You are on page 1of 17

A.

DEFORMASI Teori Dasar Deformasi Pada prinsipnya beban terhadap benda terdeformasi (Deformable Body) adalah suatu gaya yang melakukan aksi terhadap benda padat sehingga menyebabkan Causative Influences yang menyebabkan terjadinya deformasi. Deformasi merupakan perubahan bentuk, dimensi dan posisi dalam skala waktu dan ruang. Deformasi terjadi bila bahan mengalami gaya. Selama deformasi, bahan menyerap energi sebagai akibat adanya gaya yang bekerja. Sekecil apapun gaya yang bekerja, maka benda akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran. Perubahan ukuran secara fisik ini disebut sebagai deformasi.

Deformasi (Engineering) Dalam ilmu material, deformasi adalah perubahan bentuk atau ukuran objek diterapkan karena adanya gaya. Ini bisa menjadi hasil dari tarik (menarik) kekuatan, tekan (mendorong) kekuatan, geser, membungkuk atau torsi (memutar). Deformasi sering digambarkan sebagai strain. Sebagai deformasi terjadi, internal antar-molekul muncul kekuatan-kekuatan yang menentang gaya diterapkan. Jika gaya yang diberikan tidak terlalu besar kekuatankekuatan ini mungkin cukup untuk diterapkan sepenuhnya menolak kekuatan, yang memungkinkan objek untuk mengasumsikan keadaan ekuilibrium baru dan kembali ke keadaan semula apabila beban dihilangkan. Gaya diterapkan yang lebih besar dapat menyebabkan deformasi permanen dari objek atau bahkan ke kegagalan struktural. Dalam gambar dapat dilihat bahwa beban kompresi (ditandai dengan tanda panah) telah menyebabkan deformasi dalam silinder sehingga bentuk asli (garis putus-putus) telah diubah (cacat) menjadi satu dengan sisi menonjol. Tonjolan sisi karena materi, walaupun cukup kuat untuk tidak retak atau gagal, tidak cukup kuat untuk mendukung beban tanpa perubahan, sehingga material dipaksa keluar lateral. Kekuatan internal (dalam kasus ini pada sudut kanan deformasi) menahan beban diterapkan.

Diagram Stres-regangan kurva, yang menunjukkan hubungan antara stres (gaya yang diberikan) dan regangan (deformasi) dari logam yang ulet.

Deformasi (Mekanika) Dalam mekanika kontinum, deformasi atau regangan adalah perubahan dalam sifat metrik kontinu benda B dalam perpindahan dari penempatan awal
0

(B) untuk

penempatan akhir (B). Suatu perubahan dalam sifat metrik berarti bahwa kurva digambarkan dalam tubuh awal perubahan penempatan panjangnya ketika dipindahkan ke sebuah kurva dalam penempatan akhir. Jika semua tidak berubah kurva panjang, dikatakan bahwa sebuah benda tegar perpindahan terjadi. Sebuah medan regangan dikaitkan dengan perpindahan didefinisikan, pada setiap titik, dengan perubahan panjang vektor tangen yang mewakili kecepatan secara sewenangwenang parametrized kurva melewati titik tersebut. Geometris dasar hasil, karena Frchet, von Neumann dan Yordania, menyatakan bahwa, jika panjang vektor tangen memenuhi aksioma norma dan hukum genjang, maka panjang vektor adalah akar kuadrat dari nilai bentuk kuadrat yang terkait, dengan rumus polarisasi, dengan peta bilinear definit positif disebut tensor metrik. Setara pilihan yang berbeda dapat dilakukan untuk ekspresi dari medan regangan tergantung pada apakah yang didefinisikan di awal atau di akhir dan penempatan pada apakah metrik tensor atau dianggap ganda. Dalam tubuh yang terusmenerus, sebuah lapangan deformasi hasil dari stres yang disebabkan oleh diterapkan lapangan pasukan atau karena perubahan dalam bidang suhu di dalam tubuh. Hubungan antara stres dan ketegangan akibat dinyatakan oleh persamaan konstitutif elastis, misalnya, hukum Hooke untuk linier elastis bahan. Deformasi yang pulih setelah bidang stres telah
2

dihilangkan, disebut deformasi elastis. Dalam kasus ini, sepenuhnya pulih kontinum konfigurasi aslinya. Di sisi lain, ireversibel deformasi, yang tetap bahkan setelah menekankan telah dihapus, disebut deformasi plastik. Semacam itu terjadi dalam material deformasi tubuh setelah menekankan telah mencapai nilai ambang tertentu yang dikenal sebagai batas elastis atau tegangan luluh, dan merupakan hasil dari slip, atau dislokasi mekanisme pada tingkat atom. Sehingga analisis deformasi adalah metodologi (hal-hal yang berkaitan metode) untuk menentukan parameter-parameter deformasi. Ada 2 macam metode pendekatan yaitu pendekatan geodetik dan pendekatan fisis. Ciri khas pendekatan geodetik adalah penerapan konsep, sebagai berikut: 1. Pendekatan stokastik. 2. Penentuan posisi. 3. Kerangka referensi, sistem referensi, kerangka koordinat dan sistem koordinat. 4. Kerangka dasar horisontal dan vertikal dan bentuk geometri beserta ukuran lebih. Adapun beberapa parameter-parameternya, antara lain: 1. Tegangan (Stress) Tegangan adalah gaya (F) per luas permukaan (A) yang diteruskan ke seluruh material melalui medan-medan gaya antar atom. Pada umumnya arah tegangan miring terhadap luas A tempatnya bekerja dan dapat diuraikan menjadi dua komponen, yaitu: a) b) Tegangan Normal (Normal Stress), tegak lurus terhadap luas A. Tegangan Geser (Shear Stress), bekerja pada bidang luas A atau yang sejajar dengan luas A.

Gambar 1. Komponen Tegangan Keterangan: : tegangan normal searah sumbu Y. : tegangan geser tegak lurus sumbu Y sejajar sumbu Z. : tegangan geser tegak lurus sumbu Y sejajar sumbu X.

2. Regangan (Strain) Perpindahan partikel suatu benda elastis selalu menimbulkan terjadinya perubahan bentuk benda tersebut. Perubahan bentuk suatu benda elastik dikaitkan dengan regangan, maka perubahan bentuk tersebut dipandang sebagai perubahan bentuk yang kecil. Dalam sistem koordinat kartesian tiga dimensi, perpindahan kecil partikel yang berubah bentuk diuraikan dalam komponen uX, uY dan uZ yang masing-masing sejajar terhadap sumbu koordinat kartesian X, Y dan Z.

Gambar 2. Elemen Kecil Benda Plastik dan Komponen Regangan

Konsep tegangan (stress) dan regangan (strain)

Pembebanan statik: Tarik Kompressi Geser

3. Rotasi Rotasi merupakan perubahan posisi materi tanpa mengalami perubahan bentuk yang membentuk perubahan sudut terhadap koordinat acuan. Sebagai gambaran bentuk rotasi dapat dilihat pada gambar 3.1., sebagai berikut:

Gambar 3. Komponen Rotasi

Analisis Deformasi Aspek Fisis Bila kita bermaksud untuk menentukan status fisis dari benda yang terdeformasi, regangan, dan hubungan antara gaya dengan deformasi yang terjadi. Dalam analisis fisis deformasi, hubungan antara gaya dan deformasi dapat dimodelkan dengan menggunakan metoda empiris (statistik), yaitu melalui korelasi antara pengamatan deformasi dan pengamatan gaya Metoda lain dalam analisis fisis yaitu metoda deterministik, yang memanfaatkan informasi dari gaya, jenis material dari benda, dan hubungan fisis antara regangan (strain) dan tegangan (stress) pada benda.

B. Pengujian Tarik Standar sampel untuk uji tarik

- Tegangan teknik, = F/Ao (N/m2=Pa) - Regangan teknik, = (li-lo)/lo

- Tegangan geser, = F/Ao

Tujuan utama dari teori pembentukan ialah memperkirakan besarnya deformasi atau perubahan bentuk dan gaya-gaya yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan itu. kekuatan tarik merupakan sifat mekanik material yang penting untuk diketahui. Kekuatan tarik suatu bahan dapat diketahui dengan melakukan uji tarik dari material tersebut. Pengujian dilakukan dengan memberikan beban axial sacara kontinu yang makin lama makin besar pada material. Perubahan panjang spesimen terhadap besarnya beban oleh mesin tarik di plot menjadi diagram P - .

Kurva ini dapat diperoleh dari hasil uji tarik material, dimana dari hasil tersebut dapat diketahui informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan dan sebagai data penghubung dari spesifikasi suatu material. Dari kurva ini juga dapat diketahui besar kekuatan luluh dan juga kekuatan tarik maximum dari material. Kurva ini menunjukkan hubungan antara gaya tarikan dengan perubahan panjang. Profil ini sangat diperlukan dalam desain yang memakai bahan tersebut.

Uji tarik mungkin adalah cara pengujian bahan yang paling mendasar. Pengujian ini sangat sederhana, tidak mahal dan sudah mengalami standarisasi di seluruh dunia, misalnya di Amerika dengan ASTM E8 dan Jepang dengan JIS 2241. Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu bertambah panjang. Alat eksperimen untuk uji tarik ini harus memiliki cengkeraman (grip) yang kuat dan kekakuan yang tinggi (highly stiff). Brand terkenal untuk alat uji tarik antara lain adalah antara lain adalah Shimadzu, Instron dan Dartec.

Biasanya yang menjadi fokus perhatian adalah kemampuan maksimum bahan tersebut dalam menahan beban. Kemampuan ini umumnya disebut "Ultimate Tensile Strength" disingkat dengan UTS, dalam bahasa Indonesia disebut tegangan tarik maksimum.

Detail Profil Uji Tarik

Gambar Detail Profil Uji Tarik Batas elastic E ( elastic limit) Bila sebuah bahan diberi beban sampai pada satu titik tertentu, kemudian bebannya dihilangkan, maka bahan tersebut akan kembali ke kondisi semula (tepatnya hampir kembali ke kondisi semula) yaitu regangan nol pada titik O (lihat inset dalam gambar). Tetapi bila beban ditarik sampai melewati titik tersebut, hukum Hooke tidak lagi berlaku dan terdapat perubahan permanen dari bahan. Terdapat konvensi batas regangan permamen (permanent strain) sehingga masih disebut perubahan elastis yaitu kurang dari 0.03%, tetapi sebagian referensi menyebutkan 0.005% . Tidak ada standarisasi yang universal mengenai nilai ini.

a.

b.

Batas proporsional p (proportional limit). Titik sampai di mana penerapan hukum Hook masih bisa ditolerir. Tidak ada

standarisasi tentang nilai ini. Dalam praktek, biasanya batas proporsional sama dengan batas elastis.

c.

tegangan luluh atas uy (upper yield stress) Tegangan maksimum sebelum bahan memasuki fase daerah landing peralihan

deformasi elastis ke plastis. Tegangan luluh bawah ly (lower yield stress) Tegangan rata-rata daerah landing sebelum benar-benar memasuki fase deformasi plastis. Bila hanya disebutkan tegangan luluh (yield stress), maka yang dimaksud adalah tegangan ini. Regangan luluh y (yield strain) Regangan permanen saat bahan akan memasuki fase deformasi plastis. Regangan elastis e (elastic strain) Regangan yang diakibatkan perubahan elastis bahan. Pada saat beban dilepaskan regangan ini akan kembali ke posisi semula.

d.

e.

f.

g.

Regangan plastis p (plastic strain) Regangan yang diakibatkan perubahan plastis. Pada saat beban dilepaskan

regangan ini tetap tinggal sebagai perubahan permanen bahan.

h.

Regangan total (total strain) Merupakan gabungan regangan plastis dan regangan elastis, T = e+p.. Pada titik

selanjutnya, regangan yang ada adalah regangan total. Ketika beban dilepaskan, posisi regangan ada pada titik lain dan besar regangan yang tinggal (OE) adalah regangan plastis

i.

Kekuatan patah (breaking strength) Tegangan luluh pada data tanpa batas jelas antara perubahan elastis dan plastis

Untuk hasil uji tarik yang tidak memiliki daerah linier dan landing yang jelas, tegangan luluh biasanya didefinisikan sebagai tegangan yang menghasilkan regangan permanen sebesar 0.2%, regangan ini disebut offset-strain . Perlu untuk diingat bahwa satuan SI untuk tegangan (stress) adalah Pa (Pascal, N/m2) dan strain adalah besaran tanpa satuan.

j.

Kelenturan (ductility) Merupakan sifat mekanik bahan yang menunjukkan derajat deformasi plastis yang terjadi

sebelum suatu bahan putus atau gagal pada uji tarik. Bahan disebut lentur (ductile) bila regangan plastis yang terjadi sebelum putus lebih dari 5%, bila kurang dari itu suatu bahan disebut getas (brittle).

k.

Derajat kelentingan (resilience) Derajat kelentingan didefinisikan sebagai kapasitas suatu bahan menyerap energi dalam

fase perubahan elastis. Sering disebut dengan Modulus Kelentingan (Modulus of Resilience), dengan satuan strain energy per unit volume (Joule/m3 atau Pa).

l.

Derajat ketangguhan (toughness) Kapasitas suatu bahan menyerap energi dalam fase plastis sampai bahan tersebut putus.

Sering disebut dengan Modulus Ketangguhan (modulus of toughness).

m. Pengerasan regang (strain hardening) Sifat kebanyakan logam yang ditandai dengan naiknya nilai tegangan berbanding regangan setelah memasuki fase plastis.

n.

Tegangan sejati , regangan sejati (true stress, true strain) Dalam beberapa kasus definisi tegangan dan regangan seperti yang telah dibahas di atas

tidak dapat dipakai. Untuk itu dipakai definisi tegangan dan regangan sejati, yaitu tegangan dan regangan berdasarkan luas penampang bahan secara real time.

10

Standar Dan Rumus Uji Tarik

Apabila suatu benda mengalami deformasi maka dapat dilakukan analisis dengan 2 macam cara, yaitu: Intrepretasi Fisik dan Analisis Geometri. Intrepretasi Fisik adalah proses penerjemahan secara fisis terhadap sifat materi yang mengalami deformasi tegangan (stress) yang terjadi pada materi, hubungan fungsional antara beban dan deformasi yang terjadi dimana sifat materi yang terdeformasi terdiri atas 2 macam, yaitu: 1) Rigid (Kaku) = Patah = Plastik. 2) Non-Rigid = Lentur = Elastik.

1.

Deformasi Elastis. Deformasi elastis adalah deformasi yang terjadi akibat adanya beban yang jika

beban ditiadakan, maka material akan kembali seperti ukuran dan bentuk semula, sedangkan deformasi plastis adalah deformasi yang bersifat permanen jika bebannya dilepas. Secara umum kekuatan suatu material diuji melalui uji tarik dengan memberi gaya
11

tarik pada bahan hingga bahan tersebut putus. Jenis deformasi secara reversible, setelah pasukan tidak lagi diterapkan, objek kembali ke bentuk aslinya. Elastomer dan memori bentuk logam seperti Nitinol menunjukkan rentang deformasi elastis besar Soft termoplastik dan konvensional logam memiliki rentang deformasi elastis moderat, sementara keramik, kristal, dan keras plastik termoseting hampir tidak mengalami deformasi elastis.Deformasi elastis linear diatur oleh hukum Hooke yang menyatakan: Yang mana diterapkan adalah stres, E adalah material konstanta yang disebut Young's modulus, dan adalah hasil ketegangan. Hubungan ini hanya berlaku dalam rentang elastis dan menunjukkan bahwa kemiringan kurva tegangan vs regangan dapat digunakan untuk menemukan Modulus Young. Insinyur sering menggunakan perhitungan ini di tarik tes .Para rentang elastis berakhir ketika bahan mencapai kekuatan luluh.

Hukum Hooke (Hookes Law) Untuk hampir semua logam, pada tahap sangat awal dari uji tarik, hubungan antara beban atau gaya yang diberikan berbanding lurus dengan perubahan panjang bahan tersebut. Ini disebut daerah linier atau linear zone. Di daerah ini, kurva pertambahan panjang vs beban mengikuti aturan Hooke sebagai berikut: Rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan. Stress adalah beban dibagi luas penampang bahan dan strain adalah pertambahan panjang dibagi panjang awal bahan.

Stress: = F/A Dimana: Strain: = L/L Dimana: L: pertambahan panjang, L: panjang awal F: gaya tarikan, A: luas penampang

Hubungan antara stress dan strain dirumuskan:


12

E=/
E= Modulus elastisitas/ modulus young (Psi, Mpa )

Modulus elastisitas dicari dengan modulus tangen atau modulus secant

Gambar. Menghitung modulus elastisitas yang perubahnnya tidak linier Dalam skala atom, deformasi elastis adalah perubahan jarak antar atom. Jadi besar modulus elastisitas adalah besarnya tahanan atom-atom yang berikatan

Gambar. Hubungan gaya dengan jarak atom

Pada beban geser, tegangan dan regangan bisa dihubungkan dengan persamaan: Dimana: : Tegangan G: Modulus Geser
13

: Regangan

Untuk memudahkan pembahasan, kita modifikasi sedikit dari hubungan antara gaya tarikan dan pertambahan panjang menjadi hubungan antara tegangan dan regangan (stress vs strain). Selanjutnya kita dapatkan yang merupakan kurva standar ketika melakukan eksperimen uji tarik. E adalah gradien kurva dalam daerah linier, di mana perbandingan tegangan () dan regangan () selalu tetap. E diberi nama Modulus Elastisitas atau Young Modulus. Kurva yang menyatakan hubungan antara strain dan stress seperti ini kerap disingkat kurva SS (SS curve).

Perubahan panjang dari spesimen dideteksi lewat pengukur regangan (strain gage) yang ditempelkan pada spesimen. Bila pengukur regangan ini mengalami perubahan panjang dan penampang, terjadi perubahan nilai hambatan listrik yang dibaca oleh detektor dan kemudian dikonversi menjadi perubahan regangan.

Gambar Kurva Uji Tarik

2.

Deformasi Plastis Pada kebanyakan logam, deformasi elastis hanya terjadi sampai regangan 0.002.

Deformasi elastis hanya terjadi sampai regangan 0.005. Jika bahan berdeformasi melewati batas elastis, tegangan tidak lagi proporsional terhadap regangan. Daerah ini disebut daerah plastis. Pada daerah plastis, bahan tidak bisa kembali ke bentuk semula jika beban dilepaskan.

14

Gambar. Kurva regangan tegangan Pada tinjauan mikro deformasi plastis mengakibatkan putusnya ikatan atom dengan atom tetangganya dan membentuk ikatan yang baru dengan atom yanglainnya. Jika beban di lepaskan, atom ini tidak kembali keikatan awalnya. Jenis deformasi ini tidak dapat dibalikkan. Namun, sebuah objek dalam kisaran deformasi plastik akan terlebih dahulu telah mengalami deformasi elastis, yang reversibel, sehingga objek akan kembali bagian cara untuk bentuk aslinya. Soft termoplastik memiliki deformasi plastik agak besar berkisar lakukan ulet logam seperti tembaga, perak, dan emas. Steel tidak juga, tapi bukan besi cor. Hard termoseting plastik, karet, kristal, dan keramik memiliki rentang minimal deformasi plastik. Satu bahan dengan kisaran deformasi plastik besar basah permen karet, yang dapat ditarik puluhan kali panjang aslinya. Bahwa tegangan tarik deformasi plastik dicirikan oleh pengerasan regangan daerah dan penciutan wilayah dan akhirnya, fraktur (juga disebut pecah). . Selama pengerasan regangan material menjadi lebih kuat melalui gerakan dislokasi atom. Penciutan fase yang
15

ditandai oleh penurunan luas penampang spesimen. Penciutan dimulai setelah Kekuatan Ultimate tercapai. Selama penciutan, materi tidak dapat lagi menahan tekanan maksimum dan tekanan pada spesimen meningkat dengan cepat. Deformasi plastik berakhir dengan fraktur material. Kelelahan Mekanisme deformasi lainnya adalah kelelahan logam, yang terjadi terutama di ulet logam. Ini pada awalnya berpikir bahwa cacat material hanya dalam rentang elastis sepenuhnya kembali ke keadaan semula setelah pasukan telah dihapus. . Namun, kesalahan yang diperkenalkan pada tingkat molekuler dengan setiap deformasi. Setelah banyak deformasi, retak akan mulai muncul, diikuti dengan segera setelah patah tulang, dengan deformasi plastik yang tidak jelas di antara keduanya. Tergantung pada bahan, bentuk, dan bagaimana dekat dengan batas elastis itu cacat, kegagalan mungkin membutuhkan ribuan, jutaan, miliaran, atau triliunan deformasi. Kelelahan logam telah menjadi penyebab utama kegagalan pesawat, seperti De Havilland Comet, terutama sebelum proses itu dipahami dengan baik. Ada dua cara untuk menentukan kapan bagian berada dalam bahaya kelelahan logam; baik kegagalan memprediksi kapan akan terjadi karena materi / gaya / bentuk / iterasi kombinasi, dan mengganti bahan-bahan yang rentan sebelum hal ini terjadi, atau melakukan inspeksi untuk mendeteksi mikroskopis retakan dan melakukan penggantian setelah mereka terjadi. Pemilihan bahan yang tidak mungkin menderita dari logam kelelahan selama kehidupan produk adalah solusi terbaik, tetapi tidak selalu mungkin. Menghindari bentuk dengan sudut tajam batas kelelahan logam dengan mengurangi konsentrasi tegangan, tetapi tidak menghilangkannya. Fracture Jenis deformasi ini juga tidak dapat dibalikkan. Kehancuran tersebut terjadi setelah bahan telah mencapai ujung elastis, dan kemudian plastik, deformasi rentang. Pada titik ini pasukan menumpuk sampai mereka cukup untuk menyebabkan fraktur. Semua bahan akhirnya akan patah, jika kekuatan yang memadai diterapkan.

16

DAFTAR PUSTAKA

http://pengertiandaninfo.blogspot.com/2012/09/penjelsan-deformasi.html http://novirita.blogspot.com/2011/01/deformasi-plastic-dan-delastic.html http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=Deformasi+bahan&source=web&cd=3&cad=rj a&ved=0CEMQFjAC&url=http%3A%2F%2Fpratjojodewo.files.wordpress.com%2F2009%2F 05%2Fpengetahuanbahan.pdf&ei=wblsUYzcHYKPrQe0r4DYDg&usg=AFQjCNEjC9Pii2pDT_iUZeaYKQVYBCsV5g &bvm=bv.45175338,d.bmk http://designmekanik.blogspot.com/2011/04/modulus-youngmodulus-elastis-dan.html http://sci-geoteknik.blogspot.com/2012/05/deformasi.html http://geodesy.gd.itb.ac.id/hzabidin/wp-content/uploads/2007/09/deformasi-strainstress.pdf http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Tiwan,%20Drs.,%20ST.,MT./3%20Keg iatan%20belajar%203.pdf http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2010/03/bab3c-sm.pdf http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=Deformasi+bahan&source=web&cd=12&cad= rja&ved=0CDcQFjABOAo&url=http%3A%2F%2Fdosen.narotama.ac.id%2Fwpcontent%2Fuploads%2F2012%2F12%2Fmodul-1-Beberapa-sifatTertentu.doc&ei=071sUcbbKsf3rQeJh4CYBA&usg=AFQjCNGvtM-swdRFSGcjSdfxfMx1nPqtQ&bvm=bv.45175338,d.bmk http://eko.staff.uns.ac.id/files/2013/02/Materi-4b.pdf http://eko.staff.uns.ac.id/files/2013/02/Materi-4a.pdf http://edo-gp.blogspot.com/2010/02/deformasi.html http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=Deformasi+perubahan+bentuk+material&sour ce=web&cd=3&cad=rja&ved=0CD0QFjAC&url=http%3A%2F%2Fueu201221054.weblog.es aunggul.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads%2Fsites%2F48%2F2013%2F03%2Fmaterialteknik.doc&ei=Kb9sUfDaNMqzrAfpi4D4Cw&usg=AFQjCNGr3Mnv0NOFZDnmUnqWau8ud-RTg&bvm=bv.45175338,d.bmk

17

You might also like