You are on page 1of 21

LAPORAN AKHIR PRATIKUM ENERGI II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MINI

Nama NPM Partner NPM Hari/Tanggal Waktu Asisten

: : : : : : :

Rahayu Agustia 140310100041 Annisa Yulianda 140310100053 Selasa, 09 April 2013 Pukul 12.30 s.d 16.00 WIB Dra. Hj. Tuti Susilawati, MS Dinar

Asisten

: James

LABORATORIUM FISIKA ENERGI JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PADJADJARAN 2013

LEMBAR PENGESAHAN PRATIKUM ENERGI II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MINI

Nama NPM Partner NPM Hari/Tanggal Waktu Asisten

: : : : : : :

Rahayu Agustia 140310100041 Annisa Yulianda 140310100053 Selasa, 09 April 2013 Pukul 12.30 s.d 16.00 WIB Dra. Hj. Tuti Susilawati, MS Dinar

Asisten

: James

LAPEND

NILAI SPEAKEN

LAPAK

Jatinangor, 09 April 2013 Asisten,

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Listrik merupakan kebutuhan sekunder dalam mendukung segala aktivitas kita sehari-hari. Pembangkit energi listrik banyak menggunakan bahan-bahan primer yang dikonversi menjadi energi listrik antara lain bahan bakar fosil dan batu bara. Pembangkit listrik yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah pembangkit listrik tenaga uap. Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari PLTU berskala mini. Pada prinsipnya sama saja sepeti PLTU berskala besar. Sistem pembangkit ini menggunakan air sebagai fluida kerjanya serta memanfaatkan panas buangan dengan menggunakan sebuah turbin yang dapat mengonversikan energi kinetik dari uap tersebut untuk dapat menghasilkan energi listrik.

1.2 Identifikasi Masalah Dengan latar belakang yang telah disebutkan sebelumnya maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut : Bagaimana cara kerja tenaga uap beskala mini. 1.3 Tujuan Percobaan Mempelajari dan memahami cara kerja pembangkit listrik tenaga uap berskala kecil. 1.4 Metoda Percobaan Untuk memperoleh data yang berhubungan dengan percobaan digunakan metode kepustakaan (Library research) dan metode lapangan (Field research).Percobaan kepustakaan (Library research) dilakukan untuk

memperoleh kerangka teori dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dan yang ada hubungannya dengan masalah yang akan

dibahas.Sedangkan percobaan lapangan (Field research) dimaksudkan untuk memperoleh data-data tentang penelitian yang dikumpulkan dan kemudian dianalisa. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan Laporan ini terdiri dari 5 Bab. Bab I adalah bab pendahuluan yang isinya membahas tentang latar belakang, identifikasi masalah, tujuan percobaan, metoda percobaan, sistematika penulisan serta pemberitahuan tempat dan waktu pelaksanaan percobaan. Bab II adalah bab tinjauan pustaka. Bab III adalah bab mengenai metodologi percobaan, bab ini menjelaskan prosedur yang akan kita lakukan, keterangan serta kegunaan alat-alat tersebut dan tata cara pengambilan data. Bab IV adalah bab data dan pembahasan. Dalam bab ini akan dicantumkan data hasil dari percobaan dalam bentuk tabel. Pada bab ini juga terdapat pengolahan data dan grafik terkait percobaan. Bab V adalah kesimpulan berisi rangkuman hasil hasil yang didapat dalam percobaan 1.6 Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan dilakukan pada tanggal 02 April 2013, pukul 13.30 sampai dengan 16.00 WIB. Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisika Energi Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang di hubungkan ke turbin dimana untuk memutar turbin diperlukan energi kinetik dari uap panas atau kering. Proses konversi energi pada PLTU berlangsung melalui 3 tahapan, yaitu : 1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi 2. Energi panas (uap) diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran 3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersikulasi scara tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya secara singkat adalah sebagai berikut : 1. Air diisikan ke boiler hingga mengisi penuh seluruh luas permkaan pemindah panas. Didalam boiler, air ini dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap. 2. Uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran. 3. Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam kumparan sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari terminal output generator. 4. Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler. 5. Demikian siklus ini berlangsung terus-menerus dan berulang-ulang.

Gambar 2.1. Siklus PLTU Sekalipun siklus fluida kerjanya merupakan siklus tertutup, namun jumlah air yang terdapat dalam siklis akan mengalami pengurangan. Pengurangan air ini disebabkan oleh kebocoran-kebocoran baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk mengganti air yang hilang, maka perlu adanya penambahan air ke dalam siklus. Kriteria air penambah (make up water) ini harus sama dengan air yang terdapat dalam siklus. Siklus kerja PLTU yang merupakan siklus tertutup merupakan siklus rankine ideal dimana urutan langkahnya adalah sebagai berikut :

Gambar 2.2. Diagram T-s Siklus Rankine

Keterangan : 1. a b : air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah langkah kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi. 2. b c : air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik didih. Terjadi di LP heater, HP heater, dan Economiser. 3. c d : air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut vapurising (penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler yaitu di wall tube (riser) dan steam drum. Komponen-komponen penting pada PLTU :

Gambar 2.3 Siklus PLTU a) Boiler Boiler berfungsi untuk mengubah air (feed water) menjadi uap panas lanjut (superheated steam) yang akan digunakan untuk memutar turbin. Fluida kerja (air) melengkapi siklus pompa pada keadaan 4 memasuki boiler untuk kembali dipanaskan dan diuapkan.Pada keadaan ini berlaku :

Persamaan tersebut menyatakan laju transfer panas dari sumber energi ke fluida kerja per satuan massa yang melewati boiler.

Efisiensi termal dari siklus rankine ini adalah:

Karena kerja output sama dengan panas masukan maka, efisiensi termal dapat dinyatakan sebagai:

Sedangkan back work rationya adalah: Back work ratio ini merupakan perbandingan kerja yang dibutuhkan pompa dengan kerja yang dihasilkan oleh turbin.Semakin kecil nilai bwr, maka semakin bagus kinerja dari pembangkit listrik ini. Pada semua persamaan diatas,besarnya nilai h (enthalpy) dapat dilihat pada tabel sesuai dengan keadaan/fase fluida,serta bergantung pada tekanan dan temperaturnya. b) Turbin Uap Turbin uap berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh uap menjadi energi putar (energi mekanik). Poros turbin dikopel dengan poros generator sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar.

c) Kondensor

Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin (uap yang telah digunakan untuk memutar turbin). Dalam kondensor terjadi perpindahan panas dari uap ke air pendingin yang mengalir dalam aliran terpisah. Uap mengembun dan suhu air pendingin meningkat. Pada keadaan tunak berlaku persamaan berikut:

Hasil diatas menyatakan tingkat energi yang ditransfer oleh panas dari fluida kerja kependingin air per satuan massa fluida kerja yang melewati kondensor.Energi transfer ini bernilai positif dalam arah panah pada gambar 2.3 d) Generator Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik (putar) dari turbin menjadi energi listrik. e) Pompa Air yang meninggalkan kondensor pada keadaan 3 dipompa ke boiler tekanan tinggi. Dengan asumsi tidak ada panas yang ditransfer ke lingkungan,maka berlaku persamaan berikut:

Persamaan diatas menyatakan tingkat daya input per unit massa yang melewati pompa.Transfer energi ini bernilai positif dalam arah panah pada gambar 2.3 Entalpi suatu sistem (H) adalah penjumlahan dari energi dalam dengan hasil kali tekanan volume dan sistem. Dari hukum termodinamika pertama menjadi H = U + p.V

HUKUM TERMODINAMIKA Hukum Termodinamika ke Nol (keseimbangan termal) Bila A setimbang termis dengan B dan B setimbang termis dengan C, maka A setimbang termis dengan C Hukum Termodinamika Pertama (Kekekalan Energi) Energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan tetapi hanya dapat berpindah atau berubah bentuk dQ = dU + dW Q = U + W Q = (U2 - U1) + W dQ : sistem menerima atau memberikan sejumlah kalor dW : sistem melakukan sejumlah usaha dU : perubahan energi dalam Besarnya harga Q dan W tergantung pada lintasan sedangkan U tidak tergantung pada lintasan (jenis proses) dan hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir sistem. Persamaan diatas menyatakan hukum ke-1 Termodinamika, dengan perjanjian : Q (+) bila kalor masuk sistem/gas Q (-) bila kalor keluar sistem/gas W (+) bila sistem/gas melakukan kerja W (-) bila sistem/gas dikenai kerja U (+) energi dalam sistem/gas naik U (-) energi dalam sistem/gas turun Hukum Termodinamika Kedua (entropi) Tidak semua energi dapat diubah menjadi kerja karena ada kalor yang terbuang (lost energy). Entropi (S) dapat diinterpretasikan sebagai ketidakteraturan sistem, dimana entropi dapat bertambah atau tetap Hukum Termodinamika Ketiga (Temperatur Non Absolut)

BAB III METODA PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan Seperangkat komponen pebangkit listrik tenaga uap mini Air berfungsi sebagai fluida kerja Amperemeter dan voltmeter berfungsi untuk mengukur arus dan tegangan yang dihasilkan PLTU mini 3.2 Prosedur Percobaan 1. Memastikan alat-alat ukur berada pada posisinya. 2. Mengisi boiler dengan air sampai volume yang ditentukan 3. Menghidupkan tungku,engamati tekanan dan temperature didalam boiler setiap selang waktu tertentu sampai air mendidih (selang waktunya konsultasikan pada asisten). 4. Melakukan prosedur nomor 3 sampai turbin mulai berputar. 5. Mengukur laju aliran uap menggunakan flow eter pada pipa uap yang masuk ke turbin. 6. Mengamati lampu indicator,ketika lampu mulai menyala ukur arus dan tegangannya. 7. Melanjutkan pengukuran arus dan tegangan untuk setiap selang waktu tetentu (konsultasikan ke asisten) sampai tegangan dan arus yang terukur relative konstan. 8. Mematikan tungku. 9. Melakukan prosedur 2 s/d 8 untuk pengamatan kedua.

BAB 1V. DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan Tabel 1. Volume 4 liter No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T (menit) 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Pb (bar) 0 0,5 0.5 0,48 0,47 0,46 0,46 0,46 Tb (oC) 106 111 110 110 109 109 109 108 Tt (oC) 96 96 96 96 96 96 96 96 V (volt) 0 3 3 3 2 1,9 1,8 1,5 I (mA) 0 80 80 60 60 55 55 50

108 1,5 50 0,46 96 Volume sisa air pada boiler = 2,9 liter dan volume uap sisa = 0,32 liter Tabel 2. Volume 2 liter No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T (menit) 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Pb (bar) 0,6 0,6 0,6 0,6 0,58 0,58 0,57 0,52 Tb (oC) 111 111 111 111 111 110,5 110,1 110,1 Tt (oC) 60 96 96 96 96 96 96 96 V (volt) 1,0 2,5 3 2,9 2,8 2,7 2,5 2,5 I (mA) 60 90 110 100 98 95 94 92

110 2,4 90 0,51 96 Volume sisa air pada boiler = 1,12 liter dan volume uap sisa = 0,16 liter

4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Menghitung Daya Listrik yang dihasilkan P=V.I Dengan P = daya listrik (watt) V = tegangan (volt) I = arus (ampere)

Untuk volume 4 liter T (menit) 0 2 4 6 8 10 12 14 16 V (volt) 0 3 3 3 2 1,9 1,8 1,5 1,5 I (mA) 0 80 80 60 60 55 55 50 50 I ( Ampere) 0 0,08 0,08 0,06 0,06 0,055 0,055 0,05 0,05 P (Watt) 0 0,24 0,24 0,18 0,12 0,1045 0,099 0,075 0,075

Untuk volume 2 liter T (menit) 0 2 4 6 8 10 12 14 16 V (volt) 1 2,5 3 2,9 2,8 2,7 2,5 2,5 2,4 I (mA) 60 90 110 100 98 95 94 92 90 I ( Ampere) 0,06 0,09 0,11 0,1 0,098 0,095 0,094 0,092 0,09 P (Watt) 0,06 0,225 0,33 0,29 0,2744 0,2565 0,235 0,23 0,216

4.2.2 Menghitung Energi E=P.t Untuk volume 4 liter T (menit) 0 2 4 6 8 10 12 14 16 E rata-rata Untuk volume 2 liter T (menit) 0 2 4 6 8 10 12 14 16 E rata-rata T (s) 0 120 240 360 480 600 720 840 960 E (joule) 0 27 79,2 104,4 131,712 153,9 169,2 193,2 207,36 118,4413 T (s) 0 120 240 360 480 600 720 840 960 E (joule) 0 28,8 57,6 64,8 57,6 62,7 71,28 63 72 53,08667

P (Watt) 0 0,24 0,24 0,18 0,12 0,1045 0,099 0,075 0,075

P (Watt) 0,06 0,225 0,33 0,29 0,2744 0,2565 0,235 0,23 0,216

4.2.3 Menghitung Kerja Turbin (Wt)

Dimana h1 adalah entalphy saturated vapor h1 = 2668,1 kJ/kg dan h2 adalah enthalphy evaporator h2 = 2270,2 kJ/kg ( tabel A2 )

Karena temperatur turbin Tt bernilai sama untuk kedua percobaan maka :

4.2.4 Menghitung Kalor yang masuk Qin

Dimana h1 adalah entalphy saturated vapor dan h4 adalah enthalphy saturated liquid (tabel A-2 dan A-3) Untuk volume 4 liter Pb(bar) Tb (C) h1 (kJ/kg) h4 (kJ/kg) Qin 0,5 106 2685,3 444,4 2240,9 0,5 111 2693 465,5 2227,5 0,48 110 2691,5 461,3 2230,2 0,47 110 2691,5 461,3 2230,2 0,46 109 2690 457,1 2232,9 0,46 109 2690 457,1 2232,9 0,46 109 2690 457,1 2232,9 0,46 108 2688,4 452,8 2235,6 0,46 108 2688,4 452,8 2235,6 Qin rata-rata 2233,189 Untuk volume 2 liter Pb(bar) 0,6 0,6 0,6 0,6 0,58 0,58 0,57 0,52 0,51 Tb (C) h1 (kJ/kg) h4 (kJ/kg) 111 2693 465,5 111 2693 465,5 111 2693 465,5 111 2693 465,5 111 2693 465,5 110,5 2692,2 463,4 110,1 2691,6 461,7 110,1 2691,6 461,7 110 2691,5 461,3 Qin rata-rata Qin 2227,5 2227,5 2227,5 2227,5 2227,5 2228,8 2229,9 2229,9 2230,2 2228,478

t (menit) 0 2 4 6 8 10 12 14 16

t (menit) 0 2 4 6 8 10 12 14 16

4.2.5 Menghitung Efisiensi

Untuk volume 4 liter

Untuk volume 2 liter

4.3 Analisa Data Praktikum kali ini adalah mengenai PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MINI. PLTU mini yang digunakan pada prinsipnya sama dengan PLTU biasa. Yang membedakan adalah PLTU ini berukuran mini. Ada beberapa parameter yang diukur untuk mengolah data yaitu tekanan pada boiler Pb (bar), temperatur boiler Tb (oC) , temperatur turbin Tt (oC), tegangan V (volt) dan arus I (mA). Pengukuran dilakukan setiap 2 menit dengan 8 kali pengambilan data dan dilakukan 2 variasi volume air pada boiler yaitu 4 liter dan 2 liter. Untuk volume 4 liter, ada volume sisa (air pada boiler) sebesar 2,9 liter dengan 0,32 liter volume uap. Maka ada sekitar 0,78 liter yang hilang. Begitu pula dengan variasi volume 2 liter. Volume sisa (air pada boiler) sebesar 1,12 liter dengan 0,16 liter volume uap. Maka ada sekitar 0,72 liter yang hilang. Hal ini dapat disebabkan karena terjadinya lost energy dan sesuai dengan hukum termodinamika kedua bahwa tidak semua energi dapat diubah menjadi kerja karena ada kalor yang terbuang.

Untuk daya yang dihasilkan terlihat bahwa volume 4 liter menghasilkan daya yang lebih rendah dibandingkan dengan volume 2 liter. Hal ini disebabkan karena terjadi kesalahan teknis pada saat percobaan volume 4 liter dimana katup keran dalam keadaan terbuka pada saat proses pemanasan sampai pengamatan awal sehingga uap tidak terkumpul terlebih dahulu. Daya maksimum yang diperoleh pada percobaan volume 4 liter adalah 0,24 watt dan terjadi pada 4 menit pertama. Hal ini disebabkan karena aliran uap pada menit awal lebih banyak dibandingkan dengan menit setelahnya. Dimana aliran uap mempengaruhi kecepatan turbin. Sedangkan pada percobaan 2 liter, daya maksimum yang dihasilkan sebesar 0,33 watt pada menit ke empat. Terlihat pada menit ke nol terbaca 1 volt dan 0,06 ampere. Padahal seharusnya tegangan dan arus dihasilkan setelah turbin bekerja. Ini dapat disebabkan karena penggunaan alat pada percobaan sebelumnya yang kemudian langsung digunakan untuk percobaan kedua. Sehingga ada kemungkinan masih ada energi yang tersimpan. Adapun energi dapat dihitung karena ada parameter daya dan waktu sehingga diperoleh energi rata-rata untuk percobaan volume 4 liter adalah sebesar Energi E = 53,08667 joule sedangkan untuk variasi volume 2 liter adalah sebesar Energi rata-rata E = 118,4413 joule. Seharusnya, volume 4 liter dapat menghasilkan energi yang dua kali lipat dari pada volume 2 liter. Tapi pada percobaan, terjadi sebaliknya. Hal ini karena terjadi kesalahan teknis pada saat percobaan volume 4 liter dilakukan dimana katup dalam posisi terbuka sehingga uap tidak terkumpul. Ini mengakibatkan kinerja turbin menjadi berkurang karena aliran uap sedikit sehingga energi yang dihasilkannya pun menjadi rendah. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya daya maupun energi yang dihasilkan. Salah satunya adalah sebelum ke turbin, uap dialirkan melalui nozzle ( V2 > V1 dan P2 < P1) sehingga diperoleh uap dengan kecepatan tinggi menumbuk sudu-sudu turbin. Sedangkan pada percobaan digunakan pipa biasa. Untuk kerja turbin, data entalpi didapat dari tabel A.2 Fundamental of Engineering Thermodynamics (Moran Saphiro) dimana h1 adalah entalphy

saturated dan h2 adalah enthalphy evaporator. Karena kedua percobaan temperaturnya sama, maka keduanya diperoleh Wt = Sedangkan untuk perhitungan kalor yang masuk untuk volume 4 liter diperoleh Q in rata-rata = 2233,189 rata-rata = 2228,478 dan variasi volume 2 liter diperoleh Q in

. Bisa dilihat bahwa kalor yang masuk untuk volume 4

liter lebih besar dibandingkan dengan volume 2 liter. Karena volumenya lebih banyak. Kemudian dilakukan perhitungan efisiensi termal diperoleh efisiensi sebesar untuk percobaan volume 4 liter sedangkan untuk

percobaan volume 2 liter diperoleh efisiensi sebesar Jika dibandingkan, efisiensi menggunakan volume 4 liter dan 2 liter tidak jauh berbeda bahkan hampir sama. Padahal volume yang lebih banyak seharusnya lebih efisien dibandingkan dengan volume air yang sedikit karena uap yang dihasilkannya tergantung pada volume air yang dipanaskan. Hal ini karena terjadi kesalahan teknis pada saat percobaan volume 4 liter dimana katup dalam posisi terbuka sehingga uap tidak terkumpul dan mengakibatkan turbin tidak bekerja secara maksimal. Efisiensi yang diperoleh relatif kecil disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya kerja turbin. Kerja turbin akan meningkat apabila kecepatan aliran uap tinggi dan volume uapnya besar. Sedangkan pada percobaan menggunakan peralatan yang berskala mini sehingga uap yang dihasilkannya relatif sedikit. Air yang digunakannya pun adalah air biasa dan tidak difilter terlebih dahulu. Padahal penggunaan air mineral dan melalui filterisasi terlebih dulu cukup penting dilakukan untuk meminimalisasi terjadinya korosi.

V. KESIMPULAN 1. Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit yang mengandalkan energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang di hubungkan ke turbin dimana untuk memutar turbin diperlukan energi kinetik dari uap panas atau kering. Pada prinsipnya pembangkit listrik tenaga uap mini sama saja seperti PLTU berskala besar. Sistem pembangkit ini menggunakan air sebagai fluida kerjanya serta memanfaatkan panas buangan dengan menggunakan sebuah turbin yang dapat mengonversikan energi kinetik dari uap tersebut untuk dapat menghasilkan energi listrik. PLTU ini prosesnya reversibel tetapi pada kenyataannya masih saja ada kalor yang terbuang. Hal ini terbukti pada percobaan dan sesuai dengan hukum termodinamika kedua 2. Efisiensi termal untuk percobaan volume 4 liter sebesar sedangkan untuk percobaan volume 2 liter diperoleh efisiensi sebesar .Jika dibandingkan, efisiensi menggunakan volume 4 liter dan 2 liter tidak jauh berbeda bahkan hampir sama. Padahal volume yang lebih banyak seharusnya lebih efisien dibandingkan dengan volume air yang sedikit karena uap yang dihasilkannya tergantung pada volume air yang dipanaskan. Hal ini karena terjadi kesalahan teknis pada saat percobaan volume 4 liter dimana katup dalam posisi terbuka sehingga uap tidak terkumpul dan mengakibatkan turbin tidak bekerja secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Michael J.Moran.2008.Fundamental of Engineering Thermodynamics 6th edition.USA. Nainggolan, Werlin. 1987. Termodinamika Teori-Soal-Penyelesaian. Bandung : CV. Armico http://ezkhelenergy.blogspot.com/2011/07/pembangkit-listrik-tenaga-uapadalah.html http://onnyapriyahanda.com/siklus-rankine/ http://www.scribd.com/doc/60511011/15/A-Prinsip-Kerja-PembangkitListrik-Tenaga-Uap

ABSTRAK

Praktikum kali ini berjudul PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP MINI. Sistem pembangkit ini menggunakan air sebagai fluida kerjanya serta memanfaatkan panas buangan dengan menggunakan sebuah turbin yang dapat mengonversikan energi kinetik dari uap tersebut untuk dapat menghasilkan energi listrik. Pengambilan data dilakukan 2 variasi yaitu volume air 4 liter dan 2 liter. PLTU ini menggunakan proses reversibel. Untuk volume 4 liter, ada sekitar 0,78 liter yang hilang. Sedangkan pada variasi volume 2 liter, ada sekitar 0,72 liter yang hilang. Hal ini dapat disebabkan karena terjadinya lost energy dan sesuai dengan hukum termodinamika kedua bahwa tidak semua energi dapat diubah menjadi kerja karena ada kalor yang terbuang. Efisiensi termal untuk percobaan volume 4 liter sebesar diperoleh efisiensi sebesar sedangkan untuk percobaan volume 2 liter

Kata Kunci : PLTU mini, boiler, turbin

You might also like