You are on page 1of 57

INOVASI PENDIDIKAN

INOVASI PENDIDIKAN Disusun Dalam Rangka Perkuliahan Strata Satu S-1 A. SHOFYANIS, H. M.Ed.,Ph.D Bandung Awal Oktober 2011 082128737736

INOVASI PENDIDIKAN
Konsep Dasar Kata Innovation (Bahasa Inggeris) sering diterjemahkan sebagai segala hal yang baru atau pembaharuan , S. Wojowasito (1972), tetapi ada juga yang menjadikan kata innovation menjadi kata Indonesia yaitu inovasi. Kata Inovasi kadang-kadang juga digunakan untuk menyatakan penemuan, karena segala hal yang baru adalah hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menerjemahkan kata lain dari Bahasa Inggeris, yaitu kata discovery atau kata invention. Kata inovasi sering juga dikaitkan dengan modernisasi, karena keduanya membicarakan upaya pembaharuan.

Pengertian Discovery, Invention, dan Innovation


Udin, S.S. (2006:2) menyatakan bahwa discovery, invention dan innovation dapat diartikan dalam Bahasa Indonesia sebagai penemuan Diskoveri (Discovery) adalah penemuan sesuatu yang sebenarnya sesuatu itu sudah ada sebelumnya namun belum diketahui banyak orang Invensi (Invention) adalah penemuan sesuatu yang benarbenar baru, artinya penemuan hasil kreasi manusia. Benda atau hal-hal yang ditemukan itu memang sebelum nya belum ada, kemudian diadakan sebagai hasil kreasi manusia Inovasi (Innovation) adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati atau dirasakan sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang.

INOVASI dan MODERNISASI


Sewaktu kita membicarakan inovasi, sering orang mengajukan pertanyaan tentang modernisasi. Hal ini, disebabkan karena keduanya terdapat kesamaan, yaitu membicarakan perubahan sosial. Istilah (term) modern mempunyai berbagai macam arti, dan juga mengandung berbagai macam tambahan arti (connotation). Istilah modern ini digunakan tidak hanya untuk orang, tetapi juga digunakan untuk bangsa, sistem politik, pendidikan, sekolah, perguruan tinggi, pesantren, rumah sakit, perumahan, pakaian, serta berbagai kebiasaan lainnya. Pada umumnya, kata modern digunakan untuk menunjukkan terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik

Modernisasi dan Perkembangannya


Eissentadt (dalam Francis Abraham, 1980:4, yang dikutip Udin S.S. 2006:4) menyatakan bahwa menurut sejarahnya, modernisasi adalah proses perubahan sistem sosial, ekonomi, dan politik yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara dari abad ke 17 dan abad 19. Setelah itu, berkembang pula di berbagai negara di Eropa. Pada abad 19 dan 20 berkembang pula di negara-negara Amerika Selatan, Asia dan Afrika. Proses perubahan tersebut berlangsung secara bertahap, namun tidak semua masyarakat berkembang dalam urutan tahap yang sama. Jadi modernisasi pada dasarnya adalah suatu proses perkembangan yang kebetulan berawal dari Eropa Barat dan Amerika Utara. Sekarang Bangsa-Bangsa dari dunia ketiga sedang berjuang untuk menyamakan diri mencapai status kehidupan modern, dengan tujuan agar dapat meningkatkan hal-hal yang esensial dalam kehidupan, walaupun mungkin dalam prosesnya terjadi berbagai benturan dan perpecahan

Inkeles (dalam Abraham, 1980:5, yang dikutip Udin S.S. 2006:5) mengemukakan 11 karakteristik manusia modern
1. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru (open minded). 2. Selalu siap menghadapi perubahan sosial, kalau perlu menjadi agen perubahan. 3. Memiliki pandangan yang luas, 4. Mempunyai dorongan ingin tahu yang kuat (curiosity). 5. Memiliki pandangan yang berorientasi ke masa sekarang dan masa yang akan datang, dengan menyimak masa yang telah lampau (future oriented). 6. Menyenangi perencanaan, baik perencanaan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang,

Karakteristik Lanjutan
7. Manusia modern lebih percaya kepada hasil perhitungan manusia dan pemikiran manusia daripa kepada takdir atau pembawaan. 8. Manusia modern menghargai keterampilan teknik dan dijadikan dasar pemberian imbalan. 9. Berwawasan pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan di sekolah formal lebih ditekankan untuk meningkatkan keterampilan membaca, menulis dan berhitung, daripada untuk melaksanakan pendidikan agama dan moral. 10. Manusia modern menyadari dan menghargai kemuliaan orang lain, terutama orang-orang seperti wanita, anakanak, dan bawahan. 11. Memahami perlunya produksi.

Pengertian Inovasi Pendidikan


Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan. Dengan kata lain, inovasi pendidikan adalah ide, sarana dan prasarana, metode, proses pembelajaran, pembiayaan, evaluasi, bahan ajar dan sebagainya yang dirasakan atau diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masayarakat) dalam bidang pendidikan.

Contoh Inovasi Pendidikan Menurut Mattew Miles (1964) dalam Udin SS (2006)
Pembinaan personalia. Inovasi yang sesuai dengan personnel management, misalnya, peningkatan mutu pendidik PAUD, TK, SD, SMP Harus S1 atau DIV (PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, kenaikan pangkat Personal dan wilayah kerja. Misalnya, rasio pendidik dengan peserta didik, rasio kelas : peserta didik(TK :1:25; SD 1:36; SMP 1:32; SMA 1:26, Wilayah kepenilikan 1 : 15, wilayah kepengawasan 1: 15, dan sebagainya. Manajemen sarana dan prasarana. Lihat SPM atau Permendiknas No. 24 Tahun 2008 Tentang Standar Sarana dan Prasarana. Pengelolaan waktu. Pengatuaran waktu proses pembelajaran, libur, ujian, dsb. Perumusan tujuan. perubahan tujuan dalam tiap semester, tahunan, tiga tahunan, enam tahunan, co-kurikuler, ekstra kulikuler.

Mattew Miles Lanjutan


Prosedur yang harus ditempuh. Misalnya, penggunaan kurikulum baru, cara pembuatan silabus, cara pembuatan RPP, Peran yang diperlukan. Misalnya, peran pendidik sebagai pengguna media, pengelola kegiatan kelompok, anggota team teaching, evaluator. Pengembangan wawasan. Misalnya, wawasan terhadap pendidikan sepanjang hayat (life-long education), pengembangan keterampilan proses, mencintai pekerjaan, merasa tidak pernah puas dengan pencapaian suatu tujuan, kesediaan memanfaatkan waktu luang,

KOMPONEN PENDIDIKAN MENURUT PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
1. Standar isi yang memuat Kerangka dasar dan struktur kurikulum, Beban belajar, Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan Kalender pendidikan 2. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 3. Standar Sarana dan Prasarana 4. Standar Proses 5. Standar Biaya 6. Standar Pengelolaan 7. Standar Penilaian 8. Standar Kompetensi Lulusan

PROSES INOVASI PENDIDIKAN


Nicocolo Machiavelli: Tiada pekerjaan yang lebih susah merencanakannya, lebih meragukan akan keberhasilannya, lebih berbahaya dalam pengelolaannya, daripada menciptakan suatu pembaharuan. Apabila lawan telah merencanakan untuk menyerang inovator, sedangkan kita hanya bertahan dengan kemalasan, maka inovator dalam keadaan terancam

Pernyataan tersebut menunjukkan, bahwa betapa beratnya tugas inovator; dan betapa sukarnya untuk menyebarkan inovasi. Contoh: Untuk mengefektifkan proses pembelajaran, para pendidik agar membuat silabus dan RPP. Atau menggunakan model PPSI ( Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional). Para pendidik diberi pendidikan dan pelatihan. Ternyata banyak pendidik yang belum mampu dan mau menggunakannya.

TIGA KEGIATAN PROSES INOVASI PENDIDIKAN

1. Difusi dan Diseminasi Innovasi. Difusi ialah proses komunikasi inovasi antara warga masyarakat, dengan menggunakan saluran tertentu, dan dalam waktu tertentu. Artinya terjadinya saling tukar informasi anta beberapa individu, baik secara memusat (konvergen) maupun memencar (divergen) yang berlangsung secara spontan

Difusi merupakan salah satu tipe komunikasi yang memiliki ciri pokok yang dikomunikasikan adalah hal yang baru (inovasi) Rogers (1983). Difusi sentralisasi: Penentuan waktu mulainya difusi, saluran apa yang digunakan. Siapa yang menilai, dilakukan oleh sekelompok pimpinan agen pembaharu (Change Agent). Difusi disentralisasi : Penentuan tersebut dilakukan oleh warga masyarakat (client) bekerja sama dengan beberapa orang yang telah meneriama inovasi

Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan dan dikelola. Jadi kalau difusi terjadi secara spontan, maka diseminasi dengan perencanaan. Diseminasi dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan TOT; Diklat para pendidik; Kemitraan antar sekolah maju dan belum maju; melalui lembaga keguruan seperti KKG, MGMP; dsb.

ELEMEN DIFUSI INOVASI


Rogers: Empat elemen difusi: A. Inovasi : ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagi suatu yang baru. Baru mengandung ketidak pastian (uncertainty) B. Komunikasi dengan saluran tertentu. Untuk saling tukar informasi antar anggota sehingga terjadi saling pengertian. Misal media masa, interpersonal communication, pengajian, dsb. Akan mudah bila terdapat kesamaan (homophily); dan akan sulit kalau terdapat ketidaksamaan (heterophily). Untuk mengatasinya perlu ada empati (emphaty), yaitu memposisikan diri sama dengan yang lainnya

C. Waktu. Waktu merupakan dimensi yang sangat penting dalam proses difusi dan aspek utama dalam komunikasi. Dimensi waktu dalam difusi terdapat dalam tiga kegiatan yaitu: proses keputusan inovasi, yaitu saa mengetahui sampai meneriama atau menolak inovasi; kepekaan seseorang terhadap inovasi, yaitu ada yang menerima lebih cepat dan lebih lambat bahkan ada yang tertinggal; dan kecepatan penerimaan inovasi, yaitu kecepatan diterimanya individual

D. Warga Masyarakat (anggota sistem sosial) yang salaing berinteraksi antar individu, atau antar kelompok masyarakat untuk bekerja sama dalam rangka memecahkan berbagai masalah untuk mencapai tujuan bersama. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informasl, organisasi, dan sub sitem sosial lainnya. Seperti petani, pedagang, kelompok dosen, kelompok dokter, dsb.

PROSES KEPUTUSAN INOVASI

Proses keputusan inovasi adalah tahapan kegiatan yang dilalui oleh individu atau unit pengambil keputusan mulai dari: tahu adanya inovasi, setuju adanya inovasi, menerima atau menolak inovasi, implementasi inovasi, dan konfirmasi terhadap keputusan inovasi yang telah ditetapkan. Contoh, mengganti kompor minyak tanah dengan gas elfiji.

MODEL PROSES KEPUTUSAN INOVASI


1. Tahap Pengetahuan (knowledge). Yaitu pada saat seseorang menyadari akan adanya pembaharuan (Innovation) dan keingintahuan (curiocity) terhadap apa dan bagaimana inovasi tersebut. Menyadari bukan memahami tapi membuka diri (open minded) dan aktif bertanya, membaca buku, mendengan siaran TV, dll. Contoh. Guru A Mendengar ada innovasi lalu menyadari adanya inovasi tersebut, maka pada diri A sudah terjadi proses keputusan. Tapi Guru B yang sama-sama mendengar tapi tidak menyadarinya, maka belum ada proses keputusan Tahap bujukan (persuation) yaitu membentuk sikap menyenangi atau menolak. Kalau pengetahuan merupakan kegiatan kognitif, maka bujukan adalah kegiatan afektif. Individu akan menerima informasi secara selektif sesuai dengan kondisi dan sifat pribadinya.

2.

3. Tahap Keputusan (decision). Tahap ini berlangsung jika

seseorang menerima atau menolak inovasi. Menerima berarti akan menerapkan, menolak berarti tidak akan menerapkan. Seringkali menerima setelah mencoba. Tapi jika inovasi dapat dipisahkan bagian perbagian. Percobaan dapat perbagian atau keseluruhan oleh sekelompok orang. Penolakan dapat terjadi pada setiap tahapan. Penolakan dapat berupa aktif, setelah mencoba dan penolak fasif tanpa upaya apapun

4. Tahap Pelaksanaan (Implementation)


Tahap pelaksanaan terjadi apabila seseorang menerapkan inovasi baik secara mental maupun dengan perbuatan. Misal. Kotoran kerbau dapat dijadikan bahan biogas. Ada yang menerima tapi tanpa perbuatan, hal ini karena kurangnya fasilitas, atau tidak ada agen pembaharu. Inovasi akan berakhir apabila sesuatu itu sudah melembaga dan sudah dilaksanakan oleh seluruh masyarakat.

5. Tahap konfirmasi (confirmation) Dalam tahap konfirmasi, seseorang mencari kekuatan terhadap keputusan yang telah diambilnya. Konfirmasi ini seberanya berlangsung secara berkelanjutan sejak terjad pada tahap pengetahuan. Pada tahap ini berupaya supaya tidak terjadi disonasi yaitu perasaan yang tidak sesuai atau tidak selaras sehingga terjadi keraguan untuk menerapkannya. Dalam difusi, usaha untuk mengurangi disonasi: a). Mencari dukungan informasi; b). Berupaya menerima dengan syarat; c). Mengubah keputusan yang telah diambil.

TIPE KEPUTUSAN INOVASI

Inovasi dapat diterima atau ditolak berdasarkan keputusan bersama atau paksaan (kekuasaan). Atas dasar tersebut, tipe keputusan inovasi, sbb.: 1. Keputusan inovasi opsional, yaitu individu sebagai anggota sistem sosial yang berperan untuk menerima atau menolak keputusan inovasi. 2. Keputusan inovasi kolektif, yaitu keputusan yang dibuat secara bersama-sama. Harus ditaati walaupun mungkin ad anggota masyarakat yang berkeberatan. 3. Keputusan inovasi otoritas, yaitu keputusan yang dibuat oleh orang yang berkedudukan, berkuasa, status, wewenang atau kemampuan yang lebih tinggi dalam sistem sosial. Misal, penggunaan sabuk pengaman; nyala lampu motor di siang hari

4. Keputusan inovasi kontingensi (contingent) Yaitu keputusan yang diambil setelah ada keputusan yang dibuat sebelumnya. Ciri pokoknya adalah digunakannya dua atau lebih keputusan secara bergantian atau bersama-sama untuk menangani masalah difusi inovasi. Terserah mau keputusan opsional, kolektif dan otoritas. Sistem sosial akan terlibat langsung dalam keputusan kolektif, otoritas dan kontingensi, tapi tidak semua terlibat dalam keputusan opsional

PROSES INOVASI PENDIDIKAN

Proses Inovasi pendidikan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan individu atau organisasi mulai dari kesadaran akan adanya inovasi sampai kepada implementasi dan konfirmasi inovasi pendidikan. Proses berarti dilakukan dalam waktu yang relatif lama da setiapa tahapannya tentu akan terjadi perubahan. Lamanya waktu akan bervariasi, tergantung kepada kepekaan individu atau organisasi, sampai proses itu dinyatakan berakhir.

MODEL PROSES INOVASI PENDIDIKAN


1. Lavidge &Steiner (1961): Menyadari; Mengetahui; Menyukai; Memilih; Mempercayai; dan Membeli. 2. Colley (1961): Belum menyadari; Menyadari; Memahami; Mempercayai; Mengambil tindakan. 3. Rogers (1962): Menyadari; Menaruh perhatian; Menilai; Mencoba; Menerima. 4. Robertson (1971): Persepsi tentang masalah; Menyadari; Memahami; Menyikapi; Mengesahkan; Mencoba; Menerima; Disonasi. 5. Rogers & Shoemakers (1971): Pengetahuan Persuasi (sikap); Keputusan ---Menerima atau menolakKonfirmasi; Implementasi.

TAHAP-TAHAP PROSES INOVASI


I. Tahap Inisiasi (Permulaan): Pengumpulan informasi, konseptualisasi, perencanaan (perencanaan baik = 60%). A. Agenda setting: Semua permasalahan umum organisasi dirumuskan, apakah perlu inovasi atau tidak; diadakan studi kelayakan (feasibility study). B. Penyesuaian (matching): Penyesuaian antara masalah organisasi dan inovasi yang akan digunakan; Perencanaan inovasi , desain penerapan inovasi, II. Implementasi: Semua kejadian, kegiatan dan keputusan diarahkan kepada inovasi. A. Re-definisi/restrukturisasi : 1).iniovasi dimodifikasi dan reinvensi disesuaikan dengan kondisi dan situasi serta masalah organisasi. 2). Reformasi organisasi. Contoh OTONOMI . B. Klarifikasi: Rumusan hubungan antara inovasi dan organisasi C. Rutinisasi: Inovasi sudah hilang identitas dan jadi kegiatan rutin

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES INOVASI PENDIDIKAN

1. KURIKULUM ATAU STANDAR ISI (KTSP) 2. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan) 3. PRASARANA DAN SARANA 4. PROSES PEMBELAJARAN 5. PROSES PENGELOLAAN (pengawasan) 6. PEMBIAYAAN 7. KOMPETENSI KELULUSAN 8. PENILAIAN

KARAKTERISTIK DAN STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN

Penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri: Contoh Penggunaan kalkulator dan blue jean antara 1 sampai 5 tahun baru diterima oleh masyarakat Amerika Serikat; sedang penggunaan tali pengaman bagi pengemudi mobil perlu puluh tahun Evert M. Rogers (1993). Bagaimana penggantian minyak tanah dengan GAS? 1. Keuntungan relatif dan kemanfaatan bagi pengguna inovasi. 2. Tingkat kesesuai an (compatibility) inovasi dan nilai yang dianut 3. Tingkat kesukaran (complexity) untuk memahami dan menggunakan inovasi 4. Tingkat dapat dicoba atau tidak (trialability) inovasi oleh penerima 5. Dapat diamati (observability) hasil inovasi.

Karakteristik menurut Zaltman, Duncan, dan Holbek (1973)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Pembiayaan: Pembiayaan awal dan pembiayaan lanjut Balik Modal (returns to investment), ini hanya di perusahaan Efisiensi : yaitu tingkat penghematan tenaga, biaya dan energi Resiko dari ketidak pastian (uncertainty), harus sangat kecil. Mudah dikomunikasikan dan mudah diterima Tingkat kesesuai inoivasi dengan nilai (values) di masyarakat. Tingkat kesukaran Status ilmiah- sulit dam mudah difahami oleh penerima Tingkat keaslian Dapat dilihat kemanfaatannya Ketersedian sarana perubahan Hubungan antar agen perubahan dan penerima inovasi

STRATEGI INOVASI
Strategi adalah suatu perencanaan jangka panjang, sedangkan taktik adalah perencanaan secara operasional dan jangka pendek. 1. Strategi fasilitatif (facilitative strategies) 2. Strateigi pendidikan(Re-education) 3. Strategi bujukan (persuasive strategic) 4. Strategi paksaan (power strategic)

STRATEGI FASILITATIF
Pelaksanaa program perubahan sosial, mengutamakan penyediaan fasilitas yang diperlukan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan: 1. Mengenal Masalah dan menyadari akan perlunya inovasi 2. Bersedia menerima bantuan 3. Memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam perubahan 4. Fasilitatif disertai program perubahan 5. Sebagai kompensasi terhadap motivasi yang rendah 6. Menyediakan berbagai fasilitas sesuai dengan kebutuhan 7. Menciptakan peran yang baru di masyarakat 8. Berbagai fasilitas yang dibutuhkan berada di lokasi sasaran 9. Fasilitas dana dan tenaga akan lebih bermanfaat.

STRATEGI PENDIDIKAN
Perubahan sosial diartikan sebagai pendidikan atau pembelajaran kembali (re-education). Zaltman & Duncan (1977) Faktor-faktor Strategi Pendidikan : 1. Disesuaikan dengan situasi dan kondisi sebagai berikut. Perubahan sosial tidak harus dalam waktu yang singkat Sasaran belum memiliki pengetahuan dan keterampilan Apabila ada perkiraan bahwa perubahan akan ditolak Perubahan terhadap perilaku yang mendasar. Apabila latar belakang perubahan sudah diketahui tapi cara pelaksanaannya belum dimiliki. 2. Strategi pendidikan akan efektif jika: Untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai Melibatakan berbagai pihak Supaya sasaran tidak menolak perubahan

STRATEGI BUJUKAN
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Strategi bujukan akan tepat digunakan apabila: Klien (Sasaran) tidak berpartisipasi dalam proses perubahan Perubahan sedang berada dalam proses keputusan inovasi Diajak untuk mengalokasikan sumber penunjang perubahan Masalah perubahan dianggap kurang penting Pelaksana perubahan tidak memiliki alat kontrol Perubahan sangat bermanfaat tapi mengadung risiko. Perubahan tidak dapat dicobakan, sukar dimengerti. Digunakan untuk melawan penolakan terhadap perubahan.

STRATEGI PAKSAAN (COERSIVE POWER)


Pelaksanaan program perubahan (Inovasi) sosial dengan cara memaksan sasaran perubahan. Kekuatan paksaan ini dipengaruhi oleh tersedianya dana, tersedianya berbagai alternatif, dan ketatnya pengawasan. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan: 1. Partisipasi sasaran sangat rendah terhadap perubahan sosial 2. Sasaran merasa tidak perlu adanya perubahan 3. Jika sasaran tidak memiliki sarana penunjang 4. Perubahan sosial harus terwujud dalam waktu yang singkat. 5. Menghadapi usaha penolakan, atau sebelum penolakan terjadi 6. Bila sasaran sukar untuk menerima perubahan sosial 7. Untuk menjamin keamanan percobaan perubahan sosial

CARA MENERAPKAN PERUBAHAN (INOVASI)


1. Buatlah rumusan yang jelas tentang inovasi yang akan diterapkan. Ajukanlah ,berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan peserta didik, pendidik, proses pembelajaran, saran prasarana, pengelolaan, dsb. Berikanlah kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam upaya mengubah pribadi atau sekolah. Gunakan berbagai alternatif pilihan (options) untuk mempermudah penerapan inovasi. Gunakan data atau informasi yang sudah ada untuk bahan pertimbangan dalam menyusun pertimbangan dan penerapan inovasi Gunakan tambahan data untuk mempermudah penerapan inovasi. Manfaatkan pengalaman pribadi atau sekolah Berbuatlah berbagai kegiatan positif untuk menambahkan kepercayaan Menerima tanggung jawab pribadi Usahakan adanya pengorganisasia untuk timbulnya kepemimpinan efektif

2.

3.
4. 5. 6. 7. 8. 9.

INOVASI KURIKULUM

Pengertian Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan

KENAPA INOVASI KURIKULUM HAMALIK (1992)


1. Menjawab tantangan Relevansi . Mis. Muatan Lokal 2. Menjawab tantangan pemerataan. Mis. UT, SMP Terbuka, Paket A, B, dan C 3. Menjawab tantangan Mutu lulusan. Mis. KBK, Sistem Modul, SSN, RSBI, SBI. 4. Menjawab tantangan Efisiensi. Mis. Program Akselerasi, Sekolah Kecil, Home Schooling

INOVASI PEMBELAJARAN QUANTUM

Dikembangkan oleh Bobby DePorter (1992). Modelnya adalah Super Camp. Kurikulum dikembangkan dengan kombinasi tiga unsur yaitu: a. Keterampilan akademis (academic skills) b. Prestasi atau tantangan fisik (physical challenge) c. Keterampilan hidup (life skills) Pembelajaran berdasarkan pada konteks yang menyenangkan dan situasi penuh kegembiraan Diperlukan keterampilan pendidik dalam merancang dan menciptakan situasi, mengembangkan suasana pembelajaran yang efektif, menggairahkan dan memiliki keterampilan hidup

Pembelajaran kuantum dikembangkan oleh Georgi Lozanov yang berkebangsaan Bulgaria, dengan menggunakan teori i suggestologi. Tekniknya adalah memberikan sugesti positif dengan cara mendudukan peserta didik dengan nyaman, memasang musik di dalam kelas atau di lapangan, meningkatkan partisipasi peserta didik, menggunakan poster-poster dalam menyampaikan suatu informasi, dan menyediakan pendidik yang berdedikasi tinggi. Pembelajaran kuantum ini merupakan inovasi penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen-momen belajar

TUJUAN PEMBELAJARAN QUANTUM


Meningkatkan partisipasi peserta didik Meningkatkan motivasi dan minat peserta didik untuk belajar Meningkatkan rasa kebersamaan dan daya ingat Meningkatkan daya dengar Meningkatkan kehalusan berperilaku

Dalam pembelajaran Quantum, pendidik tidak hanya menerjemahkan kurikulum ke dalam strategi, metode, teknik dan langkah-langkah pembelajaran, tetapi juga termasuk menerjemahkan kebutuhan peserta didik. Pendidik berkewajiban untuk memiliki kemampuan untuk MENGORKESTRASI konteks dan konten. Konteks berkaitan dengan lingkungan, sedangkan konten berkaitan dengan isi pembelajaran.

KEMAMPUAN YANG DIPERLUKAN DALAM PEMBELAJARAN QUANTUM


1. Mengorkestrasi Konteks dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu a) suasana belajar yang dinamis, mencakup: 1). kekuatan minat dan berpandangan positif; 2). Menjalin rasa simpati dan saling pengertian; 3). Keriangan dan ketakjuban; 4). Mau mengambil resiko; 5). Menumbuhkan rasa saling memiliki; 6). Menunjukkan keteladanan b). Landasan yang kokoh diawali dari penetapan tujuan yang sama antara tujuan pendidik dan peserta didik. Dalam pembelajaran Quantum ada delapan kunci sukses, yaitu integritas, bicara dengan niat baik, komitmen, kegagalan sebagai awal kesuksesan, tanggung jawab, luwes, hidup saat ini dan keseimbangan. DePorter (1999).

c). Lingkungan yang mendukung : mengorganisasikan dan memanfaatkan lingkungan sekitar; menggunakan alat bantu/media; pengaturan formasi peserta didik; pemutaran musik sesuai dengan kondisi belajar. d). Perancangan Pengajaran yang Dinamis Pembelajaran dimulai dari kelompok besar, kemudian diubah menjadi kelompok kecil, dan diakhiri dengan perorangan. Kiat pembelajaran Quantum disingkat dalam TANDUR yanitu: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan (Udin S.S. 2008)

2.

Mengorkestrasi Konten/Isi dikelompokkan ke dalam

empat bagian, a). Mengorkestrasi presentasi prima merupakan kemampuan berkomunikasi pendidik dengan menekankan interaksi sesuai rancangan yang telah ditetapkan. Pendidik mengajarkan keterampilan hidup di tengah-tengan keterampilan akademis, mengembangkan aspek fisik, mental, spiritual para peserta didik dengan memperhatikan kualitas interaksi antar peserta didik, pesrta didik dengan pendidik, dan antar peserta didik dengan kurikulum. Karenanya pendidik harus menguasai prinsip komunikasi secara visual, auditorial, kinestetik yang diyakini sebagai jalan menuju kesuksesan belajar. b). Mengorkestrasi fasilitas yang elegan Ini berarti memudahkan partisipasi peserta didik dengan tingkat ketertarikan, minat, fokus, dan partisipasi yang optimal. Strateginya KEG (Know, Explain, Get and Give feddback)

c). Mengorkestrasi keterampilan Belajar yaitu dengan memanfaatkan gaya belajar peserta didik ada yang gaya visual dengan membuat simbol, gambar, dan sketsa; gaya auditorial dengan mendengarkan ceritera, contoh model, ceramah, mengulang informasi, disertai dengan musik; kinestetik dengan melakukan praktek, menyukai proyek terapan, laboratorium, demonstrasi, bermain peran, simulasi; ada juga yang gabungan . d). Mengorkestrasi Keterampilan Hidup Yaitu Keterampilan yang cocok dan berkembang di masyarakat. Misal Teknologi Tepat Guna (TTG).

INOVASI PEMBELAJARAN KOMPETENSI


PENDAHULUAN Pendidik harus beranggapan bahwa peserta didik datang ke sekolah tidak dengan pengetahuan yang kosong. Berbagai pengetahuan ini menjadi modal untuk menerima, menyerap pengetahuan dan informasi yang baru yang disampaikan pendidik di sekolah. Ini merupakan peluang bagi pendidik untuk menindak lanjuti potensi yang sudah ada pada diri peserta didik untuk dikembangkannya ke arah yang lebih sempurna. Peranan guru dalam pembelajaran kompetensi menjadi fasilitator, mediator, dan motivator dapat dijalankan sesuai dengan kondisi pembelajaran.

PENGERTIAN PEMBELAJARAN KOMPETENSI


Menurut UNLA (2009), kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Menurut BSNP (2006), Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh pendidik dalam melaksanakan keprofesionalan. Kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini, meliputi empat kompetensi sebagai berikut. a). Kompetensi Pedagogik, b). Kompetensi Kepribadian, c). Kompetensi Profesional, d). Kompetensi Sosial.

KOMPETENSI PENDIDIK
Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi tauladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan berbagai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi nya Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

INOVASI PEMBELAJARAN MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI (INTERNET)


Kita menyadari bahwa perkembangan teknologi ionformasi telah memasuki berbagai sendi kehidupan, termasuk dunia pendidikan, khususnya pembelajaran telah diintervensi oleh keberadaan teknologi ini. Berbagai bahan belajar telah diproduksi dan dikonsumsi oleh peserta didik melalui media teknologi informasi dalam bentuk kemasan yang sangat bervariasi. Sampai dengan tahun 90 an, proses pembelajarn masih dianggap tradisional yang mengandalkan pendidik sebagai satusatunya sumber belajar pertama dan utama, sedangkan sumber belajar lainnya sebagai pelengkap untuk kegiatan pembelajaran yang sudah digariskan dalam Garis Besar Program Pengajaran (GBPP)

PENGERTIAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PEMBELAJARAN

Istilah teknologi informasi lahir pada abad ke duapuluh yang diawali dengan terbentuknya masyarakat informasi. Istilah teknologi yang dikaitkan dengan kata informasi, pada dasarnya berkaitan dengan istilah teknologi komunikasi (TK) yang dikenal lebih dulu. Teknologi komunikasi berfungsi sebagai penyalur informasi, sedangkan teknologi informasi sebagai pengolah dan penyimpan informasi. Fungsi yang terakhir inilah yang menyebabkan banyak orang menyebutkan teknologi komunikasi sebagai teknologi informas Menurut Richard Weiner dalam Webster TI adalah pemrosesan, pengolahan dan penyebaran data oleh kombinasi komputer dan telekomunikasi. TI menitik beratkan perhatiannya kepada bagaimana data diolah dan diproses dengan menggunakan komputer dan telekomunikasi, maka TK merupakan alat untuk menambah kemampuan orang berkomunikasi.

KONSEP PEMBELAJARAN ELEKTRONIK LEARNING


Electronic Learning (E-Learning) adalah belajar atau pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi komputer atau internet. Teknologi belajar seperti itu dapat juga disebut pembelajaran berbasis web (Web Based Instruction). Beberapa pandangan mengenai E-Learning. E-Learning adalah convergency antara belajar dan internet E-Learning menggunakan kekuatan elektronik dan jalinan kerja, terutama dalam jalinan teknologi internet. E-Learning adalah penggunaa jalinan kerja teknologi untuk mendesain, memilih, mengorganisir, dan mengirim pembelajaran. E-Learning pembelajaran yang dapat terjadi di internet. E-Learning adalah dinamika, beroperasi pada waktu nyata, kolaborasi, individu dan konprehensif. E-Learning adaah keseluruhan variasi internet

Pada akhirnya E-Learning dapat didefinisikan sebagai upaya menghubungkan peserta didik dengan sumber belajar (data base, pendidik dan perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau berjauhan. Interaktivitas dalam hubungan tersebut dapat dilakukan secara langsung (syncronous) maupun tidak langsung (a-syncronous)

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INTERNET (E-LEARNING)


1. Web Course. Adalah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, dimana SELURUH bagian bahan belajar, diskudi, konsultasi penugasan, latihan ujian disampaikan melalui internet. Pendidik dan peserta didik sepenuhnya terpisah. Namun hubungan atau komunikasi dapat dilakukan setiap saat. Komunikasi dilakukan secara a-syncronous. Ini dilakukan untuk long distance education/learning 2. Web Centric Course. Adalah SEBAGIAN bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian diskusi, konsultasi dilakukan secara TATAP MUKA. Walaupun ada tatap muka, tetapi prosentase tatap muka lebih kecil dibanding dengan pembelajaran melalui internet. 3. Web Enhance Course. Merupakan pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran di kelas. Kegiatan utama adalah tatap muka.

Hal-hal yang perlu dipertimbangangkan dalam E-

LEARNING

1. Keuntungan bagi institusi, pendidik, pengelola, dan peserta didik. 2. Biaya pengadaan infrastruktur, hardware dan software. Serta biaya pengembangan jejaring bertahap atau penuh. 3. Biaya operasional dan perawatan, baik honor pengelola, biaya pulsa, maupun langganan Internet Service Provider (ISP). 4. Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi. SDM ini termasuk pendidik yang harus memahami prinsip-prinsip pembelajaran melalui internet. Termasuk di dalamnya harus disediakan pelatihan bagi SDM yang memerlukannya. 5. Kesiapan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan internet

You might also like