You are on page 1of 11

JARINGAN KOMUNIKASI PADA KOMUNIKASI KELOMPOK

Disusun sebagai Tugas Mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi Semester I Pengampu Monika S.Y., S.Sos., M.Si.

Oleh:

Wimbo Aji S Septian Arif S Waskhito I H Catur Andi R Kelas C

L100120102 L100120116 L100120106 L100120112

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi kelompok merupakan komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka. Kelompok ini bisa kecil, dapat juga besar, tetapi beberapa jumlah orang yang termasuk kelompok kecil dan berapa jumlahnya yang termasuk kelompok besar tidak ditentukan dengan perhitungan secara pasti. Sedangkan Jaringan Komunikasi merupakan suatu jaringan secara jelas mempunyai fokus pada saluran yang memungkinkan komunikasi mengalir di antara individu. Hubungan komunikasi antar individu ini akan menghasilkan terbentuknya jaringan komunikasi dalam suatu kelompok. Jaringan komunikasi merupakan kombinasi tertentu dari penghubung saluran diantara komunikator yang secara jelas mempunyai fokus pada saluran yang memungkinkan komunikasi mengalir diantara individu. (Fisher, 1986: 183)

B. RUMUSAN MASALAH 1. Jelaskan mengenai jaringan komunikasi pada komunikasi kelompok? 2. Jelaskan teori difusi inovasi serta berikan contoh dalam kasus nyata?

C. TUJUAN PENULISAN Untuk memahami jaringan komunikasi pada komunikasi kelompok yang di dalamnya terdapat teori difusi inovasi sebagai efek dari komunikasi kelompok tersebut.

BAB II PEMBAHASAN I. KOMUNIKASI KELOMPOK

A. Pengertian Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok ialah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka. Kelompok ini bisa kecil, dapat juga besar, tetapi beberapa jumlah orang yang termasuk kelompok kecil dan berapa jumlahnya yang termasuk kelompok besar tidak ditentukan dengan perhitungan secara eksak, dengan ditentukan berdasarkan ciri dan sifat komunikan dalam hubungannya dengan proses komunikasi . oleh karena itu , dalam komunikasi kelompok dibedakan antara komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar. Seperti halnya dengan komunikasi antarpersonal, yang dimaksudkan dengan komunikasi kelompok di sini ialah komunikasi secara tatap muka , seperti komunikasi yang terjadi dalam rapat, briving, brainstorming, dan upacara bendera. 1. Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

Komunikasi kelompok kecil ialah komunikasi antara seorang manajer atau administrator dengan sekelompok karyawan yang memungkinkan terdapatnya kesempatan bagi salah seorang untuk memberikan tanggapan secara verbal. Dengan lain perkataan, dalam komunikasi kelompok kecil si pemimpin dapat melakukan antarpersonal dengan salah seorang peserta kelompok. Berbeda dengan kelompok besar, indivudu-individu dalam kelompok kecil bersifat rasional sehingga setiap pesan yang sampai kepadanya akan ditanggapi secara kritis. Keuntungan dan kerugian berkomunikasi dengan kelompok kecil ialah sebagai berikut : Keuntungan a. Terdapat kontak pribadi. b. Umpan balik bersifat langsung. c. Suasana lingkungan komunikasi dapat diketahui. Kerugian a. Frame or reference komunikan tidak diketahui secara individual.

b. Kondisi fisik dan mental komunikan tidak dipahami secara individual.erdasarkan kenyataan tersebut, dalam melancarkan komunikasi kelompok kecil tatap muka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1). Adakanlah persiapan yang saksama sebelum berkomunikasi. 2). Bangkitkanlah perhatian begitu komunikasi dimulai. 3). Peliharalah kontak pribadi selama berkomunikasi. 4). Tunjukan diri sebagai komunikator terpecaya. 5). Bicaralah dengan tegas, jelas, dan menyakinkan. 6). Kemukakanlah fakta dan opini dalam uraian yang sistematis dan logis. 7). Hormatilah kritik komunikan. 8). Jangan bersikap super. 9). Jangan ngotot. 10). Jangan emosional. Petunjuk-petunjuk tersebut perlu dipahami oleh setiap pemimpin untuk mencegah terjadinya kehilangan ethos. Ethos adalah paduan nilai-nilai yang terdapat pada diri seseorang yang mencakup kehormatan, kemampuan, kepercayaan, kejujuran, moral, dan itikad baik. Gagalnya komunikasi dapat mengakibatkan hilangnya ethos seseorang pemimpin.

2. Komunikasi kelompok besar (large group communication) Kelompok besar (large group) adalah kelompok komunikan yang karena jumlahnya yang banyak, dalam suatu situasi komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal. Dengan lain perkataan, dalam komunikasi dengan kelompok besar, kecil sekali kemungkinannya bagi komunikator untuk berdialog dengan komunikan. Dalam komunikasi internal suatu jawatan atau pemimpin perusahaan jarang sekali terjadi komunikasi dengan kelompok besar kecuali dalam upacara bendera yang sering dipergunakan oleh seorang kepala atau pemimpin untuk memberikan informasi yang sifatnya umum, yang berkaitan dengan kepentingan seluruh karyawan. Dalam hal-hal tertentu seseorang kepala jawatan atau pemimpin perusahaan berkesempatan tampil dalam forum menghadapi kelompok besar seperti dalam konferensi atau kongres. Sehubungan dengan itu, berikut ini disarankan untuk memperhatikan hal-hal seperti berikut :

1). Adakanlah persiapan yang saksama sebelum berkomunikasi. 2). Bangkitkanlah perhatian sebelumkomunikasi dimulai. 3). Peliharalah kontak pribadi selama berkomunikasi. 4). Tunjukkan diri sebagai komunikator terpercaya. 5). Bicaralah secara meyakinkan. 6). Aturlah intonasi sehingga menimbulkan gairah. 7). Kemukakanlah pesan komunikasi yang menyangkut kepentingan komunikan, bukan kepentingan komunikator semata-mata.

B. Jaringan komunikasi Walaupun penelitian tentang persuasi dan efek media mempuyai aroma perspektif psikologis, penelitian tentang jaringan komunikasi hampir seluruhnya bersifat mekanistis. Suatu jaringan secara jelas mempunyai fokus pada saluran yang memungkinkan komunikasi mengalir di antara individu. Karena itu, kombinasi tertentu dari penghubung saluran diantara para komunikator merupakan struktur jaringan komunikasi. Sebagian besar penelitian tentang jaringan komunikasi telah dilakukan dalam setting kelompok dan organisasi. Jaringan komunikasi menyatakan struktur kelompok dengan memfokuskan saluran yang dipakai oleh individu ketika mereka secara langsung berkomunikasi dengan individu lainnya. Variabel utama dalam struktur jaringan komunikasi yaitu memusatkan jaringan tersebut agar menunjukkan secara jelas satu atau dua posisi dalam struktur tersebut yang lebih memusat daripada yang lain. Setiap posisi diduduki oleh seseorang yang berperan sebagai sumber atau penerima. (Fisher, 1986: 183) Dari berbagai pengertian tersebut di atas, membentuk pola-pola atau model-model jaringan komunikasi tertentu. Dimana pola atau model jaringan komunikasi tersebut mempengaruhi penyeberan informasi antar individu dalam suatu kelompok. Ada 5 pola atau model jaringan komunikasi, yaitu: a. Pola Lingkaran

Dalam pola lingkaran, sebuah kelompok tidak memiliki pemimpin, semua anggota kelompok memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Pola jaringan komunikasi lingkaran ini, pada semua anggota

dapat terjadi interaksi pada setiap tiga tingkatan hirarkinya tetapi tanpa ada kelanjutannya pada tingkat yang lebih tinggi dan hanya terbatas pada setiap level. Pada intinya setiap anggota kelompok dapat berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya. b. Pola Roda

Dalam pola roda, sebuah kelompok memiliki pemimpin yang jelas, yakni individu yang posisinya di pusat. Dalam pola ini ada seorang individu yang berkomunikasi dengan masing-masing anggota kelompok , individu tersebut adalah pemimpin kelompok tersebut. Pemimpin ini merupakan satu-satunya orang yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Pemimpin dalam pola roda ini memiliki kekuasaan penuh untuk mempengaruhi anggota kelompoknya. Penyelesaian masalah dalam pola roda ini cukup efektif, tetapi keefektifan itu hanya mencakup masalah yang sederhana saja. c. Pola Y

Dalam poa Y ada dua orang individu yang menjadi sentral yang menyampaikan informasi kepada anggota lainnya pada batas luar suatu pengelompokan. Pada pola ini sejumlah saluran terbuka dibatasi dan komunikasi bersifat sentralisasi. Individu hanya dapat secara resmi berkomunikasi dengan orang-orang tertentu saja. Dalam pola Y ini terdapat pemimpin yang jelas, tetapi semua anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat mengirim dan menerima pesan dari dua anggota lainnya, sedangkan ketiga anggota lainnya terbatas hanya dengan satu orang saja.

d. Pola Rantai

Dalam pola rantai dikenal komunikasi sistem arus ke atas (upward) dan ke bawah (downward) yang artinya menganut hubungan komunikasi garis langsung baik ke atas maupun ke bawah tanpa terjadinya suatu penyimpangan. Sistem komunikasi dalam pola rantai hampir sama dengan pola lingkaran kecuali para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomuikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terjadi dalam pola ini. Individu yang berada di tengah lebih berperan sebagai pemimpin dibanding mereka yang berada di posisi lain. Dalam pola ini, sejumlah saluran terbuka dibatasi, individu hanya dapat secara resmi berkomunikasi dengan orang-orang tertentu saja. e. Pola Bintang

Pola Bintang ini hampir mirip dengan pola lingkaran, dalam arti semu anggota adalah sama dan semua memiliki kekuatan yang sama untuk mempengaruhi anggota lainnya. Pada pola ini seluruh saluran terbuka setiap orang berkomunikasi dengan setiap orang lainnya. Pola ini menggunakan struktur desentralisasi, diana struktur ini dapat lebih efektif untuk pemecahan masalah secara kreatif dan lebih bagus untuk pergerakan informasi secara tepat. (Rakhmat, 2001: 162-163)

C.Teori Difusi Inovasi Menurut Everett M. Rogers dalam bukunya, Diffusion of Innovations, teori difusi inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran-saluran dan dalam kurun waktu tertentu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Terdapat 4 elemen dalam teori difusi inovasi: 1. Inovasi Suatu Ide, praktek, atau objek yang dianggap baru oleh seseorang atau sekelompok orang. Kebaruan inovasi dipresepsikan secara subjektif menurut pandangan seseorang yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang maka ide tersebut adalah inovasi untuk orang itu. Konsep baru dalam ide yang inovatif tidak selalu harus baru. 2. Saluran komunikasi Merupakan sarana penerimaan pesan dari satu orang ke orang lain. Sifat hubungan pertukaran informasi antara sepasang individu menentukan kondisi sumber yang akan atau tidak akan menularkan inovasi untuk penerima lain. Tetapi jika komunikasi dilakukan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran interpersonal. 3. Waktu Waktu adalah unsur penting dalam proses difusi inovasi. Waktu tidak ada secara sendirinya dalam suatu peristiwa, tetapi merupakan aspek dalam setiap peristiwa. Waktu merupakan variabel dari difusi merupakan proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya dan pengambilan keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Dimensi waktu yang ada dalam proses difusi inovasi (1) proses pengambilan keputusan inovasi, (2) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat dalam menerima inovasi, dan (3) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial. 4. Sistem sosial Sekumpulan unit yang saling terkait dan terlibat satu sama lain dalam pemecahan masalah bersama untuk mencapai tujuan bersama. (Roger, 1983: 5-24)

Contoh kasus : TAMBOLAKA Warga Tambolaka, Ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), kini mulai meninggalkan bahan bakar minyak tanah untuk urusan memasak. Mereka perlahan beralih menggunakan biogas dengan alasan untuk menghemat biaya hidup. Saat ini warga setempat tidak perlu membeli minyak tanah, tetapi cukup menyalakan kompor gas yang bersumber energi panas dari kotoran hewan seperti babi, kerbau, sapi termasuk kotoran manusia.Warga tidak perlu khawatir terhadap ancaman ledakan tabung gas, sebab cara kerjanya ramah lingkungan. Kotoran hewan yang terkumpul mengalir masuk ke dalam gester (reactor biogas/bak penampung). Dan secara otomatis diolah dan menghasilkan gas untuk kebutuhan masak dan energi untuk penerangan listrik. Dengan digester ukuran 12 m3 x 5 m3, seorang ibu rumah tangga dapat memanfaatkan konfor gas sepuasnya untuk memasak. Hadirnya biogas ini dapat memberikan keuntungan ganda bagi masyarakat yakni menghasilkan energi gas untuk memasak, energi listrik dan limbahnya untuk pupuk tanaman pertanian rakyat, jelas Direktur Yayasan Donders Weetabula, Pater Mikael Keraf, C.Ss.R kepada Pos Kupang di Desa Weelonda, Kecamatan Kota Tambolaka, Sumba Barat Daya, Selasa (19/6/2012). Pater Keraf mengajak Pos Kupang menyaksikan biogas hasil karya Yayasan Donders bekerja sama dengan Hivos di kediaman Agustinus Deta Rihi di depan SMA Seminari Sinar Buana Weetabula. Agustinus Deta Rihi saat itu mengatakan, hampir sebulan terakhir ini, pihaknya tidak lagi membeli minyak tanah ataupun kayu api untuk kebutuhan memasak. Karena sudah memiliki kompor gas. Awalnya kaami tak percaya kalau kotoran babi diolah dan menghasilkan gas dan penerangan listrik. Tapi saat ini kami merasa bersyukur dan berterima kasih kepada Yayasan Donders Weetabula yang telah memberi sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi kebutuhan gas dan penerangan listrik untuk kami, kata Deta Rihi. Khusus penerangan listrik, lanjut Deta Rihi, hanya dimanfaatkan bila lampu penerangan listrik PLN padam. Kehadiran biogas ini memberikan manfaat besar, karena bisa menghemat dana untuk membeli minyak tanah ataupun kayu api untuk kebutuhan memasak. Pater Keraf menambahkan, hampir setahun terakhir ini pihaknya mengembangkan program biogas, karena potensinya cukup besar. Rakyat SBD umumnya memiliki ternak dalam jumlah banyak. Potensi itu diolah dan bermanfaat bagi kebutuhan masyarakat. Sampai sekarang, sudah 23 rumah tangga telah memiliki biogas yang tersebar di wilayah Dikira, Kecamatan Wewewa Timur, Loura, Tambolaka dan Kodi Utara. * Pos Kupang (http://koransumba.com/warga-sbd-beralih-ke-biogas/)

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Teori difusi inovasi pada jaringan komunikasi merupakan jaringan yang terdiri dari individu-individu yang saling berhubungan dan dihubungkan oleh saluran komunikasi yang tersusun serta menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi dikomunikasikan dalam kurun waktu tertentu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Teori difusi inovasi dapat dikatakan berhasil apabila dalam suatu kelompok terjalin komunikasi yang baik antar individunya.

DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong U. 2000. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Fisher, B Aubrey. 1986. Teori-Teori Komunikasi terj. Soejono Trimo. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaludin. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Roger, Everett M. 1983. Diffusion of Innovation. New York: The Free Press A Division of Macmillan Publishing Co., Inc.

You might also like