You are on page 1of 10

BAB I SISTEM PENGUKURAN Alat ukur adalah alat yang dapat digunakan untuk mendapatkan/ mengetahui hasil perbandingan

antara suatu besaran / ukuran yang ingin diketahui dengan standar yang dipakai. Fungsi penting dari alat ukur (baik alat ukur listrik maupun mekanik) adalah untuk mengetahui nilai yang telah ditentukan sebagai batasan laik atau tidaknya suatu peralatan/ jaringan yang akan dioperasikan.. Dengan demikian mengukur dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk menyatakan salah satu sifat atau keadaan dari suatu benda atau zat dalam bentuk suatu besaran, dengan cara membandingkannya dengan dengan alat ukur standar atau alat ukur yang sudah dikalibrasi. Alat ukur yang dimaksud disini selain alat ukur yang menghasilkan suatu nilai besaran listrik ataupun mekanik, juga menunjukkan indikasi benar atau tidaknya suatu rangkaian/ sirkit, alat seperti ini disebut dengan indikator. Hasil dari suatu pengukuran sangat ditentukan oleh : Alat ukur Kondisi alat ukur sangat menentukan hasil dari suatu pengukuran, misalnya ketelitiannya harus sesuai dengan yang dipersyaratkan untuk pengukuran pada pemeliharaan (pemeliharaan pada kubikel). Ketelitian alat ukur dapat berkurang, Alat ukur. Operator/ personil Metode pengukuran.

disebabkan oleh umur alat ukur sehingga sudah mengalami kemunduran perfomansi, atau rating sumber dayanya sudah tidak sesuai lagi . Operator/ personil Operator atau pengguna alat ukur yang tidak memahami cara pengukuran yang benar, akan melakukan kesalahan pengukuran/ pemakaian alat ukur, misalnya salah dalam cara membaca skala akan mengakibatkan hasil pengukuran yang salah, padahal alat ukurnya masih dalam kondisi yang baik.

Metode Secara umum ada 2 metode dasar pengukuran, yaitu : Pengukuran langsung (direct method), yaitu pengukuran yang dilakukan dengan cara membandingkan secara langsung besaran yang akan diukur dengan alat ukur standar atau yang telah dikalibrasi (pada umumnya untuk pengukuran besaran fisik). Kelemahan dari pengukuran langsung ini adalah kurang sensitif dan rawan terhadap human error. Pengukuran tidak langsung (indirect method), yaitu suatu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan suatu sistem pengukuran, dimana besaran yang akan diukur tidak dibandingkan secara langsung dengan alat ukurnya, tatapi melalui suatu peralatan konversi yang disebut dengan transduser. Sistem pengukuran ini digunakan dalam pengukuran besaran fisik maupun non fisik, dan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan dari pengukuran langsung. Sistem Pengukuran Bagian utama dari sistem pengukuran adalah : Primary Sensing Element (Transducer Stage), yaitu bagian dari sistem pengukuran yang berfungsi untuk mendeteksi/ merasakan sinyal input (sinyal yang akan diukur). Variable Conversion Element (Intermediate Stage), yaitu bagian dari sistem pengukuran yang berfungsi untuk mengolah sinyal input, sehingga dapat ditampilkan pada layar atau papan skala. Data Presentation Element (Terminating Stage), yaitu bagian dari sistem pengukuran yang berbentuk layar atau papan skala yang berfungsi untuk menampilkan hasil dari pengukuran.

SINYAL INPUT

PRIMARY SENSING ELELEMENT

VARIABLE CONVERSION ELEMENT

DATA PRESENTATION ELEMENT

Gambar 1. Blok Diagram Sistem Pengukuran

Sebagai contoh pengukuran tekanan udara dengan menggunakan Bourdon Tube

Syarat-syarat Alat Ukur Listrik Tidak boleh membebani/ mempengaruhi rangkaian yang diukur (mempunyai impedansi masuk yang besar). Mempunyai keseksamaan yang tinggi, yaitu mempunyai ketepatan dan ketelitian yang tinggi (mempunyai accuracy error dan precision error yang rendah) Mempunyai kepekaan (sensitivity) yang tinggi, yaitu batas input signal yang sekecil-kecilnya sehingga mampu membedakan gejala-gejala yang kecil Mempunyai stabilitas yang tinggi sehingga membantu dalam pembacaan dan tidak terganggu karena keadaan yang tidak dikehendaki Kemampuan baca (readibility) yang baik, hal ini banyak tergantung dari skala dan alat penunjuknya serta piranti untuk menghindari kesalahan paralaks (paralax) Kemantapan (reliability) alat yang tinggi, yaitu alat yang dapat dipercaya kebenarannya untuk jangka waktu yang lama Kesalahan Dalam Pengukuran 1. Kesalahan sistem (systematic error) : Kesalahan kalibrasi, yaitu yang terjadi pada saat peneraan awal sehingga skala tidak benar, atau karena misalnya temperatur atau kelembaban lingkungan yang tidak sesuai dengan kondisi pada saat peneraan. Kesalahan manusia (human error), yaitu kesalahan yang diakibatkan oleh faktor manusia, misalnya terjadi kesalahan paralaks (optimisme ataupun pesimisme).

Experimental error, yaitu kesalahan yang diakibatkan karena cara pengukuran yang salah (metode pengukuran, efek pembebanan, rangkaian pengukuran).

Kesalahan teknik (error of technique), yaitu kesalahan yang diakibatkan oleh adanya bagian alat ukur yang bekerja tidak semestinya Kesalahan statistik (random error), kesalahan ini disebabkan karena sesuatu hal yang tidak diketahui dari luar dan timbulnya tidak menentu. Karena sumbernya tidak diketahui, maka kesalahan jenis ini tidak dapat dihilangkan dan hanya dapat diperkirakan dengan cara statistik.

2. Kesalahan karena salah (illegitimate error) Kesalahan ini adalah memang bersifat kesalahan dan sumbernya dapat diketahui : Blunder : yaitu kesalahan yang sebetulnya tidak perlu terjadi Computational error : yaitu kesalahan dalam cara menghitungnya Chaotic error : yaitu kesalahan yang diakibatkan oleh karena adanya gangguan keadaan atau sarana/ prasarana pengukuran, seperti misalnya gangguan listrik, petir, getaran yang keras. Cara mengatasi chaotic error ini adalah dengan mengisolir alat ukur terhadap gangguan-gangguan tersebut. Macam-macam Alat Ukur dan Penggunaannya 1. Menurut Macam Arus : Arus searah (DC) Arus bolak-balik (AC) Arus Searah dan arus bolak-balik (AC/ DC)

2. Menurut tipe/ jenis : Tipe Jarum Petunjuk (analog) Harga/ nilai hasil ukur yang dibaca adalah yang ditunjuk oleh jarum petunjuk, harga tersebut adalah harga sesaat pada waktu meter tersebut dialiri arus listrik Tipe Perekam (Recorder)

Harga/ nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga yang direkam / dicatat pada kertas, perekaman ini dilakukan secara otomatis dan terus menerus selama meter tersebut dialiri arus listrik. Tipe Integrasi (Integrator) Harga/ nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga dari hasil penjumlahan yang dicatat pada selang waktu tertentu selama alat tersebut digunakan Digital Harga/ nilai hasil ukur yang dibaca adalah harga sesaat dalam bentuk tampilan bilangan/ angka. Cara Pengukuran Bagaimana memilih alat ukur yang akan dipergunakan sesuai dengan kebutuhan dilapangan, perlu dipelajari tentang cara pembacaan alat ukur, pemahaman tentang simbolsimbol maupun kode non-teknis dari alat ukur. Posisi pembacaan Pembacaan harga pada alat ukur harus dilakukan secara cermat, dengan melihat jarum penunjuk secara tegak lurus, sehingga harga yang tertulis pada garis skala tepat berada dibawah jarum. Kesalahan yang timbul karena kesalahan sudut baca (tidak tegak lurus bidang skala), maka akan terbaca harga sebelah kiri atau disebelah kanan dari harga sebenarnya, kesalahan ini disebut dengan paralaks.

Bidang skala

N
Jarum

g yan ilai

aca terb

Nilai sebenarnya

Posisi pembacaan alat ukur

Untuk memperkecil kesalahan paralaks, maka jarum dari alat ukur cermat dibuat berupa pelat yang tipis dan dipasang cermin pada bidang skala kecil dibawah jarum. Dalam posisi pembacaan yang benar, maka jarum dan bayangannya pada cermin harus tepat membentuk satu garis tipis. Contoh cara membaca skala pada alat ukur : Ditelusuri dari garis yang ada angkanya dengan garis yang ada angka berikutnya,
0 5 Jarum 10

selanjutnya antara garis yang tidak ada angkanya.

Simbol-simbol alat ukur Berdasarkan pada prinsip kerja : Besi putar (Moving Iron) Prinsip kerja : gaya elektromagnetik pada suatu inti besi dalam medan magnet (kumparan tetap besi berputar), penggunaan pada pengukuran besaran AC/ DC Kumparan putar (PMMC = Permanent Magnet Moving Coil) Prinsip kerja : gaya elektromagnetik antara medan magnet tetap dan arus (kumparan berputar - magnet tetap), penggunaan pada pengukuran besaran DC, seperti misalnya AVO-meter atau Multimeter Elektrodinamik (Electrodynamic atau Dynamometer) Prinsip kerja: gaya elektromagnetik antar arus - arus. (kumparan tetap dan kumparan berputar), penggunaan pada besaran AC/DC, alat yang menggunakan prinsip kerja ini adalah Voltmeter / Ammeter / Wattmeter / Frequency meter.

Induksi (Induction) Prinsip kerja : gaya elektromagnetik yang dihasilkan oleh medan magnet bolak-balik dan arus induksi oleh medan magnet, (arus induksi dalam hantaran).

Kawat panas (Thermal) Prinsip kerja : gerakan jarum diakibatkan oleh pemuaian panas dan tarikan pegas, (pemakaian pada rangkaian AC/DC, alat yang

menggunakan sistem ini Ammeter/ Voltmeter).

Berdasarkan sumber tegangan : Alat ukur untuk pengukuran besaran arus searah (DC) Alat ukur untuk pengukuran besaran arus bolak-balik (AC) Alat ukur untuk pengukuran besaran arus searah dan arus bolak-balik (AC/ DC) Alat ukur untuk pengukuran besaran arus bolak-balik 3 phasa (AC 3)

Posisi Pengopeasian Alat Ukur

Alat ukur digunakan dengan posisi horisontal/ mendatar

Alat ukur digunakan dengan posisi vertikal/ tegak lurus

60

Alat ukur digunakan dengan posisi miring membentuk sudut 60o

Batas Ukur dari Alat Ukur Setiap alat ukur mempunyai batas ukur tertentu, yang artinya alat ukur tersebut hanya mampu mengukur sampai harga maksimal tertentu dimana jarum petunjuk akan menyimpang penuh sampai pada batas maksimal dari skala.Alat-alat ukur yang terpasang tetap pada panel pada umumnya mempunyai satu macam batas ukur saja dikarenakan besaran yang akan diukur nilainya tidak banyak berubah (dalam range tertentu), sedangkan alat ukur portable pada umumnya mempunyai beberapa pilihan batas ukur.

Contoh Tampilan Skala Alat Ukur

Jarum menunjuk pada angka 7 skala maksimum 10. Bila batas ukur yang dipilih adalah 5, maka harga sebenarnya yang ditunjuk oleh angka 7 adalah :

Beberapa istilah dalam pengukuran

Paralaks

Kesalahan pengukuran yang diakibatkan oleh kesalahan sudut baca bidang skala. Kedekatan harga hasil pengukuran dengan harga yang sebenarnya. Ketelitian yang menggambarkan konsistensi hasil pengukuran yang dilakukan berulang-ulang.

Akurasi

Presisi

Dead Time

: Waktu yang yang diperlukan oleh alat ukur untuk mulai merespon besaran yang diukur. : Sinyal atau input terkecil yang dapat direspon alat ukur (jarum penunjuk mulai bergerak).

Dead Zone

Resolusi

: Perubahan kecil (increment) sinyal atau input dimana alat ukur mulai merespon (jarum penunjuk mulai bergerak lagi). : Osilasi/ simpangan maksimum dari jarum penunjuk sebelum alat ukur menunjukkan hasil pengukuran (jarum berhenti bergoyang/ steady state).

Overshoot

Kelas Ketelitian

: Menyatakan kesalahan maksimum (+/-) yang diperkenankan pada alat ukur, yang dinyatakan dalam % terhadap simpangan skala penuhnya. : Alat ukur yang mempunyai ketelitian : 0,1; 0,2 dan 0,5. Alat ukur yang mempunyai ketelitian : 1; 1,5 ; 2,5 dan 5.

Alat Ukur Presisi

Alat Ukur Praktis :

You might also like