You are on page 1of 8

BAB 7 FUNGSI AKUNTANSI DALAM KEGIATAN PROYEK

Tujuan khusus pembelajaran : Mahasiswa mampu: Menyebutkan istilah akuntansi yg digunakan dalam estimasi biaya Menjelaskan tahapan kegiatan proyek Menjelaskan cost dan profit perusahaan Menjelaskan kegiatan proyek merupaka suatu investasi 4.1 Istilah dalam akuntansi Untuk dapat mengerti fungsi dari akuntansi, seorang estimator harus memahami konsep biaya (total cost) dan konsep laba (profit). Beberapa istilah yang digunakan pada perusahaan jasa konstruksi dapat dijelaskan sebagai berikut: Pendapatan Pendapatan adalah nilai hasil kerja pelaksanaan proyek, yang telah diakui oleh owner atau yang mewakili, berdasarkan kontrak dan persyaratan-persyaratan lain, yang dinyatakan dalam nilai uang. Dalam hal ini, pendapatan bukan berarti uangnya telah diterima seluruhnya, namun telah menjadi haknya, untuk ditagihkan pada suatu saat sesuai perjanjian yang ada. Biaya Biaya adalah kewajiban pelaksana proyek, yang harus dibayarkan kepada pihakpihak terkait dalam rangka proses pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal ini juga belum berarti bahwa kewajiban tersebut sudah dibayarkan seluruhnya, tetapi bisa saja baru dibayarkan sebagian atau bahkan seluruhnya, namun telah menjadi kewajiban dimana suatu saat sesuai perjanjian harus dibayar.

Penerimaan Penerimaan adalah sejumlah nilai uang tunai (cash) yang telah diterima pelaksana proyek (perusahaan) dalam kaitannya dengan pekerjaan yang akan atau yang telah dilaksanakan. Pengeluaran Pengeluaran adalah sejumlah nilai uang tunai (cash) yang telah

dibayarkan/dikeluarkan oleh pelaksana proyek (perusahaan) kepada pihak-pihak terkait dalam rangka mendukung pekerjaan yang akan / telah dilaksanakan oleh pelaksana proyek. Piutang Piutang adalah sebagian atau keseluruhan pendapatan yang belum diterima pembayarannya oleh pelaksana proyek (perusahaan) Hutang Hutang adalah sebagian atau seluruh biaya yang belum dibayarkan oleh pelaksana proyek Pekerjaan dalam pelaksanaan Pekerjaan dalam pelaksanaan (work in process) adalah nilai pekerjaan yang telah diakui (telah dicatat dalam pembukuan) tetapi belum dapat ditagihkan kepada owner atau yang mewakilinya, karena belum memenuhi syarat administrasi yang ada. Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan (dari perusahaan / owner) untuk membayar kewajiban-kewajibannya pada saat jatuh tempo. Perusahaan / owner yang mampu membayar kewajibannya tepat waktu berarti likuiditasnya baik. Kondisi likuiditas ini sering jadi ukuran kepercayaan dalam dunia bisnis. Artinya suatu

perusahaan yang selalu dapat menjaga dengan baik likuiditasnya, maka perusahaan tersebut akan dipercaya oleh lingkungan bisnisnya. Rentabilitas Rentabilitas adalah kemampuan untuk menghasilkan laba atau kemampulabaan. Perusahaan yang mampu menghasilkan laba usaha pada satu periode, berarti rentabilitasnya baik. Likuiditas dan rentabilitas ini adalah merupakan dua aspek yang harus dikendalikan secara bersamaan dalam proses cost control. Sistem pembukuan Didalam akuntansi ada dua sistem pembukuan yang dianut, yaitu system cash basis dan system accrual basis 4.2 Tahapan Kegiatan Proyek Estimasi dalam arti luas pada hakekatnya adalah upaya untuk menilai atau memperkirakan suatu nilai melalui analisis perhitungan dan berlandaskan pada pengalaman. Dalam proses konstruksi, kontraktor memakai estimasi untuk menyusun harga penawaran pada pelelangan system kontrak lumpsum, persiapan merumuskan perhitungan dalam rangka negosiasi kontrak, atau pengendalian dalam konstruksinya sendiri. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek konstruksi sangat bervariasi, bergantung pada besar kecilnya proyek atau tingkat kesulitannya. Namun demikian, proyek selalu memiliki empat tahapan (phase), yaitu: 1. Tahapan Evaluation and Planning 2. Tahapan Conceptual Engineering 3. Tahapan Detailed Engineering 4. Tahapan Construction Tahapan- tahapan proyek besar dapat di gambarkan sebagai berikut:

P.E Conceptual Engineering(3-9 bln) D.E

Construction (1 2 tahun)

Evaluation & Planning (3 bln 3 thn)

S.E Detailed Engineering (1 1,5 bulan)

Gambar 2.1. Tahapan Proyek Dalam tahapan tahapan tersebut, ada tiga macam estimasi biaya proyek yang diperlukan pada saat yang bersangkutan, yaitu: a. Preliminary Estimate (PE) Estimasi biaya ini ada pada tahap Planning. Pada tahap ini desain proyek belum ada, tetapi baru ada dalam bentuk gagasan. Namum demikian Estimasi biaya sudah harus diberikan untuk keperluan analisis keputusan proyek (studi kelayakan). Pada tahap ini biaya proyek dihitung secara kasar (global), berdasarkan informasi harga dari proyek sejenis per satuan kapasitas produksi, atau per satuan fungsinya, atau per satuan luasnya. Contoh: Harga satuan pabrik semen adalah Rp. X per ton kapasitas produksi per tahun. Harga satuan hotel adalah Rp. Y per kamar. Harga satuan jalan / jembatan adalah Rp. Z per meter persegi.

Bila data yang ada, berupa proyek sejenis pada n tahun yang lalu, maka informasi harga satuan yang ada, perlu dikalikan dengan factor (compounded factor) seperti pada konsep Time Value of Money. Preliminary Estimate ini biasanya digunakan untuk keperluan analisa kelayakan proyek. b. Semi detailed Estimate (SE) Estimasi biaya ini ada pada tahap Conceptual Engineering. Pada tahap ini basic design proyek sudah ada, sehingga estimasi biaya proyek sudah dapat dihitung agak detail berdasarkan perkiraan quantity pekerjaan dan informasi harga satuan pekerjaan pada saat yang bersangkutan. Pada tahap ini, estimasi biaya biasanya belum dihitung berdasarkan metode konstruksi yang spesifik. Dan biasanya hanya diperlukan sebagai dasar pertimbangan untuk menyiapkan dan yang diperlukan bagi proyek tersebut, oleh karena itu sering juga disebut sebagai budget estimate bagi owner. Pada proses perhitungan estimasi biaya ini, biasanya meliputi hal-hal sebagai berikut: Biaya fisik bangunan Biaya perencanaan bangunan Biaya biaya lain.

c. Definitive Estimate (DE) Estimasi biaya ini ada pada tahap detailed engineering, dimana semua informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan sudah lengkap. Pada tahap ini construction drawing sudah ada, sehingga estimasi biaya dapat dihitung secara detail, dengan mempertimbangkan berbagai hal, antara lain: Metode konstruksi yang spesifik

Pekerjaan persiapan yang akan dilakukan Kondisi lokasi proyek Penggunaan sumber daya tenaga, alat dan material serta subkontraktor sesuai spesifikasi yang ada

Waktu pelaksanaan proyek yang telah ditetapkan Cara pembayaran.

Pada tahap ini, awalnya ada dua estimasi untuk fisik bangunan, yaitu versi owner, yang disebut dengan Owner Estimate (OE) dan versi kontraktor yang disebut sebagai Bid Price (harga penawaran).

Hal tersebut dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:

Kepentingan

Owner

Owner Estimate

Definitive Estimate

Data Proyek

Nilai Kontrak

Kepentingan Kontraktor

Bid Price

Gambar 2.2 Owner Estimate vs Bid Price

4.3 Perhitungan Rugi / Laba proyek Didalam melakukan kegiatan usahanya, suatu perusahaan perlu dan harus menghitung rugi/laba usaha yang dihasilkan dalam suatu periode usahanya. Pada umumnya perusahaan, termasuk Perusahaan Jasa Konstruksi menetapkan periode usahanya dalam tahunan. Ini berarti perusahaan harus menghitung rugi/laba usahanya untuk tiap tahun. Biasanya menggunakan tahun kalender, berarti periode usahanya adalah dari tanggal 1 januari sampai dengan 31 desember. Pada kenyataan yang ada, periode penyelesaian suatu proyek sangant bervariasi, tergantung mulainya kapan dan berapa lama durasi proyek yang bersangkutan. Bahkan banyak juga proyek yang durasinya melebihi dari satu tahun, atau penyelesaiannya melewati batas 31 desember. Didalam lingkungan Perusahaan Jasa Konstruksi (kontraktor), dikenal dua jenis metode menghitung rugi / laba proyek, yaitu:

4.3.1

Completion Method (Proyek Selesai)

Dalam sistem ini, proyek baru dihitung rugi/labanya bila proyek yang bersangkutan telah selesai seluruhnya (100%). Jadi bila ada proyek yang pada tanggal 31 Desember belum selesai, maka proyek tersebut tidak diikut sertakan dalam menghitung rugi / laba perusahaan.

4.3.2

Percentage Completion Method (Persentase Proyek Selesai)

Dalam sistem ini, semua proyek pada tanggal 31 Desember dihitung rugi / labanya termasuk proyek yang belum selesai. Jadi, proyek yang penyelesaiannya

melewati batas 31 Desember, seolah dipotong untuk dihitung rugi/labanya pada bagian yang sudah diselesaikannya, sedang sisanya akan diperhitungkan pada laporan periode tahun berikutnya.

4.4 Analisis Investasi Proyek Proyek konstruksi adalah merupakan suatu investasi. Oleh karena itu harus ada pertimbangan ekonomi yang masak dalam memutuskan realisasi pelaksanaan proyek tersebut. Untuk dapat menganalisis investasi proyek, harus dapat memahami dua hal, yaitu biaya konstruksi (estimasi biaya) dan ekonomi konstruksi (konsep time value of money). Dalam konsep time value of money, dikenal dua nilai uang, yaitu present value dan future value. Dalam proses analisis investasi proyek, rate (interest) yang terjadi akibat keputusan investasi harus dicari sebagai pertimbangan dasar dalam menilai proyek yang dimaksud layak (secara ekonomi) atau tidak. Tolok ukur rate yang dapat diterima, diputuskan oleh pengambil keputusan, biasanya di atas rate bunga bank yang berlaku saat itu. Artinya, bila rate yang dihasilkan oleh kegiatan investasi proyek lebih besar dari bunga bank yang berlaku saat itu, investasi tersebut dinyatakan layak. Rate yang dihasilkan oleh kegiatan investasi tersebut disebut internal rate of return atau sering disingkat dengan IRR. Dalam proses mencari nilai IRR, diperlukan estimasi biaya investasi sebagai pengeluaran dan perkiraan keuntungan bersih yang akan diperoleh dari kegiatan investasi tersebut sebagai penerimaan. Kedua angka tersebut

4.5

You might also like