You are on page 1of 13

Mengenal Makna Atau Maksud Dari Gurindam 12

By huteridotcom on February 16, 2012 in Education Yang punya tugas sekolah untuk mengetahui makna atau maksud dari setiap fasal gurindam ini bisa lihat disini. Disini sudah saya sertakan, penjelasan dan maksud dari setiap fasal gurindam 12. Gurindam secara sederhana memiliki arti sebagai sebuah puisi. Gurindam 12 adalah sekumpulan syair yang diciptakan oleh Raja Ali Haji di Pulau Penyengat. Adapun beliau adalah seorang sastrawan di Kepulauan Riau pada masanya dan diakui sebagai salah satu Pahlawan Nasional. Mengenai sebab-sebab Raja Ali Haji menciptakan gurindam adalah sebagai mas kawin yang diberikan kepada Engku Puteri Hamidah yang tinggal di Pulau Penyengat. Mas kawin ini dipahatkan di batu marmer sebagai bukti rasa cintanya. Dalam kata-kata yang termaktub di gurindam tersebut sangat kental sekali nuansa keislaman, dikarenakan gurindam tersebut memang berisi wejangan maupun nasehat yang sangat berguna dan bersifat universal bagi masyarakat, khususnya masyarakat dimana Raja Ali Haji itu tinggal, yaitu masyarakat Melayu. Hal ini dimungkinkan karena dominannya unsur Islam dalam kehidupan bermasyarakat di kebudayaan Melayu sebagai dampak dari lancarnya proses Islamisasi di wilayah tersebut, khususnya kepulauan Riau. Dari bahasa yang di bentuk menjadi sebuah kata lalu menjadi kalimat yang mempunyai makna yang terkandung di dalamnya dan Ciri-Ciri yang Terkandung Dalam Gurindam 12 1. Rangkap Di dalam setiap pasal di Gurindam mempunyai dua baris dalam serangkap atau beberapa baris dalam serangkap. Setiap baris ke baris di dalam gurindam 12 membawa makna yang lengkap dan saling berkesinambungan antara baris pertama terhadap baris berikutnya. Baris pertama biasanya dikenali sebagai syarat dan baris kedua sebagai jawab. Baris pertama atau syarat menyatakan suatu pikiran atau peristiwa sedangkan baris kedua atau jawab meny atakan keterangan atau menjelaskan apa yang telah dinyatakan oleh baris atau ayat pertama tadi 2. Perkataan Jumlah perkataan sebaris tidak tetap. 3. Suku Kata Jumlah suku kata tidak tetap. 4. Rima Rima akhir tidak tetap. 5. Maksud dari setiap pasal gurindam

B. PENDAPAT-PENDAPAT Dalam bukunya yang berjudul puisi lama St. takdir Alisyahbana memberikan keterangan tentang gurindam sebagai berikut: Gurindam biasanya terjadi dari sebuah kalimat majemuk, yang di bagi menjadi 2 baris bersajak. Dr. J.S Badudu, dalam bukunya sari kesustraan Indonesia menjelaskan bahwa gurindam sebenarnya merupakan sebuah kalimat yang terbagi 2 dengan akhir baris berirama sama.

Gurindam termasuk ke dalam puisi lama yang banyak terdapat dalam masyarakat Melayu Indonesia. Gurindam yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji (1809-1872). Gurindam ini dinamakan Gurindam Dua Belas karena gurindam tersebut terdiri dari dua belas pasal. Hampir semua lariknya mempunyai rima yang sama dalam satu bait. C.MAKNA SETIAP PASAL Pasal Pertama (1) Gurindam 12 Makna yang terkandung dalam Pasal Pertama Memberi nasihat tentang agama (religius) Barang siapa tiada memegang agama Sekali-kali tiada boleh dibilang nama Maksudnya adalah setiap manusia harus memiliki agama karena agama sangat penting bagi kehidupan manusia, orang yang tidak mempunyai agama akan buta arah menjalankan hidupnya. Barang siapa mengenal yang empat Maka yaitulah orang yang marifat

Untuk mencapai kesempurnaan didalam menjalani hidup, manusia harus mengenal empat zat yang menjadikan manusia mula-mula. 4 tersebut adalah syariat, tarikat, hakikat dan makrifat.

Barang siapa mengenal Allah SWT Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah

Orang yang mengenal Allah SWT, harus melakukan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, tidak akan melanggar aturannya

Barang siapa mengenal diri Maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri

Orang yang tidak beragama tidak akan memiliki identitas diri dan tidak akan dekat dengan Allah SWT.

Barang siapa mengenal dunia Tahulah ia barang yang terpedaya

Kita dapat mengetahui kebesaran Allah lewat manusia, makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna. Manusia yang berorientasi pada kebahagiaan atau hanya mencari kebahagiaan di dunia saja, sebenarnya ia akan tertipu dan menyadarinya bahwa di dunia itu hanya sesaat

Barang siapa mengenal akhirat Tahulah ia dunia mudharat

Di dunia ini kita hanya hidup sesaat, setelah kita wafat setiap manusia akan dimintakan pertanggung jawabannya di akhirat nanti.

Pasal Kedua (2) Gurindam 12 Makna Yang Terkandung dalam PasaL Kedua menceritakan tentang orang orang yang meninggalkan Sembahyang, Puasa, Zakat, dan Haji beserta akibatnya Barang siapa mengenal yang tersebut Tahulah ia makna takut

Semakin seorang dekat dan mengetahui tentang agamanya pasti manusia tersebut akan takut dan orang tersebut harus menjalani Perintah-perintah-Nya dan wajib kita laksanakan

Barang siapa meninggalkan sembahyang Seperti rumah tiada bertiang

Orang yang tidak sembahyang bagaikan rumah yang tidak mempunyai tiang, shalat merupakan pegangan hidup.

Barang siapa meninggalkan puasa Tidaklah mendapat dua termasa

Orang yang meninggalkan ibadah puasa akan kehilangan dunia dan akhirat, berarti Allah tidak akan menjaga orang itu.

Barang siapa meninggalkan zakat Tiadalah hartanya beroleh berkat

Harta dari orang yang tidak membayar zakat tidak diridhai oleh Allah. Itupun jika di dunia hidupnya senang apabila tidak memberikan sebagian harta nya maka, hidupnya tidak akan terasa senang.

Barang siapa meninggalkan haji Tiadalah ia menyempurnakan janji

Orang yang tidak naik haji (apalagi jika ia mampu) tidak menyempurnakan janjinya sebagai orang Islam.

Pasal Ketiga (3) Gurindam 12 Makna yang terkandung dalam Pasal Ketiga tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan seperlunya Apabila terpelihara mata Sedikitlah cita-cita

Mata harus di pergunakan sebaik-baiknya jangan sampai kita meliahat apa yang dilarang oleh allah swt

Apabila terpelihara kuping Khabar yang jahat tiadalah damping

Telinga harus dijauhkan dari segala macam bentuk gunjingan dan hasutan

Apabila terpelihara lidah Niscaya dapat daripadanya faedah

Orang yang menjaga omongannya akan mendapatkan manfaat.

Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan Daripada segala berat dan ringan

Jangan mengambil barang yang bukan hak kita

Apabila perut terlalu penuh Keluarlah fiil yang tidak senonoh

Nafsu harus dijaga supaya tidak melakukan perbuatan yang dilarang

Anggota tengah hendaklah ingat Di situlah banyak orang yang hilang semangat

Hidup harus dijalani penuh semangat

Hendaklah peliharakan kaki Daripada berjalan yang membawa rugi

Jangan merugikan diri dengan melakukan hal-hal yang mubajir dan maksiat. Melangkahlah dijalan yang benar dan di ridhoi

Pasal keempat (4) Gurindam 12 Makna yang terkandung dalam Pasal Keempat tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi) Hati itu kerajaan di dalam tubuh Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh

Jagalah hati dari perbuatan yang di larang oleh agama

Apabila dengki sudah bertanah Datanglah daripadanya beberapa anak panah

Hati yang dengki hanya akan merugikan diri sendiri

Mengumpat dam memuji hendaklah pikir Di situlah banyak orang yang tergelincir

Berbicara harus dipikir supaya tidak celaka karenanya

Pekerjaan marah jangan dibela Nanti hilang akal di kepala

Amarah adalah perbuatan sia-sia, jaga lah amarah kita

Jika sedikitpun berbuat bohong Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung

Orang yang pernah berbohong, sedikit apa pun dustanya, akan terus tampak di mata orang lain

Tanda orang yang amat celaka Aib dirinya tiada ia sangka

Orang yang paling celaka adalah orang yang tidak menyadari kesalahannya sendiri sampai harus dikatakan oleh orang lain

Bakhil jangan diberi singgah Itulah perompak yang amat gagah

Sifat pelit akan menguras hartanya sendiri, berarti dengan menjadi dermawan justru harta kita akan bertambah

Barang siapa yang sudah besar Janganlah kelakuannya membuat kasar

Jagalah setiap perbuatan kita

Barang siapa perkataan kotor Mulutnya itu umpama ketor

Kelakuan dan kata-kata hendaklah selalu halus dan bersih.

Di manakah salah diri Jika tidak orang lain yang berperi

Jika kita berbuat kesalahan kita harus minta maaf

Pekerjaan takbur jangan direpih Sebelum mati didapat juga sepih

Jangan mengambil pekerjaan yang haram

Pasal Kelima (5) Gurindam 12 Makna yang Terkandung dalam Pasak Kelima tentang pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan dengan kaum terpelajar Jika hendak mengenal orang berbangsa Lihat kepada budi dan bahasa

Orang yang mulia dan berbangsa dapat kita lihat dari perilaku dan tutur katanya

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia Sangat memeliharakan yang sia-sia

Orang yang bahagia adalah orang yang berhemat dan tidak melakukan perbuatan yang sia-sia

Jika hendak mengenal orang mulia Lihatlah kepada kelakuan dia

Untuk mengetahui apakah orang itu mulia maka lihatlah sikapnya

Jika hendak mengenal orang yang berilmu Bertanya dan belajar tiadalah jemu

Orang yang pandai tidak pernah jemu untuk belajar dan memetik pelajaran dari hidupnya di dunia

Jika hendak mengenal orang yang berakal Di dalam dunia mengambil bekal

Orang yang berakal adalah orang yang teleh mempersipkan bekal waktu hidp di dunia ini

Jika hendak mengenal orang yang baik perangai Lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai

Jika ingin mengetahui sift baik dari seseorang maka lihatlah saat di bergaul dengan masyarakat

Pasal Keenam (6) Gurindam 12 Makna Yang Terkandung dalam Pasal Keenam tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk Cahari olehmu akan sahabat Yang boleh dijadikan obat

sahabat yang setia dan dapat membantu kita

Cahari olehmu akan guru Yang boleh tahukan tiap seteru

Carilah guru yang serba tahu dan tidak menyembunyikan hal-hal buruk

Cahari olehmu akan isteri Yang boleh menyerahkan diri

Istri yang patut diambil adalah istri yang berbakti

Cahari olehmu akan kawan Pilih segala orang yang setiawan

Carilah teman yang setia diasaat kita senang maupun susah

Cahari olehmu akan abdi Yang ada baik sedikit budi

Pengikut, pembantu, budak yang baik untuk diambil adalah abdi yang berbudi.

Pasal Ketujuh (7) Gurindam 12 Makna yang terkandung dalam Pasal Ketujuh berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti anak -anaknya sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot sendiri Apabila banyak berkata-kata Di situlah jalan masuk dusta

Orang yang banyak bicara memperbesar kemungkinan berdusta

Apabila banyak berlebih-lebihan suka Itu tanda hampirkan duka

Terlalu mengharapkan sesuatu akan menimbulkan kekecewaan yang mendalam saat sesuatu itu tidak seperti yang diharapkan

Apabila kita kurang siasat Itulah tanda pekerjaan hendak sesat Meja Laptop Portable Multifungsi

Setiap pekerjaan harus ada persiapannya

Apabila anak tidak dilatih Jika besar bapanya letih

Anak yang tidak di didik semasa kecilnya akan menyebabkan saat anak itu sudah tumbuh dewasa akan membangkan orang tua

Apabila banyak mencacat orang Itulah tanda dirinya kurang

Jangan suka menghina orang lain

Apabila orang yang banyak tidur Sia-sia sajalah umur

Pergunakan lah waktu sebaik-baiknya

Apabila mendengar akan kabar Menerimanya itu hendaklah sabar

Jika menerima kabar duka atau kabar yang kurang menyenangkan maka kita harus sabar dan menerima dengan lapang dada

Apabila mendengar akan aduan Membicarakannya itu hendaklah cemburuan

Jangan mudah terpengaruh akan omongan orang lain

Apabila perkataan yang lemah lembut Lekaslah segala orang mengikut

Perkataan yang lemah-lembut akan lebih didengar orang daripada perkataan yang kasar

Apabila perkataan yang amat kasar Lekaslah orang sekalian gusar

Perkataan orang yang kasar membuat orang yang berada didekatnya resah

Apabila pekerjaan yang amat benar Tidak boleh orang berbuat onar

Orang yang benar jangan disalahkan (difitnah atau dikambinghitamkan).

P asal Kedelapan (8) Gurindam 12 Makna yang Terkandung dalam Pasal Kedelapan berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang yang culas dan tidak berprasangka buruk terhadap seseorang Barang siapa khianat akan dirinya Apalagi kepada lainnya

Orang yang ingkar dan aniaya terhadap dirinya sendiri tidak dapat dipercaya

Kepada dirinya ia aniaya Orang itu jangan engkau percaya

jangan percaya terhadap orang yang suka menganiyaya orang lain

Lidah suka membenarkan dirinya Daripada yang lain dapat kesalahannya

Jangan suka menyalahkan orang lain, dan mengganggpa bahwa diri kita paling benar

Daripada memuji diri hendaklah sabar Biar daripada orang datangnya kabar

Pujian tidak usah dibuat sendiri tapi tunggulah datangnya dari orang lain

Orang yang suka menampakkan jasa Setengah daripadanya syirik mengaku kuasa

Jangan menginginkan imbalan dari setiap jasa yang telah kita perbuat

Kejahatan diri disembunyikan Kebajikan diri diamkan

Sifat-sifat jelek dalam diri kita jangan ditampakkan, begitu pula kebaikan-kebaikan yang telah kita perbuat

Keaiban orang jangan dibuka Keaiban diri hendaklah sangka

Jangan membuka aib atau keburukan dari orang lain, kesalahan diri sendiri harus disadar

Pasal ke Sembilan (9) Gurindam 12 Makna Yang Terkandung dalam Pasal Kesembilan berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada pengendalian diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan Bukannya manusia yaitulah syaitan

Manusia yang sudah mengetahui bahwa pekerjaan yang di larang oleh allah swt, maka manusia tersebut tidak dapat di katakan manusia

Kejahatan seorang perempuan tua Itulah iblis punya penggawa

Kejahatan seorang perempuan tua bagaikan pimpinan setan

Kepada segala hamba-hamba raja Di situlah syaitan tempatnya manja

Jangan engkau tergoda akan kekayaan pada raja

Kebanyakan orang yang muda-muda Di situlah syaitan tempat bergoda

Semasa muda jagalah iman kita jangan sampai tergoda oleh rayuan setan

Perkumpulan laki-laki dengan perempuan Di situlah syaitan punya jamuan

Jika terdapat seorang lelaki dan seorang perempuan maka disitu pulalah setan berada untuk menggangu iman orang tersebut

Adapun orang tua yang hemat Syaitan tak suka membuat sahabat

Orang yang semasa mudanya tidak menyia-nyiakan waktu dan selalu melangkah di jalan allah swt, maka setan akan menjauhi orang tersebut

Jika orang muda kuat berguru Dengan syaitan jadi berseteru

orang muda yang gemar belajar dijauhi oleh setan.

Pasal ke Sepuluh (10) Gurindam 12 Makna yang Terkandung dalam Pasal Kesepuluh berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya Dengan bapak jangan durhaka Supaya Allah tidak murka

Jangan durharka terhadap bapa

Dengan ibu hendaklah hormat Supaya badan dapat selamat

Setiap anak harus hormat dan patuh terhadap ibunya karena surga di telapak kaki ibu dan ibu mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan anaknya

Dengan anak janganlah lalai Supaya boleh naik ke tengah balai

Jagalah anak karena anak merupakan titipan tuhan

Dengan kawan hendaklah adil Supaya tangannya jadi kapil

Bersikap adilah sesama teman

Pasal ke-11 (sebelas) Gurindam 12 Adapun mengenai pemaknaan gurindam tersebut, bait pertama Hendaklah berjasa kepada yang sebangsa Makna dari kalimat tersebut adalah himbauan kepada manusia untuk selalu bisa bermanfaat kepada sesama, sebab dalam Islam memang sangat dianjurkan sekali untuk saling memberikan manfaat, seperti misalnya dalam sebuah hadis, seorang muslim adalah saudara bagi orang islam yang lain, yang tidak akan menganiayanya, tidak akan membiarkannya (ataupun menyerahkannya kepada musuhnya). Barangsiapa menyampaikan hajat (kepentingan) saudaranya, maka Allah akan

mengabulkan hajat orang itu. Barang siapa yang memberikan kemudahan bagi seorang muslim yang sedang kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan padanya ketika kesulitan pada Hari Kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi rahasia seorang muslim, maka Allah akan menutupi baginya rahasianya pada Hari Kiamat. (HR. Mu slim).

Untuk makna dari bait kedua gurindam pasal kesebelas Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela Sangat erat kaitannya dengan kepemimpinan dalam Islam yang sangat mengutamakan akhlak yang mulia. Bukankah Rasulullah memiliki sifat-sifat terbaik dan jauh dari sifat yang tercela, yaitu Fathanah, Amanah, Shiddiq, dan Tabligh. Sehingga seorang pemimpin (kepala) hendaklah memiliki rasa tanggung jawab dan menjauhi akhlak yang tercela, Kamu semua dalah pemimpin, dan kamu semua akan ditanya (bertanggungjawab) atas pimpinannya. Maka imam adalah pemimpin yang bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Dan seorang suami adalah pemimpin terhadap keluarganya dan akan ditanya tentang pimpinannya. Dan seorang isteri adalah pemimpin pada rumah tangga suaminya maupun anak anaknya dan bertanggungjawab terhadap pimpinannya. Seorang anak menjadi pemimpin terhadap ayahnya dan bertanggungjawab terhadap apa yang telah dipimpinnya.. Dan seorang pelayan adalah pemimpin terhadap harta tuannya dan bertanggungjawaab atas pimpinannya. Maka kamu semua adalah pemimpin dan kamu semua adalah bertanggungjawab terhadap rakyat (hasil pimpinannya, anak buahnya, pekerjaanya) (HR. Bukhari)

Kemudian bait yang ketiga Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat Dapat direnungkan sebagai upaya agar menjadi orang yang terpercaya, sebagaimana dalam sebuah hadis, Laksanakanlah amanat(kewajiban) pada orang yang mempercayakan diri padamu, dan janganlah berkhianat (menipu) pada orang yang menipumu (HR. Turmudzi)

Untuk bait yang keempat Hendak marah dahulukan hajat Dalam sebuah hadis, riwayat Abu Daud disebutkan, Barangsiapa yang menahan kemarahan, padahal dia sanggup untuk melepaskan kemarahan itu, maka Allah akan memenuhi hati orang itu berupa keamanan dan keimanan (HR. Abu Daud) Secara sederhana berati ini sebuah nasehat bahwa marah itu adalah sesuatu yang tidak baik dan dianjurkan untuk melaksanakan hajat misalnya silaturrahim, bertadabur alam, rihlah ataupun yang sejenisnya untuk mengurangi rasa marah itu dan mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia.

Bait yang kelima Hendak dimulai jangan melalui Maksud dari bait ini adalah bahwa sebagala sesuatu perlu awal untuk dimulai

Bait keenam Hendak ramai, muliakan perangai Bait ini sangat berkaitan dengan akhlak yang baik. Artinya jika seseorang ingin mendapatkan sesuatu ataupun silaturrahimnya semakin dipermudah oleh Allah, maka salah satu jalannya adalah dengan memperbaiki perangai (tingkah laku/akhlak), Tidak ada sesuatu yang lebih memperberat timbangan pahala kebaikan (pada Hari Kiamat) kecuali budi pekerti (akhlak) yang baik (HR. Abu Daud) Makna yang trkandung dalam Pasal sebelas berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela, berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya, serta tidak berkhianat Hendaklah berjasa Kepada yang sebangsa

Berjasalah bagi negara dan bangsa, optimalkan setiap kemampuan yang kita punya sehingga kita bisa mengharumkan nama bangsa

Hendak jadi kepala Buang perangai yang cela

Jadilah pemimpin yang tidak mempunyai sikap tercela

Hendaklah memegang amanat Buanglah khianat

Semoga bermanfaat, :D

UPDATE Gurindam 12 Pasal 12 Saya tidak tahu berapa banyak komentar yang menanyakan mengenai pasal 12 nya yang hilang namun tenang saja, kini sudah muncul pasal 12 nya, walaupun ini hanya sementara.. Pasal ke Duabelas (12) Gurindam 12

Raja mufakat dengan menteri Seperti kebun berpagarkan duri Hubungan raja dengan menteri adalah saling menjaga satu sama lain, dan harus bekerjasama Betul hati kepada raja Tanda jadi sebarang kerja Raja yang baik atau raja yang mendapat petunjuk dari Allah adalah raja yang adil terhadap rakyatnya Hukum adil atas rakyat Tanda raja beroleh inayat Hukum harus didasari oleh hak asasi manusia Kasihkan orang yang berilmu Tanda rahmat atas dirimu Orang yang berilmu akan dikaruniai oleh Allah dan dihormati orang lain Hormat akan orang yang pandai Tanda mengenal kasa dan cindai Hormatilah setiap manusia Ingatkan dirinya mati Itulah asal berbuat bakti Bila manusia mengingat kematiannya nanti, ia akan lebih berbakti pada Allah Akhirat itu terlalu nyata Kepada hati yang tidak buta . Orang yang tidak buta hatinya tahu kalau akhirat itu benar-benar ada.

You might also like