You are on page 1of 14

Tugas Makalah Strategi Pembelajaran Pendidikan Teknik Mesin Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw

O L E H Kelompok 3 : 1. Trisnu Gunawan (06111012009) 2. Hendro Simbolon (06111012010) 3. Firli Hidayat (06111012011) 4. Fiqih Anugrah (06111012012)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2012/2013

Kata Pengantar

Alhamdulillah, kami bersyukur kepada Allah SWT yang telah mengaruniakan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga kami kelompok 3 dapat menyelsaikan tugas menyusun makalah tentang Model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. Pada kesempatan yang baik ini, tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Drs. H. Ali Fikri Asri, M. Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Startegi Pembelajaran. Kami sadar masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu adanya masukan, saran, dan kritik sangat kami harapkan agar kedepannya dapat lebih baik lagi. Mudahmudahan makalah ini bermanfaat bagi kelompok kami pada khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya, terima kasih.

DAFTAR ISI
Sampul Makalah .. Kata Pengantar .... Daftar Isi .. BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN ......... A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw B. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Jigsaw .. C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw .. D. Peranan Guru dalam Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw . E. Tujuan Pembelajaran Teknik Jigsaw F. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw .. BAB III PENUTUP A. Pertanyaan Dari Peserta Diskusi B. Simpulan .. C. Saran Daftar Pustaka .. ..

BAB I PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik, diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional, tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan riil di lapangan, proses pembelajaran di sekolah dewasa ini kurang meningkatkan kreativitas siswa, terutama dalam pembelajaran ekonomi. Masih banyak tenaga pendidik yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan didominasi oleh sang guru. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh guru. Dalam penyampaian materi, biasanya guru menggunakan metode ceramah, dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang disampaikannya dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi pasif.

Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa

dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar yang optimal.

Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup. Pembelajaran kooperatif terutama teknik Jigsaw dianggap cocok diterapkan dalam pendidikan di Indonesia karena sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong. Berdasarkan uraian di atas, kelompok kami tertarik untuk menyusun makalah dengan judul Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Jigsaw pertama kali dikembangkan dan di uji cobakan oleh Elliot Aronson dan temanteman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins (Arends, 2001) Teknik mengajar Jigsaw dikembangkan oleh Aronson et. al. sebagai metode Cooperative Learning. Jigsaw adalah suatu struktur multifungsi struktur kerjasama belajar. Jigsaw dapat digunakan dalam beberapa hal untuk mencapai berbagai tujuan tetapi terutama digunakan untuk persentasi dan mendapatkan materi baru, struktur ini menciptakan saling ketergantungan. Dari di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif teknik jigsaw adalah suatu metode pembelajaran yang didasarkan pada bentuk struktur multifungsi kelompok belajar yang dapat digunakan pada semua pokok bahasan dan semua tingkatan untuk mengembangkan keahlian dan keterampilan setiap anggota kelompok, teknik jigsaw terdiri dari dua bentuk diskusi yaitu diskusi kelompok ahli dan diskusi kelompok asal sehingga dalam metode pembelajaran ini tergantung pada dan belajar dari orang lain dan menciptakan saling ketergantungan bagi tiap anggota kelompok. Teknik jigsaw digunakan untuk mengembangkan keahlian dan keterampilan yang diperlukan untuk menggolongkan aktivitas yaitu mendengarkan, menyampaikan, kerjasama, refleksi dan keterampilan memecahkan masalah. Model pembelajaran jigsaw adalah suatu model kerja kelompok untuk belajar dan partisipasi dalam kelompok, dengan kegiatan sebagai berikut: a. Listening (mendengarkan),

Siswa aktif mendengarkan dalam materi yang dipelajari dan mampu memberi pengajaran pada kelompok aslinya. b. Speaking-student (berkata),

Akan menjadikan siswa bertanggung jawab menerima pengetahuan dari kelompok baru dan menyampaikannya kepada pendengar baru dari kelompok aslinya. c. Kerjasama Setiap anggota dari tiap kelompok bertanggung jawab untuk sukses dari yang lain dalam kelompok. d. Refleksi Pemikiran dengan berhasil melengkapi, menyelesaikan kegiatan dalam kelompok yang asli, harus ada pemikiran reflektif yang menerangkan tentang yang dipelajari dalam kelompok ahli. e. Berfikir kreatif Setiap kelompok harus memikirkan penyelesaian yang baru dalam mengajarkan dan mempresentasikan materi.

B. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Jigsaw

Dengan teknik jigsaw ini guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan komunikasi. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa secara mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang positif (saling memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya. Kunci tipe jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan infomasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan tugas dengan baik. Menurut Elliot Aronson pelaksanaan kelas jigsaw, meliputi 10 tahap yaitu: 1. Membagi siswa ke dalam kelompok jigsaw dengan jumlah 5-6 orang. 2. Menugaskan satu orang siswa dari masing-masing kelompok sebagai pemimpin, umumnya siswa yang dewasa dalam kelompok itu.

3. Membagi pelajaran yang akan dibahas ke dalam 5-6 segmen. 4. Menugaskan tiap siswa untuk mempelajari satu segmen dan untuk menguasai segmen mereka sendiri. 5. Memberi kesempatan kepada para siswa itu untuk membaca secepatnya segmen mereka sedikitnya dua kali agar mereka terbiasa dan tidak ada waktu untuk menghafal. 6. Bentuklah kelompok ahli dengan satu orang dari masing-masing kelompok jigsaw bergabung dengan siswa lain yang memiliki segmen yang sama untuk mendiskusikan poinpoin yang utama dari segmen mereka dan berlatih presentasi kepada kelompok jigsaw mereka. 7. Setiap siswa dari kelompok ahli kembali ke kelompok jigsaw mereka. 8. Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan segmen yang dipelajarinya kepada kelompoknya, dan memberi kesempatan kepada siswa-siswa yang lain untuk bertanya. 9. Guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lainnya, mengamati proses itu. Bila ada siswa yang mengganggu segera dibuat intervensi yang sesuai oleh pemimpin kelompok yang di tugaskan. 10. Pada akhir bagian beri ujian atas materi sehingga siswa tahu bahwa pada bagian ini bukan hanya game tapi benar-benar menghitung. Dari uraian diatas secara sederhana tahapan langkah pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw dapat dideskripsikan pada tabel sebagai berikut : Tahapan Pertama Kegiatan Membentuk kelompok besar yang heterogen Kedua Membagikan tugas materi membentuk ahli Ketiga Diskusi kelompok ahli Keterangan Guru membagi siswa dalam kelompok yang berjumlah 5-6 orang disebut kelompok asal Membagi tugas materi yang berbeda pada tiap siswa dalam tiap kelompok Siswa berdiskusi dalam kelompok berdasarkan kesamaan materi yang diberikan pada masing-masing siswa Keempat Diskusi kelompok besar/asal Siswa berdiskusi kembali dalam kelompok asalnya masing-masing berdasarkan ketentuan guru

Kelima

Pemberian kuis individu semua materi

Guru melakukan penilaian untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar siswa mengenai seluruh pembahasan

Keenam

Pemberian penghargaan

Memberikan penghargaan kepada kelompok dan siswa berprestasi

Pada teknik jigsaw, kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli, kelompok ahli merupakan kelompok siswa yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian menjelaskan kepada anggota kelompok asalnya.

Ilustrasi Pembelajaran Teknik Jigsaw

( Ket. Bagian atas kelompok asal dan bawah kelompok ahli)

C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Untuk pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, langkah-langkah pokok yang dilakukan adalah: pembagian tugas, pemberian lembar ahli, mengadakan diskusi dan mengadakan kuis adapun rencana pembelajaran kooperatif jigsaw diatur secara intruksional sebagai berikut:

1. Siswa diberi kuis pretes sebelum dilakukan diskusi untuk membahas materi yang akan diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa 2. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil, dan di dalamnya dibagi menjadi kelompok ahli yang berdasarkan pada materi yang diberikan pada tiap siswa dalam kelompok 3. Siswa memperoleh topik-topik ahli dan membaca materi tersebut untuk mendapatkan informasi. 4. Siswa dengan topik ahli yang sama bertemu untuk mendiskusikan topik tersebut 5. Diskusi kelompok: ahli kembali kekelompok asalnya untuk menjelaskan pada kelompoknya. 6. Siswa memperoleh kuis (postes) individu yang mencakup semua topik. 7. Penghitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok.

D. Peranan Guru dalam Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Peranan guru dalam pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) teknik jigsaw antara lain: 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas. 2. Menempatkan siswa secara heterogen dalam kelompok-kelompok kecil (5-6 orang dalam setiap kelompoknya) 3. Menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa baik tugas individu maupun tugas kelompok dengan sejelas-jelasnya. 4. Memantau berlangsungnya kerja kelompok-kelompok kecil yang telah dibentuk untuk mengetahui bahwasanya kegiatan berlangsung dengan lancar. Dalam hal ini guru menyediakan kesempatan kepada siswa dengan seluas-luasnya untuk memperoleh pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 5. Mengevaluasi hasil belajar siswa melalui tes tertulis. Penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil belajar siswa.

E. Tujuan Pembelajaran Teknik Jigsaw

Adapun tujuan dari model pembelajaran teknik Jigsaw ini adalah: 1) Menyajikan metode alternatif di samping ceramah dan membaca. 2) Mengkreasi kebergantungan positif dalam menyampaikan dan menerima informasi di antara anggota kelompok untuk mendorong kedewasaan berfikir. 3) Menyediakan kesempatan berlatih berbicara dan mendengarkan untuk melatih kognitif siswa dalam menerima dan menyampaikan informasi.

F. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw

Pembelajaran kooperatif jigsaw mempunyai kelebihan-kelebihan dibanding model lain diantaranya adalah : 1. 2. 3. 4. 5. Meningkatkan kemampuan siswa Mendorong siswa aktif dan saling membantu untuk meningkatkan prestasi belajar Meningkatkan rasa percaya diri Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian Memperbaiki hubungan antar kelompok

Disamping kelebihan yang diungkapkan di atas, pembelajaran jigsaw juga mempunyai kelemahan diantaranya adalah : 1. 2. Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakan Bila ada siswa yang malas atau ada yang ingin berkuasa maka usaha dalam kelompok

tidak berjalan sebagaimana mestinya.

BAB III PENUTUP


A. Pertanyaan dari peserta diskusi

1. Apakah teknik jigsaw ini sama dengan diskusi? 2. Apa peran serta guru dalam mengatasi masalah yang terjadi dalam teknik pembelajaran ini, dan apa tujuan pembagiannya? 3. Bagaimana mengatasi persiapan yang rumit dalam teknik pembelajaran ini? Jawab : 1. Teknik Jigsaw merupakan model pembelajaran yang kooperatif (gotong royong/kerja sama) sehingga dapat dikatakan juga bahwa teknik jigsaw merupakan pembelajaran diskusi, akan tetapi ada perbedaan dengan diskusi biasa karena adanya kelompok asal dan kelompok ahli. Kesimpulannya adalah teknik jigsaw merupakan diskusi, tetapi diskusi belum tentu bagian dari teknik jigsaw ini.

2. Peran serta guru dalam mengatasi masalah yang terjadi: Banyak hal yang bisa dilakukan guru dalam mengatasi masalah yang terjadi diantaranya, misal bila ada siswa yang malas atau ada yang ingin berkuasa maka usaha dalam kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya. Hal yang bisa dilakukan guru adalah mengawasi dan mengontrol dengan baik jalannya kegiatan belajar para siswa. Tujuan pembagian kelompok adalah supaya siswa dapat berdiskusi pada kelompok ahli dan menyampaikan hasil diskusinya pada kelompok asal, dengan begitu pembelajaran dapat dilakukan dengan lebih cepat dan siswa dituntut lebih aktif. 3. Mengatasi masalah persiapan waktu yang rumit: Guru harus mengatur waktu dengan baik, mulai dari awal guru harus sudah mengatur bagian kelompok, jika sudah guru juga harus menentukan berapa lama waktu siswa berdiskusi dalam kelompok ahli dan kapan batas waktu siswa menyampaikan hasil diskusi dalam kelompok asal.

B. Kesimpulan

Pembelajaran di sekolah yang melibatkan siswa dengan guru akan melahirkan nilai yang akan terbawa dan tercermin terus dalam kehidupan di masyarakat. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam kelompok secara bergotong royong (kooperatif) akan menimbulkan suasana belajar partisipatif dan menjadi lebih hidup. Teknik pembelajaran kooperatif dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan dapat meningkatkan kreativitas siswa. Jigsaw merupakan bagian dari teknik-teknik pembelajaran kooperatif. Jika pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif ini benar, akan memungkinkan untuk dapat mengaktifkan siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

C. Saran

Sudah saatnya para pengajar mengevaluasi cara mengajarnya dan menyadari dampaknya terhadap anak didik. Untuk menghasilkan manusia yang bisa berdamai dan bekerja sama dengan sesamanya dalam pembelajaran di sekolah, model pembelajaran kooperatif perlu lebih sering digunakan karena suasana positif yang timbul akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pelajaran dan sekolah / guru. Selain itu, siswa akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan berpikir.

Daftar Pustaka

Ayun, Qurrota. 2009. Teknik Pembelajaran Jigsaw, ( Online ), (http://elfalasy88.wordpress.com/2009/12/28/teknik-pembelajaran-jigsaw/, diakses 13 September 2012). Emildadiany, Novi. 2008. Cooperative Learning Teknik Jigsaw, ( Online ), (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperative-learning-teknik-jigsaw/, diakses 15 September 2012). Noviyanti, Elvi. 2011. Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antarasiswa Yang Diajar Melalui Pendekatan cooperatif Learning Teknik Jigsaw Dengan teknik STAD, ( Online ), (http://www.scribd.com/doc/55940969/6/a-Teknik-Jigsaw, diakses 15 September 2012)

You might also like