You are on page 1of 27

Sistem pencernaan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Diagram sistem pencernaan manusia bagian perut Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung.Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus.

[sunting] Diagram sistem pencernaan

Diagram sistem pencernaan


1. Kelenjar ludah 2. Parotis 3. Submandibularis (bawah rahang) 4. Sublingualis (bawah lidah) 5. Rongga mulut 6. Tekak / Faring 7. Lidah 8. Kerongkongan / Esofagus 9. Pankreas 10. Lambung 11. Saluran pankreas 12. Hati 13. Kantung empedu 14. Usus dua belas jari (duodenum) 15. Saluran empedu 16. Usus tebal / Kolon 17. Kolon datar (tranverse) 18. Kolon naik (ascending) 19. Kolon turun (descending) 20. Usus penyerapan (ileum) 21. Sekum 22. Umbai cacing 23. Poros usus / Rektum 24. Anus

[sunting] Pranala luar

SISTEM PERNAFASAN Untuk kelangsungan hidupnya manusia butuh bernafas. Sistem pernafasan sangat penting dimana terjadi pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Salah satu organ yang sangat mebutuhkan oksigen dan peka terhadap kekurangannya adalah otak. Tidak adanya oksigen dalam 3 menit akan mengakibatkan seseorang kehilangan kesadaran. 5 menit tidak mendapatkan oksigen sel otak akan rusak secara irreversibel (tidak bisa kembali atau diperbaiki). Oksigen dalam udara dibawa masuk ke dalam paru-paru dan berdifusi dalam darah. Bersamaan dengan itu dikeluarkannya karbondioksida yang juga berdifusi dari darah dan kemudian dikeluarkan bersama udara. Oksigen dibutuhkan oleh semua sel dalam tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Sedangkan karbondioksida merupakan sisa hasil metabolisme yang tidak digunakan lagi dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Perjalanan oksigen dan karbondioksida . Dari atmosfer (udara) oksigen masuk melalui mulut/hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus sampai dengan alveoli. Dari alveoli oksigen berdifusi masuk ke dalam darah dan dibawa oleh eritrosit (sel darah merah). Dalam darah oksigen dibawa ke jantung kemudian dipompakan oleh jantung diedarkan ke seluruh tubuh untuk digunakan sampai tingkat sel. Oksigen masuk ke dalam sel dan di dalam mitokondria digunakan untuk proses-proses metabolisme yang penting untuk kelangsungan hidup. Sedangkan karbondioksida berjalan arah sebaliknya dengan oksigen.

Dalam sistem pernafasan terdapat empat peristiwa utama yang sangat fungsional yaitu sebagai berikut : 1. Ventilasi paru yaitu keluar masuknya udara antara atmosfer dan alveoli paru. 2. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah.

3. Transpor oksigen dan karbondioksida dalam darah dari cairan tubuh ke dan dari sel. 4. Pengaturan ventilasi dan hal-hal lain dari pernafasan. Dalam artikel ini akan dijelaskan tentang ventilasi paru. Sedangkan proses yang lain akan dijelaskan pada artikel lain selanjutnya. Ventilasi Paru (masuk dan keluarnya udara) Pada prinsipnya udara dapat keluar masuk paru oleh karena adanya perbedaan tekanan udara antara atmosfer dan dalam paru. Udara dapat masuk terhirup (inspirasi) karena tekanan udara di dalam paru lebih kecil atau negatif dari tekanan di atmosfer. Begitu juga sebaliknya udara dapat keluar (ekspirasi) karena tekanan udara dalam paru lebih tinggi atau positif. Tekanan udara dapat berubah sejalan dengan membesar dan mengecilnya rongga dada beserta mengembang atau mengempisnya paru-paru. Rongga dada dapat membesar dan mengecil melalui beberapa cara sebagai berikut :

1. diafragma bergerak naik turun. 2. depresi (penurunan) dan elevasi (pengangkatan) rangka iga untuk melebarkan diameter depan belakang rongga dada. 3. kontraksi otot perut dapat mendorong diafragma ke atas pada saat ekspirasi maksimal. Dalam diafragma terdapat otot yang jika berkontraksi akan mengakibatkan diafragma turun ke bawah. Hal tersebut akan memperbesar ronggan dada. Jika otot tidak berkontraksi diafragma akan naik kembali sehingga rongga dada mengecil. Tekanan udara dapat berubah sejalan dengan membesar dan mengecilnya rongga dada... Cara lain untuk mengembangkan rongga dada adalah dengan mengangkat tulang iga dan sternum (tulang dada). Pengembangan rongga dada terjadi karena pada waktu istirahat posisi iga miring ke bawah dan sternum (tulang dada) turun ke belakang. Bila iga dan

tulang dada dielevasikan (diangkat) maka rongga dada akan mengembang karena diameter depan belakang menjadi lebih lebar. Yang mengangkat rangka-rangka dada ini adalah otot. Otot ini disebut sebagai otot-otot inspirasi yaitu sebagai berikut : 1. interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga. 2. sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada). 3. skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.

Sedangkan otot yang menurunkan rangka dada untuk ekspirasi (otot ekspirasi) adalah sebagai berikut : 1. interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga. 2. otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong diafragma ke atas. Pada saat bernafas biasa (waktu istirahat) tubuh membutuhkan energi untuk kontraksi otot pernafasan pada saat inspirasi saja (otot inspirasi), sehingga udara dapat masuk ke paru-paru. Sedangkan pada waktu ekspirasi biasa, energi yang dikeluarkan untuk otot ekspirasi relatif tidak ada. Hal ini bisa terjadi karena udara dapat keluar dari paru-paru hanya karena daya elastisitas paru-paru yang mengembang sebelumunya akibat terisi oleh udara dan bukan karena otot ekspirasi. Sedangkan pada waktu akitvitas fisik yang lebih berat, tubuh membutuhkan lebih banyak energi untuk kontraksi otot pernafasan karena tubuh memerlukan oksigen lebih banyak dan harus mengeluarkan karbondioksida lebih banyak pula. Diperlukan kontraksi otot yang lebih banyak dan lebih keras untuk tujuan tersebut.

Disini dapat kita lihat bahwa otot-otot pernafasan sangat berperan dalam sistem homeostasis tubuh untuk bisa menyediakan oksigen dan bisa membuang karbondioksida dengan baik. Hal-hal yang dapat mengakibatkan melemahnya otot-otot pernafasan akan sangat mengancam jiwa seseorang. Misalnya yang terjadi pada keracunan obat pelemas otot seperti diazepam. (hw) ANATOMI DASAR SISTEM PERNAFASAN Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru-paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.

Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin. Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.

Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka dada ini terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di depan, dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian belakang.

Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :

1. 2. 3. 4. 5.

interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga. sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada). skalenus yang mengangkat 2 iga teratas. interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga. otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong diafragma ke atas. 6. otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.

Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi bronkus kanan dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai dengan 20-25 kali sebelum sampai ke alveoli. Sampai dengan percabangan bronkus terakhir sebelum bronkiolus, bronkus dilapisi oleh cincin tulang rawan untuk menjaga agar saluran nafas tidak kolaps atau kempis sehingga aliran udara lancar. http://www.ilmusehat.com/T_sistem%20pernafasan.htm
Sistem paru-paru berkaitan pernafasan - Sistem paru-paru berfungsi secara automatik dan ia akan bertambah kuat bekerja apabila ada aktiviti gerak, seperti berlari, berjalan, naik tangga dan sebagainya. Ia kembali normal apabila anda dalam kedaan rehat atau tidur. Sepanjang hidup anda, paru-paru akan terus bekerja. Ia akan mengepam masuk dan keluar udara. Sistem paruparu juga berhubung kait dengan sistem yang lain dalam badan. Bila anda tarik nafas paru-paru akan mengembang dan apabila nafas di lepaskan paru-paru akan mengecil. Semuanya berlaku secara automatik. Tetapi kualiti dan kuantiti kita bernafas itu yang menentukan kadar aktiviti sel dan zarah dalam badan kita. Sistem otak dan pernafasan mempunyai peranan yang kuat dalam menentukan kejayaan aktiviti manusia itu.

Sistem yang diciptakan ini memang ajaib kerana alat penerima (signal) di kawasan batang otak akan terus menerus bekerja mengendali kadar karbon dioksid (CO2) dalam darah. Jika kadar CO2 berada dalam kepekatan yang tinggi signal yang terletak dalam batang otak akan memberi signal kepada pusat penafasan untuk menambah kelajuan dan kedalaman bernafas. Selain batang otak sistem dalam paru-paru itu sendiri yang akan mengubah proses pernafasan. Sistem itu akan berfungsi dengan sendiri tanpa henti 24 jam kecuali mati. Sistem bukan datang dengan sendirinya, ia ada penciptanya. Anda akan belajar nanti, apakah akan berlaku kalau kita tingkatkan kadar penyedutan oksigen O2 dan membuang CO2. Orang normal biasanya menyedut 10% sahaja kadar oksigen (O2), baki 90% lagi tidak di gunakan sepenuhnya. Seorang itu akan menjadi hebat jika ia mampu mengawal sistem pernafasannya sendiri. Seorang pakar bernama Sidney Newton Bremer, telah berkata , kita boleh hidup berhari-hari tanpa air dan makanan, tetapi kita hanya dapat bertahan berberapa minit saja tanpa ada udara. Setiap tarikan nafas yang anda lakukan merupakan suatu keajaiban. Darah yang tercemar akan di tukar kepada darah baru dalam paru-paru, apabila kita menarik nafas. Darah merah yang baru akan mengalir ke seluruh tubuh kita. Kita akan berasa lebih sihat. O2 adalah unsur hidup. Nafas anda adalah juga hidup anda. Untuk tampak lebih sihat kita perlu berlajar cara bernafas yang teratur dan betul. Kekuasaan yang Allah beri pada anda adalah sistem pernafasan anda. Ia adalah untuk kebaikan anda. Lakukan pernafasan sebagai kesempatan bagi mengisi tubuh anda dengan kekuatan yang Allah beri. Teknik bernafas yang betul akan di bincangkan nanti. Ulama atau orang sufi telah mengamalkan teknik pernafasan sebagai cara untuk menjaga kesihatan mereka. , Ilham itu datang dari firman Allah dalam surah Al Hijr, 28-29, yang bermaksud Dan ingalah ketika tuhan berfirman kepada malaikat, sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat (yang asal dari lumpur) hitam yang di beri bentuk, Maka apabila telah menyempurnakan kejadiannya dan telah menitipkan kedalam roh ciptaan Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. Roh dan nafas mempunyai kaitan, tiada nafas maka tiada lagi roh di jasad sesaorang, Roh kembali kepada penciptaNya dan jasad akan di semadikan di dalam liang lahad. Jelas disini nafas mempunyai pengaruh besar kepada kehidupan ini dan ia ada hubung kait dengan alam ini.

Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di sini terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan udara. Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter masing-masing rata-rata 0,2 milimeter. (hw)

http://www.diriandajutawan.com/rahsia.htm
Penyakit Tuberkulosis (TBC)
Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Penyakit TBC dapat menyerang pada siapa saja tak terkecuali pria, wanita, tua, muda, kaya dan miskin serta dimana saja. Di Indonesia khususnya, Penyakit ini terus berkembang setiap tahunnya dan saat ini mencapai angka 250 juta kasus baru diantaranya 140.000 menyebabkan kematian. Bahkan Indonesia menduduki negara terbesar ketiga didunia dalam masalah penyakit TBC ini. Penyebab Penyakit (TBC) Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa, Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Jenis bakteri ini pertama kali ditemukan oleh seseorang yang bernama Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, Untuk mengenang jasa beliau maka bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan penyakit TBCpada paru-paru pun dikenal juga sebagai Koch Pulmonum (KP).

Cara Penularan Penyakit TBC Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita TBC. Bakteri ini masuk kedalam paru-paru dan berkumpul hingga berkembang menjadi banyak (terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah), Bahkan bakteri ini pula dapat mengalami penyebaran melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening sehingga menyebabkan terinfeksinya organ tubuh yang lain seperti otak, ginjal, saluran cerna, tulang, kelenjar getah bening dan lainnya meski yang

paling banyak adalah organ paru.

Masuknya Mikobakterium tuberkulosa kedalam organ paru menyebabkan infeksi pada paru-paru, dimana segeralah terjadi pertumbuhan koloni bakteri yang berbentuk bulat (globular). Dengan reaksi imunologis, sel-sel pada dinding paru berusaha menghambat bakteri TBC ini melalui mekanisme alamianya membentuk jaringan parut. Akibatnya bakteri TBC tersebut akan berdiam/istirahat (dormant) seperti yang tampak sebagai tuberkel pada pemeriksaan Xray atau photo rontgen. Seseorang dengan kondisi daya tahan tubuh (Imun) yang baik, bentuk tuberkel ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Lain hal pada orang yang memilki sistem kekebelan tubuh rendah atau kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Sehingga tuberkel yang banyak ini berkumpul membentuk sebuah ruang didalam rongga paru, Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (riak/dahak). Maka orang yang rongga parunya memproduksi sputum dan didapati mikroba tuberkulosa disebut sedang mengalami pertumbuhan tuberkel dan positif terinfeksi TBC. Berkembangnya penyakit TBC di Indonesia ini tidak lain berkaitan dengan memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Hal ini juga tentunya mendapat pengaruh besar dari

daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC. Gejala Penyakit TBC Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua bagian, yaitu gejala umum dan gejala khusus. Sulitnya mendeteksi dan menegakkan diagnosa TBC adalah disebabkan gambaran secara klinis dari si penderita yang tidak khas, terutama pada kasus-kasus baru. 1. Gejala umum (Sistemik) - Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul. - Penurunan nafsu makan dan berat badan. - Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah). - Perasaan tidak enak (malaise), lemah. 2. Gejala khusus (Khas) - Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah yang disertai sesak. - Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada. - Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah. - Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejangkejang. Pada penderita usia anak-anak apabila tidak menimbulkan gejala, Maka TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Sekitar 30-50% anak-anak yang terjadi kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah. Penegakan Diagnosis pada TBC Apabila seseorang dicurigai menderita atau tertular penyakit TBC,

Maka ada beberapa hal pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk memeberikan diagnosa yang tepat antara lain : - Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya. - Pemeriksaan fisik secara langsung. - Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak). - Pemeriksaan patologi anatomi (PA). - Rontgen dada (thorax photo). - dan Uji tuberkulin. Pengobatan Penyakit TBC Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik. Selama proses pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang lebih baik maka disarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan baik darah, sputum, urine dan X-ray atau rontgen setiap 3 bulannya. Adapun obat-obtan yang umumnya diberikan adalah Isoniazid dan rifampin sebagai pengobatan dasar bagi penderita TBC, namun karena adanya kemungkinan resistensi dengan kedua obat tersebut maka dokter akan memutuskan memberikan tambahan obat seperti pyrazinamide dan streptomycin sulfate atau ethambutol HCL sebagai satu kesatuan yang dikenal 'Triple Drug'. http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-tuberkulosis-tbc.html

Pendahuluan
Berdasarkan data dari WHO tahun 1993 didapatkan fakta bahwa sepertiga penduduk Bumi telah diserang oleh penyakit TBC. Sekitar 8 juta orang dengan kematian 3 juta orang pertahun. Diperkirakan dalam tahun 20022020 akan ada 1 miliar manusia terinfeksi, sekitar 5-10 persen berkembang menjadi penyakit dan 40 persen yang terkena penyakit berakhir dengan kematian. Kasus TBC di dunia sekitar 40% berada di kawasan Asia. Indonesia menduduki kedudukan ketiga dibawah Cina dan India. Diperkirakan diantara 100.000 penduduk terdapat 100300 orang yang terinfeksi TBC. TBC di kawasan ini menjadi pembunuh nomor satu, kematian akibat TBC lebih banyak 2-3 kali lipat dari HIV/AIDS yang berada di urutan kedua.

Di Indonesia sendiri berdasarkan data dari RS "Prof Dr Sulianti Saroso" tiap tahun terdapat 583.000 kasus dan 140.000 diantaranya meninggal. Kalau tidak ditangani dengan baik maka dalam tahun berikutnya akan terdapat 5,8 juta orang yang terkena infeksi (dengan asumsi 1 orang dapat menularkan 10 orang) Dengan data dan fakta seperti diatas sangat wajar bila jaman dahulu orang menyebut sebagai penyakit kutukan dan tidak bisa diobati. Itu karena kurangnya pengetahuan tentang penyakit ini. Jika kita ingin memenangkan peperangan dengan TBC, kita harus mengetahui musuh kita. Seperti kata Sun Tzu, ahli perang Cina, dalam bukunya Art of War: "Jika kamu mengenal musuhmu dan dirimu, kamu akan memenangkan ribuan pertempuran. Tapi jika kamu tidak mengenal musuhmu dan dirimu maka kamu membahayakan diri sendiri". Mari kita mengenal musuh dan diri kita.

Pengertian TBC (Tubercolusis)


Tubercolusis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tubercolusis. Kuman ini biasanya menyerang paru-paru, tetapi dapat juga menyerang bagian lain dari tubuh seperti ginjal, tulang, dan otak. Jika tidak ditangani dengan baik akan mengakibatkan kematian.

Aspiration pneumonia is a precise form of lung infection (pneumonia) that progresses when oral or gastric contents such as (food, saliva, or nasal secretions) go into the bronchial tree. Depending on the acidity of the aspirate, a chemical pneumonitis can result, and bacterial pathogens (particularly anaerobic bacteria) may add to the inflammation.

<> Aspiration pneumonia

<>

Aspiration pneumonia is frequently caused by an ineffectual swallowing mechanism, such as occurs in some forms of neurological disease (a common cause is strokes) or while a person is inebriated. An iatrogenic cause is during general anesthesia for an operation and patients are therefore instructed to be nil per os (NPO), nothing in mouth, for at least four hours prior to surgery. Causes Whether aspiration pneumonia represents a true bacterial infection or a chemical inflammatory process remains the subject of considerable controversy. Both causes may present with related similar symptoms. Diagnosis Diagnosis is made through a physical exam with complete medical history and a chest X-ray. Based solely on the exam, treatment may begin immediately without other tests. More tests are usually needed when symptoms are severe, the patient is very young or older and there are other health risks involved. The sicker a patient is, the more tests that will be used, especially in the geriatric population and infants. Chest X-rays are used to check for changes in the respiration system that can indicate pneumonia. An X-ray does not always show pneumonia, especially at the beginning stages of the disease. Sometimes an X-ray can indicate the type of organism that is causing the pneumonia, complications, fluid in the chest cavity, a collapsed lung or another condition such as lung cancer or acute bronchitis. Location The right lower lobe of the lung is the most frequent location of aspiration pneumonia. This is due to the anatomy of the bronchial tree and gravity: in patients who are upright, the

bronchus serving this lobe is leaning almost vertically, leaving it at higher risk to be the target of aspirated secretions. Treatment: Antibodies are used to treat bacteria causing pneumonia. Antibiotic treatment can last up to 14 days depending on the medication and the severity of the pneumonia. If the immune system is damaged, the treatment may need to last longer. Antibiotic treatment is chosen based on age of patient, symptoms, severity of symptoms and the need for hospitalization. A broad spectrum antibiotic that kills a wide range of bacteria is the first choice of treatment. All antibiotics have a high success rate for fighting pneumonia. If hospitalization is not required, here are some of the antibiotics that are prescribed: Tetracyclines, Macrolides, such Fluoroquinolones, such as as Ery-Tab, such as doxycycline (Vibramycin, Biaxin, Biaxin XL, and Levaquin, Avelox, and Doryx). Zithromax. Tequin.

Patients that stay home, should get plenty of rest and increase their fluid consumption.

1 - 7 of 7 <<previous | next>>

Prevacid
Prevacid, or Lansoprazole, is used to treat conditions in which there is too much acid in the stomach, like duodenal and gastric ulcers and gastroesophageal reflux disease (GERD), a condition in which the acid in the stomach washes back up into the esopha more...

Lansoprazole
Lansoprazole belong to a class of drug known as proton pump inhibitor (PPI). It works by decreasing the amount of acid produced in the stomach. Lansoprazole is used to treat and prevent stomach and intestinal ulcers, erosive esophagitis (damage to the e more...

Veetids
Veetids, or Penicillin V, is used to treat infections caused by bacteria. It works by killing bacteria or by preventing its growth. Be sure to tell your doctor of any allergies you have whether it is to medication or food, preservatives, or dyes. Also more...

Ipratropium inhalation
Ipratropium inhalation is used to prevent bronchospasm, or narrowing airways in the lungs, in people with bronchitis, emphysema, or COPD (chronic obstructive pulmonary disease). This medication will not treat bronchospasm while it is happening but more of more...

Cefzil
Cefzil, also called Cefprozil, is one of a group of Cephalosporins are used in the treatment of infections caused by bacteria. They work by killing bacteria or by preventing their growth. Be sure to tell your doctor of any allergies you have whether it more...

Metronidazole
Metronidazole is used to treat infections. Be sure to tell your doctor of any allergies you have whether it is to medication or food, preservatives, or dyes. Tell your doctor immediately if you are, or become pregnant, or are breastfeeding. Also, tell more...

Penicillin
Penicillin V is a systemic antibacterial, and is used to treat infections caused by bacteria. Be sure to tell your doctor of any allergies you have whether it is to medication or food, preservatives, or dyes. Also, tell your doct more...

Tentang Kanker
Anak-anak yang lahir tahun 1985, diperkirakan sepertiganya akan pernah menderita kanker, dan kira-kira seperempatnya akan meninggal karena kanker. Kita semua memiliki keluarga atau teman yang mengidap kanker. Tabel berikut memaparkan jumlah pengidap kanker di US tahun 1993.

Jumlah Jumlah Persen Kematian Penderita Kematian dari Seluruh Kanker Paru-Paru 170 000 149 000 28% Usus Besar 152 000 57 000 11% Payudara 183 000 46 300 9% Leukemia 93 000 50 000 9% Prostat 165 000 35 000 7%
Kanker pembunuh terbesar, yaitu kanker paru-paru, membunuh hampir 90% penderitanya, atau hampir 30% dari seluruh kematian akibat kanker. Namun sesungguhnya justru kanker paru-parulah yang paling mudah dicegah. Surver dalam beberapa dekade menunjukkan bahwa satu-satunya penyebab mayoritas kanker paru-paru adalah asap rokok.

Karsinogen

Zat-zat karsinogen (pemicu kanker) yang terkandung pada rokok adalah: vinyl chloride benzo (a) pyrenes nitroso-nor-nicotine

Satu-satunya zat yang lebih berbahaya daripada asap rokok dalam memicu kanker paru-paru adalah zat-zat radioaktif. Itu pun jika dimakan atau dihidap dalam kadar yang cukup.

Efek Kanker Paru-Paru


Gambar di bawah menunjukkan paru-paru yang dirusak oleh kanker. Gambar di kanan (diperbesar) menunjukkan alveoli yang terkena kanker.

Sasaran untuk terapi TBC adalah pada bakteri Mycobaterium tuberculosis dan pada sistem imun tubuh. Tujuan terapi untuk TBC adalah sedapat mungkin bersifat preventif atau pencegahan timbulnya infeksi oleh Mycobacterium tuberculosis dan bila telah terjadi infeksi maka menghilangkan gejala TBC, mencegah

keparahan, dan sembuh. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk terapi TBC adalah : 1. Penggunaan vaksin BCG (bacille Calmette -Guerin). 2. Pengobatan pada pasien latent tuberculosis. 3. Pengobatan pada pasien active tuberculosis dengan menggunakan antibiotik (isoniazid, rifampin, dsb) selama kurang lebih 6 bulan. Selanjutnya yang akan dibahas lebih lanjut adalah tentang penggunaan vaksin BCG untuk pencegahan TBC.

Vaksin merupakan suspensi mikroorganisme yang dilemahkan atau dimatikan (bakteri, virus, atau riketsia) yang diberikan untuk mencegah, meringankan, atau mengobati penyakit yang menular. Vaksin BCG merupakan suatu attenuated vaksin1 yang mengandung kultur strain Mycobacterium bovis dan digunakan sebagai agen imunisasi aktif terhadap TBC dan telah digunakan sejak tahun 1921. Walaupun telah digunakan sejak lama, akan tetapi efikasinya menunjukkan hasil yang bervariasi yaitu antara 0 80% di seluruh dunia. Vaksin BCG secara signifikan mengurangi resiko terjadinya active tuberculosis dan kematian. Efikasi dari vaksin tergantung pada beberapa faktor termasuk diantaranya umur, cara/teknik vaksinasi, jalur vaksinasi, dan beberapa dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Vaksin BCG sebaiknya digunakan pada infants, dan anak-anak yang hasil uji tuberculinnya negatif dan yang berada dalam lingkungan orang dewasa dengan kondisi terinfeksi TBC dan tidak menerima terapi atau menerima terapi tetapi resisten terhadap isoniazid atau rifampin. Selain itu, vaksin BCG juga harus diberikan kepada tenaga kesehatan yang bekerja di lingkungan dengan pasien infeksi TBC tinggi. Sebelum dilakukan pemberian vaksin BCG (selain bayi sampai dengan usia 3 bulan) setiap pasien harus terlebih dahulu menjalani skin test. Vaksin BCG tidak diindikasikan untuk pasien yang hasil uji tuberculinnya posistif atau telah menderita active tuberculosis, karena pemberian vaksin BCG tidak memiliki efek untuk pasien yang telah terinfeksi TBC. Vaksin BCG merupakan serbuk yang dikering-bekukan untuk injeksi berupa suspensi. Sebelum digunakan serbuk vaksin BCG harus dilarutkan dalam pelarut khusus yang telah disediakan secara terpisah. Penyimpanan sediaan vaksin BCG diletakkan pada ruang atau tempat bersuhu 2 - 8oC serta terlindung dari cahaya. Pemberian vaksin BCG biasanya dilakukan secara injeksi intradermal/intrakutan (tidak secara subkutan) pada lengan bagian atas atau injeksi perkutan sebagai alternatif bagi bayi usia muda yang mungkin sulit menerima injeksi intradermal. Dosis yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Untuk infants atau anak-anak kurang dari 12 bulan diberikan 1 dosis vaksin BCG sebanyak 0,05ml (0,05mg). 2. Untuk anak-anak di atas 12 bulan dan dewasa diberikan 1 dosis vaksin BCG sebanyak 0,1 ml (0,1mg). Perlindungan yang diberikan oleh vaksin BCG dapat bertahan untuk 10 - 15 tahun. Sehingga re-vaksinasi pada anak-anak umumnya dilakukan pada usia 12 -15 tahun. Vaksin BCG dikontra-indikasikan untuk pasien yang mengalami gangguan pada kulit seperti atopic dermatitis, serta baru saja menerima vaksinasi lain (perlu ada interval waktu setidaknya 3 minggu). Vaksin BCG juga tidak diberikan untuk : 1. Pasien dengan gangguan imunitas (immunosuppressed) seperti pasien HIV, pasien yang mengkonsumsi obat-obat kortikosteroid (immunosuppressan), atau baru saja menerima transplantasi organ.

2. Wanita hamil dan menyusui, walaupun belum ada data yang menunjukkan efek bahaya dari pemberian vaksin BCG terhadap wanita hamil dan menyusui. Beberapa adverse reaction yang mungkin terjadi setelah pemberian vaksin BCG antara lain:

Nyeri pada tempat injeksi, terjadi ulcer atau keloid karena kesalahan pada saat injeksi. Kelebihan dosis dan pemberian vaksin pada pasien dengan tuberculin positif. Sakit kepala, demam, dan timbul reaksi alergi

Beberapa contoh vaksin BCG yang tersedia di Indonesia adalah : Vaksin BCG kering (Bio Farma) dan BCG Vaccine SSI (Statent Serum Institut - Denmark).
1

Attenuated vaksin : vaksin yang disiapkan dari mikroorganisme atau virus hidup yang dibiakkan di bawah kondisi yang tidak sesuai agar kehilangan virulensinya tetapi tetap mempunyai kemampuan untuk menginduksi kekebalan. DIarsipkan di bawah: Pengobatan, Terapi, dan Vaksinasi Terhadap Virus Dulu sebelum ada bronkodilator maupun kortikosteroid inhalasi, serangan asma menjadi momok bagi penderitanya. Napas terasa berat, sesak, yang berujung pada hendaya dalam aktivitas sehari-hari. Kini penelitian asma nampak cukup menjanjikan bagi penderita asma berat. Penggunaan inhibitor TNF- terbukti meningkatkan kualitas hidup mereka.

Asma adalah suatu penyakit inflamasi kronik pada saluran napas yang menyeb abkan hiperresponsivitas saluran nafas Gejala dan tandanya yaitu bising mengi, batuk, sesak nafas dan dada terasa penuh, terutama pada malam atau dini hari. Serangan asma biasanya berupa episode berulang yang berhubungan dengan obstruksi aliran udara pernapasan. Penyebab asma berhubungan dengan genetik dan sistem imun sehingga pengobatan asma sampai sejauh ini baru pada tahap mengendalikan gejala. Dari tahun ke tahun prevalensi penderita asma semakin meningkat. Di Indonesia, penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan kuesioner ISAAC (International Study on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 menunjukkan, prevalensi asma masih 2,1%, dan meningkat tahun 2003 menjadi dua kali lipat lebih yakni 5,2%. Kenaikan prevalensi di Inggris dan di Australia mencapai 20-30%. National Heart, Lung and Blood Institute melaporkan bahwa asma diderita oleh 20 juta penduduk amerika. Asma terbukti menurunkan kualitas hidup penderitanya. Dalam salah satu laporan di Journal of Allergy and Clinical Immunology tahun 2003 dinyatakan bahwa dari 3.207 kasus yang diteliti, 44-51% mengalami batuk malam dalam sebulan terakhir. Bahkan 28,3% penderita mengaku terganggu tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu. Penderita yang mengaku mengalami keterbatasan dalam berekreasi atau olahraga sebanyak 52,7%, aktivitas sosial 38%, aktivitas fisik 44,1%, cara hidup 37,1%, pemilihan karier 37,9%, dan pekerjaan rumah tangga 32,6%. Absen dari sekolah maupun pekerjaan dalam 12 bulan terakhir dialami oleh 36,5% anak dan 26,5% orang dewasa. Selain itu, total biaya pengobatan untuk asma di USA sekitar 10 milyar dollar per tahun dengan pengeluaran terbesar untuk ruang emergensi dan perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu, terapi efektif untuk penderita asma berat sangat dibutuhkan. Baru-baru ini Howarth dan rekan menemukan bahwa ekspresi dari sitokin yang disebut tumor necrosis factor alpha (TNF-) pada saluran napas berkaitan dengan tingkat keparahan asma. TNF- adalah salah satu sitokin inflamasi yang berhubungan dengan alergi. Hasil penelitiannya memperlihatkan bahwa penderita asma berat memiliki TNF- yang lebih tinggi konsentrasinya dibandingkan dengan orang normal. Pada penderita asma berat ditemukan bahwa tingkat ekspresi gen TNF- lebih besar daripada pada penderita asma sedang maupun yang terkontrol, meskipun telah dilakukan terapi kortikosteroid dosis tinggi. Penelitian Berry dan rekan kemudian membuktikan bahwa TNF- adalah efektor utama hiperresponsivitas bronkial pada penderita asma yang sulit disembuhkan dengan terapi kortikosteroid. Namun faktor TNF- ini tidak berlaku pada semua tipe asma. Berbeda dengan pada asma berat, pada asma sedang, jumlah TNF-nya sama dengan penderita asma yang terkontrol. Fakta tersebut mendorong para peneliti untuk menerapkan terapi baru untuk penderita asma berat dengan menghambat aktivitas TNF-. Substansi yang memiliki kemampuan menghambat pengeluaran TNF- adalah etanercept. Etanercept, adalah penghambat TNF yang pada awalnya ditujukan untuk penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis atau

spondilitis ankylosing. Pada suatu uji coba untuk menilai peranan inhibitor TNF- pada asma yang sulit disembuhkan, para ahli melakukan tes dengan memberikan TNF- inhibitor (etanercept) kepada partisipan yang menderita asma berat. Sebagian dari partisipan diberi etanercept dua kali dalam seminggu selama 10 minggu, sebagian lagi menerima plasebo. Setelah satu bulan istirahat, dua kelompok tersebut ditukar pemberian obat dan plasebonya. Hasil yang didapatkan menunjukkan skala kualitas hidup meningkat tujuh poin, skornya meningkat rata-rata satu poin pada mereka yang diberi etanercept dibandingkan dengan plasebo. Para ahli menjelaskan bahwa hanya mereka yang menderita asma berat yang memberikan respon terhadap etanercept, sedangkan mereka yang menderita asma ringan dan sedang tidak. Hal ini disebabkan pada kasus yang lebih ringan tidak memiliki kadar TNF- yang tinggi bila dibandingkan dengan mereka yang menderita asma berat. Penggunaan etanercept pada penderita asma yang sulit disembuhkan dengan kortikosteroid tersebut menunjukkan hasil positif dan menurunkan hiperresponsivitas bronkial Namun, penggunaan inhibitor TNF- juga ternyata memiliki efek samping yang serius seperti kelainan demyelinasi, penyakit limfoproliferasi dan reaktivasi tuberkulosis. Menurut penelitian Berry dan rekan. insiden munculnya efek samping tersebut rendah sehingga masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut yang melibatkan pasien yang lebih banyak untuk menentukan apakah inhibitor TNF- tersebut memang benar meningkatkan risiko infeksi saluran respirasi yang serius seperti pneumonia dan meningkatkan risiko terjadinya kanker. Meskipun studi awal mengenai terapi antiinflamasi untuk asma terlihat menjanjikan, namun lebih bijaksana untuk menunggu hasil penelitian lebih lanjut yang lebih besar sebelum digunakan untuk penanganan pasien secara individu. Bahkan jika penelitian yang lebih besar tersebut berhasil, terapi TNF- -inhibitor tidak akan difungsikan sebagai terapi pengganti, tetapi akan tetap dikombinasikan dengan penanganan asma berat yang sudah ada.<Primz>

Kematian umumnya bukan terjadi karena kesulitan bernafas yang diakibatkan oleh membesarnya kanker, tetapi karena posisi paru-paru dalam sistem peredaran darah menjadikan kanker mudah menyebar ke seluruh tubuh. Penyebaran metastase ke arah otak dan bagian kritis lainnya lah yang mengakibatkan kematian itu. 90% penderita meninggal dalam 3 tahun setelah diagnosis.

Korelasi Dengan Rokok


Industri rokok menganggap bahwa kaitan antara jumlah penderita kanker paru-paru dengan tingginya konsumsi rokok hanay merupakan kebetulan. Namun grafik-grafik di bawah, dari berbagai penelitian menunjukkan korelasi yang sangat positif dan sangat konsisten bahwa satu-satunya penyebab kanker paru-paru secara umum adalah konsumsi rokok.

Asma pada Anak


05/05/2006 - www.aaaai.org

Asma merupakan penyakit serius pada anak-anak. Asma pada anak telah menyebabkan banyaknya kunjungan ke dokter serta banyak yang dirawat tiap tahunnya. Gejala asma pada anak dapat berupa batuk asma, mengi, sesak nafas dan nafas yang pendek. Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa batuk kronis mungkin merupakan gejala tunggal dari asma dan bahwa anak tidak harus menderita mengi untuk menderita asma! Anak dengan penyakit saluran pernafasan, seperti bronkitis mungkin menderita asma. Diagnosis Lebih dari 80% dari anak-anak penderita asma memberikan gejala sebelum usia 5 tahun. Dokter anak harus sangat hatihati mengobservasi pada orang tua anak untuk memberikan diagnosa yang tepat. Untuk memberikan diagnosa asma pada anak, dokter anak mungkin akan menanyakan beberapa pertanyaan berikut ini:

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Apakah anak Anda batuk, mengi (muncul bunyi saat bernafas), sesak nafas atau nafasnya pendek? Apakah anak Anda sering terkena pilek dan lebih lama sembuh daripada saudara lainnya? Apakah anak anda setelah olahraga, bermain dan tertawa, atau saat sedang marah mengalami batuk atau mengi? Apakah dalam keluarga ada yang asma atau alergi? Apa yang menyebabkan gejala pada anak muncul- apakah dingin, alergen (seperti hewan peliharaan) atau olahraga? Seberapa sering dan parahkah gejala yang terjadi? Apakah anak Anda merindukan sekolah? Apakah batuk dan mengi menyebabkan Anda dan anak anda terbangun di waktu malam?

Bila anak Anda cukup umur (biasanya lebih tua dari 5-6 tahun), maka bisa menjalani uji fungsi paru. Hasilnya akan memberitau bagaimana fungsi paru anak anda sebenarnya. Uji ini tidak hanya membantu menegakkan diagnosa tetapi juga membantu dokter untuk mengetahui tanggapan tubuh terhadap pengobatan yang djalani. Pada anak-anak, gejala asma dapat dipengaruhi oleh kegiatan sekolah serta ekstrakulikuler. Orang tua mungkin menyadari anak mereka memiliki daya tahan yang kurang selama bermain daripada kawan sebayanya, atau mereka mungkin melihat anak mereka mencoba membatasi atau menghindari aktivitas fisik untuk mencegah batuk atau tersengal. Tanda asma, seperti sesak nafas sering tidak dikenali oleh anak. Kadang mereka akan mengeluh bahwa dada mereka sakit atau sesak nafas. Dua pemicu asma pada anak-anak adalah dingin dan alergen (zat pemicu alergi). Faktanya, kebanyakan anak penderita asma juga menderita alergi dan harus menjalani evaluasi alergi dalam perawatan mereka. Alergen yang umum adalah tungau, debu, bulu hewan, kecoa, serbuk sari dan

jamur Pengelolaan Tujuan pengelolaan asma pada anak sangat mudah, anak dengan asma harus bisa untuk: TIDUR, BELAJAR dan BERMAIN Bila asma membuat terbangun pada malam hari: bila anak tidak bisa melakukan aktivitasnya hingga tidak masuk sekolah, berarti gejala asmanya tidak terkontrol. Tiap anak yang memiliki asma harus memiliki rencana pengelolaan asma yang tertulis. Rencana ini memberi tahu anak dan orang tuanya pengobatan apa yang harus digunakan saat kambuh, bagaimana pengobatannya saat anak mengalami gejala yang meningkat dan kapan saat untuk memanggil dokter. Rencana ini memberikan kontrol pada pasien dan orang tuanya serta memberikan kemungkinan perawatan dini saat gejala muncul, sebelum asmanya tidak terkontrol. Sebagai bagian dari rencana pengelolaan asma yang efektif, dokter anak harus memberikan pengobatan dan alat bantu yang khusus. Seperti peak flow meter untuk mengukur kemudahan bernafas, inhaler dengan dosis terukur, babyhaler atau volumatik yang disambung ke inhaler, nebulizer untuk mengantarkan uap obat, inhaler serbuk kering atau obat oral (tablet). Dokter seharusnya tidak hanya meresepkan hal tersebut, tetapi juga mengajarkan anak dan orang tua bagaimana menggunakan alat-alat tersebut dengan benar. Obat asma yang diberikan seperti obat penyelamatan atau penyembuhan cepat terhadap gejalagejala asma (seperti albuterol) dan obat jangka panjang untuk mengontrol pembengkakan yang menyebabkan asma. Jika seorang anak mengalami gejala lebih dari dua kali dalam seminggu atau bangun di malam hari lebih dari dua kali dalam sebulan, mereka seharusnya ikut terapi jangka panjang. Pertanyaan yang sering ditanyakan: Apakah asma dapat ditularkan? Asma bukanlah penyakit menular. Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan; penyempitan yang bersifat sementara. Beberapa anak yang mempunyai gejala asma akan bertambah baik selama masa remaja, tetapi ada juga yang memburuk. Dapatkah asma disembuhkan? Sebenarnya, tidak ada penyembuhan untuk asma. Bagaimanapun, untuk kebanyakan anak, asma dapat di kontrol dengan perawatan dan pengelolaan yang baik. Meski asma merupakan penyakit kronis, tetapi tidak melemahkan secara progresif- anak penderita asma dapat memiliki fungsi paru yang normal atau nyaris normal dengan pengobatan dan pengelolaan yang memadai. Dapatkah anak saya berolah raga? Orang tua mungkin memiliki keinginan untuk membatasi aktivitas fisik anak untuk mencegah terjadinya sesak nafas. Tetapi bila anak telah menjalani pengobatan yang layak, olahraga aerobik harus menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari, karena dapat meningkatkan fungsi pernafasan. Anak juga dianjurkan untuk ikut serta dalam aktivitas normal lainnya sebanyak-banyaknya. Anak dengan asma sangat mungkin untuk unggul di bidang atletik, ingat bahwa beberapa atlet Olimpiade memiliki asma. Asma di Sekolah Anak, keluarga, dokter dan personel sekolah harus bekerja sama untuk mencegah atau mengontrol gejala asma di sekolah. Banyak anak penderita asma yang merasa malu atas kebutuhan mereka dalam pengobatan. Di beberapa kasus anak menemukan kesulitan karena harus ke gedung sekolah bagian lain untuk ke tempat pengobatan. Personel sekolah dan orang tua harus menciptakan suatu lingkungan yang mendukung. Dengan seijin dari dokter dan orang tua, anak penderita asma di usia sekolah diijinkan membawa inhaler dengan dosis terukur sepanjang waktu untuk digunakan sewaktu-waktu. Banyak negara yang memiliki hukum untuk mengijinkan seorang anak menyimpan inhalernya di tas sekolah. Untuk memastikan perawatan optimal di sekolah, orang tua dapat mengambil langkah proaktif sebagai berikut:

1. 2.

Bertemu dengan guru, perawat sekolah, guru olahraga dan mungkin kepala sekolah saat awal masuk sekolah. Biarkan dokter yang menangani anak anda untuk menuliskan rencana bila asma kambuh di sekolah.

Bagi anak dengan asma agar berfungsi dengan normal, personel sekolah, keluarga dan perawat kesehatan secara efektif harus berhubungan dan bekerja sama untuk menganjurkan anak mengambil bagian dalam aktivitas dengan kawan sebaya mereka. Usaha tim akan menolong menimbulkan lingkungan positif, sehat, dan aman bagi anak baik dalam dan luar sekolah dan menjamin perawatan asma sebaik mungkin.

You might also like