yang tepat maka varietas yang ditemukan akan terasa sia-sia. Hal ini karena hama dan penyakit juga mampu melakukan adaptasi dengan kondisi varietas tersebut yang nantinya juga dapat menyerang varietas tersebut. Ketahanan hama dan penyakit ini juga akan terus berkembang jika tidak ada pemutusan siklus hidup melalui rotasi tanaman. Serangga merupakan kelompok organisme yang paling beragam jenis dan selalu mendominasi populasi mahluk hidup di muka bumi, baik yang hidup di

bawah,pada dan di atas permukaan tanah. Oleh karena itu hampir semua jenis tanaman baik yang dibudidayakan maupun yang berfungsi sebagai gulma selalu diganggu oleh kehadiran serangga hama tersebut. Dengan demikian dalam proses produksi, masalah hama tersebut tidak bisa diabaikan, karena akan mempengaruhi produksi secara kualitatif maupun kuantitatif dan mampu merurunkan produksi, bahkan menyebabkan kegagalan panen, kalau tidak dilakukan pengendalian secara efektif. Oleh karena itu petani selalu melakukan upaya pengendalian terhadap gangguan hama tersebut dengan berbagai teknik pengendalian yang umumnya masih mengandalkan pestisida kimia. Pada tanaman padi terdapat berbagai jenis serangga hama dari berbagai ordo yang tingkat gangguannya berbeda pada setiap fase pertumbuhan . dalam makalah ini akan dibahas mengenai hama putih pada tanaman padi (Nymphula depunctalis) dan cara pengendaliannya dengan teknik PHT.

PEMBAHASAN A. Morfologi Nymphula depunctalis Hama putih (Nymphula depunctalis) larvanya bersifat semi aquatik dan hidup dalam tabung yang terbuat dari potongan daun berisi air. Berikut adalah morfologi dan biologi hama putih (Nymphula depunctalis): a. Imago. Berbentuk ngengat yang berwarna putih terang dengan dua bintik hitam dan bercak-bercak kecoklatan pada sayap depannya. Panjang tubuh 6mm danrentang sayap 15mm. Pada siang hari imago bersembunyi di balik daun dan pada malam hari meletakkan telur. Jumlah telur yang dapat diletakkan kira-kira 50 butir dalam hidupnya selama seminggu. Imago umumnya tidak melkukan migrasi lebih dari satu kilometer dan tertarik cahaya pada malam hari. b. Telur. Berbentuk seperti cakram berukuran 0,5 mm dengan warna kuning pucat. Telur diletakkan dalam barisan-barisan yang terdiri kira-kira 20 butir di permukaan bawah daun yang mengambang di air. Telur akan berubah menjadi kuning gelap dan menetas setelah 2-6 hari. c. Larva. Yang baru menetas panjang 1,2 mm dan memakan permukaan bawah daun. Kemudian larva akan memotong daun dan menggulungnya serta mengisinya dengan air. Larva mempunyai sepasang insang yang berbentuk semacam benang bercabang disisi kanan dan kiri tubuhnya.pada siang hari mereka tetap tinggal di tabung dan mengambang di atas air. Sedangkan pada waktu malam mereka akan naik ke rumpun padi dan memakan mesofil daun. Tabung akan diganti setiap kali mereka ganti kulit. Larva instar pertama berwarna kuning muda keputihan dan menjadi kehijauan pada instar 2-5. Periode larva 15-30 hari dengan larva instar terakhir panjangnya 15-20 mm. d. Pupa. Pupa terbentuk dalam tabung larva. Jika akan berpupa, mereka akan naik ke salah satu anakan dan melekatkan tabungnya di sana. Lalu membuat kokon dari benang sutra di dalam tabung tersebut, kemudian

berubah menjadi pupa. Pupa berwarna kuning muda dengan panjang 57mm. Lama stadium pupa 4-7 hari. B. Gejala Serangan Hama Putih Nymphula depunctalis Hama putih (Nymphula depunctalis) merupakan sejenis hama yang memiliki bentuk seperti kupu-kupu atau ngengat yang memiliki karakteristik berwarna putih dan terdapat bulu-bulu halus pada sekitar tubuhnya. Hama ini pada umumnya menyerang dan menempel pada tanaman padi sehingga padi tampak berwarna keputih-putihan, hama ini bersifat semi aquatic atau menggantungkan hidup pada air untuk bernafas. Hama putih jarang menjadi hama utama padi. Hama putih menyerang tanaman padi mulai fase vegetatif di persemaian sampai tanaman padi berumur kurang lebih satu bulan. Gejala serangan hama putih, hama akan memakan jaringan permukaan bawah daun sehingga tampak garis-garis memanjang berwarna putih. Tanda adanya hama ini di lapang adalah adanya larva kecil dan ngengat dengan siklus hidup 35 hari. Stadia hama putih yang merusak adalah stadia larva. Kerusakan pada daun yang khas yaitu daun terpotong seperti digunting. Hama putih (Nymphula depunctalis) ini umumnya menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Daun yang terpotong tersebut dibuat menyerupai tabung yang digunakan larva untuk membungkus dirinya (terbungkus dengan benangbenang sutranya). Larva bernafas dari dalam tabung dan memerlukan air di sawah. Gulungan daun yang berisi larva dapat mengapung di atas permukaan air pada siang hari dan makan pada malam hari. Larva akan memanjat batang padi membawa gulungan daunnya yang berisi air untuk pernafasannya. C. Pengendalian Hama Terpadu Hama Putih Nymphula depunctalis Tujuan pengendalian hama adalah mengupayakan agar populasi hama tidak menimbulkan kerugian, melalui cara-cara pengendalian yang efektif, menguntungkan, dan aman terhadap lingkungan. Komponen PHT adalah perpaduan dari cara pengendalian pengendalian kultur teknik, hayati, varietas yang tahan, fisik dan mekanik, peraturan-peraturan, serta kimiawi (pestisida).

Hama Putih Nymphula depunctalis menyerang bagian daun dari tanaman padi. Saran pengendalian untuk serangan hama ini adalah tindakan pengendalian perlu dilakukan kalau tingkat serangan mencapai >25% daun rusak atau 10 daun rusak per rumpun. Saran pengendalian dengan cara bercocok tanam adalah dengan mengeringkan sawah selama 1 minggu karena larva bernafas memerlukan air. Selain itu, pengendalian hama putih (Nymphula depunctalis) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun. Pengendalian dengan musuh alami adalah pengendalian hama dengan memanfaatkan musuh-musuh alaminya (dengan campur tangan manusia. Musuh alami hama ini laba-laba dan kumbang buas.

PENUTUP A. Kesimpulan Hama putih (Nymphula depunctalis) merupakan sejenis hama yang memiliki bentuk seperti kupu-kupu atau ngengat yang memiliki karakteristik berwarna putih dan terdapat bulu-bulu halus pada sekitar tubuhnya. Hama ini pada umumnya menyerang dan menempel pada tanaman padi sehingga padi tampak berwarna keputih-putihan. Hama putih menyerang tanaman padi mulai fase vegetatif di persemaian sampai tanaman padi berumur kurang lebih satu bulan. Stadia hama putih yang merusak adalah stadia larva. Gejala serangan hama putih adalah tampak ada garis-garis memanjang berwarna putih pada daun, titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Kerusakan pada daun yang khas yaitu daun terpotong seperti digunting. Saran pengendalian dengan cara bercocok tanam adalah dengan mengeringkan sawah selama 1 minggu karena larva bernafas memerlukan air. Selain itu adalah dengan pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami (laba-laba dan kumbang buas), menggugurkan tabung daun. B. Saran Pengendalian hama sebaiknya dilakukan dengan cara Pengendalian Hama Terpadu, bukan menggunakan pestisida kimia yang akan menimbulkan residu dan akan sulit diuraikan, sehingga merusak lingkungan. Teknik pengendalian hama dengan PHT lebih ramah lingkungan karena

penegenadiannya melalui dapat kultur teknik, hayati, varietas yang tahan, fisik dan mekanik.

You might also like