You are on page 1of 201

PENGARUH PELAKSANAAN ANGGARAN SEKOLAH DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN

(Studi Deskriptif pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis)

Oleh: GATOTKACA 0070080090010

TESIS Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Akuntansi Program Pendidikan Magister Program Studi Akuntansi Bidang Kajian Utama Akuntansi Pemerintahan

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PADJADJARAN BANDUNG 000000


1

PENGARUH PELAKSANAAN ANGGARAN SEKOLAH DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN
(Studi Deskriptif pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis)

Oleh: GATOTKACA 0070080090010

TESIS Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna memperoleh gelar Magister Akuntansi Program Pendidikan Magister Program Studi Akuntansi Bidang Kajian Utama Akuntansi Pemerintahan ini telah disetujui oleh Tim Pembimbing pada tanggal seperti di bawah ini

Bandung,

Mei

Pembimbing Utama,

Pembimbing Pendamping,

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Tesis yang diajukan ini asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister, dan/atau doktor) baik di Universitas Padjadjaran Bandung maupun di perguruan tinggi lainnya. 2. Tesis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing. 3. Dalam tesis ini tidak terdapat karya-karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka. 4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena tesis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Bandung, 24 Mei 000000 Yang membuat pernyataan,

GATOTKACA 0070080090010

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan terhadap 72 SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis tahun 000000-000000 dan bertujuan untuk memperoleh bukti empirik mengenai pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Pengumpulan data penelitian yang utama dilakukan melalui kuesioner yang disampaikan kepada masing-masing kepala sekolah, komite sekolah, dan salah seorang guru senior yang ada di masing-masing sekolah. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Analisis Regresi Berganda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan hal-hal sebagai berikut. 1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan pelaksanaan anggaran sekolah terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. 2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Kata kunci: pelaksanaan anggaran sekolah, pemberdayaan sumber daya manusia, peningkatan kualitas pendidikan.

ABSTRACT

This research was conducted to 72 State and Private Junior High School in Regency and City of Kendal Gorowong Karang Tumaritis year of 000000-000000 and intended to obtain empirical evidence about the influence school budget execution and empowering of human resource to improvement of education quality at the State and Private Junior High School in Regency and City of Kendal Gorowong Karang Tumaritis. The major research data collection was done by questionaire which is sent to each headmaster, school committee, and one of the senior teacher in each school. Data processing used Multiple Regression Analysis. The simultaneous test result showed that school budget execution and empowering of human resource simultaneously has positive and significant influence on the quality of school management at the State and Private Junior High School in Regency and City of Kendal Gorowong Karang Tumaritis. The result of partial test showed that:
1.

There was positive and significant influence of school budget execution on the improvement of education quality at the State and Private Junior High School in Regency and City of Kendal Gorowong Karang Tumaritis. There was positive and significant influence of empowering of human resource on the improvement of education quality at the State and Private Junior High School in Regency and City of Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

2.

Keywords: school budget execution, empowering of human resource, improvement of education quality.

KATA PENGANTAR

Permasalahan kualitas pendidikan selalu menjadi wacana menarik di negeri ini. Banyak penelitian yang dilakukan berkaitan dengan perkembangan kualitas pendidikan serta sistem penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Di sisi lain, upaya-upaya perbaikan pun dilakukan oleh berbagai pihak, terutama Departemen Pendidikan Nasional sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pendidikan di Indonesia secara formal. Upaya-upaya yang dilakukan pun dilaku-kan melalui berbagai sektor, baik dari segi sistem, sarana dan prasarana, maupun sumber daya manusia. Berbagai bantuan dalam bentuk grant bagi peningkatan mutu pendidikan pun diluncurkan ke berbagai jenjang pendidikan dengan satu harapan, meningkatnya kualitas pendidikan nasional. Sumber dana yang diperoleh sekolah-sekolah (SMP Negeri dan Swasta) pada umumnya berasal dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS), baik yang dikucurkan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah daerah. Besar bantuan operasional sekolah dari pusat pada tahun anggaran 000000 diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 247 tahun 2010 pasal 1, ayat 3, point (d) yang berbunyi Alokasi untuk SMP/SMPLB/SMPT di kabupaten adalah sebesar Rp 570.000 (lima ratus tujuh puluh ribu rupiah) per siswa/tahun. Untuk mencapai standar pengelolaan sekolah yang maksimal, jumlah ini memang relatif kecil dan tidak mencukupi. Apa lagi pada sekolah-sekolah swasta yang terbebani dengan pembayaran gaji pegawai.

Akan tetapi, Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementrian Pendidikan Nasional (2010) mengemukakan bahwa Salah satu indikator penuntasan program Wajib Belajar 9 Tahun diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat SMP. Pada tahun 2009 APK SMP telah mencapai 98,11%, sehingga dapat dikatakan bahwa program wajar 9 tahun telah tuntas sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005, telah berperan besar dalam percepatan pencapaian program wajar 9 tahun tersebut. Oleh karena itu, mulai tahun 2009 pemerintah telah melakukan perubahan tujuan, pendekatan dan orientasi dari program. Program BOS ke depan bukan hanya berperan untuk mempertahankan APK, namun harus juga berkontribusi besar untuk peningkatan mutu pendidikan dasar. Selain daripada itu, dengan kenaikan biaya satuan BOS yang signifikan, program ini akan menjadi pilar utama untuk mewujudkan pendidikan gratis di pendidikan dasar. (Kemdiknas, 2010) Pernyataan tersebut telah menegaskan bahwa sumber pembiayaan pada tingkat satuan pendidikan SMP tidak dapat diperoleh dari sumber lain kecuali BOS, yang justru kian diarahkan kepada peningkatan kualitas pendidikan. Sebagai jawaban atas kesulitan yang dialami oleh sekolah, maka setiap tahun anggaran pemerintah pusat, provinsi maupun daerah selalu menaikkan jumlah anggaran bantuan operasional sekolah. Mutu pendidikan tidak dipengaruhi oleh faktor tunggal berupa pembiayaan saja, ada sejumlah variabel yang dianggap saling berhubungan/ mempengaruhi. menurut Slamet (1999) terdapat empat usaha mendasar yang harus dilakukan dalam suatu lembaga pendidikan, yang terdiri atas: 1. Menciptakan situasi menang-menang (win-win solution) dan bukan situasi kalahmenang di antara fihak yang berkepentingan dengan lembaga pendidikan (stakeholders). Dalam hal ini terutama antara pimpinan lembaga dengan staf lembaga harus terjadi kondisi yang saling menguntungkan satu sama lain dalam meraih mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan tersebut. 7

2. Perlunya ditumbuhkembangkan adanya motivasi instrinsik pada setiap orang yang terlibat dalam proses meraih mutu. Setiap orang dalam lembaga pendidikan harus tumbuh motivasi bahwa hasil kegiatannya mencapai mutu tertentu yang meningkat terus menerus, terutama sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna/langganan. 3. Setiap pimpinan harus berorientasi pada proses dan hasil jangka panjang. Penerapan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan bukanlah suatu proses perubahan jangka pendek, tetapi usaha jangka panjang yang konsisten dan terus menerus. 4. Dalam menggerakkan segala kemampuan lembaga pendidikan untuk mencapai mutu yang ditetapkan, harus dikembangkan adanya kerjasama antar unsur-unsur pelaku proses mencapai hasil mutu. Janganlah diantara mereka terjadi persaingan yang mengganggu proses mencapai hasil mutu tersebut. Mereka adalah satu kesatuan yang harus bekerjasama dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain untuk menghasilkan mutu sesuai yang diharapkan. Pendapat yang dikemukakan Slamet di atas tentu berorientasi kepada pelaksanaan manajemen berbasis sekolah yang didasari oleh pengembangan manajemen mutu terpadu serta pemberdayaan sumber daya manusia warga sekolah, khususnya tenaga pendidik dan kependidikan. Konsekuensi logis dari peningkatan kualitas pendidikan adalah adanya anggaran pembinaan tertentu yang jumlahnya relatif banyak. Pengelolaan dana bantuan sekolah ini sepenuhnya dilakukan oleh sekolah masing-masing dengan disertai panduan pengelolaannya. Atas dasar inilah, penelitian tentang Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan perlu dilaksanakan .

Bandung, 24 Mei 000000

GATOTKACA 0070080090010

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, atas rahmat, karunia, dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis penelitian yang berjudul Pengaruh Proses Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Sidang guna memperoleh gelar Magister Akuntansi, Program Pendidikan Magister Program Studi Akuntansi Bidang Kajian Utama Akuntansi Pemerintahan Universitas Padjadjaran Bandung. Kesulitan dan hambatan tentu saja banyak ditemui selama persiapan, proses penelitian, hingga penyusunan tesis ini, baik dari segi teknis pengumpulan data, pengolahan data, maupun teknis penulisan. Atas bantuan berbagai pihak, Alhamdulillah kesulitan-kesulitan itu dapat teratasi sehingga karya tulis ini akhirnya dapat terwujudkan. Oleh sebab itu, sangat patut pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada 1. Rektor Universitas Padjadjaran Bandung yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat mengikuti perkuliahan pada Program Magister Akuntasni Pascasarjana Universitas Padjadjaran Bandung; 2. Ibu .., Pembimbing Utama yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan yang tak terhingga nilainya selama merencanakan, melaksanakan, hingga menyusun tesis ini;

3. Ibu

...,

selaku

Pembimbing

Pendamping

yang

banyak

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sejak masa-masa persiapan penelitian hingga penyelesaian akhir tesis ini; 4. Ibu dan Bapak Dosen Program Magister Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung yang dengan penuh kesabaran telah membimbing seluruh mahasiswa dalam memperdalam ilmu akuntansi pemerintahan; 5. Para Kepala SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis yang telah memberikan kemudahan dalam pelaksanaan penelitian; 6. Para Kepala SMP Negeri dan Swasta di Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis yang telah memberikan kemudahan dalam pelaksanaan penelitian; 7. Para Ketua dan/atau Staf Komite Sekolah pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis yang telah memberikan bantuan dan kemudahan penelitian; 8. Bapak dan Ibu guru SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis yang telah memberikan bantuan dan dukungan hingga penelitian ini dapat diselesaikan. 9. Pihak-pihak lain yang telah membantu dan mempermudah penulis dalam melakukan persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, sampai pengolah-an data sehingga karya tulis berupa tesis ini dapat terwujud dan terselesaikan. Semoga Allah SWT melimpahkan balasan yang setimpal. Amin

10

Akhirnya, tak ada gading yang tak retak. Pada karya tulis ini sudah barang tentu akan banyak ditemukan kelemahan-kelemahan serta kekurangan. Untuk itu, dapatlah kiranya kelemahan-kelemahan serta kekurangan tersebut menjadi bahan kajian bagi penelitian lebih lanjut.

Bandung, 24 Mei 000000 Penulis

11

DAFTAR ISI

halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ........ PERNYATAAN ... ABSTRAK ...... ABSTRACT .... KATA PENGANTAR .. UCAPAN TERIMA KASIH .. DAFTAR ISI ......... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR .... DAFTAR LAMPIRAN ..... BAB 1 PENDAHULUAN ......... 1.1 Latar Belakang Masalah ...... 1.2 Rumusan Masalah ............... 1.3 Tujuan Penelitian ............ 1.4 Kegunaan Penelitian ........... BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ....... 2.1 Kajian Pustaka ......... 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.2.1 2.2.2 Pelaksanaan Anggaran Sekolah .............................. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia ................... Peningkatan Kualitas Pendidikan ........................... Penelitian yang Relevan ......................................... Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan ............................ Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia 12

ii iii iv v vi ix xii xv xvii xvii 1 1 9 10 10 12 12 12 22 28 37 39 39

2.2 Kerangka Pemikiran ........

Pendidikan terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan ............................................................... 2.2.3 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan ............................

42

44 48 49 49 49 49 50 51 58 58 62 63 67 67 68 69 77 77 77 77 81 82 82 88 95

2.3 Hipotesis Penelitian ........ BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN ....... 3.1 Objek Penelitian ......... 3.1.1 3.1.2 Tempat penelitian .................................................... Waktu Penelitian .....................................................

3.2 Metode Penelitian ....... 3.3 Operasionalisasi Variabel .................................................... 3.4 Desain Penelitian ..... 3.5 Sumber Data ... 3.6 Teknik Pengumpulan Data ..... 3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian . 3.8 Analisis Data Hasil Penelitian ..... 3.8.1 3.8.2 3.8.3 BAB 4 Analisis Deskriptif ................................................. Methode of Successive Interval (MSI) ................... Analisis Regresi Linier Berganda ..........................

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..... 4.1 Hasil Penelitian ... 4.1.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ............................................................... 4.1.1.1 Uji Validitas Instrumen ........................... 4.1.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen ....................... 4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif ........................................ 4.1.2.1 Analisis Deskriptif Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) ............................ 4.1.2.2 Analisis Deskriptif Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) .................... 4.1.2.3 Analisis Deskriptif Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) .........................................

13

4.1.3

Analisis Regresi Berganda ..................................... 4.1.3.1 Pengujian Asumsi Klasik ......................... 4.1.3.2 Pembentukan Model Regresi Linier Berganda .................................................. 4.1.3.3 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ...... 4.1.3.4 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ..........

102 102 107 108 111 114 114 116

4.2 Pembahasan .... 4.2.1 4.2.2 4.2.3 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan ............................ Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan ............. Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan ............................

118 121 121 123 124 128 131

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN ...... 5.1 Kesimpulan ..... 5.2 Saran-saran ..... 5.3 Keterbatasan ...

DAFTAR PUSTAKA ................. LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

14

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel 3.2

Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................... Operasionalisasi Variabel-variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1), Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2), dan Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) ........................................ Populasi Penelitian ..................................................................... Penetapan Sampel Penelitian ..................................................... Pedoman untuk memberikan interpretasi nilai r ....................... Hasil Uji Validitas Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) .......... Hasil Uji Validitas Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) Hasil Uji Validitas Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) ......... Hasil pengujian reliabilitas instrumen ........................................ Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel X1 ..................... Hasil Rata-rata Persentase Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah ...................................................................................... Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel X2 ...................... Hasil Rata-rata Persentase Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia ............................................................................. Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel Y ........................

50

52 59 62 66 78 79 80 81 83 87 89 93 96 100 103 104 105 107

Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9

Tabel 4.10 Hasil Rata-rata Persentase Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan .................................................................................. Tabel 4.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ................................... Tabel 4.12 Correlations Uji Heteroskedastisitas .......................................... Tabel 4.13 Coefficientsa Uji Multikolinieritas ............................................. Tabel 4.14 Model Summaryb Uji Autokorelasi ............................................ 15

Tabel 4.15 Coefficientsa Pembentukan Model Regresi Linier Berganda ..... Tabel 4.16 ANOVAb Pengujian Hipotesis Secara Simultan ........................ Tabel 4.17 Model Summaryb Hasil Uji Determinasi ................................... Tabel 4.18 Model Summaryb Hasil Koefisien Determinasi Y-X1 ................ Tabel 4.19 Model Summaryb Hasil Koefisien Determinasi Y-X2 ................

107 109 111 112 113

16

DAFTAR GRAFIK DAN GAMBAR


Gambar 2.1 Grafik 4.1 Proses Penjaminan Mutu Pendidikan ................................ Daerah Penerimaan & Penolakan Ho, Uji Autokorelasi ... 36 106

17

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 : Angket Penelitian ........................................................... : Data Ordinal Hasil Penelitian Variabel X1, X2, dan Y ... : Perubahan Data Ordinal ke Data Skala Menurut Standar MSI (Methode of Successive Interval) Variabel X1, X2, dan Y ................................................................. : Tabel Pengolahan Data Deskriptif Hasil Penelitian ....... : Critical Values for the t-Distribution ............................ : Critical Values for the F-Distribution ............................ : Ijin Penelitian ................................................................. 131 142

154 168 183 187 194

Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7

18

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern, dan sejahtera. Sejarah perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada kita bahwa bangsa yang maju, modern, makmur, dan sejahtera adalah bangsa-bangsa yang memiliki sistem dan praktik pendidikan yang bermutu. Mutu pendidikan sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia sangat penting maknanya bagi Pembangunan Nasional. Karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan hal mutlak yang harus dilaksanakan dalam upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas. Tilaar (2002:4) mengemukakan bahwa proses globalisasi mengubah wajah dunia, wajah masyarakat dengan dimensi-dimensi baru. Hal ini berarti manusia Indonesia haruslah dipersiapkan untuk menghadapi masyarakat global melalui proses pendidikan nasionalnya yaitu perlu mempunyai suatu visi strategis yang dapat menjawab tantangan tersebut. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 45 Amandemen 2001) Pasal 31 ayat (1) menyatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah

mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional dalam upaya

19

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia serta mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur oleh undang-undang. Pasal 31 UUD 45 lebih tegas menyatakan tentang hak warga negara atas pendidikan dan kewajiban negara memberikan pendidikan kepada warganya. Pasal 31 menyatakan (1) setiap warga berhak mendapat pendidikan, (2) setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib mem-biayainya, (3) negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). Ketentuan UUD di atas menunjukkan bahwa pendidikan berkualitas memang menjadi salah satu titik tekan kebijakan umum pemerintah Indonesia sedari awal. Pendiri negara pada saat itu menyadari betul pentingnya pendidikan bagi kemajuan bangsa.Ini juga berarti amanah kepada setiap pemerintah yang berkuasa di Indonesia untuk memberikan pendidikan bagi warga negaranya. Pada tahun 2003, pemerintahan presiden Megawati Sukarno-putri menerjemahkan amanah ini dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). UU Sisdiknas menyebutkan keinginan besar pemerintah dalam bidang pendidikan yang mengamanatkan agar dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20 persen dari APBN dan minimal 20 persen dari APBD. Dengan dana APBN sebesar itu pemerintah bercita-cita untuk menyelenggarakan pendidikan dasar gratis. Pendidikan dasar wajib yang dipilih Indonesia adalah 9 tahun, yaitu pendidikan SD dan SMP. Apabila dilihat dari umur maka mereka yang wajib bersekolah adalah 7-15 tahun. Saat ini populasi kelompok umur 7-15 tahun adalah

20

sekitar 39 juta orang (Fasli Jalal, 2005). Dengan dasar hukum yang kuat seperti di atas maka mau tidak mau dalam setiap program pembangunan, baik dalam format Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA), Program Pembangunan Nasional (Propenas), maupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) kebijakan bidang pendidikan selalu muncul sebagai bahasan utama. Mekipun dasar hukum untuk meningkatkan pendidikan berkualitas sangat kuat, namun setelah enam dekade merdeka persoalan pendidikan masih juga

menjadi momok besar bagi setiap pemerintahan. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) menjelaskan sejumlah persoalan yang masih dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini. Persoalan pertama, pendidikan rata-rata penduduk Indonesia masih sangat rendah. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2003 sebesar 61 persen penduduk Indonesia di atas 15 tahun hanya berpendidikan SD ke bawah. Dua puluh dua (22) persen di antaranya bahkan tidak pernah lulus SD atau tidak sekolah sama sekali. Sedangkan pada tahun 2009, meskipun jumlah di atas mengalami penyusutan sebesar 11 %, ternyata masih tetap meninggalkan angka masyarakat berpendidikan rendah yang masih cukup tinggi sebagaimana terlihat di bawah ini. Tabel 1.1 Penduduk di atas 15 tahun Menurut Pendidikan yang Ditamatkan No. 1. 2. Pendidikan Tidak/Belum Tamat SD SD Persentase 18 % 32 %

21

3. 4. 5. 6.

SLTP SLTA Diploma Universitas TOTAL

21 % 23 % 3% 3% 100 % (Diolah dari data Susenas 2009)

Angka buta aksara penduduk juga masih tinggi. Menurut data Susenas, angka buta aksara usia 15 tahun ke atas masih mencapai 10.12 persen (SUSNAS 2009). Persoalan kedua, angka partisipasi sekolah (APS) rasio penduduk yang bersekolah menurut kelompok usia sekolah masih belum sebagaimana yang diharapkan. Susenas 2009 menunjukkan bahwa APS untuk penduduk usia 7-12 tahun sudah mencapai 96,4 persen, tetapi APS penduduk usia 13-15 tahun baru mencapai 81,0 persen. Angka tersebut mengindikasikan bahwa masih terdapat sekitar 19 persen anak usai 13-15 tahun yang tidak bersekolah baik karena belum/ tidak pernah sekolah maupun karena putus sekolah atau tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Data Susenas 2009 mengungkapkan bahwa faktor ekonomi merupakan alasan utama anak putus sekolah atau tidak melanjutkan pendidikan (75,7 persen). Masih terdapat kesenjangan tingkat pendidikan yang cukup lebar antar kelompok masyarakat. Data Susenas 2003 menemukan bahwa APS penduduk berusia 13-15 tahun dari kelompok 20 persen terkaya sudah mencapai 93.98 persen, sementara untuk kelompok 20 persen termiskin baru mencapai 67.23 persen. Kesenjangan lebih lebar dijumpai pada usia 16-18 tahun dimana kelompok 20 persen terkaya mencapai 75.62 persen dan 20 persen termiskin hanya mencapai 28.52 persen.Selain

22

kesenjangan partisipasi sekolah antara penduduk kaya dan miskin terdapat juga kesenjangan antara penduduk perkotaan dan pedesaan. Rata-rata APS untuk penduduk berusia 13-15 tahun di perkotaan telah mencapai 89.3 persen sementara untuk penduduk pedesaan hanya 75.6 persen. Kesenjangan lebih nyata terlihat pada kelompok usia 16-18 tahun, APS untuk penduduk perkotaan sebesar 66.7 persen sementara penduduk perkotaan hanya mencapai 38.9 persen. Data APS di atas menujukkan bahwa semakin tinggi pendidikan, semakin lebar kesenjangan yang terjadi. Untuk anak usia 7-12 tahun, anak usia sekolah dasar, terdapat kesenjangan antara kelompok penduduk kaya-miskin dan kelompok penduduk pedesaanperkotaan. Namun kesenjangan ini terlihat lebih lebar untuk anak usia SLTP (usia 13-15 tahun). Persoalan ketiga, angka drop out (DO) masih tinggi. Pada tahun ajaran 2007/2008 angka DO untuk anak SD/MI mencapai 685.967. Selain itu anak yang lulus SD tetapi tidak mampu melanjutkan ke jenjang SMP juga tinggi, untuk tahun 2007/2008 jumlahnya mencapai 495.261. Tingginya angka DO dan angka lulusan SD yang tidak melanjutkan ke SMP biasanya adalah karena faktor ekonomi orang orang tua, sementara itu biaya yang harus dikeluarkan untuk bersekolah tidaklah murah. Persoalan keempat, fasilitas pelayanan pendidikan dasar belum tersedia secara merata. Fasilitas pelayanan pendidikan di daerah pedesaan, terpencil dan kepulauan yang masih terbatas menyebabkan anak-anak daerah tersebut sulit mengakses pendidikan dasar.Selain itu masih banyak dijumpai gedung-gedung Sekolah dasar dan sekolah menengah dalam keadaan rusak dan tak layak huni. Hasil

23

survey Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) tahun 2008 menunjukkan bahwa 57.2 persen gedung SD/ MI dan sekitar 27.3 persen gedung SMP/MTs mengalami rusak ringan dan rusak berat. Akibatnya para murid terpaksa belajar di ruangan terbuka, atau menanggung bahaya belajar di dalam gedung yang hampir roboh. Persoalan kelima, kualitas pendidikan yang rendah. Sebenarnya kualitas kepandaian siswa-siswa Indonesia tidaklah kalah dari negara-negara lain. Bukti-nya, berulang-ulang anak Indonesia menang di arena perlombaan ilmu pengetahu-an di tingkat internasional seperti di Olimpiade Fisika, dan The First Step to Nobel Prize. Meski siswa-siswa Indonesia terbilang sering memenangkan perlombaan

internasional, namun secara kualitas ternyata siswa Indonesia masih tertinggal jauh. Hal ini misalnya terlihat dari survei Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS). Lembaga ini melakukan survei secara internasional dan menggunakan metode statistik ketat. Hasilnya lembaga ini menempatkan posisi Indonesia pada posisi di bawah rata-rata (http://nces.ed.gov/timss/ table07_3.asp). Pada tahun 2003 dan 2007 hasil TIMSS tidak menunjukkan peningkatan mutu yang signifikan. Bila nilai rata-rata untuk Matematika adalah 405 (Aljabar) dan 395 (Geometri), Indonesia hanya mampu mencapai angka 397. Begitu juga untuk nilai di bidang sains, nilai Indonesia hanyalah 428 (Biologi), 421 (Kimia), dan 432 (Fisika) jauh di bawah nilai rata-rata yang 500. Secara umum sektor pendidikan di Indonesia ditandai oleh rendahnya kualitas sumberdaya manusia (SDM), sekitar 58% dari tenaga kerja Indonesia hanya berpendidikan Sekolah Dasar (SD) atau kurang. Pada saat yang sama, hanya 4% dari

24

tenaga kerja yang berpendidikan tinggi. Prospek peningkatan kualitas SDM di masa yang akan datang pun terlihat suram. Menurut Wahyu (2008, Kondisi Seabad Pendidikan di Indonesia), rata-rata angka partisipasi pendidikan lanjutan dan pendidikan tinggi masih relatif rendah (56% untuk SLTP, 32% untuk SLTA dan 12% untuk perguruan tinggi). Mengapa timbul fenomena yang paradoksal seperti ini? Tampaknya persoalan bukan terletak pada kualitas manusianya namun lebih pada kualitas dan sistem pendidikan di Indonesia. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas hasil pendidikan yang saat ini disaksikan di negeri tercinta ini. Peningkatan anggaran pendidikan sebesar 20 % dari APBN dan APBD saja ternyata tidaklah cukup untuk dapat mengangkat kualitas pendidikan di Indonesia. Upaya-upaya signifikan yang dapat memperbaiki sistem pendidikan saat ini sangatlah diperlukan. Upaya-upaya tersebut dapat dilakukan dengan peningkatan sumber daya manusia bidang pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Selanjutnya, perbaikan sistem pendidikan juga dilakukan melalui pemenuhan 8 standar nasional pendidikan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, serta Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Bahkan, pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SLTP) terbit pula Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar. Terbitnya perturan perundang-undangan sebagaimana disebutkan di atas diarahkan kepada proses pemberdayaan sumber daya manusia bidang pendidikan di

25

Indonesia. Arah dari pemberdayaan ini sudah sangat jelas, yakni menuju peningkatan kualitas pendidikan, baik pada proses pendidikan, output pendidikan, maupun outcome pendidikan. Pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan mutu Pendidikan di Indonesia diantaranya untuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru melalui penataran, diklat, serta memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu juga diadakan penyempurnaan kurikulum, penyempurnaan sistem penilaian hasil belajar, memperluas sarana prasarana pendidikan, meningkatkan dan mengembangan profesional guru, penyusunan dan pendistribusian pedoman dan petunjuk teknis proses pembelajaran serta

meningkatkan peran serta masyarakat melalui komite sekolah. Mutu pendidikan merupakan konsekuensi langsung dari suatu perubahan dan perkembangan berbagai aspek kehidupan. Tuntutan terhadap mutu pendidikan menjadi syarat terpenting untuk dapat menjawab tantangan perubahan dan perkembangan. Hal ini diperlukan untuk mendukung terwujudnya manusia Indonesia yang cerdas dan berkehidupan yang damai, terbuka, dan berdemokrasi, serta mampu bersaing secara terbuka di era global. Maksum (2008:2), pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Pendidikan yang bermutu sangat tergantung pada keberadaan guru yang bermutu, yakni guru yang profesional, sejahtera, dan bermartabat. Berdasarkan fenomena di atas, penelitian tentang Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan 26

Kualitas Pendidikan (Studi Deskriptif pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis) perlu dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah 1. Pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. 2. Pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. 3. Pengaruh pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk hal-hal sebagai berikut. 1. Menguji pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

27

2. Menguji pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. 3. Menguji pengaruh pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini teridiri dari kegunaan praktis dan kegunaan teori yang diuraikan di bawah ini. 1.4.1 Kegunaan Praktis Hasil penelitian dapat memberikan kontribusi kepada Pemerintah Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dan Pemerintah Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis maupun pihak-pihak terkait, seperti yayasan penyelenggara pendidikan serta para kepala SMP Negeri dan Swasta dalam hal 1) melakukan bidang pemberdayaan di sumber daya manusia

pendidikan

tingkat

satuan

pendidikan,

khususnya SMP Negeri dan Swasta; 2) pengelolaan dan pelaksanaan anggaran pendidikan secara lebih akuntabel sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

28

1.4.2 Kegunaan teoritis Hasil penelitian ini ilmu diharapkan dapat berguna bagi dalam

pengembangan

pengetahuan

khususnya

merumuskan kebijakan publik pada organisasi publik sejenis lembaga pendidikan, khususnya satuan pendidikan dasar SMP Negeri dan Swasta.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pelaksanaan Anggaran Sekolah

2.1.1.1 Pengertian Anggaran Kegiatan penganggaran merupakan bagian yang sangat penting dari pengelolaan organisasi, termasuk organisasi atau lembaga pendidikan. Pendidikan memerlukan sejumlah investasi dari anggaran pemerintah dan dana masyarakat. Agar investasi di bidang pendidikan mencapai sasaran yang diharapkan diperlu-kan pengelolaan yang efektif dan efisien. Kegiatan mengatur penerimaan, pengalokasian, dan mempertanggungjawabkan keuangan untuk menunjang pelaksana-an program pengajaran merupakan manajemen keuangan. Tugas pengelolaan keuangan dapat dibagi tiga fase yaitu: perencanaan keuangan, implementasi, dan evaluasi.

29

Hansen dan Mowen (2000) menjelaskan bahwa anggaran merupakan suatu metode penerjemahan tujuan dan sasaran organisasi menjadi hal yang operasional. Lebih tegas lagi Mulyadi (2001) memaparkan bahwa anggaran adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan mata uang tertentu dan satuan ukuran lain. Hal senada dikemukakan Muljono (2002) bahwa anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit satuan moneter yang berlaku untuk 12 datang. jangka waktu (periode) tertentu yang akan Anggaran memiliki peranan penting dalam mempengaruhi perilaku individuindividu dan kelompok di setiap tingkatan proses manajemen, termasuk 1). menetapkan sasaran, 2). menginformasikan kepada individu-individu mengenai apa yang harus diberikan untuk pencapaian sasaran, 3). memotivasi kinerja yang diinginkan, 4). evaluasi kinerja dan 5). memberikan saran kapan tindakan koreksi sebaiknya diambil (Carter, 2004). Suatu anggaran merupakan titik fokus dari keseluruhan proses perencanaan dan pengendalian. Anggaran membantu manajer dalam merencanakan kegiatan dan memonitor kinerja operasi serta laba yang dihasilkan oleh pusat pertanggungjawaban (Shim, 2000). Anggaran adalah daftar seluruh pengeluaran yang telah direncanakan (Doyle dan Nolan, 2008: 3). Pada dasarnya, anggaran adalah sebuah dokumen yang menerjemahkan rencana ke dalam uang. Uang harus digunakan untuk membiayai kegiatan yang telah direncanakan (pengeluaran), dan uang dibutuhkan untuk menutup biaya agar pekerjaan bisa diselesaikan (pemasukan). Anggaran adalah perkiraan mengenai berapa banyak uang yang perlukan untuk mengerjakan program.

30

Anggaran diperlukan untuk membantu organisasi dalam hal manajemen keuangan. Menyusun sebuah anggaran membantu memastikan berapa jumlah uang yang akan dibutuhkan untuk melakukan rencana kerja. Jika jumlahnya melebihi perkiraan pemasukan, maka rencana penganggaran juga akan membantu

memperkirakan biaya pokok yang penting dan bisa disesuaikan dengan perkiraan pemasukan. Anggaran juga membantu organisasi untuk mengelola pengeluaran melalui siklus proyek atau program. Jika digunakan sebagai acuan, anggaran akan menunjukan kapan sejumlah uang tertentu dibutuhkan untuk melakukan suatu kegiatan. Anggaran juga penting bagi akuntabilitas dan transparansi keuangan, sehingga suatu organisasi akan siap menjawab pertanyaan tentang keuangan jika mereka sudah punya anggaran yang tepat dan transparan. Anggaran tidak hanya berfungsi sebagai alat monitoring saja, tetapi juga menunjukkan harapan dan prioritas dari suatu organisasi atau proyek. Mempunyai anggaran yang seimbang juga penting bagi keberlanjutan suatu organisasi, karena hal itu menunjukkan bahwa jika satu sumber pemasukan tidak bisa didapatkan, maka masih ada sumber pemasukan lain untuk menjalankan organisasi tersebut. Anggaran bisa dibuat untuk biaya operasional tahunan suatu organisasi atau bisa juga untuk suatu kegiatan/proyek tertentu. Penyusunan anggaran ini harus dilakukan setelah suatu organisasi membuat perencanaan strategis dan rencana kerjanya. Walaupun tampaknya mudah menyusun anggaran untuk keperluan seperti komputer maupun ruangan kantor, biaya yang sesungguhnya hanya bisa diketahui dengan perencanaan yang tepat dan terinci dari kegiatan yang riil dilakukan.

31

Penganggaran adalah proses pembuatan anggaran. Penganggaran merupa-kan penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan dalam ukuran keuangan. Hal ini memainkan peran penting dalam perencanaan, pengendalian, dan pembuatan keputusan. Namun, penganggaran berbeda dengan program, pertama dari jangka waktunya program dapat lebih dari satu tahun, sedang anggaran hanya untuk satu tahun saja, kemudian dari segi cakupannya program dapat mencakup lebih dari satu pusat pertanggungjawaban sedang anggaran hanya mencakup satu pusat

pertanggungjawaban saja. Dari berbagai definisi di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai anggaran sebagai berikut 1) Sasaran utama dari anggaran adalah penyusunan rencana kerja yang lengkap yang bersifat kuantitatif dan diukur dengan satuan mata uang tertentu untuk setiap jenis kegiatan dan setiap jenis kegiatan yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan. 2) Masing-masing rencana kerja dari masing-masing satuan kerja tersebut satu sama lainnya ataupun secara keseluruhan harus dapat berjalan serasi. 3) Di dalam penyusunan rencana kerja tersebut perlu adanya keterlibatan (partisipasi) dari seluruh tingkat manajemen yag ada pada perusahaan karena anggaran tersebut akan menjadi pedoman bagi semua pihak dalam perusahaan tentang apa yang harus dilakukan di kemudian hari. 2.1.1.2 Pelaksanaan Anggaran di Tingkat Satuan Pendidikan

32

Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupa-kan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar di sekolah bersama dengan komponen-komponen yang lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun yang tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam rangka MBS, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apa lagi dalam kondisi krisis pada sekarang ini. Pengelolaan keuangan sekolah merupakan bagian dari kegiatan pembiayaan pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan (menyusun anggaran keuangan sekolah dan pengembangan RAPBS), melaksanakan (dibentuk laporan pembiayaan yang menempatkan uang pemasukan

33

dan uang pengeluaran pada kolom yang saling berdampingan) mengetahui anggaran yang sebenarnya) serta mempertanggungjawabkannya secara efektif (laporan bulanan dan triwulan kepada Dinas Pendidikan, Badan Administrasi Keuangan Daerah) dan transparan. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, pengelolaan keuangan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan, Mulyasa (2006: 193-194). Pendanaan pendidikan pada dasarnya bersumber dari pemerintah, orang tua dan masyarakat. Sejalan dengan adanya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), sekolah dapat menggali dan mencari sumber-sumber dana dari pihak masyarakat, baik secara perorangan maupun secara melembaga, baik di dalam maupun di luar negeri, sejalan dengan semangat globalisasi. Dana yang diperoleh dari berbagai sumber itu perlu digunakan untuk kepentingan sekolah, khususnya kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu, setiap perolehan dana, pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan rencana anggaran pembiayaan sekolah (RAPBS). Berkaitan dengan alokasi anggaran/pembiayaan pada sektor pendidikan, sebagian pembiayaan ditanggung oleh pemerintah dan sebagian lagi oleh masyarakat dan orang tua siswa. Di sekolah negeri, biaya yang ditanggung pemerintah meliputi biaya-biaya untuk gaji kepala sekolah, guru dan staf administrasi, pembangunan dan pemeliharaan gedung, pengadaan perlengkapan dan bahan ajar. Pada sisi lainnya, orang tua siswa menanggung biaya-biaya untuk kebutuhan siswa, seperti buku, alat tulis, transportasi, akomodasi, konsumsi dan juga biaya BP3. Sementara itu, di

34

sekolah swasta, hampir semua biaya pendidikan dibebankan kepada orang tua siswa, dengan pengecualian di mana beberapa pengeluaran ditanggung yang ditanggung oleh yayasan sekolah, masyarakat dan pemerintah dalam bentuk subsidi. Program bantuan operasional sekolah (BOS) adalah program pemerintah pusat memberikan dana ke sekolah-sekolah setingkat SD dan SMP yang bersedia memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam persyaratan sebagai penerima program. Sekolah yang dicakup dalam program ini adalah SD/MI/SDLB/Salafi-yah setingkat SD dan SMP/MTS/SMPLB/Salafiyah setingkat SMP, baik negeri maupun tahun ajaran (TA) 2005/2006. Kebijakan ini digulirkannya sebagai pro-gram kompensasi pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) untuk pendidikan yang disebut BOS. Biaya pendidikan tingkat sekolah/madrasah telah dirumuskan oleh be-berapa pakar atau peneliti. Abbas Ghazali (2003) mendefinisikan biaya pendidik-an (BSP) tingkat sekolah/madrasah sebagai nilai rupiah dari semua sumber daya yang digunakan oleh sekolah/madrasah untuk menyelenggarakan pendidikan pertahun. Biaya Satuan Pendidikan (BSP) adalah besarnya biaya yang diperlukan rata-rata tiap tahun, sehingga mampu menunjang proses belajar mengajar sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Dari cara penggunaannya, BPS dibedakan menjadi BSP Inventasi dan BSP Operasional. 1) Biaya Satuan Pendidikan (BSP) Inventasi BSP Inventasi adalah biaya yang dikeluarkan per-siswa per-tahun untuk menyediakan sumber daya yang tidak habis pakai yang digunakan dalam waktu

35

lebih

dari

satu

tahun,

misalnya

untuk

pengadaan

tanah,

bangunan,

buku, alat peraga, media, perabot dan alat kantor. 2) Biaya Satuan Pendidikan (BSP) Operasional BSP Operasional adalah biaya yang dikeluarkan per-siswa per-tahun untuk menyediakan sumber daya pendidikan yang habis pakai yang digunakan satu tahun atau kurang. BSP Opersional mencangkup biaya personal dan biaya non personal. a) Biaya personal meliputi biaya untuk kesejahteraan (honor Kelebihan Jam Mengajar (KJM), Guru Tidak Tetap (GTT) Pegawai Tidak Tetap (PTT), uang lembur dan pengembangan profesi guru (pendidikan dan latihan diklat guru), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Musyawarah Kerja Kepala Sckolah (MKKS), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Kelompok Kerja Guru (KKG), dan lain-lain. b) Biaya non personal adalah biaya untuk penunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Evaluasi penelitian, perawatan atau pemeliharaan, daya dan jasa, pembinaan kesiswaan, rumah tangga sekolah dan supervisi. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimaksud dalam PKPS-BBM Bidang Pendidikan secara konsep mencakup komponen untuk biaya operasional non personal hasil studi Badan Penelitian dan Pengembangan Departernen Pendidikan Nasional (BALITBANG DEPDIKNAS ). Namun karena Biaya satuan yang digunakan adalah rata-rata nasional, maka penggunaan BOS dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personal dan biaya investasi. Perlu ditegaskan bahwa prioritas utama BOS adalah untuk biaya

36

operasional non personal bagi sekolah, bukan biaya kesejahteraan guru dan bukan biaya untuk investasi. Pada dasarnya manajemen anggaran meliputi tiga tahap yaitu (1) peng-adaan anggaran, (2) penggunaan anggaran, (3) pertanggungjawaban anggaran.

Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa sumber-sumber pengadaan anggaran pada tingkat satuan pendidikan SLTP terdiri atas biaya satuan pendidikan (BSP) investasi dan operasional. BSP operasional diperoleh melalui berbagai sumber yang diperbolehkan berdasarkan peraturan yang berlaku. Salah satu di antaranya adalah bantuan operasional sekolah (BOS) yang diperoleh dari pusat, dari provinsi, serta dari APBD kabupaten/kota. Ahmad Sanusi (2002:91) menyatakan bahwa penggunaan anggaran dan keuangan didasarkan pada prinsip-prinsip (1) efisien dalam arti hemat, tidak mewah, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan, (2) efektif dalam arti terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan, (3) keharusan penggunaan kemampuan/hasil produksi dalam negeri sejauh ini dimungkinkan. Sementara itu, Turney (1992:130) mengemukakan bahwa sebuah pelaksanaan program harus memiliki sifat lentur dengan tetap mengacu kepada peren-canaan yang telah disusun. Fleksibilitas menurut Turney adalah memodifikasi perencanaan yang telah disusun ke arah yang lebih baik dan dapat dipertanggung-jawabkan apabila timbul permasalahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. Fleksibilitas juga diperlukan jika terjadi ketidakmenentuan kondisi yang terjadi pada saat pelaksanaan program kegiatan.

37

Umaedi (2000: 26-28) mengemukakan sejumlah karakteristik pelaksanaan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah sebagai berikut. (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) berkelanjutan. (12) kebutuhan. (13) (14) (15) Memiliki komunikasi yang baik. Memiliki akuntabilitas. Memiliki kemampuan menjaga keberlanjutan. Sekolah responsif dan antisipatif terhadap Proses belajar-mengajar yang efektivitasnya tinggi. Kepemimpinan sekolah kuat. Lingkungan sekolah aman dan tertib. Pengelolaan tenaga kependidikan efektif. Memiliki budaya mutu. Memiliki tim kerja yang kompak, cerdas, dan dinamis. Memiliki kewenangan (kemandirian). Partisipasi tinggi dari warga sekolah dan masyarakat. Memiliki keterbukaan (transparansi) manajemen. Memiliki kemauan untuk berubah. Melakukan evaluasi dan perbaikan secara

Dari lima belas karakteristik di atas, beberapa di antaranya berkaitan langsung dengan pelaksanaan anggaran di tingkat sekolah. Katakteristik tersebut adalah (1) keterbukaan atau transparansi, (2) akuntabilitas, (3) evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan, (4) responsif dan antisipatif terhadap kebutuhan, serta (5) memiliki kemampuan menjaga keberlanjutan (konsistensi). Berdasarkan ketiga teori yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan anggaran di tingkat satuan pendidikan SMP harus berada pada kerangka sebagai berikut. 1) Konsistensi pelaksanaan anggaran 38

2) Efektivitas penggunaan anggaran yang mengandung arti terarah dan terkendali sesuai dengan rencana. 3) Memiliki fleksibilitas dalam arti memodifikasi perencanaan yang telah disusun ke arah yang lebih baik dan dapat dipertanggung-jawabkan apabila timbul permasalahan yang tidak dapat diprediksi sebelumnya. 4) Memiliki akuntabilitas dan transparansi tinggi. 5) Melakukan pengawasan dan evaluasi secara berkelanjutan. 6) Melakukan perbaikan dan pelaporan secara berkelanjutan. 2.1.2 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kekayaan yang paling berharga dalam suatu organisasi ialah Sumber Daya Manusia (SDM). SDM merupakan investasi sangat berharga bagi sebuah organisasi yang perlu dijaga. Setiap organisasi harus mempersiapkan program yang berisi kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan dan profesionalisme SDM supaya organisasi bisa bertahan dan berkembang sesuai dengan lingkungan organisasi. Untuk mencapai produktivitas yang maksimum, organisasi harus menjamin dipilihnya tenaga kerja yang tepat dengan pekerjaan serta kondisi yang memungkinkan mereka bekerja optimal. Menurut Sedarmayanti dalam Umar (2004:42) ciri-ciri SDM yang produktif adalah tampak tindakannya konstruktif, percaya diri, mempunyai rasa

tanggungjawab, memiliki rasa cinta terhadap pekerjaannya, mempunyai pandangan jauh kedepan, dan mampu menyelesaikan persoalan. Sedangkan menurut Tempe dalam Umar (2004:21) ciri-ciri SDM yang produktif adalah cerdas dan dapat belajar

39

dengan relatif cepat, kompeten secara profesional, kreaktif dan inovatif, memahami pekerjaan, belajar dengan cerdik, menggunakan logika, efisien, tidak mudah macet dalam pekerjaan, selalu mencari perbaikan-perbaikan, tetapi tahu kapan harus terhenti, dianggap bernilai oleh atasannya, memiliki catatan prestasi yang baik, selalu meninkatkan diri. Istilah pemberdayaan merupakan terjemahan atas kata empowering yang pada awalnya digunakan dalam konteks manajemen bisnis. Istilah ini berkaitan erat dengan pemindahan atau pendelegasian wewenang (authority) dan kekuasaan (power) kepada staf pada suatu sistem. Dalam konteks manajemen umum, istilah pemberdayaan merupakan konsep yang mengacu kepada cara praktis dan produktif untuk memperoleh hasil terbaik dari suatu tujuan dengan mengembangkan lebih dari sekedar pen- delegasian agar kekuasaan ditempatkan secara tepat sehingga dapat digunakan secara efektif (Stewart, 1998:23). Pemberdayaan di sini bukan sekedar pelimpahan tugas semata kepada staf, melainkan juga pelimpahan proses pengambilan keputusan dan tanggung jawab secara penuh. Nasution (2004: 172) memberikan definisi lain mengenai pemberdayaan yang berbunyi pemberdayaan dapat diartikan sebagai pelibatan karyawan yang benarbenar berarti, pemberdayaan tidak sekedar hanya memiliki masukan tetapi juga memperhatikan, mempertimbangkan, dan menindaklanjuti masukan tersebut apakah diterima ataukah tidak. Abdullah NS (1998: 29) menambahkan rumusan pemberdayaan melalui tulisannya pada Mimbar Pendidikan dengan ungkapan pemberdayaan budaya 40

organisasi berarti membantu membuat agar organisasi (dalam hal ini lembaga pendidikan) memiliki budaya organisasi yang lebih kuat atau lebih berdaya dengan cara menghilangkan sebanyak mungkin hambatan-hambatan dalam meng-

implementasikan visi dari pimpinan organisasi ke arah keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang. Dari ketiga konsep rumusan pemberdayaan di atas, dapat disusun sebuah definisi bahwa pemberdayaan adalah pelibatan seluruh komponen organisasi dalam melaksanakan visi organisasi (lembaga pendidikan) untuk mencapai posisi yang lebih baik di masa mendatang melalui pendelegasian secara utuh wewenang, kekuasaan, dan tanggung jawab kepada staf dalam arti yang sebenarnya, serta dengan menghilangkan sebanyak mungkin hambatan yang akan muncul dan memberikan penekanan lebih kuat terhadap nilai-nilai positif. 2.1.2.1 Esensi Pemberdayaan Manajemen selalu berhubungan dengan wewenang (authority) dan kekuasaan (power) yang merupakan modal utama untuk menggerakkan sebuah sistem organisasi. Wewenang dan kekuasaan ini kemudian melahirkan berbagai aturan, prosedur, perintah, dan sebagainya yang digunakan untuk mengefektifkan lajunya roda organisasi guna mencapai tujuan secara maksimal. Berbagai teori manajemen tentang tugas dan fungsi seorang manajer selalu bersumber dari kedua aspek ini (Stewart, 1998: 16). Akan tetapi, kekuasaan dan wewenang sangat tampak tidak mempertimbangkan sisi kemanusiaan sebagai pelaksana laju dan perkembangan sebuah organisasi. Stewart (1998: 18) bahkan mengemukakan bahwa sebagian besar gaya 41

manajemen lama yang bertumpu pada manajer yang mempunyai wewenang dan kekuasaan untuk memerintahkan agar suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat ternyata sering memiliki kendala kemanusiaan yang menjauhkan hubungan komunikasi interpersonal dan antarpersonal dalam manajemen tersebut. Para staf lebih banyak bertindak menunggu perintah dari atasan daripada bertindak sendiri sesuai dengan aturan secara kreatif. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya pendekatan lebih manusiawi dalam menggerakkan laju dan perkembangan organisasi sehingga tujuan-tujuan dapat tercapai dengan cepat, tepat, serta komunikasi berjalan secara maksimal. Lebih lanjut, Stewart (1998: 17) mengemukakan bahwa pemberdayaan pada dasarnya bermaksud meniadakan segala peraturan, prosedur, perintah, dan lain-lain yang tidak perlu, yang merintangi organisasi untuk mencapai tujuannya. Pemberdayaan bertujuan menghapuskan hambatan-hambatan sebanyak mungkin guna membebaskan organisasi dan orang-orang yang bekerja di dalamnya, melepaskan mereka dari halangan-halangan yang hanya memperlamban reaksi dan merintangi aksi mereka. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan tidak pelak lagi akan mengakibatkan berkurangnya sebagian wewenang dan kekuasaan para manajer. Akan tetapi, seorang manajer berwibawa akan selalu memiliki pengetahuan dan pengalaman untuk membimbing, memberi nasihat, dan membantu staf dalam mengambil keputusan sendiri berdasarkan bimbingan yang diberikannya. Manajer seperti itu akan mampu memastikan bahwa stafnya ber-tindak tepat tanpa perlu membuat daftar peraturan yang panjang ataupun perintah-perintah yang keras.

42

Manajer yang memiliki kewibawaan akan lebih mendukung kreativitas dan aktivitas staf daripada memerintah mereka. Kewibawaan semacam itu tidak akan pernah lenyap karena mampu memberdayakan stafnya. Pada dasarnya, pengembangan sekolah sangat bergantung kepada pola manajemen yang diterapkan di dalamnya serta komitmen seluruh komponen terhadap sasaran mutu. Scholtes dalam Nasution (2004: 195-196) mengemukakan bahwa secara esensial, pemberdayaan mencakup aspek-aspek operasional sebagai berikut. a. Fokus pada pelanggan, mengandung makna bahwa tujuan utama organisasi adalah untuk memenuhi atau melampaui harapan pelanggan melalui suatu cara pelayanan yang bernilai. Memiliki obsesi terhadap kualitas, mengandung makna bahwa seluruh komponen sekolah secara agresif berusaha mencapai kualitas pelayanan pendidikan tertentu dalam rangka melampaui harapan pelanggannya. Memiliki pemahaman terhadap struktur pekerjaan, artinya setiap komponen sekolah (terutama guru) memiliki pemahaman mendalam tentang peran, tugas, serta tanggung jawabnya sebagai guru sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Mengembangkan kebebasan yang terkendali, yang mengandung makna bahwa guru dan staf sekolah lainnya harus selalu peka terhadap segala situasi perkembangan zaman sehingga dapat melakukan improvisasi pekerjaan dalam kerangka aturan yang berlaku. Pengembangan kebebasan di sini mengandung makna sebagai upaya guru dalam memenuhi atau melampaui harapan pelanggannya. Memiliki kesatuan tujuan, yang mengandung makna bahwa seluruh komponen sekolah memiliki kesatuan tujuan yang sama dalam mengembangkan mutu layanan sekolah. Kesatuan tujuan ini secara filosofis dan strategis tertuang dalam visi, misi, dan strategi sekolah dalam mencapai sasaran mutu. Mencari kesalahan dalam sistem dalam upaya mengatasi masalah dan memperbaiki kinerja. Mengembangkan kerja sama tim. Prinsip ini didasarkan kepada keyakinan bahwa kerja sama tim akan dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik daripada bekerja secara individu. Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan. Dalam era teknologi informasi dan teknologi tinggi, mesin yang paling penting dalam 43

b.

c.

d.

e.

f. g.

h.

lingkungan kerja adalah pikiran manusia. Oleh karena itu, belajar terusmenerus dan belajar sepanjang hayat merupakan unsur yang fundamental dalam pengembangan mutu pelayanan sekolah. 2.1.2.2 Pelibatan dan Pemberdayaan Warga Sekolah Memberdayakan sesuatu pada hakikatnya merupakan perubahan budaya. Pemberdayaan tidak akan pernah berjalan jika seluruh budaya sekolah (atau organisasi apa pun) tidak berubah secara mendasar. Sekecil apa pun budaya yang mampu mendukung beberapa jenis perubahan dalam sikap dan praktek sangat diperlukan bagi pemberdayaan yang efektif. Di samping itu, perubahan iklim juga diperlukan untuk dapat mengembangkan proses pemberdayaan. Nasution (2004: 174) mengemukakan bahwa pemberdayaan merupakan kunci utama dalam motivasi dan produktivitas. Seorang guru atau staf tata usaha yang merasa dirinya dihargai dan memiliki kontribusi akan berkembang secara pribadi dan profesional sehingga kontribusinya bagi lembaga dapat dimaksimal-kan. Di samping itu, pelibatan dan pemberdayaan ini akan membantu para staf dan guruguru dalam mengembangkan dirinya sendiri, saling membantu, dan membantu sekolah sehingga akan timbul pula rasa memiliki terhadap pekerjaan yang sedang digarapnya yang pada akhirnya akan mengarah kepada keinginan staf yang lebih besar dalam mengambil keputusan, menanggung resiko dalam upaya perbaikan, dan menyampaikan ketidaksetujuannya. Untuk memicu inisiatif warga sekolah diperlukan lingkungan dan kondisi yang kondusif. Agar lingkungan itu terbentuk, Nasution (2004: 179) menjelaskan bahwa kepala sekolah sebagai manajer harus melakukan hal-hal sebagai berikut ini. a. Mempercayai kemampuan staf dan guru-guru untuk mencapai keberhasilan. 44

b. Bersifat sabar dan memberikan waktu kepada guru-guru dan staf untuk belajar. c. Memberikan bimbingan dan pengarahan yang jelas dan sistematis. d. Mengajarkan keterampilan baru kepada staf dan guru-guru dalam langkahlangkah yang sederhana dan mudah dipahami. e. Mengajukan pertanyaan yang menantang kepada guru-guru dan staf sekolah untuk berpikir dengan cara baru. f. Membagi informasi dengan seluruh komponen sekolah untuk menjalin hubungan yang lebih lancar. g. Memberikan umpan balik yang tepat waktu dan dapat dipahami serta membantu mereka selama proses belajar. h. Menawarkan berbagai alternatif untuk melaksanakan tugas. i. Menunjukkan sense of humor dan perhatian terhadap staf dan guru-guru. j. Berfokus pada hasil dan menghargai perbaikan pribadi.

2.1.3

Peningkatan Kualitas Pendidikan

2.1.3.1 Pengertian Kualitas Dari segi linguistik kualitas berasal dari bahasa latin qualis yang berarti sebagaimana kenyataannya. Definisi kualitas secara internasional (BS EN ISO 9000, 2000) adalah tingkat yang menunjukkan serangkaian karakteristik yang melekat dan memenuhi ukuran tertentu (Dale, 2003:4). Sedangkan menurut American Society for quality Control kualitas adalah totalitas bentuk dan karak-teristik barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi (Render dan Herizer, 1997:92).

45

Beberapa pakar kualitas mendefinisikan kualitas dengan beragam interpretasi. Juran (1989:16-17), mendefinisikan kualitas secara sederhana sebagai kesesuaian untuk digunakan. Definisi ini mencakup keistimewaan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen dan bebas dari defisiensi. Sedangkan Deming berpendapat kualitas adalah mempertemukan kebutuhan dan harapan konsumen secara berkelanjutan atas harga yang telah mereka bayarkan. Filosofi Deming membangun kualitas sebagai suatu sistem (Bhat dan Cozzolino, 1993:106). Philip Kotler (2000:329-333) mengemukakan tentang delapan dimensi kualitas yang terdiri atas: (1) kinerja (performance): karakteristik operasi suatu produk utama, (2) ciri-ciri atau keistimewaan tambahan ( feature), (3) kehandalan (reliability): probabilitas suatu produk tidak berfungsi atau gagal, (4) kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications), (5) daya tahan (durability), (6) kemampuan melayani (serviceability) (7) estetika (estethic): bagaimana suatu produk dipandang dirasakan dan didengarkan, dan (8) ketepatan kualitas yang dipersepsikan (perceived quality). Dalam kenyataannya kualitas adalah konsep yang cukup sulit untuk dipahami dan disepakati. Dewasa ini kata kualitas mempunyai beragam interpretasi, tidak dapat didefinisikan secara tunggal, dan sangat tergantung pada konteksnya. Beberapa definisi kualitas berdasarkan konteksnya perlu dibedakan atas dasar: organisasi, kejadian, produk, pelayanan, proses, orang, hasil, kegiatan, dan komunikasi (Dale, 2003:4). Definisi tentang kualitas selalu terkait dengan produk. Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah apakah produk pendidikan itu? Pertanyaan itu penting

46

untuk diajukan karena untuk mengetahui pendidikan itu berkualtias atau tidak maka kita perlu tahu produk pendidikan itu sendiri? Pendidikan itu adalah jasa atau pelayanan (service) dan bukan produksi barang. Pemahaman karakteristik kualitas jasa lebih sulit untuk didefinisikan daripada kualtias produk fisik. Untuk itulah, perlu dipahami beberapa perbedaan produksi jasa dan produksi barang. Philip Kotler (2000:362) menjelaskan enam macam perbedaan jasa pelayanan dibandingkan dengan produksi barang sebagai berikut. 1) Pertama, jasa pelayanan biasanya terjadi kontak langsung antara penyedia jasa dengan pengguna akhir, maka kualitas jasa bergantung pada orang yang memberikan pelayanan dan orang yang menerima pelayanan. 2) Kedua, jasa harus diberikan secara tepat waktu karena pelayanan dikonsumsi secara langsung pada saat jasa itu diberikan. Kontrol kualtias jasa dilakukan sebelum dan selama jasa tersebut diberikan. Adanya kontak langsung tersebut memungkinkan adanya evaluasi dan feedback yang merupakan sarana utama untuk mengukur kepuasan pelanggan. 3) Ketiga, jasa pelayanan tak dapat ditambal sulam atau diperbaiki. Oleh karena itu, penting sekali untuk ditetapkan standar pelayanan dari tahap awal. Selain itu, dalam memberikan pelayanan memungkinkan untuk terjadinya kesalahan manusia. 4) Keempat, jasa pelayanan berkaitan dengan masalah-masalah yang tidak kelihatan sehingga sulit sekali untuk menggambarkan seperti apa keinginan pelanggan. Dalam jasa pelayanan lebih banyak menyangkut proses daripada hasil akhirnya. 47

5)

Kelima, jasa pelayanan biasanya diberikan secara langsung kepada pelanggan oleh pengawai yunior, sedangkan pegawai senior berada jauh dari pelanggan. Oleh karena itu, pegawai yunior terutama yang digarda depan (front line) harus dimotivasi untuk selalu memberikan pelayanan terbaiknya.

6)

Keenam, sangat sulit untuk mengukur keberhasilan output dan produk-tivitas jasa pelayanan. Satu-satunya indikator kinerja jasa pelayanan adalah kepuasan pelanggan. Dalam hal ini ukuran-ukuran yang tidak tampak merupkan faktor kesuksesan yang penting seperti perhatian, kesopanan keramahtamahan, dan pemberian bantuan. Karena satu-satunya indikator kinerja jasa pelayanan adalah kepuasan

pelanggan, kinerja kualitas pendidikan dapat diukur dari tingkat kepuasan pelanggan.

2.1.3.2 Kualitas Pendidikan Sallis dan Jones (2002: 106) mengemukakan bahwa kualitas memiliki dua konsep yang berbeda antara konsep absolut dan relatif. Dalam konsep absolut sesuatu (barang) disebut berkualitas bila memenuhi standar tertinggi dan sempurna. Artinya, barang tersebut sudah tidak ada yang melebihi. Dalam konsep ini kualitas mirip dengan suatu kebaikan, kecantikan, kepercayaan yang ideal tanpa ada kompromi. Kualitas dalam makna absolut adalah yang terbaik, tercantik, terpercaya. Bila dipraktikkan dalam dunia pendidikan, konsep kualitas absolut ini bersifat elitis karena hanya sedikit lembaga pendidikan yang akan mampu menawarkan kualitas tinggi kepada peserta didik dan hanya sedikit siswa yang akan mampu membayarnya. 48

Dalam konsep relatif, kualitas bukan merupakan atribut dari produk atau jasa. Sesuatu dianggap berkualitas jika barang atau jasa memenhii spesifikasi yang ditetapkan. Oleh karena itu, kualitas bukanlah merupakan tujuan akhir, melainkan sebagai alat ukur atas produk akhir dari standar yang ditentukan. Dalam konsep relatif, produk yang berkualitas adalah yang sesuai dengan tujuannya (fit for their purpose). Definisi kualitas dalam konsep relatif memiliki dua aspek, yaitu dilihat dari sudut pandangn produsen maka kualitas adalah mengukur berdasarkan spesifikasi yang ditetapkan dan dari sudut pandang pelanggan maka kualitas untuk memenuhi tuntutan pelanggan. Pelanggan pendidikan ada dua aspek, yaitu pelanggan internal dan eksternal. Pelanggan internal adalah kepala sekolah, guru, dan staf kependidikan lainnya. Pelanggan eksternal ada tiga kelompok, yaitu pelanggan eksternal primer, pelanggan sekunder, dan pelanggan tersier. Pelanggan eksternal eksternal primer adalah peserta didik. Pelanggan eksternal sekunder adalah orang tua dan para pemimpin pemerintahan. Pelanggan eksternal tersier adalah pasar kerja, pemerintah, dan masyarakat luas. Dalam konsep relatif kualitas pendidikan biasanya diukur dari sisi pelanggannya baik pelanggan internal maupun eksternal. Namun, berdasarkan perkembangan paradigma baru pendidikan, kualitas pendidikan seharusnya juga diukur dari sisi pelanggan internal yang tak lain adalah kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan lain hingga pegawai tata usaha sekalipun. Dari sudut pelanggan eksternal primer ada baiknya mengutip uraian Pusat Kurikulum (2003: 24) yang mengemukakan bahwa pendidikan berkualitas adalah 49

pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi: pertama, pembelajar sepanjang hayat, kedua, komunitkator yang baik dalam bahasa nasional dan itnernasional, ketiga, berketerampilan teknologi untuk lalapangan kerja dan kehidupan sehari-hari, keempat, siap secara kognitif untuk pekerjaan yang kompleks, pemecahan masalah dan penciptaan pengetahuan, kelima, menjadi warga negara yang bertanggung jawab secara sosial, politik, dan budaya. Dari sudut pandang internal tentu saja pendidikan berkualitas adalah yang memungkinkan tenaga pengajar dan staf lainnya mampu berkembang baik secara fisik maupun psikis. Berkembang secara fisik antara lain mendapatkan imbalan finansial dan kesejahteraan hidup secara layak, sedangkan perkembangan secara psikis adalah bila mereka diberi kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan, bakat, dan kreativitasnya. Tenaga pengajar dan staf juga akan merasa puas bila suasana kerja atau budaya kerja di sekolah mendukung. Pendidikan adalah jasa sehingga kontrol sebelum pelayanan diberikan kepada pengguna akhir harus menjadi perhatian utama. Untuk menghasilkan pendidikan berkualitas maka program pendidikan harus dipersiapkan secara baik. Oleh karena itu, sistem pendidikan ktia harus direformasi secara besar-besaran baik dari perencanana, pelaksanaan, penilaian dan lain-lain. Menurut Abdul Rohman (000000, dalam http://www.datafilecom.co.cc / 000000/10/mbs-untuk-meningkatkan-kualitas.html) terdapat beberapa kondisi yang di-perlukan untuk suksesnya perencanaan pendidikan, yaitu (1) adanya komitmen politik pada perencanaan pendidikan, (2) perencanaan pendidikan harus tahu betul apa yang menjadi hak, tugas dan tanggung jawabnya, (3) harus ada perbedaan yang

50

tegas, antara area politis, teknis, dan administratif pada perencanaan pendidikan, (4) perhatian lebih besar diberikan pada penyebaran kekuasaan untuk membuat keputusan politis dan teknis, (5) perhatian lebih besar diberikan pada pengembangan kebijakan dan prioritas pendidikan yang terarah, (6) tugas utama prencanaan pendidikan adalah pengembangan secara terarah dan memberikan alternatif teknis sebagai sarana untuk mencapai tujuan politis pendidikan, (7) harus mengurangi politisasi pengetahuan, (8) harus berusaha lebih besar untuk mengetahui opini publik terhadap perkembangan masa depan dan arah pendidikan, (9) administrator pendidikan harus lebih aktif mendorong perubahan-perubahan dalam perencanaan pendidikan, dan (10) ketika pemerintah tidak menguasai lagi semua aspek pendidikan maka harus lebih diupayakan kerja sama yang saling menguntungkan antara pemerintah-swasta-universitas yang memegang otoritas pendidikan. Slamet (1999: 56) memberikan karakteristik pendidikan bermutu dengan tanda-tanda (1) ketepatan waktu pelayanan, (2) akurasi pelayanan, (3) kesopanan dan keramahan (unsur menyenangkan pelanggan), (4) bertanggung jawab atas segala keluhan (complain) pelanggan, (5) kelengkapan pelayanan, (6) kemudahan mendapatkan pelayanan, (7) variasi layanan, (8) pelayanan pribadi, (9) kenyamanan, dan (10) ketersediaan atribut pendukung. Sementara itu, Sudarwan Danim (2006:97) dengan merujuk kepada pendapat Edward Sallis, mengidentifikasi ciri-ciri sekolah bermutu yang mengembangkan kualitas pendidikan sebagai berikut. 1. Sekolah berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. 2. Sekolah berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul, dengan komitmen untuk bekerja secara benar dari awal.

51

3. Sekolah memiliki investasi pada sumber daya manusianya, sehingga terhindar dari berbagai kerusakan psikologis yang sangat sulit memperbaikinya. 4. Sekolah memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di tingkat pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administratif. 5. Sekolah mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai instrumen untuk berbuat benar pada masa berikutnya. 6. Sekolah memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas, baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. 7. Sekolah mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya. 8. Sekolah mendorong orang dipandang memiliki kreativitas, mampu menciptakan kualitas dan merangsang yang lainnya agar dapat bekerja secara berkualitas. 9. Sekolah memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk kejelasan arah kerja secara vertikal dan horozontal. 10. Sekolah memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas. 11. Sekolah memandang atau menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai jalan untuk untuk memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut. 12. Sekolah memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja. 13. Sekolah menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai suatu keharusan. Pemerintah Republik Indonesia, membatasi kualitas pendidikan tersebut dengan mengacu kepada pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang meliputi (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pembiayaan;dan (8) standar penilaian pendidikan. Selanjutnya, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ini menyebutkan bahwa Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu (pasal 3) dan Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (pasal 4).

52

Proses penjaminan mutu pendidikan berdasarkan PP Nomor 19/2005 di atas, dengan memperhatikan peraturan-peraturan menteri pendidikan nasional yang menyertainya, dapat digambarkan sebagai berikut.
STANDAR STANDAR (SNP) (SNP) Tindak lanjut memeriksa dan meningkatkan produk (siklus)

INPUT INPUT (Peserta Didik) (Peserta Didik)

PROSES PROSES

KONSISTENSI KONSISTENSI KUALITAS PRODUK KUALITAS PRODUK

PROSEDUR di PROSEDUR di Tingkat Sekolah Tingkat Sekolah

Gambar 2.1 Proses Penjaminan Mutu Pendidikan

2.1.4

Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang dilakukan berkenaan dengan permasalahan

penggunaan anggaran pendidikan menunjukkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara proses pelaksanaan anggaran pendidikan yang terdapat pada APBS maupun dana-dana subsidi lainnya serta pemberdayaan sumber daya sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan. Syamsuddin (1999, Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pembiayaan Pendidikan terhadap Mutu Hasil Belajar melalui Mutu Proses Belajar Mengajar pada Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Asahan tahun 1999. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengarih biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar melalui mutu proses belajar mengajar pada SMP di Kabupaten Asahan. Hasil penelitian

53

membuktikan pada model pertama bahwa biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu hasil belajar dengan variasi terjelaskan yang dinyatakan dalam R2. Model kedua menyimpulkan biaya pendidikan berpengaruh terhadap mutu proses belajar mengajar dengan variasi terjelaskan dalam R2. Pada model ketiga mutu proses belajar mengajar berpengaruh terhadap mutu hasil belajar dengan variasi terjelaskan yang dinyatakan dalam R2. Sedangkan pada mode keempat nilai pengaruh langsung biaya pendidikan terhadap mutu hasil belajar menunjukkan nilai negatif. Akan tetapi, biaya pendidikan berpengaruh positif terhadap mutu hasil belajar melalui intervening variabel mutu proses belajar mengajar. Hasil penelitian juga menjelaskan bahwa mutu proses belajar mengajar merupakan variabel intervening sebagian. Khoiruddin Syaiful Rahman (2009, Program Studi Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Locus Of Control dan Kepercayaan terhadap Pemberdayaan Karyawan dalam Peningkatan Kinerja Karyawan (Studi Empiris pada Yayasan Ponpes MTs MA NU Assalam dan MTs MA NU Muallimat di Kudus). Peneliti memiliki anggapan bahwa pemberdayaan karyawan perlu mendapatkan perhatian serius karena pemberdayaan mencerminkan keyakinan karyawan terhadap kemampuan dirinya sendiri. Proses pemberdayaan di dalam perusahaan dapat dikatakan berhasil bila kinerja karyawan baik. Karyawan yang memiliki kinerja tinggi memperlihatkan keinginan yang kuat untuk mengeluarkan energi ekstra demi peningkatan kinerjanya dan juga kinerja perusahaan. Proses pemberdayaan tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung locus of control dan kepercayaan yang saling mendukung satu sama lain. Pengambilan sample dalam penelitian ini dilakukan dengan metode sensus dan jumlah sample yang diambil dari tiap bagian 54

adalah berjumlah 145 responden. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Modelling (SEM). Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa kedua variabel locus of control dan kepercayaan berpengaruh terhadap pemberdayaan karyawan dan kinerja karyawan. Sedangkan variabel yang mempunyai pengaruh paling besar adalah kepercayaan.

2.2 Kerangka Pemikiran 2.2.1 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan Pendidikan seharusnya menjadi prioritas utama di masa depan apabila kita ingin menghindarkan diri sebagai salah satu negara terbelakang dan agar dapat turut berperan penting dalam percaturan dunia internasional. Banyak negara yang memfokuskan ekonominya pada eksploitasi sumber daya alam akhirnya gagal membuat rakyatnya sejahtera. Indonesia termasuk dalam deretan negara seperti ini. Untuk konteks Indonesia, kegagalan ini bukan karena kekayaan yang dieksploitasi tidak laku dipasaran, tetapi akibat sumber daya alam yang besar itu tidak dikelola sendiri namun meminta pertolongan kepada pihak luar, sehingga keuntungannya pun tidak sepenuhnya milik Indonesia. Itu artinya, berapapun besarnya kekayaan bumi Indonesia, jika masyarakatnya tidak terdidik, mimpi kesejahteraan tidak akan pernah terwujud, kalah dari negara yang hanya punya pendidikan yang bagus, meski sumber

55

daya alamnya sedikit. Dan Singapura membuktikan itu dengan menjadi mitra Indonesia dalam hal pengelolaan sumber daya minyak meski mereka tidak punya ladang minyak sendiri. L.C. Solmon dalam tulisannya yang berjudul The Quality of Education (Psacharopaulos, 1987:53) menyatakan bahwa untuk memahami kualitas pen-didikan dari sudut pandang ekonomi diperlukan pertimbangan tentang bagaimana kualitas itu diukur. Dalam hubungan ini terdapat beberapa sudut pandang dalam mengukur kualitas pendidikan yaitu: (1) pandangan yang menggunakan pengukuran pada hasil pendidikan (sekolah atau college), (2) pandangan yang melihat pada proses pendidikan, dan (3) pendekatan teori ekonomi yang menekankan pada akibat positif pada siswa atau pada penerima manfaat pendidikan lainnya yang diberikan oleh institusi dan atau program pendidikan. Sudut pandang tersebut di atas, masing-masing punya kelemahnnya sendirisendiri, namun demikian pengukuran di atas tetap perlu dalam melihat masalah kualitas pendidikan, yang jelas diakui bahwa masalah peningkatan kualitas pendidikan bukanlah hal yang mudah sebagaimana diungkapkan oleh Stanley J. Spanbauer (1992:49) Quality improvement in education should not be viewed as a quick fix process. It is a long term effort which require organizational change and restructuring. Ini berarti bahwa banyak aspek yang berkaitan dengan kualitas pendidikan, dan suatu pandangan komprehensi mengenai kualitas pendidikan merupakan hal yang penting dalam memetakan kondisi pendidikan secara utuh, meskipun dalam tataran praktis, titik tekan dalam melihat kualitas bisa berbeda-beda sesuai dengan maksud dan tujuan suatu kajian atau tinjauan.

56

Kualitas pendidikan bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, dia merupakan hasil dari suatu proses pendidikan, jika suatu proses pendidikan berjalan baik, efektif dan efisien, maka terbuka peluang yang sangat besar memperoleh hasil pendidikan yang berkualitas. Kualitas pendidikan mempunyai kontinum dari rendah ke tinggi sehingga berkedudukan sebagai suatu variabel, dalam konteks pendidikan sebagai suatu sistem, variabel kualitas pendidikan dapat dipandang sebagai variabel terikat yang dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kepemimpinan, iklim organisasi, kualifikasi guru, anggaran, kecukupan fasilitas belajar dan sebagainya. Edward Sallis (2006:30-31) menyatakan: ada banyak sumber mutu dalam pendidikan, misalnya sarana gedung yang bagus, guru yang terkemuka, nilai moral yang tinggi, hasil ujian yang memuaskan, spesialisasi atau kejuruan, dorongan orang tua, bisnis dan komunitas lokal, sumberdaya yang melimpah, aplikasi teknologi mutakhir, kepemimpinan yang baik dan efektif, perhatian terhadap pelajar dan anak didik, kurikulum yang memadai, atau juga kombinasi dari faktor-faktor tersebut Pernyataan di atas menunjukan banyaknya sumber mutu dalam bidang pendidikan, sumber ini dapat dipandang sebagai faktor pembentuk dari suatu kualitas pendidikan, atau faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Dalam hubungan dengan faktor berpengaruh pada kualitas pendidikan, hasil studi Heyman dan Loxley tahun 1989 (Mintarsih Danumihardja 2004 : 6) menyatakan bahwa factor guru, waktu belajar, manajemen sekolah, sarana fisik dan biaya pendidikan memberikan kontribusi yang berarti terhadap prestasi belajar siswa. Hasil Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan dana untuk penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah menjadi salah satu factor penting untuk dapat memenuhi kualitas dan

57

prestasi belajar, dimana kualitas dan prestasi belajar pada dasarnya mengagambarkan kualitas pendidikan. Sementara itu Nanang Fatah (2000:90) mengemukakan upaya peningkatan mutu dan perluasan pendidikan membutuhkan sekurang-kurangnya tiga factor utama yaitu (1) Kecukupan sumber-sumber pendidikan dalam arti kualitas tenaga kependidikan, biaya dan sarana belajar; (2) Mutu proses belajar mengajar yang mendorong siswa belajar efektif; dan (3) Mutu keluaran dalam bentuk pengetahuan, sikap keterampilan, dan nilai-nilai. Jadi kecukupan sumber, mutu proses belajar mengajar, dan mutu keluaran akan dapat terpenuhi jika dukungan biaya yang dibutuhkan dan tenaga professional kependidikan dapat disediakan di sekolah, dan semua ini tentu saja memerlukan sumberdaya pendidikan termasuk biaya. Berdasarkan pemikiran tersebut dapat diduga bahwa pelaksanaan anggaran tingkat sekolah dapat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada tingkat satuan pendidikan SMP Negeri dan Swasta di kota dan kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis. 2.2.2 Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pendidikan terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan Sumber daya pendidikan terdiri atas kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Sumber daya pendidikan ini merupakan agen-agen penting yang berperan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan pada tingkat satuan pendidikan. Dinamika perkembangan masyarakat melaju sangat pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menuntut semua pihak untuk beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam di masyarakat. Kemajuan ilmu

58

pengetahuan dan teknologi telah memunculkan paradigma baru dalam mencapai keberhasilan, yaitu dengan persaingan. Tantangan persaingan yang semakin tajam pada era globalisasi menuntut peningkatan kualitas profesi dan efisiensi secara terus menerus, sehingga kemampuan daya saing profesional bisa lebih kompetitif. Era globalisasi mengubah hakekat kerja dari amatiran menuju kepada profesionalisasi di segala bidang dan aspek kehidupan. Termasuk di dalam perubahan global adalah profesi guru sebagai tenaga pendidik. Sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat global, tugas guru sebagai tenaga pendidik juga dituntut profesional dalam bidangnya (Education International, 1998: 112). Tenaga pendidik yang profesional bukan sekedar sebagai alat untuk transmisi kebudayaan, melinkan juga mentransformasikan kebudayaan itu ke arah budaya yang dinamis dan menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, produktivitas yang tinggi dan kualitas karya yang mampu meningkatkan daya saing. Investasi pembangunan pendidikan yang memadai akan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat dengan efek berganda yang besar melalui pembangunan sekolah, pengadaan dan perawatan infrastruktur pendidikan, serta kualitas guru yang meningkat. Masyarakat yang berkualitas, tidak saja sanggup meraih setiap peluang kerja yang tersedia melalui investasi, tetapi juga sanggup menciptakan lapangan kerja yang baru. Apalagi masalah pendidikan merupakan masalah lintas sektoral, sehingga harus ada komitmen dari semua pihak terutama para penentu kebijakan pendidikan untuk mengambil kebijakan yang berorientasi pada mutu pendidikan yang berkualitas. Sebab kebijakan peningkatan mutu pendidikan yang tinggi jika disikapi secara konsisten, akan menghasilkan lulusan yang kompeten, yang akhirnya mampu menghasilkan warga negara yang kompetitif dalan jumlah yang besar. 59

Program pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi sangat penting karena banyak permasalahan yang terdapat dalam institusi pemerintahan, lembaga kemasyarakatan dan berbagai kegiatan di masyarakat yang efektivitasnya tergantung kepada kualitas sumber daya manusia, baik dalam kemampuan intelektual maupun integritas moral dalam tanggung jawabnya pada kemasyarakatan. Sumber daya manusia, menurut Damanhuri (2004) merupakan salah satu faktor kunci dalam menuju kesejahteraan. Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi, menjadi tuntutan pembangunan menuju kesejahteraan. Globalisasi ekonomi merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan yang menyatukan kekuatan pasar semakin terintegrasi untuk efisiensi dan meningkatkan daya saingnya. Analisis penelitian ini mendasarkan pada teori pemberdayaan SDM sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pendidikan menuju terciptanya SDM yang unggul dan kompetitif dimulai dari peningkatan kualitas kinerja tenaga pendidik yang profesional. Pemberdayaan (empowerment) mengandung dua pengertian, yaitu: (1) to give power to (memberi kekuasaan, mengalihkan kekuasaan, mendelegasikan otoritas pada pihak lain, (2) to give ability to (usaha untuk memberi kemampuan) (Oxford English Dictionary). Berdasarkan pemikiran tersebut diduga terdapat pengaruh pemberdayaan sumber daya sekolah yang terdiri atas tenaga pendidik dan tenaga kependidikan terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta yang berada di wilayah kota dan kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

60

2.2.3

Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan Untuk mencapai terselenggaranya pendidikan bermutu, dikenal dengan

paradigma baru manajemen pendidikan yang difokuskan pada mutu itu sendiri, otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan evaluasi. Keempat pilar manajemen ini diharapkan pada akhirnya mampu menghasilkan pendidikan bermutu

(Wirakartakusumah, 1998). 1) Mutu Mutu adalah suatu terminologi subjektif dan relatif yang dapat diartikan dengan berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh argumentasi yang sama baiknya. Secara luas mutu dapat diartikan sebagai agregat karakteristik dari produk atau jasa yang memuaskan kebutuhan konsumen/pelanggan. Karakteristik mutu dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif. Dalam pendidikan, mutu adalah suatu keberhasilan proses dan hasil belajar yang menyenangkan dan memberikan kenikmatan. Pelanggan bisa berupa mereka yang langsung menjadi penerima produk dan jasa tersebut atau mereka yang nantinya akan merasakan manfaat produk atau hasil dan jasa tersebut. 2) Otonomi Pengertian otonomi dalam pendidikan belum sepenuhnya

mendapatkan kesepakatan pengertian dan implementasinya. Tetapi paling tidak, dapat dimengerti sebagai bentuk pendelegasian kewenangan seperti dalam penerimaan dan pengelolaan peserta didik dan staf pengajar/staf non

61

akademik, pengembangan kurikulum dan materi ajar, serta penentuan standar akademik. Dalam penerapannya di sekolah, misalnya, paling tidak bahwa guru/pengajar semestinya diberikan hak-hak profesi yang mem-punyai otoritas di kelas, dan tak sekedar sebagai bagian kepanjangan tangan birokrasi di atasnya. 3) Akuntabilitas Akuntabilitas diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan output dan outcome yang memuaskan pelanggan. Akuntabilitas menuntut kesepadanan antara tujuan lembaga pendidikan tersebut dengan kenyataan dalam hal norma, etika dan nilai (values) termasuk semua program dan kegiatan yang dilaksanakannya. Hal ini memerlukan transparansi

(keterbukaan) dari semua fihak yang terlibat dan akuntabilitas untuk penggunaan semua sumberdayanya. 4) Akreditasi Akreditasi merupakan suatu pengendalian dari luar melalui proses evaluasi tentang pengembangan mutu lembaga pendidikan tersebut. Hasil akreditasi tersebut perlu diketahui oleh masyarakat yang menunjukkan posisi lembaga pendidikan yang bersangkutan dalam menghasilkan produk atau jasa yang bermutu. Pelaksanaan akreditasi dilakukan oleh suatu badan independen yang berwenang. Di Indonesia pelaksanaan akreditasi pendidikan untuk Perguruan Tinggi dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) dan sekolah-sekolah menengah ke bawah oleh Badan Akreditasi Sekolah (BAS). 5) Evaluasi 62

Evaluasi adalah suatu upaya sistematis untuk mengumpulkan dan memproses informasi yang menghasilkan kesimpulan tentang nilai, manfaat, serta kinerja dari lembaga pendidikan atau unit kerja yang dievaluasi, kemudian menggunakan hasil evaluasi tersebut dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan. Evaluasi bisa dilakukan secara internal atau eksternal. Suatu evaluasi akan lebih bermanfaat bila dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu evaluasi terpenting dalam pendidikan adalah evaluasi diri (self evaluation) yang dilakukan bertahap dan terus menerus atas seluruh komponen-komponen pendidikan. Kelima paradigma pendidikan di atas merupakan standar untuk tercapai-nya kualitas pendidikan, baik di tingkat pendidikan dasar maupun pendidikan menengah hingga ke perguruan tinggi. Pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan sumber daya manusia seluruhnya mengacu kepada kelima komponen di atas. Dengan demikian dapat diduga bahwa pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan sumber daya manusia dapat berpengaruh terhadap peningkatan mutu sekolah. Hubungan pengaruh ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Pelaksanaan Anggaran (X1) Mardiasmo (2005:67-68)

H1 H3
Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) (Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005)

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pendidikan (X2) Scholtes dalam Nasution (2004: 195-196)

H2

63

2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat disusun hipotesis alternatif sebagai berikut. H1 : Terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. H2 : Terdapat pengaruh pemberdayaan sumber daya manusia terhadap

peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. H3 : Terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan sumber daya manusia secara bersama-sama terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

64

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Hal yang dijadikan objek penelitian adalah permasalahan peningkatan kualitas pendidikan dikaitkan dengan pelaksanaan penganggaran serta pemberdayaan sumber daya manusia pada SMP Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis. 3.1.1 Tempat Penelitian

65

Sesuai dengan rumusan masalah dan batasan masalah serta memperhatikan tujuan penelitian yang dikembangkan pada Bab I, maka penelian ini akan dilaksanakan pada sejumlah SMP Negeri dan Swasta di wilayah kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis. Jumlah SMP yang dijadikan populasi penelitian ini seluruhnya adalah 260 sekolah yang terdiri atas 153 SMP Negeri dan 107 SMP Swasta yang berada di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis. 3.1.2 Waktu Penelitian Sebuah penelitian, bagaimanapun peliknya, memiliki batas waktu tertentu serta penjadwalan yang seharusnya dilaksanakan secara konsisten. Penelitian atas pengaruh pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan sumber daya sekolah terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada sejumlah SMP Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis pada tahun 00000049 000000 ini dilaksanakan selama enam bulan dengan alokasi waktu sebagai berikut. Tabel 3.1 Jadwal pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan Bulan ... No
1 2 3 4 5 6 7 8

Jenis Kegiatan 1
Perencanaan Judul Pengajuan Proposal Penelitian Seminar Proposal Penyusunan Instrumen Penelitian Uji Coba Instrumen Revisi Instrumen Pengajuan Izin Penelitian Pengumpulan Data

Keterangan 2 3 4 5 6 7

66

9 10 11

Pengklasisfikasian Data Analisis dan Interpretasi Data Hasil Penelitian Penulisan Laporan

3.2 Metode Penelitian Metode penelitian memandu peneliti tentang urut-urutan bagaimana penelitian akan dilakukan, dengan alat apa dan prosedur yang bagaimana. Dalam penelitian tentang pengaruh pelaksanaan anggaran dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan ini digunakan metode deskriptif. Metode deskritif adalah suatu metode penelitian atas kelompok manusia, objek, set kondisi, sistem pemikiran, ataupun peristiwa sekarang. Penelitian deskritif memberikan deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan fenomena yang diselidiki. Penelitian survey menitikberatkan pada penelitian yang rasional yakni mempelajari hubungan antarvariabel sehingga baik secara langsung atau tidak langsung hipotesis penelitian bisa senantiasa dipertanyakan. Tujuan survey dapat merupakan pengembangan data sederhana bersifat menerangkan atau menjelas-kan, yakni mempelajari tentang fenomena sosial dengan cara meneliti hubungan variabel penelitian. Survey juga dapat menjadi alat bantu penyelidikan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang intuisi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau suatu daerah yang bisa digunakan untuk mendapatkan pembenaran. Di samping itu, metode deskripsi survey juga dapat digunakan untuk penyelidikan untuk menguji hipotesis.

67

Dalam penelitian ini diharapkan dapat diketahui berapa besar pengaruh antara variabel yang satu terhadap variabel yang lain, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. 3.3 Operasionalisasi Variabel Pokok permasalahan yang diteliti pada penelitian ini adalah variabel bebas berupa Pelaksanaan Anggaran (X1) dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Pendidikan (X2) serta variabel terikat Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y). Pengembangan instrumen ditempuh melalui beberapa cara, yaitu (a) mendefinisi-kan secara operasional variabel penelitian; (b) menyusun indikator variabel penelitian; (c) menyusun kisi-kisi instrumen; (d) melakukan uji coba instrumen; dan (e) melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen. Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti. Singarimbun (2003:46-47) memberikan pengertian tentang definisi operasional sebagai unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Definisi operasional dapat juga dikatakan sebagai informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang akan menggunakan variabel yang sama. Dengan demikian, definisi operasional dalam sebuah penelitian harus dapat diukur dan spesifik serta dapat dipahami oleh orang lain. Berdasarkan pendekatan penelitian yang digunakan, variabel penelitian ini dapat didefinisikan sebagaimana terlihat pada tabel berikut. Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel

68

Variabel

Dimensi

Indikator Pelaksanaan anggaran sesuai dengan sasaran-sasaran kegiatan sekolah yang tersusun dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

Skala Ordinal

Pelaksanaan Konsistensi Anggaran (X1) (Ahmad Sanusi, 2002:91; C. Turney, 192: 130; dan Efektivitas Umaedi, 2000: 26-28)

Penggunaan anggaran terarah dan terkendali sesuai dengan rencana yang tertuang program/kegiatan. Penggunaan anggaran hemat, tidak mewah, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan. Pelaksanaan anggaran dilakukan secara luwes, tidak kaku, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung. Perubahan anggaran dilakukan jika terjadi ketidaksesuaian antara satuan-satuan kegiatan dengan jumlah anggaran yang tersedia, atau satuan kegiatan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah sehingga perlu diganti dengan satuan kegiatan lain yang lebih memungkinkan. Anggaran sekolah disampaikan kepada masyarakat melalui media tertentu serta penggunaannya dipublikasikan secara bertahap sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pengawasan dilakukan secara internal terpadu dan berkesinambungan oleh kepala sekolah, komite sekolah, guru-guru, serta warga sekolah lainnya. Evaluasi penggunaan anggaran dilaku-kan secara berkala setiap bulan, setiap kegiatan yang dilaksanakan, pada pertengahan pelaksanaan anggaran, serta pada akhir tahun kegiatan. Perbaikan anggaran dilakukan demi pencapaian tujuan kegiatan secara efektif, efisien, serta mempertimbangkan kondisi dan situasi yang berlangsung.

Ordinal

Fleksibilitas

Ordinal

Akuntabilitas dan Transparansi

Ordinal

Pengawasan dan Evaluasi

Ordinal

Ordinal

Perbaikan dan Pelaporan

Ordinal

69

Variabel

Dimensi

Indikator Pelaporan dilakukan setiap bulan, setiap triwulan, pada akhir semester, dan pada akhir tahun pelajaran. Memberikan pelayanan pendidikan terbaik dan maksimal. Secara agresif berusaha mencapai kualitas pelayanan pendidikan tertentu. Memiliki pemahaman mendalam tentang peran, tugas, serta tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik/ kependidikan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya.

Skala Ordinal

Pemberdayaan Fokus pada Sumber Daya pelanggan Manusia Obsesi terhadap Sekolah (X2) kualitas
Scholtes dalam Nasution (2004: 195-196)

Ordinal Ordinal Ordinal

Pemahaman terhadap struktur pekerjaan

Kebebasan yang terkendali

Peka terhadap segala situasi perkembangan zaman sehingga dapat melakukan improvisasi pekerjaan dalam kerangka aturan yang berlaku. Berusaha menemukan inovasi pembel-ajaran bagi kepentingan peserta didik. Memiliki kesatuan tujuan yang sama dalam mengembangkan mutu layanan sekolah. Kesatuan tujuan ini secara filosofis dan strategis tertuang dalam visi, misi, dan strategi sekolah dalam mencapai sasaran mutu. Mencari dan menemukan kesalahan-kesalahan dalam sistem dalam upaya mengatasi masalah dan memperbaiki kinerja. Berkeyakinan bahwa kerja sama tim akan dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik daripada bekerja secara individu. Dilakukan kegiatan pelatihan dan pembelajaran secara terus-menerus untuk pengembangan mutu pelayanan sekolah. Pengembangan standar isi menjadi KTSP sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan pendidikan yang berlangsung di sekolah berdasarkan

Ordinal

Kesatuan tujuan

Ordinal

Mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem Kerja sama tim

Ordinal

Ordinal

Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) Pencapaian Standar Isi

Ordinal

Ordinal

70

Variabel
(Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005)

Dimensi

Indikator indikator-indikator berikut. a. Setiap tahun terjadi perkembangan perbaikan penyusunan KTSP se-suai dengan kondisi sekolah, ke-butuhan siswa, dan perkembangan kompetensi siswa. b. Sekolah menyelenggarakan pengembangan kurikulum sendiri berdasarkan standar isi setiap tahun bertambah baik dari sisi kuantitas maupun kualitas (tidak menjiplak atau mengadopsi KTSP dari lembaga lain). c. Secara bertahap sekolah memasuk-kan aspek-aspek pengembangan karakter; permasalahan kesetaraan jender; perkembangan ilmu penge-tahuan, teknologi, dan seni; peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik, dan sebagainya sesuai kebutuhan dan perkembangan lembaga pendidikan. d. Sekolah mengembangkan mata pelajaran berkeunggulan lokal serta memperbaikinya dari tahun ke tahun. (1) Sekolah selalu memperbaiki KTSP dan perangkatnya sesuai dengan perkembangan dinamika pendidikan serta kebutuhan siswa.

Skala

Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan

Terjadi peningkatan pencapaian standar kompetensi lulusan yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 23 tahun 2006. Rata-rata perolehan nilai kelulusan siswa pada mata pelajaran berikut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya (misalnya dari 6,45 menjadi 6,87 dan seterusnya). (a) Bahasa Indonesia (b) Bahasa Inggris (c) Matematika

Ordinal

71

Variabel

Dimensi (d) IPA Pelaksanaan Standar Proses

Indikator

Skala

Setiap guru di sekolah menunjukkan peningkatan dalam melakukan peren-canaan proses pembelajaran, pelaksana-an proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Terjadi peningkatan kualitas dan kuan-titas pada pelaksanaan proses pembel-ajaran yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta mem-berikan ruang yang cukup bagi pra-karsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkem-bangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain telah memenuhi kualifikasi minimal sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2006 (Berijazah minimal S-1/D-IV dan memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang dipersyaratkan), tenaga pendidik juga melakukan proses pengembangan diri secara berkesinambungan melalui berbagai aktivitas (mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, mengikuti seminar, workshop, dan lain-lain). Secara kuantitas dan kualitas guru yang melakukan hal ini setiap tahun bertambah. Jumlah tenaga pendidik yang telah tersertifikasi sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 mengalami peningkat-an dari tahun sebelumnya. Pemeliharaan dan perbaikan sarana pem-belajaran mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Sarana pembelajaran

Ordinal

Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Ordinal

Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana

Ordinal

72

Variabel

Dimensi

Indikator meliputi perabot, peralat-an pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang di-perlukan untuk menunjang proses pem-belajaran yang teratur dan berkelanjut-an. Secara bertahap sekolah memiliki dan menambah prasarana pendidikan dari tahun sebelumnya. Pengembangan dan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Skala

Pencapaian Standar Pengelolaan

Terjadi peningkatan kualitas pelaksanan pedoman yang mengatur tentang hal-hal di bawah ini. a. Penyusunan dan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan silabus. Pelaksanaan kalender pendidikan/ akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan. Efektivitas dan efisiensi pemberdayaan struktur organisasi satuan pendidikan. Pembagian tugas di antara pendidik. Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan. Pelaksanaan peraturan akademik. Pelaksanaan tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta

Ordinal

b.

c.

d. e. f. g.

73

Variabel

Dimensi

Indikator penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana. h. Pengembangan kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat. i. Efektivitas dan efisiensi biaya operasional satuan pendidikan.

Skala

Pemenuhan Standar Pembiayaan

Terjadi peningkatan secara kualitas dan kuantitas dalam pelaksanaan standar pembiayaan pendidikan yang terdiri atas biaya investasi (lahan tanah, gedung sekolah), biaya operasional (pelaksanaan PBM dsb), dan biaya personal (gaji guru, gaji tata usaha, tranport kegiatan guru, biaya pendidik-an guru dan tenaga tata usaha). Terdapat peningkatan kualitas pelak-sanaan standar penilaian pendidikan yang dijalankan secara konsisten sesuai dengan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pen-didikan.

Ordinal

Pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan

Ordinal

3.4 Desain Penelitian Desain penelitian yang disusun berdasarkan hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)

r y x1
R2 y.x1.x2
Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)

Pemberdayaan Sumber Daya Sekolah (X2)

r y x2 74

Keterangan: = Berpengaruh secara Simultan = Berpengaruh secara Parsial 3.5 Sumber Data Sumber data mengacu kepada populasi penelitian serta penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian. Populasi menurut Husaeni adalah semua nilai baik melalui perhitungan kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik tertentu mengenai objek yang lengkap dan jelas. Ditinjau dari banyaknya anggota populasi, maka populasi terdiri dari populasi terbatas (terhingga) dan populasi tak terbatas (tak terhingga), dan dilihat dari sifatnya populasi dapat bersifat homogen dan heterogen. Menurut Sugiyono (2004:4) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi yang menggunakan seluruh populasi disebut sampel total atau sensus. Penggunaan ini berlaku jika anggota populasi relatif kecil, untuk anggota populasi yang relatif besar bisa mengambil sampel sebagian dari anggota populasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah lembaga pendidikan SMP Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis yang

75

seluruhnya berjumlah 260 sekolah dan terdiri atas 153 SMP negeri serta 107 SMP swasta sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.3 Populasi Penelitian No. 1 Wilayah Kabupaten Gorowong Tumasritis Kota Gorowong Tumasritis JUMLAH Kendal Karang Kendal Karang Jumlah SMP Negeri 118 Swasta 88 Jumlah

206

35 153

19 107

54 260

Mengingat jumlah populasi sekolah yang digunakan pada penelitian ini relatif banyak, maka diperlukan pengambilan sampel penelitian. Teknik peng-ambilan sampel ini penting sekali dilakukan karena sampel adalah merupakan dari sebagian karakteristik yang dimiliki populasi. Bila populasi dibesarkan maka penelitian akan menggunakan sampel yang berlaku untuk populasi, teknik pengambilan sampel ini, sebagaimana dikemukakan oleh Sugiyono (2004:56-60) terdiri atas teknik sebagai berikut. 1) Probability Sampling Probability Sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi itu dipilih menjadi anggota. Sampel teknik ini meliputi sampel random sampling, dan cluster sampling/sampling daerah.

76

2) Nonprobability Sampling Nonprobability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini meliputi sampling simetris, sampling kuota, sampling aksidental, purposive, dan sampling jenuh atau snoball sampling. Teknik pengumpulan data dengan responden kepala SMP Negeri dan Swasta yang berada di wilayah kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis ini menggunakan teknik sampling berupa probability sampling, yaitu teknik sampling yang mem-berikan peluang yang sama bagi semua anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2004: 92). Metode pengambilan sampel yang diguna-kan adalah stratified random sampling di mana populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Ukuran populasi (N) adalah jumlah SMP Negeri dan Swasta yang berada di wilayah kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis. Untuk menghindari kurangnya respon dari responden terhadap jawaban kuesioner yang disediakan, jumlah sampel yang akan diambil pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Rachmad (1964; 99) sebagai berikut. n=
N Nd 2 + 1

Keterangan: n = Ukuran sampel N = Ukuran Populasi d = Presisi yang ditetapkan (yaitu 0,1) 1 = Angka konstanta

77

n =

260 260 = = 72,22 2 260(0,1) + 1 3,6

= 72 responden Rancangan sampel dilakukan secara proporsional dengan proporsional random sampling, dengan cara menyebarkan angket kepada SMP Negeri dan Swasta yang berada di wilayah kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Moh. Natzir (1983: 361) sebagai berikut. n1 =

N1 N xn

Dimana: n1 = Banyaknya sampel keseluruhan N1 = Ukuran sampel N = Banyaknya populasi xn = Banyaknya populasi ke n Maka sampel yang akan diambil pada masing-masing kelompok populasi dalam rangka penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4 Penentapan Sampel Penelitian No 1 2 3 Kelompok Populasi SMP Negeri di Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumasritis SMP Swasta di Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumasritis SMP Negeri di Kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis 78 N 118 88 35 Jumlah Sampel 118 : 260 x 72 = 33 88 : 260 x 72 = 24 35 : 260 x 72 = 10

SMP Swasta di Kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis TOTAL

19 260

19 : 260 x 72 = 5 72

3.6 Teknik Pengumpulan Data Menurut Nasir (2003:328), teknik pengumpulan data merupakan instrumen ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan, serta beragam fakta yang berpengaruh terhadap fokus penelitian yang sedang diteliti. Sesuai dengan pengertian teknik penelitian di atas, teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini terutama ada dua macam, yakni studi dokumentasi dan teknik angket. 1) Studi Dokumentasi Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan sebagai cara pengumpulkan data dengan mempelajari dan mencatat bagianbagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik di lokasi penelitian maupun di instansi lain yang ada pengaruhnya dengan lokasi penelitian. Studi dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari instansi/lembaga meliputi buku-buku, laporan kegiatan dan keuangan, serta dokumen lain yang relevan dengan fokus penelitian. 2) Teknik Angket Angket yang disusun dan dipersiapkan disebar kepada responden di 72 SMP negeri dan swasta yang berada di wilayah kabupaten dan kota Kendal

79

Gorowong Karang Tumasritis sebagaimana ditetapkan sebagai sampel penelitian. Jumlah angket yang disebarkan seluruhnya adalah 72 perangkat sesuai dengan jumlah sampel yang ditetapkan. Pemilihan dengan model angket ini didasarkan atas alasan bahwa (a) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaanpertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang diajukan, (b) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (c) responden mempunyai kebebasan dalam memilih jawaban, dan (d) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dalam waktu yang cepat dan tepat. Responden untuk masing-masing sampel terdiri atas kepala sekolah (variabel X1), guru senior (variabel X2), dan komite sekolah (variabel Y). 3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini data yang akan diungkap adalah Pengaruh Pelaksanaan Anggaran dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis Tahun 2008-2009. Untuk mengungkap data ini digunakan angket yang berbentuk skala Likert. Adapun alasan menggunakan skala Likert ini untuk mengukur sikap, pendapat dan propesi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pengembangan instrumen penelitian secara garis besarnya adalah sebagai berikut.

80

1) Merumuskan definisi operasional setiap variabel penelitian hingga masingmasing variabel memiliki batasan yang jelas mengenai aspek dan subaspek yang akan diukur serta indikatornya masing-masing. 2) Menyusun penjabaran konsep yang akan dijadikan panduan dalam penulisan butir-butir pertanyaan. 3) Merumuskan butir-butir pertanyaan sesuai dengan penjabaran konsep instrumen penelitian yang telah ditetapkan. 4) Mendiskusikan perangkat instrumen dengan pembimbing untuk mendapatkan masukan dan pertimbangan mengenai kelayakan konstruksi, lingkup dan redaksi dari setiap pernyataan. 5) Menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dengan tujuan untuk mengukur valid tidaknya instrumen itu. a) Teknik korelasi yang dipergunakan adalah teknik korelasi Spearman Brown, yaitu hasil perhitungan dibandingkan dengan kriteria validitas yaitu suatu butir pernyataan dinyatakan valid jika koefesien rhitung lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi = 0,05. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

rxy =

[n( X ) ( X ) ] [n( Y ) ( Y) ]
2 2 2 2

n XY - ( X )( Y )

Keterangan: rxy n : Koefisien korelasi : jumlah responden

81

X Y (X)2 X2 (Y)2 (X)2

: Jumlah skor setiap item : Jumlah skor total seluruh item : Kuadrat jumlah skor item X : Jumlah kuadrat skor item X : Kuadrat jumlah skor item Y : Jumlah kuadrat skor item Y

b) Menata ulang instrumen pernyataan sesuai dengan butir-butir per-nyataan yang valid (sahih). c) Uji reliabilitas instrumen digunakan dengan menggunakan koefesien reliabilitas dari Alpha Cornbach.

=
Keterangan :

Si 2 k 1 1 k S 2 i

= nilai koefisien reliabilitas instrumen = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = mean kuadrat kesalahan = varians total Hasil yang diperoleh dari ini selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel

Si2
Si2

interpretasi nilai, seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 3.5 Pedoman untuk memberikan interpretasi nilai r Interval Koefesien 0.000 - 0,199 82 Interpretasi Sangat rendah

Interval Koefesien

Interpretasi

0.200 - 0.399 0.400 - 0.599 0.600 - 0.799 0.800 - 1.000

Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat

Instrumen sebagai alat pengumpul data dalam penelitian harus memenuhi persyaratan kesahihan (validity) dan keterandalan (realiability). Oleh karena itu dalam penelitian instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dari penelitian terlebih dahulu diujicobakan guna menge-tahui kesahihan dan keterandalan instrumen tersebut. Suatu instrumen dikata-kan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Reliabilitas adalah indeks yang mampu menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat di-percaya atau dapat diandalkan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Sugiyono, yang mengatakan bahwa hasil penelitian itu valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. 3.8 Analisis Data Hasil Penelitian 3.8.1 Analisis Deskriptif Untuk mencari skor total vaiabel dalam batas-batas nilai minimum, kuartil I, median, kuartil III, dan nilai maksimal yang dapat dicapai, dilakukan langkahlangkah sebagai berikut. a) Menentukan skor maksimum, yaitu skor jawaban terbesar dikalikan banyak item. 83

b)

Menentukan skor minimum, yaitu skor jawaban terkecil dikalikan banyak item.

c)

Menentukan nilai median, yakni hasil penjumlahan skor maksimum dengan skor minimum dibagi dua.

d)

Menentukan nilai kuartil I, yaitu hasil penjumlahan skor minimum dengan median dibagi dua.

e)

Menentukan nilai kuartik III berupa hasil penjumlahan skor maksimum dengan median dibagi dua.

f)

Membuat skala yang menggambarkan skor minimum, nilai kuartil pertama, nilai median, nilai kuartil ketiga, dan skor maksimum.

Skala interpretasi yang digunakan adalah sebagai berikut. Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi

20

40

60

80

100

3.8.2 Methode of Successive Interval (MSI) Rasyid (1993) mengemukakan bahwa untuk dapat melakukan analisis regresi berganda, data dipersyaratkan memiliki skala minimum interval. Data yang berasal dari kuesioner yang memiliki skala ordinal harus terlebih dahulu ditransformasikan ke dalam data nominal dengan menggunakan methode of successive interval (MSI). Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai barikut. a) Menentukan frekuensi setiap respon. 84

b) Menentukan proporsi setiap respon dengan membagi frekuensi dengan jumlah responden. c) Menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap respon sehingga diperoleh proporsi kumulatif. d) Menentukan nilai Z untuk masing-masing proporsi kumulatif yang dianggap menyebar dengan mengikuti sebaran normal baku. e) Tentukan Nilai Skala (NS) atau scale value (SV) masing-masing respon untuk setiap nilai Z dengan menggunakan rumus berikut.
NS =

(Densitas Kelas Sebelumnya) - (Densitas Kelas) (Peluang Kumulatif Kelas) - (Peluang Kumulatif Kelas Sebelumnya)

f) Mengubah Skala Nilai terkecil menjadi sama dengan satu (1) dan mentransformasikan masing-masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh skala nilai transormasi (transformed scale value atau TSV). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. TSV = NS + [1 + |NSmin|] 3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis yang diawali dengan deskripsi data penelitian dari ketiga variabel dalam bentuk distribusi frekuensi dan histogramnya serta menentukan persamaan regresinya. Analisis regresei linier berganda diawali dengan pengujian asumsi klasik dengan persamaan regresi sebagai berikut. Y = a + b1X1 + b2X2 85

Y : peningkatan kualitas pendidikan X1 : pelaksanaan anggaran sekolah X2 : pemberdayaan sumber daya manusia di sekolah a : konstanta b1 : koefisien regresi parsial antara Y dan X1 b2 : koefisien regresi parsial antara Y dan X2. 3.8.3.1 Pengujian Asumsi Klasik 3.8.3.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data Karena statistik parametrik berlandaskan pada asumsi bahwa data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal, maka dilakukan pengujian normalitas untuk mengetahui apakah data yang dihasilkan berdistribusi normal atau tidak. Asumsi normalitas merupakan syarat penting pada pengujian kebermaknaan koefisien regresi. Apabila data residual dari mode regresi tidak mengikuti distribusi normal, maka kesimpulan dari uji F dan uji t perlu dipertanyakan karena statistik uji dalam analisis regresi diturunkan dari data yang berdistribusi normal. Uji normalitas distribusi data yang digunakan pada penelitian ini adalah Kolmogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusannya jika thitung < ttabel maka data telah berasal dari data yang berdistribusi normal. Untuk data yang banyak, data diasumsikan mendekati distribusi normal dengan syarat data > 100.

3.8.3.1.2

Uji Asumsi Heteroskedastitas

86

Persyaratan kedua dalam analisis regresi linier klasik adalah harus tidak terjadi gejala heteroskedastitas. Artinya, varian residu pada data harus bersifat homogen atau sama. Gujarati (1985:193) menjelaskan bahwa The one of important assumtion of clasical linier regression model is that the variance of each disturbance term Ui, conditional on the chosen value of the explanatory variable, is some constant number equal to 0. This is the assumtion of homo scedasticity of equal (homo) spread (scedasticity), that is equal variance. Uji heteroskedastitas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman antara variabel bebas dengan nilai residu regresi parsialnya. Jika probabiltias keasalahan statistik atau p-value > ( = 0,05) atau nonsignifikan, maka diputuskan tidak terjadi situasi heteroskedastitas. 3.8.3.1.3 Uji Asumsi Multikolinieritas Pengujian multikolinieritas dilakukan jika variabel bebas lebih dari satu. Menurut Regner Frish, dalam Gujarati (1993:157), multikolinieritas adalah ada-nya hubungan linier yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan mode regresi. Tepatnya, istilah multikolinieritas berkenaan dengan terdapatnya lebih dari hubungan linier pasti. Untuk menguji adanya multikolinieritas dilakuikan dengan melihat nilai VIF pada setiap variabel bebas. Nilai VIF 10 mengindikasikan adanya multi-kolinieritas pada variabel yang bersangkutan.

3.8.3.1.4 Uji Asumsi Autokorelasi

87

Menurut Maurice G. Kendall (1971:8), autokorelasi adalah correlation between members of stories of observation ordered in time (as in time series-data) or sapace (as in cross sectional data). Autokorelasi akan menjelaskan bahwa varian residual tidak saling berpengaruh. Hal ini dapat dilihat dengan menggunakan tes dari Durbin-Watson. Mekanisme tes Durbin-Watson (dalam Gujarati, 1993:217) ini adalah sebagai berikut. a) Menentukan regresi OLS dan menentukan residual ei. b) Menghitung nilai d (dengan menggunakan aplikasi komputer). c) Untuk ukuran sampel tertentu, menghitung nilai kritis dL dan dU. d) Menghitung nilai d-dL dan 4-dU dan kemudian membandingkannya dengan nilai d pada daerah berikut.
1 4
Autokorelasi (+)

dL 1,660
Tidak meyakinkan

dU 1,660

4-dL 2,340

4-dU 2,340
Tidak meyakinkan

4 4
Autokorelasi (-)

Tidak ada Autokorelasi

Jika nilai d terletak di antara dU dan 4-dU, maka dapat disimpulkan tidak ada autokofrelasi dalam data. Sedangkan jika nilai d berada pada daerah lainnya maka kesimpulan diberikan oleh gambar di atas. Untuk mengatasi masalah autokorelasi dilakukan transformasi melalui transformasi p = 1 d/2 (d= nilai Durbin-Watson). Untuk menghindari data pertama yang hilang, maka data pertama ditransformasikan melalui perkalian dengan (1-p2). 3.8.3.2 Pengujian Hipotesis Simultan dan Parsial

88

Sebelum digunakan sebagai dasar kesimpulan, persamaan regresi yang diperoleh dan telah memenuhi asumsi regresi melalui pengujian di atas, perlu diuji koefisien regresinya baik secara keseluruhan (simultan) maupun secara sebagian (parsial). Pengujian regresi secara parsial dan simultan ini dilakukan untuk melihat apakah model yang diperoleh dan koefisien regresinya dapat dikatakan bermakna secara statistik sehingga dapat diambil kesimpulan secara umum untuk populasi penelitian.

3.8.3.2.1 Pengujian Pengaruh Simultan (Uji F) Untuk melihat kebermaknaan koefisien regresi variabel X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap variabel Y, digunaka uji F. Bentuk hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut. HO : i = 0
i = 1,2

Tidak terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran dan pemerdayaan sumber daya manusia secara bersama-sama terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis.

HA : i 0 Terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran dan pemerdayaan sumber daya


i = 1,2

manusia

secara

bersama-sama

terhadap

peningkatan

kualitas

pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis. Statistik uji-F dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

F =

RKJ regresi = RKJsisa

Y -Y Y -Y
i 2 i

n - k -1

89

Terdapat 2 (dua) cara pengambilan keputusan mengenai pengujian di atas, yakni dengan menggunakan cara sebagai berikut. 1) Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel sebagai berikut. a) Jika Fhitung > Ftabel, maka HO ditolak dan HA diterima. b) Jika Fhitung Ftabel, maka HA ditolak dan HO diterima. 2) Membandingkan nilai signifikansi dengan nilai alpha (). a) Jika nilai signifikansi (p-value) < , maka HO ditolak dan HA diterima. b) Jika nilai signifikansi (p-value) , maka HA ditolak dan HO diterima. Jika HO ditolak, berarti semua variabel independen yang digunakan secara simultan berpengaruh (signifikan) terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika HO diterima berarti semua variabel independen yang digunakan secara simultan (serempak) tidak berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. 3.8.3.2.2 Pengujian Pengaruh Parsial (Uji-t)

Untuk mengetahui apakah variabel independen (X) memiliki pengaruh terhadap variabel Y dengan tingkat keyakinan 1 , maka digunakan uji t. Bentuk hipotesis statistik yang diuji adalah sebagai berikut. Hipotesis untuk X1 adalah sebagai berikut. HO : i = 0 Tidak terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP negeri dan swasta di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis.

90

HA : i 0 Terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP negeri dan swasta di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis. Hipotesis untuk variabel X2 adalah sebagai berikut. HO : i = 0 Tidak terdapat pengaruh pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP negeri dan swasta di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis. HA : i 0 Terdapat pengaruh pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP negeri dan swasta di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumasritis. Statistik Uji-t yang digunakan menggunakan rumus sebagai berikut. thitung = SE atau thitung = r 1- r2 Keterangan: SE r n = koefisien regresi = standard error dari koefisien regresi = koefisien korelasi = ukuran sampel

n-2

Terdapat 2 (dua) cara pengambilan keputusan atas hasil pengujian di atas, yakni dengan cara sebagai berikut. 1) Membandingkan nilai thitung dengan ttabel. a) Jika thitung > ttabel, maka HO ditolak dan HA diterima. 91

b) Jika thitung ttabel, maka HA ditolak dan HO diterima. 2) Membandingkan nilai signifikansi dengan nilai alpha. a) Jika nilai signifikansi (p-value) < , maka HO ditolak dan HA diterima. b) Jika nilai signifikansi (p-value) , maka HA ditolak dan HO diterima. Jika HO ditolak, berarti variabel independen berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika HO ditolak, maka variabel independen tidak bepengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. 3.8.3.2.3 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi dihitung untuk menentukan variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi multiple diperoleh dari jumlah kuadrat regresi dan jumlah kuadrat total dengan mengguna-kan rumus sebagai berikut. KD = r2 x 100% atau dengan rumus:

R =

Y - Y Y - Y
i i

2 K n - k -1

RJK regresi RJK sisa

Koefisien determinasi menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen yang digunakan secara simultan terhadap variabel dependen. Hasil koefisien regresi dari data yang sudah distandarkan akan didapat keterangan variabel mana yang pengaruhnya relatif lebih penting dibandingkan dengan variabel lainnya. Untuk mempermudah pengolahan dan analisis, maka dalam penelitian ini digunakan aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) for Windows Release 14.

92

Langkah ini ditempuh mengingat pengolahan data pada paket program tersebut lebih cepat dan mempunyai tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan perhitungan secara manual.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

93

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 4.1.1.1 Uji Validitas Instrumen Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah validitas internal, yaitu validitas yang dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan (Arikunto, 2002:147). Dengan kata lain sebuah instrumen dikatakan validitas internal apabila setiap instrumen mendukung misi instrumen secara keseluruhan, yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi item total melalui koefisien korelasi r Product Moment dari Pearson. Data yang digunakan adalah data yang telah dinaikkan skalanya menjadi skala interval. Hasil uji validitas setiap item untuk masing-masing variabel disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)
Nomor Item

ritem-Total
0,7464 0,8577 0,7377 0,6307 0,4740 0,5369 0,8148 0,6656 0,9932 0,4474

thitung
25,743 27,207 28,033 35,157 23,052 25,314 29,377 28,855 34,423 31,708 77

ttabel
1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 94

Hasil Uji

Keputusan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan

valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid

Keterangan: ttabel = t0,05(70) (nilai ttabel pada = 5% tipe uji satu sisi dan db = n-2 = 72-2 = 70) Validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai pada table r product moment sebesar 0,235 pada taraf signifikansi 5% dan N = 72

Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh item instrumen Pelaksanaan Anggaran Sekolah teruji valid. Koefisien korelasi antara skor item dengan skor total seluruhnya positif dan relatif signifikan. Hal ini ditunjukkan pula dengan nilai thitung > ttabel. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi menggambarkan semakin tinggi validitas item dalam mengukur variabelnya. Dasar penentuan validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai kritis pada tabel r Product Moment pada taraf signifikansi 5% dan N=70, yakni sebesar 0,235. Pada tabel di atas pun tampak pula bahwa hampir seluruh item memiliki validitas tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi item yang terletak antara 0,600 0,799 (Sugiyono, 2001:149). Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)
Nomor Item

ritem-Total
0,4435 0,6487 0,8799 0,4369 0,7941 0,6013 0,7671 0,8588 0,4569 0,7009

thitung
31,144 25,321 26,251 32,178 31,589 27,903 29,028 24,688 27,134 21,490

ttabel
1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671

Hasil Uji

Keputusan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:

signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan

valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid

ttabel = t0,05(70) (nilai ttabel pada = 5% tipe uji satu sisi dan db = n-2 = 72-2 = 70)

95

Validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai pada table r product moment sebesar 0,235 pada taraf signifikansi 5% dan N = 72

Tabel di atas menunjukkan bahwa seluruh item instrumen Pemberdayaan Sumber Daya Manusia teruji valid. Koefisien korelasi antara skor item dengan skor total seluruhnya positif dan relatif signifikan. Hal ini ditunjukkan pula dengan nilai thitung > ttabel. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi menggambarkan semakin tinggi validitas item dalam mengukur variabelnya. Dasar penentuan validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai kritis pada tabel r Product Moment pada taraf signifikansi 5% dan N=72, yakni sebesar 0,235. Pada tabel di atas pun tampak pula bahwa seluruh item memiliki validitas tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi item yang terletak antara 0,600 0,799 (Sugiyono, 2001:149). Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)
Nomor Item

ritem-Total
0,6078 0,6944 0,8073 0,6086 0,7279 0,6995 0,5716 0,7236 0,6327 0,5855 0,5931 0,8130

thitung
32,399 27,327 42,348 33,312 29,068 40,482 26,470 28,291 28,283 27,985 28,594 32,339

ttabel
1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671 1,671

Hasil Uji

Keputusan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13
Keterangan:

signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan signifikan

valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid

ttabel = t0,05(70) (nilai ttabel pada = 5% tipe uji satu sisi dan db = n-2 = 72-2 = 70)

96

Validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai pada table r product moment sebesar 0,235 pada taraf signifikansi 5% dan N = 72

Hal yang sama juga terlihat pada tabel 4.3 di atas yang menggambarkan bahwa seluruh item instrumen Peningkatan Kualitas Pendidikan teruji valid. Koefisien korelasi antara skor item dengan skor total seluruhnya positif dan relatif signifikan. Hal ini ditunjukkan pula dengan nilai thitung > ttabel. Semakin tinggi nilai koefisien korelasi menggambarkan semakin tinggi validitas item dalam mengukur variabelnya. Dasar penentuan validitas item kuesioner didasarkan kepada nilai kritis pada tabel r Product Moment pada taraf signifikansi 5% dan N=72, yakni sebesar 0,235. Pada tabel di atas pun tampak pula bahwa seluruh item memiliki validitas tinggi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi item yang terletak antara 0,600 0,799 (Sugiyono, 2001:149). 4.1.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana tingkat konsistensi atau kehandaan penelitian. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik belah dua (split-half) melalui formulasi Spearman-Brown. Data yang digunakan adalah data yang telah dinaikkan skalanya menjadi skala interval. Hasil uji reliabilitas untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut. Tabel 4.4 Hasil pengujian reliabilitas instrumen
Variabel X1 X2 Pelaksanaan Anggaran Sekolah Pemberdayaan Sumber Daya

rb
0,6868 0,7284

ri
0,6910 0,7296

thitung
31,69 2 32,86 5

ttabel
1,671 1,671

Hasil Uji Signifikan Signifikan

Keputusan Reliabel Reliabel

97

Manusia Y Peningkatan Kualitas Pendidikan 0,8308 0,8385 28,13 9 1,671 Signifikan Reliabel

Keterangan: ri = koefisien reliabilitas rb = koefisien korelasi antara belahan ganjil dan genap ttabel = t0,05(70) (nilai ttabel pada = 5% tipe uji satu sisi dan db = n-2 = 72-2 = 70)

Tabel di atas menunjukkan bahwa variabel Pelaksanaan Anggaran, Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, maupun Peningkatan Kualitas Pendidikan teruji reliabel. Koefisien reliabilitas setiap variabel bernilai positif dan signifikan, di mana thitung > ttabel. Semakin tinggi nilai koefisien reliabilitas menggambarkan semakin tinggi derajat kehandalan instrumen sebagai alat ukur. Nilai koefisien reliabilitas variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) paling tinggi (0,8192), kemudian variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) pada tempat kedua (0,7284), dan terakhir variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) pada tempat terakhir (0,6868). Meskipun demikian, derajat ketiga variabel tersebut tetap reliabel dan tergolong tinggi. 4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan, pada bagian ini diuraikan hasil tanggapan responden mengenai variabelvariabel tersebut dalam bentuk analisis deskriptif untuk setiap indikator atas variabel berdasarkan frekuensi jawaban responden.

98

Data yang digunakan pada analisis deskriptif ini adalah data primer hasil penelitian yang diolah. Hasil analisis deskriptif ini disajikan sebagai berikut. 4.1.2.1 Analisis Deskriptif Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah Pelaksanaan anggaran sekolah pada dasarnya melaksanakan rencana kegiatan sekolah yang tersusun dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Aktivitas pelaksanaan anggaran ini mengacu kepada visi dan misi sekolah yang tertuang dalam Rencana Pengembangan Sekolah (RPS). Mengacu kepada pendapat Ahamad Sanusi (2002: 91), C. Turney (1992: 130), dan Umaedi (2000: 26-28) yang mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan anggaran terdapat sejumlah karakteristik dan keharusan yang dilakukan, sehingga pada variabel ini terdapat 6 (enam) dimensi pengkajian yang terdiri atas (1) konsistensi pelaksanaan anggaran, (2) efektivitas anggaran, (3) fleksibilitas, (4) akuntabilitas dan transparansi, (5) pengawasan dan evaluasi, serta (6) perbaikan dan pelaporan. Berikut ini adalah rekapitulasi tanggapan responden atas pernyataan yang dituangkan dalam bentuk tabel pada setiap dimensi. Data hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 tesis ini. Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel X1
No Dimensi f 5 % 16.33 8 f 36 4 Skor Jawaban 3 2 % f % f % 10.612 58.78 12.24 10 13 1 f % 2.0408 5

Skor
245

Konsistensi

68.06

99

No

Dimensi f

5 % 31.93 16 f

Skor Jawaban 3 2 % f % f % 13.617 115.4 35.03 29 17

1 f % 4.0093 10

Skor
499

Efektivitas

69.31

72

13.567

29.887

Fleksibilitas

4.7669

108.1

43.64

491

68.19

15

67

35

16

14.035

8.7719

52.63

22.37

11

Akuntabilitas dan Transparansi

2.193

228

63.33

30

17

16

13.946

30.581

Pengawasan dan Evaluasi

2.8489

96.02

56.6

490

68.06

15

59

46

17

10.527

48.818

Perbaikan dan Pelaporan

1.1251

102.3

37.25

532

73.89

26

68

33

14

Jumlah Kategori rata-rata Persentase

2485 414.17

410.84 68.47

Pada konteks sekolah, proses penyusunan, pelaksanaan, hingga pelaporan anggaran dilakukan dengan melibatkan berbagai komponen sekolah yang terdiri atas kepala sekolah, staf kepala sekolah, guru-guru, perwakilan siswa, dan komite sekolah sesuai dengan rencana strategis yang telah dirumuskan. Seluruh komponen ini bersama seluruh stakeholder membahas, menyetujui usulan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS), melaksanakan dan mengawasi pelaksana-an kegiatan yang melibatkan anggaran, serta mengevaluasi pelaksanaan kegiatan keseluruhan guna dilakukan perbaikan dan peningkatan. Anggaran yang disusun dan digunakan

100

ini harus komprehensif, artinya anggaran harus menunjukkan keseimbangan semua penerimaan dan pengeluaran. Pada dimensi konsistensi pelaksanaan anggaran terdeteksi mayoritas responden memberikan pernyataan bahwa sekolah telah berusaha melaksanakan anggaran secara konsisten berdasarkan rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) yang telah ditetapkan dan disetujui. Mesikpun angka kategori persentase hanya mencapai 68,06 %, yang berarti hanya mencapai tingkat sedang, konsistensi pelaksanaan anggaran telah dilaksanakan dengan cukup baik. Efektivitas anggaran mengacu kepada pengertian bahwa anggaran diguna-kan terarah dan terkendali sesuai dengan rencana program, serta anggaran hemat, tidak mewah, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan. Pada dimensi efektivitas pelaksanaan anggaran ini terdeteksi sebesar 69,31 % pendapat responden yang memberikan pernyataan bahwa anggaran dilaksanakan secara efektif. Angka persentase ini termasuk ke dalam kategori sedang atau cukup baik. Artinya, anggaran yang digunakan dalam kegiatan sekolah sehari-hari cukup efektif. Pada dimensi fleksibilitas terdeteksi sebesar 68,19 % pernyataan responden yang mengemukakan bahwa pelaksanaan anggaran dilaksanakan secara luwes, tidak kaku, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang ber-langsung. Perubahanperubahan anggaran dapat dilaksanakan ketika terjadi ketidaksesuaian antara satuansatuan kegiatan dengan jumlah anggaran yang tersedia, atau satuan kegiatan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah sehingga perlu diganti dengan satuan kegiatan lain yang lebih memungkinkan. Angka persentase di atas menunjukkan bahwa fleksibilitas pelaksanaan anggaran berada pada tingkat yang cukup baik.

101

Pada dimensi akuntabilitas dan transparansi terdeteksi bahwa sebesar 63,33 % pernyataan responden menjelaskan tentang akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan anggaran sekolah. Angka persentase tersebut menunjukkan bahwa tingkat akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan anggaran sekolah pada SMP Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada tingkat kategori yang cukup baik. Pada dimensi pengawasan dan evaluasi menunjukkan mayoritas responden memberikan pernyataan tentang pengawasan dilakukan secara internal terpadu dan sistematis. Sedangkan evaluasi pelaksanaan anggaran sekolah dilakukan secara berkala setiap bulan, setiap kegiatan yang dilaksanakan, pada pertengahan pelaksanaan anggaran, serta pada akhir tahun kegiatan.. Angka persentase sebesar 68,06 % menunjukkan bahwa pengawasan dan evaluasi pelaksanaan anggaran sekolah berada pada kategori yang sedang atau cukup baik. Pada dimensi perbaikan dan pelaporan terdeteksi bahwa sebesar 73,89 % pernyataan responden menjelaskan perbaikan anggaran dilakukan demi pencapai-an tujuan kegiatan secara efektif, efisien, serta mempertimbangkan kondisi dan situasi yang berlangsung. Sementara pelaporan pelaksanaan anggaran sekolah dilakukan setiap bulan, setiap triwulan, pada akhir semester, dan pada akhir tahun pelajaran. Angka persentase tersebut di atas menunjukkan bahwa perbaikan anggaran dan pelaporan pelaksanaan anggaran berada pada kategori sedang atau cukup baik. Tabel 4.6 Hasil Rata-rata Persentase Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) No. 1 Konsistensi 102 Dimensi Jumlah % 68,06

No.

Dimensi

Jumlah %

2 3 4 5 6

Efektivitas Fleksibilitas Akuntabilitas dan Transparansi Pengawasan dan Evaluasi Perbaikan dan Pelaporan

69,31 68,19 63,33 68,06 73,89 410,84 68,4733 68,47

Jumlah Rata-rata = 410,84 : 6 Rata-rata persentase Pelaksanaan Anggaran

Tabel 4.6 di atas memperlihatkan rata-rata persentase dari keenam dimensi pelaksanaan anggaran sekolah yang mencapai 68,47 %. Rata-rata tersebut diperoleh dari persentase kategori masing-masing jawaban responden dengan berorientasi pada dimensi dan indikator yang ada. Menurut Harun Al-Rasyid dalam Ating Somantri (2006) dalam menyusun penskalaan dengan metode Likerts Summated Rating, untuk mengetahui posisi setiap responden tentang suatu variabel, ditentukan skor maksimal dan skor minimal yang mungkin dicapai oleh setiap responden.

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

20

40

60
68,47

80

100

103

Dengan perolehan nilai sebagaimana terlihat pada tabel di atas, rata-rata persentase pelaksanaan anggaran sekolah menunjukkan pada skala yang sedang. Hal tersebut menandakan bahwa sekalipun belum sempurna dan sesuai dengan kaidah yang berlaku, pelaksanaan anggaran sekolah pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis telah relatif cukup baik serta ada kecenderungan sesuai dengan keenam dimensi yang dikemukakan. Dengan perolehan skor rata-rata sebesar itu mencerminkan bahwa pelaksanaan anggaran sekolah pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis relatif cukup baik meskipun masih terdapat kekurangan atau ketidaksempurnaan dari dimensi-dimensi yang dikemukakan, yaitu yang terdiri atas (a) konsistensi, (b) efektivitas, (c) fleksibilitas, (d) akuntabilitas dan transparansi, (e) pengawasan dan evaluasi, serta (f) perbaikan dan pelaporan. 4.1.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi, menjadi tuntutan pembangunan menuju kesejahteraan. Globalisasi ekonomi merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan yang menyatukan kekuatan pasar semakin terintegrasi untuk efisiensi dan meningkatkan daya saingnya. Pemberdayaan tenaga pendidik merupakan perwujudan capacity building yang bernuansa pada pemberdayaan sumber daya manusia tenaga pendidik melalui pengembangan berbagai kemampuan (kinerja) dan tanggungjawab serta suasana sinergis antara pemerintah (masyarakat) dengan guru. Pada variabel ini terdapat delapan dimensi yang dikaji meliputi (1) fokus pada pelanggan, (2) obsesi terhadap kualitas, (3) pemahaman terhadap struktur 104

pekerjaan, (4) kebebasan yang terkendali, (5) kesatuan tujuan, (6) mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem, (7) kerja sama tim, dan (8) pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan. Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel X2
No Dimensi f 5 % 28.52 15 f 27 4 Skor Jawaban 3 2 % f % f % 4.5627 41.06 25.1 22 6 1 f % 0.7605 2

Skor
263

Fokus pada pelanggan

73.06

8.7336

Obsesi terhadap kualitas Pemahaman terhadap struktur pekerjaan Kebebasan yang terkendali

3.0568

50.66

28.82

8.73

229

63.61

29

22

10

1.1719

9.375

33.20

18.75

37.5

256

71.11

17

24

16

12

14.294

41.231

0.7913

85.26

58.42

506

70.28

21

54

49

18

19.339

58.029

Kesatuan tujuan Mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem Kerja sama tim

1.1628

86.64

34.83

517

71.81

30

56

30

25

6.7511

2.9536

18.99

42.19

29.11

237

65.83

25

23

8.5938

1.5625

23.44

54.69

11.72

256

71.11

12

35

10

11

Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan

23.301

3.3981

14.56

31.07

27.67

206 2470

57.22 544.03

16

19

24

Jumlah

105

No

Dimensi f

5 % f

Skor Jawaban 3 2 % f % f %

1 f %

Skor
308.75

%
68.00

Kategori rata-rata Persentase

Data tentang dimensi fokus pada pelanggan di atas mengindikasikan bahwa sebagian responden, yakni para guru senior di SMP Negeri dan Swasta yang ada di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis, telah melakukan pelayanan maksimal terhadap para pengguna jasa pendidikan. 73,06 Pada dimensi obsesi terhadap kualitas pada diri staf pendidik dan tenaga kependidikan dapat terdeteksi bahwa mayoritas warga sekolah berusaha secara agresif untuk mencapai kualitas pelayanan pendidikan. Pencapaian kualitas pelayanan pendidikan ini diwujudkan melalui pelaksanaan proses pembelajaran serta pelayanan administratis terhadap siswa yang lebih mudah dan mendidik. Angka persentase sebesar 63,61 % menunjukkan bahwa pemilikan obsesi terhadap kualitas pada diri staf pendidik dan tenaga kependidikan pada SMP Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada tingkat sedang atau cukup baik. Setiap komponen sekolah, terutama guru sebagai tenaga pendidik, selayaknya memiliki pemahaman mendalam tentang tugas, peranan, serta tanggung jawabnya sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Pada dimensi pemahaman warga sekolah terhadap struktur pekerjaan ini terdeteksi sebesar 71,11 % guru dan warga sekolah lainnya memiliki kesadaran untuk memahami fungsi, tugas, peran, dan tanggung jawabnya selaku tenaga pendidik dan kependidikan sesuai dengan kapasitas dan kompetensi yang dimilikinya. Angka persentase tersebut di atas

106

menunjukkan bahwa pemahaman warga sekolah terhadap struktur pekerjaan berada pada tingkat yang cukup baik. Pada dimensi kebebasan yang terkendali dapat terlihat bahwa mayoritas responden menyatakan bahwa warga sekolah mampu mengembangkan inovasiinovasi yang bermanfaat bagi peserta didik serta mampu melakukan improvisasi pekerjaan sesuai dengan kerangka aturan yang berlaku. Angka persentase sebesar 70,28 % menunjukkan fakta dimensi kebebasan yang terkendali pada warga SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada kategori sedang atau tingkat cukup baik. Pada dimensi kesatuan tujuan diperoleh rata-rata sebesar 71,81 % responden yang memberikan pendapat bahwa warga sekolah memiliki kesatuan tujuan dalam mengembangkan mutu layanan pendidikan di tingkat sekolah serta secara formal tertuang dalam visi, misi dan rencana strategis pengembangan sekolah. Angka ratarata persentase di atas menunjukkan bahwa dimensi kesatuan tujuan dalam pemberdayaan warga sekolah pada SMP Negeri dan Swasta di kabupaten dan kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada kategori sedang atau tingkat cukup baik. Mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem ditujukan untuk dapat mengatasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan program organisasi serta melakukan perbaikan demi pencapaian tujuan. Pada dimensi ini terdeteksi sebesar 65,83 % responden selama pelaksanaan program kegiatan sekolah melakukan pencarian dan penemuan kesalahan setiap kali menemukan permasalahan yang terjadi serta berusaha memperbaiki sistem tersebut dalam rangka mencapai tujuan.

107

Tingkat persentase sebagaimana tersebut di atas menunjukkan dimensi mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem berada pada kategori sedang atau tingkat cukup baik. Kerjasama tim (team work) merupakan sarana yang ampuh bagi kegiatan apapun, jelas bahwa keberhasilan membina sebuah tim kerja dalam sebuah sistem organisasi merupakan titik kritis yang dapat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan sekolah. Pada dimensi kerja sama tim ini terdeteksi mayoritas responden memberikan pendapatnya bahwa kerja sama tim akan dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik daripada bekerja secara individu. Angka rata-rata persentase sebesar 71,11 % menunjukkan bahwa dimensi kerja sama tim pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada kategori sedang atau tingkat cukup baik. Untuk menghasilkan SDM yang berkualitas, diperlukan pendidikan dan pelatihan yang terus menerus. Pendidikan ini bisa dilakukan secara internal sekolah, in house training, ataupun mengirimkan tenaga pendidik dan kependidikan secara bergantian ke berbagai pendidikan dan pelatihan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun pihak lain, mengikuti berbagai seminar, workshop dan lain-lain. Pada dimensi pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan ini terdeteksi bahwa sebesar 57,22 % responden SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis mengikutsertakan tenaga guru dan staf kependidikan lainnya dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan atau penataran, seminar, atau workshop lainnya. Persentase ini menunjukkan bahwa kesadaran peningkatan kualitas SDM dalam upaya memberdayakannya berada pada kategori rendah atau

108

tingkat yang kurang baik. Artinya, tidak seluruh sekolah berupaya meningkatkan kualitas SDM-nya melalui pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kualifikasinya. Data hasil penelitian pada kedelapan dimensi di atas dapat dilihat pada rekapitulasi berikut. Tabel 4.8 Hasil Rata-rata Persentase Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Dimensi Fokus pada pelanggan Obsesi terhadap kualitas Pemahaman terhadap struktur pekerjaan Kebebasan yang terkendali Kesatuan tujuan Mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem Kerja sama tim Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan Jumlah % 73.06 63.61 71.11 70.28 71.81 65.83 71.11 57.22 544.03 68.00375 68,00

Jumlah Rata-rata = 544,03 : 8 Rata-rata persentase Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

Tabel 4.8 di atas memperlihatkan rata-rata persentase dari kedelapan dimensi pemberdayaan sumber daya manusia pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis yang mencapai 68,00 %. Rata-rata

109

persentase di atas diperoleh dari persentase kategori masing-masing jawaban responden dengan berorientasi pada dimensi dan indikator yang ada. Menurut Harun Al-Rasyid dalam Ating Somantri (2006), dalam menyusun peskalaan dengan metode Likerts Summated Rating, untuk mengetahui posisi setiap responden tentang suatu variabel ditentukan oleh skor maksimum dan skor minimum yang mungkin dicapai oleh setiap responden. Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi

20

40

60
68,00

80

100

Dengan perolehan rata-rata persentase tersebut yang termasuk kategori sedang atau cukup baik, menandakan bahwa sekalipun belum sepenuhnya dilakukan, pemberdayaan sumber daya manusia pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis telah relatif cukup baik dan cenderung sesuai dengan keempat dimensi yang dikemukakan. Dengan perolehan persentase rata-rata sebesar itu mencerminkan bahwa pemberdayaan sumber daya manusia pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis relatif cukup baik meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dari dimensi-dimensi yang dikemukakan, yaitu yang terdiri atas (1) fokus pada pelanggan, (2) obsesi terhadap kualitas, (3) pemahaman terhadap struktur pekerjaan, (4) kebebasan yang terkendali, (5) kesatuan tujuan, (6) mencari dan menemukan kesalahan dalam sistem, (7) kerja sama tim, dan (8) pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan. 110

4.1.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan Peningkatan kualitas pendidikan didasarkan kepada substansi pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 yang meliputi (1) standar isi; (2) standar proses; (3) standar kompetensi lulusan; (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) standar sarana dan prasarana; (6) standar pengelolaan; (7) standar pembiayaan;dan (8) standar penilaian pendidikan. Selanjutnya, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ini menyebutkan bahwa Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu (pasal 3) dan Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (pasal 4). Oleh karena itu, dimensi-dimensi yang dikaji pada peningkatan kualitas pendidikan ini pada dasarnya adalah pemenuhan dan pencapaian 8 standar nasional pendidikan yang terdiri atas (1) pencapaian standar isi; (2) pelaksanaan standar proses; (3) pencapaian standar kompetensi lulusan; (4) pemenuhan standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) pemenuhan standar sarana dan prasarana; (6) pemenuhan standar pengelolaan; (7) pemenuhan standar pembiayaan;dan (8) pelaksanaan standar penilaian pendidikan. Hasil survey terhadap 72 responden SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis tentang peningkatan kualitas pendidikan, diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.9 111

Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data Variabel Y


No Dimensi f Pencapaian Standar Isi Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan Pelaksanaan Standar Proses Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana Pencapaian Standar Pengelolaan Pemenuhan Standar Pembiayaan Pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan 5 % 10.081 5 f 34 4 Skor Jawaban 3 2 % f % f % 4.8387 54.84 29.03 24 6 1 f % 1.2097 3

Skor
248

68.89

5.7762

122.5

16.25

1.083

54.4

612

85.00

76

42

15

1.2283

12.22

32.45

84.59

69.52

492

68.33

26

28

7.4402

41.584

1.5092

30.43

119

544

74.52

23

81

27

10

13.49

66.24

96.99

22.16

1.11

547

75.97

20

24

12

14

10.196

0.7843

25.49

47.06

16.47

255

70.83

13

30

14

13

7.9681

25.896

0.7968

36.65

28.69

251

69.72

13

23

24

10

4.7619

52.721

0.6803

36.73

5.102

294

81.67

31

27

Jumlah Kategori rata-rata Persentase

3243 405.375

594.93 74.37

Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan. Pada dimensi pencapaian Standar Isi ini diperoleh data bahwa sebesar 68,89 % responden 112

SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis menyusun dan mengembangkan sendiri kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) berdasarkan indikator-indikator yang terdapat dalam Standar Isi. Angkat tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dalam pengembangan Standar Isi menjadi KTSP berada pada kategori sedang atau tingkat cukup baik. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik. Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran. Pada dimensi pencapaian Standar Kompetensi Lulusan terdeteksi bahwa mayoritas responden memberikan pernyataan yang mengacu kepada pencapaian SKL lebih dari setengah dari jumlah indikator yang ditetapkan serta mencapai kelulusan siswa dalam mata pelajaran pokok (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA) di atas 7,5. Angka pencapaian 85,00 % menunjukkan bahwa pencapaian SKL pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada kategori baik. Pada dimensi pelaksanaan Standar Proses dapat diketahui sebesar 68,33 % responden telah melaksanakan Standar Proses yang meliputi (1) melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien, serta (2) menyelenggarakan pembelajaran

113

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan mengacu kepada pemenuhan substansi Permendiknas Nomor Nomor 16 Tahun 2006 tentang kualifikasi guru (berijazah minimal S-1/D-IV dan memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang dipersyaratkan) dan Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru. Dari hasil perhitungan data penelitian diperoleh angka sebesar 74,52 % yang menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga pendidik dan kependidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis telah memenuhi kualifikasi minimal dan telah tersertifikasi. Pada dimensi pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana diperoleh fakta mayoritas responden (SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis) telah memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang dipersyaratkan. Angka persentase sebesar 75,97 % menunjukkan bahwa pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kota dan Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada kategori sedang atau tingkat yang cukup baik. Pada dimensi pencapaian Standar Pengelolaan diperoleh fakta mayoritas responden SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis memiliki dan melaksanakan secara konsisten pedoman

114

pengelolaan sekolah berdasarkan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah sebagaimana tertuang dalam Per-mendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan. Hasil perhitungan atas data penelitian sebesar 70,83 % menunjukkan bahwa pencapaian Standar Pengelolaan Pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada kategori sedang atau tingkat cukup baik. Pemenuhan Standar Pembiayaan secara maksimal akan memberikan kenyamanan bagi peserta didik dalam menempuh pendidikan serta kepercayaan pengguna jasa pendidikan lainnya. Pada dimensi pemenuhan Standar Pembiayaan ini terdeteksi sebesar 69,72 % responden SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis telah memiliki standar pembiayaan pendidikan yang terdiri atas biaya investasi (lahan tanah, gedung sekolah), biaya operasional (pelaksanaan PBM dsb), dan biaya personal (gaji guru, gaji tata usaha, tranport kegiatan guru, biaya pendidikan guru dan tenaga tata usaha). Angka ini menunjukkan bahwa pemenuhan Standar Pembiayaan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada kategori sedang atau tingkat cukup baik. Penilaian pendidikan dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, oleh satuan pendidikan, oleh dinas pendidikan (pemerintah daerah), dan oleh pemerintah pusat. Pada tingkat satuan pendidikan oleh guru dan sekolah, penilaian pendidikan dilakukan secara berkala dan mengacu kepada program tahunan dan program semester yang disusun oleh guru serta kalender kegiatan sekolah. Pada dimensi pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan ini dapat diketahui sebesar 81,67 %

115

responden SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Seukabumi telah melaksanakan secara konsisten penilaian pendidikan sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Angka tersebut menunjukkan bahwa pelaksanaan dan pemenuhan Standar Penilaian Pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis berada pada tingkat kategori yang baik. Tabel 4.10 Hasil Rata-rata Persentase Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) No. 1 2 3 4 5 6 7 8 Dimensi Pencapaian Standar Isi Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan Pelaksanaan Standar Proses Pemenuhan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana Pencapaian Standar Pengelolaan Pemenuhan Standar Pembiayaan Pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan Jumlah % 68,89 85,00 68,33 74,52 75,97 70,83 69,72 81,67 594,93 74,36625 74,37

Jumlah Rata-rata = 594,93 : 8 Rata-rata persentase Peningkatan Kualitas Pendidikan

Tabel 4.10 di atas memperlihatkan rata-rata persentase dari kedelapan dimensi peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis yang mencapai 74,37 %. Rata-rata

116

persentase di atas diperoleh dari persentase kategori masing-masing jawaban responden dengan berorientasi pada dimensi dan indikator yang ada. Menurut Harun Al-Rasyid dalam Ating Somantri (2006), dalam menyusun penskalaan dengan metode Likerts Summated Rating, untuk mengetahui posisi setiap responden tentang suatu variabel ditentukan oleh skor maksimum dan skor minimum yang mungkin dicapai oleh setiap responden. Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi

20

40

60
74,37

80

100

Dengan perolehan rata-rata persentase tersebut yang termasuk kategori sedang atau cukup baik, menandakan bahwa sekalipun belum sepenuhnya dilakukan, peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis telah relatif cukup baik dan cenderung sesuai dengan ketujuh dimensi yang dikemukakan. Dengan perolehan skor rata-rata sebesar itu mencerminkan bahwa peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis relatif cukup baik meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dari dimensi-dimensi yang dikemukakan, yaitu yang terdiri atas (1) pencapaian standar isi; (2) pelaksanaan standar proses; (3) pencapaian standar kompetensi lulusan; (4) pemenuhan standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) pemenuhan standar sarana dan prasarana; (6) pemenuhan standar

117

pengelolaan; (7) pemenuhan standar pembiayaan;dan (8) pelaksanaan standar penilaian pendidikan. 4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel prediktor (variabel bebas) terhadap variabel terikat. Sebelum dilakukan analisis regresi linier berganda, dilakukan uji asumsi klasik sebagai berikut. 4.1.3.1 Pengujian Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Distribusi Data Uji Normalitas data dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian yang diajukan. Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov satu arah atau analisis grafis. Berikut ini adalah hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov pada variabel independen dan variabel dependen.
Tabel 4.11 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pelaksanaan Pemberdayaan Peningkatan Anggaran Sumber Daya Kualitas Sekolah Manusia Pendidikan 72 72 72 Mean 34.5139 34.3056 39.6250

N Normal Parameters

118

Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

4.74711 .137 .100 -.137 1.161 .135

5.72280 .112 .079 -.112 .948 .330

6.70597 .151 .081 -.151 1.279 .076

Hasil analisis Kolomogorov-Smirnov dengan nilai Z untuk Y sebesar 1,279, untuk X1 sebesar 1,161, dan untuk X2 sebesar 0,948. Asymp signifikan untuk variabel Y, X1, dan X2, secara berturut-turut adalah 0,076 untuk Y, 0,135 untuk X1, dan 0,330 untuk X2. Dari hasil tersebut nampak bahwa pada variabel Y, X1 dan X2 memiliki distribusi data yang normal. 2) Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi liner kesalahan pengganggu (e) mempunyai varians yang sama atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji Heteroskedastisitas dapat diketahui dari nilai signifikan korelasi Rank Spearman antara masing-masing variabel independen dengan residualnya. Jika nilai signifikan lebih besar dari (5%) maka tidak terdapat Heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika lebih kecil dari (5%) maka terdapat Heteroskedastisitas. Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12

Correlationsa
Pelaksanaan Pemberdayaan Peningkatan

119

Anggaran Sekolah Spearman's rho Pelaksanaan Anggaran Sekolah Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) 1.000 . .653** .097 .786**

Sumber Daya Manusia .653** .097 1.000 . .735** .135

Kualitas Pendidikan .786** .077 .735** .135 1.000 .

Pemberdayaan Correlation Sumber Daya Coefficient Manusia Sig. (2-tailed) Peningkatan Kualitas Pendidikan Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed) .077 ** Correlation is significant at the .01 level (2-tailed). a Listwise N = 72

Hasil pengujian korelasi Spearman pada tabel di atas menunjukkan bahwa korelasi antara variabel X1 dan X2 dengan nilai residual adalah tidak signifikan (Sig > 0.05) sehingga dapat diasumsikan bahwa tidak terjadi heterokesdasitas dalam model regresi ini. 3) Uji Multikolinieritas Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi yang kuat di antara variabel-variabel independen yang diikutsertakan dalam pembentukan model. Untuk mendeteksi apakah model regresi linier mengalami Multikolinearitas dapat diperiksa menggunakan Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing veriabel

independen, yaitu jika suatu variabel independen mempunyai nilai VIF > 10 berarti telah terjadi Multikolinearitas.
Tabel 4.13

Coefficientsa
Collinearity Statistics Model 1 Pelaksanaan Anggaran Sekolah Tolerance .568 VIF 1.760

120

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia

.568

1.760

a Dependent Variable: Peningkatan Kualitas Pendidikan

Dari output di atas diperoleh nilai VIF untuk kedua variabel bebas adalah sebesar 1,760 yang ternyata lebih kecil daripada 10 (1,760 < 10) sehingga dapat disimpulkan bahwa pada data tidak terdapat masalah

multikoliniearitas. 4) Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk menguji Autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Waston (DW), yaitu jika nilai DW terletak antara du dan (4 dU) atau du DW (4 dU), berarti bebas dari Autokorelasi. Jika nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih besar dari (4 dL) berarti terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin Waston, yaitu nilai dL ; dU = ; n ; (k 1). Keterangan : n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel, dan adalah taraf signifikan. a) Perumusan hipotesis : Ho : 1 = 2 =... = p = 0 Non Autokorelasi (Faktor pengganggu periode tertentu tidak berkorelasi dengan faktor pengganggu pada periode lain).

121

Ha : 1 = 2 = ... = p 0 Autokorelasi (Faktor pengganggu periode tertentu berkorelasi dengan faktor pengganggu pada periode lain). b) Kriteria pegujian : Jika d-hitung < dL atau d-hitung > (4-dL), Ho ditolak, berarti ada autokorelasi. Jika dU > d-hitung < (4 dU), Ho diterima, berarti tidak terjadi autokorelasi. Jika dL < d-hitung < dU atau (4-dU) < d-hitung < (4-dL), maka tidak dapat disimpulkan ada tidaknya autokorelasi.

Grafik 4.1 Daerah Penerimaan & Penolakan Ho, Uji Autokorelasi

Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 12.0 for Windows diperoleh output sebagai berikut.
Table 4.14 Model Summaryb
Model 1 a b R .841a R Square .707 Adjusted R Square .699 Std. Error of the Estimate 3.68026 DurbinWatson 1.821

Predictors: (Constant), Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Pelaksanaan Anggaran Sekolah Dependent Variable: Peningkatan Kualitas Pendidikan

122

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai Durbin Watson (d) sebesar 1,821 berada pada interval 1,66 2,34 yang berarti tidak terdapat autokorelasi pada serangkaian observasi yang diurutkan menurut
waktu.

4.1.3.2 Pembentukan Model Regresi Linier Berganda Berdasarkan hipotesis yang diajukan, teknik analisis data dengan

menggunakan Analisis Regresi Berganda dengan model persamaan sebagai berikut. Y = a + b 1 X 1 + b2 X 2 Dengan menggunakan aplikasi SPSS 12.0 for Windows diperoleh taksiran regresi sebagai berikut.
Tabel 4.15 Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) Pelaksanaan Anggaran Sekolah B 9.376 .742 Std. Error 3.282 .122 .667 .236 Standardized Coefficients Beta 2.724 7.717 2.731 .471 .087 .008 t Sig.

Pemberdayaan Sumber Daya .277 .101 Manusia a Dependent Variable: Peningkatan Kualitas Pendidikan

Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat model regresi sebagai berikut. = 9,376 + 0,742X1 + 0,277X2 Persamaan regresi yang terbentuk dapat diartikan sebagai berikut. 1) Konstanta sebesar 9,376 mengandung arti jika pelaksanaan anggaran sekolah (X1) dan pemberdayaan sumber daya manusia (X2) nilainya sama dengan 0, maka peningkatan kualitas pendidikan (Y) nilainya 9,376. 123

2) Variabel pelaksanaan anggaran sekolah (X1) memiliki koefisien regresi positif. Hal ini berarti jika skor pelaksanaan anggaran sekolah (X 1) naik sebesar satu satuan, maka peningkatan kualitas pendidikan (Y) akan mengalami peningkatan sebesar nilai koefisien regresinya, yaitu sebesar 0,742 kali atau sebesar 74,20 % dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap. 3) Variabel pemberdayaan sumber daya manusia (X2) memiliki koefisien regresi positif. Hal ini berarti jika skor pemberdayaan sumber daya manusia (X 2) naik sebesar satu satuan, maka peningkatan kualitas pendidikan (Y) akan mengalami peningkatan sebesar nilai koefisien regresinya, yaitu sebesar 0,277 kali atau 27,70 % dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap. 4.1.3.3 Pengujian Hipotesis Secara Simultan Untuk membuktikan apakah model regresi yang telah diperoleh di atas dapat digunakan atau tidak, akan dilakukan pengujian hipotesis secara simultan dengan menggunakan uji F. Hipotesis yang diajukan pada pengujian ini adalah sebagai berikut. HO : i = 0
i = 1,2

Tidak terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia secara bersama-sama terhadap peningkatan kualitas pendidikan.

HA : i 0
i = 1,2

Terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pember-dayaan sumber daya manusia secara bersama-sama terhadap peningkatan kualitas pendidikan

124

Uji statistik yang digunakan adalah uji F dengan menggunakan SPSS 12.0 for Windows sebagaimana terlihat pada output sebagai berikut.
Tabel 4.16
ANOVAb Sum of Mean df F Sig. Squares Square 1 Regression 2258.318 2 1129.159 83.368 .000a Residual 934.557 69 13.544 Total 3192.875 71 a Predictors: (Constant), Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Pelaksanaan Anggaran Sekolah b Dependent Variable: Peningkatan Kualitas Pendidikan Model

Berdasarkan output di atas diperoleh nilai Fhitung sebesar 83,368 dan p-value sebesar 0,000. Ada dua cara untuk mengambil kesimpulan dalam uji simultan ini, yakni sebagai berikut. 1) Membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Sebagaimana diketahui bahwa nilai Fhitung yang diperoleh adalah 83,368 sedangkan nilai Ftabel pada derajat kebebasan (2;70) dan (tingkat kekeliruan) 0,05 adalah 3,134. Oleh karena itu tampak bahwa nilai F hitung jauh lebih besar daripada Ftabel (83,368 > 3,134), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa HO ditolak dan HA diterima. 2) Membandingkan nilai signifikansi dengan nilai alpha. Nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,000 sedangkan (tingkat kekeliruan) yang diambil adalah 0,05. Karena nilai signifikansi lebih kecil daripada nilai alpha maka HO ditolak dan menerima HA. Kedua cara pengambilan keputusan tersebut di atas ternyata memberikan hasil yang sama, yaitu sama-sama menolak HO dan menerima HA. Dengan demikian, 125

pada tingkat kepercayaan 95% ( = 5% atau 0,05) terdapat pengaruh positif dan signifikan bahwa variabel pelaksanaan anggaran sekolah (X1) dan pemberdayaan sumber daya manusia (X2) terhadap peningkatan kualitas pendidikan (Y) pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Oleh karena itu, model regresi berganda yang digunakan bermakna. Besarnya pengaruh secara bersama-sama variabel pelaksanaan anggaran sekolah (X1) dan pemberdayaan sumber daya manusia (X2) terhadap peningkatan kualitas pendidikan (Y) pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2). Tabel di bawah ini merupakan perhitungan koefisien determinasi dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 12.0 for Windows berdasarkan persamaan regresi linier berganda.

Tabel 4.17 Hasil Uji Determinasi


Model R Model Summary Adjusted R R Square Square Std. Error of the Estimate

1 .841 .707 .699 3.68026 a Predictors: (Constant), Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Pelaksanaan Anggaran Sekolah b Dependent Variable: Peningkatan Kualitas Pendidikan

126

Pada tabel di atas terlihat nilai koefisien determinasi (R square) adalah sebesar 0,707. Nilai ini mengandung makna bahwa sebesar 70,70 % perubahan peningkatan kualitas pendidikan (Y) pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dapat dijelaskan (dipengaruhi) oleh pelaksanaan anggaran sekolah (X1) dan pemberdayaan sumber daya manusia (X2). Sedangkan sisanya sebesar 29,30 % merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 4.1.3.4 Pengujian Hipotesis Secara Parsial 4.1.3.4.1 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan

Berdasarkan output pada tabel 4.15 dapat diketahui nilai thitung untuk X1 adalah sebesar 7,717 sedangkan ttabel pada (tingkat kekeliruan) 0,05 dan db = 72 2 = 70 untuk pengujian satu sisi adalah 1,671. Kriteria pengujian satu sisi adalah tolak Ho jika thitung > ttabel. Karena nilai thitung (7,717) lebih besar daripada nilai ttabel (1,671) pada tingkat kekeliruan 5% dan db = 60, maka HO ditolak dan HA diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Besar pengaruh antar kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.18
Model Summary Model R R Square Adjusted Std. Error Change Statistics

127

R Square 1 .822a .676 .671

of the R Square F Change df1 Estimate Change 3.84623 .676 145.830 1

df2 70

Sig. F Change .000

a Predictors: (Constant), Pelaksanaan Anggaran Sekolah

Tabel 4.18 di atas menunjukkan koefisien determinasi untuk variabel peningkatan kualitas pendidikan (Y) dan proses pelaksanaan anggaran (X 1) adalah 0,676. Dengan mengontrol variabel X2, nilai ini mengandung makna bahwa sebesar 67,60 % perubahan peningkatan kualitas pendidikan (Y) pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dipengaruhi oleh pelaksanaan anggaran sekolah (X1). Sedangkan sisanya sebesar 32,40 % merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kualitas

pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dipengaruhi oleh pelaksanaan anggaran sekolah. Dengan kata lain, semakin baik pelaksanaan anggaran sekolah dilakukan, maka akan semakin baik pula peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta l di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Sebaliknya, makin tidak baik pelaksanaan anggaran sekolah akan berakibat semakin tidak baiknya peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. 4.1.3.4.2 Pengaruh Sumber Daya Manusia Sekolah terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan

Berdasarkan tabel 4.15 juga dapat diketahui bahwa nilai t hitung untuk X2 adalah 2,731 sedangkan ttabel pada (tingkat kekeliruan) 0,05 dan db = 72 2 = 70 untuk

128

pengujian satu sisi adalah 1,671. Kriteria pengujian satu sisi adalah tolak Ho jika thitung > ttabel. Karena nilai thitung (2,731) lebih besar daripada nilai ttabel (1,671) pada tingkat kekeliruan 5% dan db = 60, maka HO ditolak dan HA diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% terdapat pengaruh pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Besar pengaruh antar kedua variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.19
Model Summary Model 1 R .674a Adjusted R Square R Square .455 .447 Change Statistics Std. Error of the R Square Sig. F Estimate Change F Change df1 df2 Change 4.98745 .455 58.359 1 70 .000

a Predictors: (Constant), Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X 2)

Tabel 4.19 di atas menunjukkan koefisien determinasi untuk variabel peningkatan kualitas pendidikan (Y) dan pemberdayaan sumber daya manusia (X 2) adalah 0,455. Dengan mengontrol variabel X1, nilai ini mengandung makna bahwa sebesar 45,50 % perubahan peningkatan kualitas pendidikan (Y) pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis dipengaruhi oleh pember-dayaan sumber daya manusia (X2). Sedangkan sisanya sebesar 54,50 % merupa-kan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kualitas

pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong 129

Karang Tumaritis dipengaruhi oleh pemberdayaan sumber daya manusia. Dengan kata lain, semakin baik pemberdayaan sumber daya manusia dilakukan, maka akan semakin baik pula peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Sebaliknya, makin tidak baik pemberdayaan sumber daya manusia akan berakibat semakin tidak baiknya peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. 4.2 Pembahasan Pengujian terhadap 3 (tiga) hipotesis alternatif yang diajukan dalam penelitian ini ternyata dapat diterima. Pembahasan berikut ini bertujuan untuk menjelaskan secara teoritis dan dukungan empiris terhadap hasil pengujian hipotesis. 4.2.1 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan anggaran sekolah berpengaruh positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini menunjuk-kan bahwa SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis yang menjadi responden penelitian ini telah melaksanakan program kegiatan sekolah yang ditunjang dengan pelaksanaan anggaran dengan cukup baik. Artinya, semakin baik pelaksanaan anggaran sekolah digunakan (dengan mengacu kepada Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah), akan semakin baik pula peningkatan kualitas pendidikan yang berlangsung di sekolah. Hanushek, dalam Psacharopoulos (2002: 33) menyatakan bahwa Studies of educational production function (also referred to as input-output analysis or cost130

quality studies) examine the relationship among the different inputs into the educational process and outcomes of the process . Dengan demikian, dalam konteks ini pembiayaan (anggaran) atau cost dipandang sebagai faktor input yang memberi kontribusi pada proses pendidikan dalam membentuk atau mem-pengaruhi kualitas pendidikan (output). Seluruh input (termasuk anggaran) diperhitungkan dalam kaitannya dengan output atau dengan efektivitas pencapaian tujuan (output), dan dalam transformasi input ke output tersebut sudah tentu melewati suatu proses (proyek atau aktivitas), sehingga hubungan antara pelaksanaan anggaran sekolah dan kualitas pendidikan dianggap sebagai suatu sistem dengan komponen-komponen yang terdiri dari Input Proses Output. Dengan melihat komponen tersebut, dapatlah dipahami bahwa kualitas output tergantung atau ditentukan oleh bagimana kualitas input serta bagaimana mengelola proses dalam kerangka membentuk output. Dengan kata lain, kualitas pendidikan sebagai output di antaranya dipengaruhi oleh pelaksanaan anggaran sekolah. Dalam wawancara secara terpisah, Drs. Denny Supriatna, Kepala SMP Negeri 1 Cicurug Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis mengemukakan bahwa pencapaian kualitas pendidikan hampir sulit dilakukan jika tidak ada keterlibatan penggunaan anggaran. Betapa pun kecilnya anggaran yang ada pada sebuah sekolah, jika digunakan dengan efektif, efisien, serta konsisten mengacu kepada RKAS, tentu akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

131

4.2.2

Pengaruh Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pemberdayaan sumber daya

manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan yang diselenggarakan di tingkat satuan pendidikan. Tingkat partisipasi warga sekolah yang dapat diber-dayakan terdiri atas berbagai aspek yang berkaitan langsung maupun tak langsung dengan kompetensi yang dimiliki masing-masing warga sekolah. Dimensi-dimensi yang diberdayakan meliputi berbagai kemampuan profesional tenaga pendidik dan kependidikan, pelayanan terhadap pengguna jasa pendidikan di tingkat sekolah, serta upaya aktualisasi diri dan peningkatan kemampuan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan paradigma baru dalam mencapai keberhasilan, yaitu dengan persaingan. Tantangan persaingan yang semakin tajam pada era globalisasi menuntut peningkatan kualitas profesi dan efisiensi secara terus menerus, sehingga kemampuan daya saing profesional bisa lebih kompetitif. Era globalisasi mengubah hakekat kerja dari amatiran menuju kepada profesionalisasi di segala bidang dan aspek kehidupan. Termasuk di dalam perubahan global adalah profesi guru. Sesuai dengan tuntutan perubahan masyarakat global, tugas guru juga dituntut profesional dalam bidangnya (Education International, 1998: 112). Sejalan dengan pemikiran tersebut, Drs. Muhammad Bakir, M. Si, Kepala SMP Plus Zainabiyah Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis serta Drs. Endang Suparman, M.Pd., Kepala SMP Taman Siswa Cibadak, Kabupaten Kendal Gorowong Karang Tumaritis, mengemukakan secara terpisah bahwa persaingan antarsekolah pada saat ini sulit dihindari. Pertumbuhan lembaga pendidikan yang lebih menyerupai industri pendidikan menuntut penataan sektor132

sektor manajemen seperti pemberdayaan sumber daya manusia, khususnya guru, serta kualitas pelayanan pendidikan dalam berbagai bentuk. Arah persaingan tersebut sangatlah jelas, yakni di antaranya untuk mampu menarik kepercayaan masyarakat agar mereka mau memasukkan anak-anak ke sekolah tersebut, sehingga lembaga pendidikan dapat mempertahankan eksistensinya serta tetap survive. Guru yang profesional bukan sekedar sebagai alat untuk transmisi kebudayaan akan tetapi mentransformasikan kebudayaan itu ke arah budaya yang dinamis dan menuntut penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, produktivitas yang tinggi dan kualitas karya yang mampu meningkatkan daya saing. Investasi pembangunan pendidikan yang memadai akan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat dengan efek berganda yang besar melalui pembangunan sekolah, pengadaan dan perawatan infrastruktur pendidikan, serta kualitas guru yang meningkat. Masyarakat yang berkualitas, tidak saja sanggup meraih setiap peluang kerja yang tersedia melalui investasi, tetapi juga sanggup menciptakan lapangan kerja yang baru. Apalagi masalah pendidikan merupakan masalah lintas sektoral, sehingga harus ada komitmen dari semua pihak terutama para penentu kebijakan pendidikan untuk mengambil kebijakan yang berorientasi pada mutu pendidikan yang berkualitas. Sebab kebijakan peningkatan mutu pendidikan yang tinggi jika disikapi secara konsisten, akan menghasilkan lulusan yang kompeten, yang akhirnya mampu menghasilkan warga negara yang kompetitif dalan jumlah yang besar. Program pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi sangat penting karena banyak permasalahan yang terdapat dalam institusi pemerintahan, lembaga kemasyarakatan dan berbagai kegiatan di masyarakat yang efektivitasnya tergantung kepada kualitas sumber daya manusia, baik dalam 133

kemampuan intelektual maupun integritas moral dalam tanggung jawabnya pada kemasyarakatan. Sumber daya manusia, menurut Damanhuri (2004) merupakan salah satu faktor kunci dalam menuju kesejahteraan. 4.2.3 Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia berpengaruh positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Peningkatan kualitas pelaksanaan anggaran sekolah dengan disertai pemberdayaan sumber daya manusia yang ada di sekolah yang baik akan menyebabkan peningkatan kualitas pendidikan ke arah yang baik pula. Kualitas pendidikan sebagaimana dikemukakan oleh Satori (2001) meliputi mencakup aspek-aspek: (1) input; (2) proses; (3) output; dan (4) quality assurance. Aspek input atau masukan, meliputi hal-hal berikut ini. Pertama, masukan instrumental, seperti tenaga atau sumber daya manusia, dana, sarana prasarana, kelembagaan/keorganisasian dengan kelengkapannya serta fasilitas penunjangnya. Kedua, masukan dasar (raw inputs) yang terdiri atas peserta didik dengan segala karakteristik dan latar belakangnya. Ketiga, masukan lingkungan (environmental inputs), yaitu budaya, iklim, dan kesehatan organisasi, komitmen dan sebagainya. Aspek mutu proses pendidikan mencakup unsur-unsur berikut ini. Pertama, iklim sekolah yang mempresentasikan harapan peserta didik, ketertiban dan disiplin,

134

sistem penjadwalan dan sistem pembelajaran, ganjaran dan intensif, dan sebagainya. Kedua, kapibilitas tenaga kependidikan, fleksibilitas dan otonomi pedagogik, dan lamanya keberadaan di sekolah. Ketiga, kondisi proses belajar mengajar yang berkenaan dengan lamanya waktu belajar dan mengajar, variasi dalam strategi belajar, frekuensi tugas/pekerjaan rumah, frekuensi penilaian kemajuan siswa berikut umpan baliknya. Keempat, akuntabilitas eksternal yang adekuat dilihat dari tuntutan pihak-pihak yang berkepentingan dan tantangan dari lingkungan strategikkompetitifnya yang senantiasa berubah secara dinamis. Kelima, fleksibilitas dalam hal melakukan inovasi dan perbaikan secara berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan untuk menjawab tuntutan dan tantangan lingkungan kehidupan yang senantiasa berubah. Mutu pendidikan dari aspek output atau hasil direfleksikan oleh unsur-unsur berikut ini. Pertama, diperolehnya prestasi belajar siswa yang ditandai dengan Nilai Ujian Nasional atau Ijazah yang unggul dan kompetitif bagi kelanjutan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Kedua, diperolehnya performance guru dalam mengajar, yang ditandai dengan adanya guru berprestasi, status sekolah unggulan dan sebagainya. Ketiga, bertambahnya jumlah peserta didik yang mendaftarkan diri ke sekolah sebagai konsekuensi dari rasa kepuasan publik dan pertanggungjawaban publik. Sedangkan dari aspek quality assurance atau jaminan mutu, mutu pendidikan dapat ditampilkan dengan parameter mutu masukan, mutu proses dan mutu hasil pendidikan di sekolah sebagai bentuk pertanggungjawaban baik kepada masyarakat pemakai jasa pendidikan maupun kepada pemerintah. Keberhasilan sekolah dalam

135

memberdayakan manajemen sekolah serta akuntabilitas penggunaan anggaran pada dasarnya merupakan bentuk quality assurance yang banyak dituntut oleh masyarakat. Dengan adanya jaminan mutu inilah akan muncul pula bentuk-bentuk dukungan masyarakat yang dapat meningkatkan kualitas pengelolaan pendidikan, yang pada akhirnya bermuara kepada kualitas pendidikan itu sendiri. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh C. L. Brownell (1995: 34) yang menyatakan bahwa Knowledge of the program is essential to understanding, and understanding is basic to appresciation, and appreciation is basic to support . Pemahaman masyarakat yang mendalam, jelas dan komprehensif tentang sekolah merupakan salah satu faktor pendorong lahirnya dukungan dan bantuan mereka terhadap sekolah.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

136

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan serta analisis atas data tersebut, diperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut. (1) Proses pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia secara simultan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Koefisien korelasi ganda yang dihasilkan adalah (rx1x2y) = 0,841 dengan koefisien determinasi (rx1x2y) = 0,707 yang berarti bahwa 70,70 % proporsi mutu pengelolaan sekolah dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh kedua variabel bebas yang dikaji dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia yang baik secara bersamasama akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Persamaan regresi yang menunjukkan hubungan antara kedua variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel mutu pengelolaan sekolah ditunjukkan oleh model regresi ganda = 9,376 + 0,742X1 + 0,277X2.

(2)

Proses pelaksanaan anggaran sekolah secara parsial berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan121 pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Koefisien korelasi kedua variabel (ry1) sebesar 0,822 dan koefisien determinasi (rxy1) sebesar 0,676 mengandung makna bahwa secara terpisah proporsi varian mutu pengelolaan sekolah dipengaruhi oleh proses penyusunan anggaran sebesar 67,60 %. Hal

137

ini menunjukkan bahwa dengan adanya pelaksanaan anggaran sekolah yang baik akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. (3) Pemberdayaan sumber daya manusia secara parsial berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Koefisien korelasi kedua variabel (ry2) adalah 0,674 dengan koefisien determinasi (r2y1) sebesar 0,455. Hal ini mengandung makna bahwa secara terpisah proporsi varian mutu pengelolaan sekolah dipengaruhi oleh peran pengawasan komite sekolah sebesar 45,50 %. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya pember-dayaan sumber daya manusia yang baik akan dapat meningkatkan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis.

5.2 Saran-saran Saran-saran dan rekomendasi yang dapat disampaikan pada kesempatan ini adalah sebagai berikut. (1) Sangat disarankan bahwa dalam pelaksanaan anggaran sekolah selalu menunjukkan konsistensi terhadap RKAS yang disusun serta mengedepankan aspek-aspek akuntabilitas, transparansi, efektivitas dan efisiensi. 138

Meskipun demikian, jika terjadi ketidaksesuaian antara program kegiatan dengan kondisi nyata di lapangan, sekolah mampu melakukan manuver yang tidak menyimpang dari peraturan perundangan yang berlaku dan tetap mampu menjalankan kegiatan dan anggaran sekolah secara fleksibel. (2) Sekolah seharusnya dapat melakukan pembinaan sumber daya manusia (terutama personal sekolah yang terdiri atas guru-guru dan staf tata usaha sekolah) secara terprogram dan berkesinambungan dengan perlakuan evaluasi secara tetap. Sumber daya manusia merupakan asset tetap sekolah yang dapat berkembang dan dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh sekolah untuk mencapai tujuan-tujuan serta sasaran pengembangan program sekolah. Di sisi lain, dalam upaya memberdayakan sumber daya manusia, sekolah sebaiknya dapat menerapkan sistem manajemen mutu terpadu yang berakar pada manajemen berbasis sekolah. Kunci dasar dari keberhasilan pengelolaan sekolah sangat bergantung kepada penerapan manajemen serta sikap keterbukaan dan ketegasan pimpinan sekolah. Kedua sikap ini akan berdampak terhadap konsistensi pelaksanaan program peningkatan mutu sekolah yang sesuai dengan rencana strategis. (3) Kontrol terhadap pelaksanaan proses pembelajaran sehari-hari disarankan dapat dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Pelaksanaan proses pembelajaran yang mengacu kepada Standar Proses merupakan kunci utama dari pencapaian kualitas pembelajaran di tingkat satuan pendidikan. Pelaksanaan proses pembelajaran yang benar dan baik akan berdampak terhadap perbaikan konteks lainnya, seperti pengembangan Standar Isi,

139

peningkatan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan, pengadaan sarana dan prasarana sekolah, pembiayaan sekolah, hingga penilaian pendidikan dalam pengertian terbatas maupun luas.

5.3 Keterbatasan Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab I bahwa tujuan umum penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengaruh proses penyusunan anggaran subsidi SSN dan peran pengawasan komite sekolah terhadap mutu pengelolaan sekolah pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, telah dilakukan upaya semaksimal dan seteliti mungkin dengan menggunakan prosedur metode berpikir dan penelitian ilmiah. Akan tetapi, sebaik apa pun metode yang digunakan, sudah barang tentu akan terdapat kekeliruan, kekurangan, dan keterbatasan, baik dari sisi tenaga, waktu, maupun wawasan penulis dalam memahami dan menguasai bidang keilmuan dan praktik administrasi pendidikan di lingkungan persekolahan.

Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Data penelitian tentang pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis yang diperoleh melalui angket yang diberikan kepada responden dengan tanpa syarat dan implikasi sosial maupun kedinasan.

140

Dengan demikian, kemampuan responden untuk mengungkapkan keadaan yang sebenarnya masih perlu dipertanyakan. Dalam hal ini, ada kemungkinan bahwa responden tidak memberikan jawaban yang objektif sehingga memungkin-kan untuk menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, dalam rangka memperoleh data objektif telah diusahakan untuk mengimbau responden dengan memberikan petunjuk pada lembar kuesioner dengan kalimat Jawaban tidak memberi-kan pengaruh apa pun terhadap kondisi kedinasan responden. Seluruh pertanyaan/pernyataan dalam angket ini semata-mata untuk keperluan penelitian. (2) Pernyataan dalam kuesioner atau angket yang diberikan kepada responden dapat menyebabkan responden menjawab secara subjektif dan tidak jujur, karena pernyataan tersebut mengenai ukuran keperluan yang memungkin-kan responden banyak memilih kategori 5 (seluruh isi pernyataan benar) dan 4 (sebagian besar isi pernyataan benar) untuk mengukur keperluannya saja tanpa diketahui apakah hal tersebut diimplementasikan ataukah tidak. Untuk itu, sebagai data pendukung, penulis melakukan wawancara singkat dengan beberapa kepala sekolah (SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis) dan menganalisis data yang diperoleh itu sesuai dengan keperluan penelitian. (3) Penelitian ini mengukur pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal

141

Gorowong Karang Tumaritis, sehingga dimungkinkan adanya subjektivitas responden dalam pengisian kuesioner sehubungan dengan penggunaan skala Likert yang memiliki resiko inheren. Hal ini diusahakan untuk dikurangi melalui upaya peneliti dalam menjelaskan maksud penelitian dan pernyataan yang diajukan sehingga diharapkan dapat mengurangi adanya bias dan ekstrimitas jawaban responden. (4) Analisis deskriptif pada laporan ini tidak disajikan secara terperinci pada setiap sekolah, hal ini dilakukan mengingat jumlah responden yang relatif banyak serta waktu yang terbatas. Akan tetapi, dalam perhitungan data hasil penelitian tetap dilakukan secara keseluruhan sehingga meminimal-kan adanya informasi data yang tidak valid. (5) Penelitian ini hanya mengkaji pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan, sehingga bagi peneliti yang merasa tertarik pada konteks penganggaran berbasis kinerja di lingkungan sekolah, diharapkan akan dapat melakukan pengembangan dan perbaikan melalui pencarian variabel-variabel yang lebih determinan dan strategis. (6) Penelitian ini hanya menjangkau 27,69% populasi (260 SMP Negeri dan Swasta yang ada di wilayah Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis), yakni sebanyak 72 orang kepala sekolah, 72 orang pengurus komite sekolah, dan 72 orang guru senior pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis. Hal ini disebabkan oleh penelitian ini merupakan penelitian atas pemberdayaan lembaga dalam

142

hal pengaruh pelaksanaan anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan. Dengan demikian, tidak ada jaminan bahwa kesimpulan hasil penelitian ini dapat diterapkan di tempat lain.

143

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah NS. 1998. Pemberdayaan Budaya Organisasi sebagai Upaya untuk Meningkatkan Kinerja Lembaga Pendidikan. Artikel dalam Mimbar Pendidikan Nomor 3 Tahun XVII 1998, Bandung: IKIP Bandung. Bhat, V. and J. Cozzolino. 1993. Total Quality Management: An Effective Management Tool. www.casact.org. pp.101-123. download 15 Agustus 2010. Brownell, C.L., Gans. L., Maroon T. Z. 1995. Public Relation in Education. New York: Mc Grow Hill Bool Company, Inc. Dale, Besterfield H. 2003. Total Quality Management. New Jersey: Pearson Education. Dale, B.G. 2003. Developing, Introducing and Sustaining TQM. www.blackwellpublishing.com . p. 1-33. download 15 Agustus 2010

David Osborne & Ted Gaebler. 1992. Reinventing Government. London UK: Addison-Wesley Publ. Co. Djaman Satori. 2001. Pengawasan Pendidkan di sekolah. Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana. 1998. Total Quality Management (TQM). Yogyakarta: Andi Offset. Fandy Tjiptono. 1996. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset. Fasli Jalal dan Dedi Supriyadi (ed). 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicipta. Garspersz, Vincent. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard dengan Six Sigma untuk Organisasi Bisnis dan Pemerintahan Hansen, Don R., and Mowen, Maryanne M. 2000. Management Accounting. 5th edition. New York: Thomson Corporation. Hatry, Harry P. 1999. Performance Measurement: Getting Results. Terdapat pada <http://www.urban.org/book/pm/>, diunduh tanggal 25 Mei 000000. Hatry, H. P. 1999. Performance Measurement, Getting Result. Washington, D.C.: The Urban Institute Press, Heizer , Jaz dan Barry Render. 1997. Production and Operations Management. Allyn and Bacon, USA. 144

Hindri Asmoko. 2006. Pengaruh Penganggaran Berbasis Kinerja terhadap Efektivitas Pengendalian. Artikel pada Jurnal Akuntansi Pemerintah, Volume 2, Nomor 2, November 2006. International Education. 2000. Highlights from the Second World Congress of Education International. Washington DC: Juli 2000 Jones, J. J., dan Walters, D. L. 2009. Human Resourse Management in Education (Manajemen SDM dalam Pendidikan). Yogyakarta: Q-Media. Jones, R. dan M. Pendlebury. 2000. Public Sector Accounting. 5th Edition. Pitman Publishing, London. Juran, Josep M. 1989. Juran on Planning for Quality. New York: The Free Press. Juran, J. M. & Frank M. Gyrna. 1988. Jurans Quality Control Handbook (4th edition), New York, NY; Mc Graw Hill Book, Inc Karsidi, Ravik. 2000. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan, Bahan Ceramah di Pondok Assalam, Surakarta 19 Februari. Kluvers, R. 1999. To PPB or Not PPB Budgeting in Victorian Local Government. Australian Journal of Public Administration, 58 (3): 68-77. Kotler, Philip. 2000. Principles of Marketing. 8th edition. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall Inc. ISBN-13: 9780130998163 Kotler. P. 1997. Manajemen Pemasaran; Analisa Perencanaan Implikasi dan Kontrol Jilid I. PT. Prennalindo Jakarta Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta, ANDI. Mohammad Nasir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Mulyadi. 1997. Sistem Akutansi. Yogyakarta; YKPN. Nasution, M. Nur. 2004. Manajemen Mutu Terpadu. Jakarta: Ghalia Indonesia. Psacharopoulos, George & Patrinos, Harry Anthony, 2002. " Returns to investment in education : a further update," Policy Research Working Paper Series 2881, The World Bank. Sallis, Edward. and Jones, Gary. 2002. Knowledge Management in Education, London: Kogan Page Limited. Sallis, Edward. 2002. Total Quality Management in Education, Third edition. London: Kogan Page Ltd.

145

Sedarmayanti. 2004. Membangun Sistem Manajemen Kinerja Guna Meningkatkan Produktivitas Menuju Good Governance. Bandung: Mandar Maju Singarimbun, Masri, dan Effendi. 2003. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Slamet, Margono, 1999. Filosofi Mutu dan Penerapan Prinsip-Prinsip Manajemen Mutu Terpadu, IPB Bogor. Smith, Mark Esterby. 1999. Organizational Learning and The Learning Organization: Developments in Theory and Practice. London EC2A 4PU: SAGE Publication Ltd. Smith, J. F. 1999. The Benefits and Threats of PBB: An Assesment of Modern Reform. Public Budgeting & Finance, Fall: 3-14. Stewart, Aileen Mitchel. 1998. Empowering People: Pemberdayaan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Umar, H. 2004. Riset Sumber Daya Manusia dan Administrasi . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

146

Yth.

Bapak/Ibu Kepala SMP Negeri/Swasta ................................... di Kabupaten/Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis

Assalamualaikum war wab. Dalam rangka meneliti pengaruh pengalokasian anggaran sekolah dan pemberdayaan sumber daya manusia terhadap peningkatan kualitas pendidikan pada SMP Negeri dan Swasta di Kabupaten dan Kota Kendal Gorowong Karang Tumaritis, berikut ini kami sampaikan sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang kami anggap relevan untuk hal tersebut. Untuk itu, kami memohon bantuan Bapak/Ibu untuk dapat mengisi kuesioner ini. Kami sangat berharap Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini sesuai dengan konteks sekolah Bapak/Ibu sehingga data yang kami peroleh memiliki validitas yang dapat dipertanggungjawabkan. Atas bantuan serta partisipasi Bapak/Ibu, kami sampaikan terima kasih, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal. Wassalam war wab.

Hormat kami,

GATOTKACA

147

PETUNJUK ANGKET

Pengaruh Pelaksanaan Anggaran Sekolah dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan Kualitas Pendidikan
1. PETUNJUK PENGISIAN a. Sangat diharapkan Bapak/Ibu/Saudara untuk menjawab seluruh pertanyaan pada kuesioner ini dengan jujur dan sesuai dengan keadaan sekolah yang sebenarnya. b. Bapak/Ibu/Saudara dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom pilihan jawaban sesuai dengan pertanyaan/pernyataan yang dikemuka-kan. c. Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan tidak berpengaruh apa pun terhadap karir maupun jabatan Bapak/Ibu/Saudara. d. Bapak/Ibu/Saudara dapat memilih salah satu alternatif jawaban sebagai yang disediakan pada masing-masing item angket. 2. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Status b. Umur c. Jenis Kelamin d. Jabatan e. Pendidikan : Kepala Sekolah / Guru Senior/ Komite Sekolah : ....................... tahun : Laki-laki/Perempuan *) : .......................................................................... : ..........................................................................

148

Angket untuk Kepala Sekolah

Komponen Pelaksanaan Anggaran Sekolah


Anda dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban dengan ketentuan pilihlah: 5 4 3 2 1 jika isi pernyataan yang disajikan seluruhnya benar dan sesuai dengan kondisi sekolah jika sebagian besar isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah jika setengah dari isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah jika hanya sebagian kecil isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah jika isi pernyataan yang disajikan tidak sesuai dengan kondisi nyata sekolah. Alternatif Jawaban Pernyataan 5 1. Pelaksanaan anggaran sesuai dengan sasaran-sasaran kegiatan sekolah yang tersusun dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Penggunaan anggaran terarah dan terkendali sesuai dengan rencana yang tertuang program/kegiatan. Penggunaan anggaran hemat, tidak mewah, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan. Pelaksanaan anggaran dilakukan secara luwes, tidak kaku, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung. Perubahan anggaran dilakukan jika terjadi ketidaksesuaian antara satuan-satuan kegiatan dengan jumlah anggaran yang tersedia, atau satuan kegiatan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah sehingga perlu diganti dengan satuan kegiatan lain yang lebih memungkinkan. Anggaran sekolah disampaikan kepada masyarakat melalui media tertentu serta penggunaannya dipublikasikan secara bertahap sesuai dengan peraturan yang 4 3 2 1

2.

3.

4.

5.

6.

149

Alternatif Jawaban Pernyataan 5 berlaku. 7. Pengawasan dilakukan secara internal terpadu oleh kepala sekolah, komite sekolah, guru-guru, serta warga sekolah lainnya. Evaluasi penggunaan anggaran dilakukan secara berkala setiap bulan, setiap kegiatan yang dilaksanakan, pada pertengahan pelaksanaan anggaran, serta pada akhir tahun kegiatan. Perbaikan anggaran dilakukan demi pencapaian tujuan kegiatan secara efektif, efisien, serta mempertimbangkan kondisi dan situasi yang berlangsung. Pelaporan dilakukan setiap bulan, setiap triwulan, pada akhir semester, dan pada akhir tahun pelajaran. 4 3 2 1

8.

9.

10.

150

Angket untuk Guru Senior

Komponen Pemberdayaan Sumber Daya Manusia


Anda dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban dengan ketentuan pilihlah: 5 4 3 2 1 jika isi pernyataan yang disajikan seluruhnya benar dan sesuai dengan kondisi sekolah jika sebagian besar isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah jika setengah dari isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah jika hanya sebagian kecil isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah jika isi pernyataan yang disajikan tidak sesuai dengan kondisi nyata sekolah. Alternatif Jawaban Pernyataan 5 1. Seluruh komponen sekolah (tenaga pendidik dan kependidikan) memberikan pelayanan terbaik dan maksimal kepada peserta didik dan masyarakat pengguna jasa pendidikan. Seluruh komponen sekolah (tenaga pendidik dan kependidikan) secara agresif berusaha mencapai kualitas pelayanan pendidikan tertentu dalam rangka melampaui harapan pelanggannya (peserta didik dan masyarakat pengguna jasa pendidikan). Setiap komponen sekolah (terutama guru) memiliki pemahaman mendalam tentang peran, tugas, serta tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik/kependidikan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Guru dan staf sekolah lainnya harus selalu peka terhadap segala situasi perkembangan zaman sehingga dapat melakukan improvisasi pekerjaan dalam kerangka aturan yang berlaku. Guru selalu berusaha menemukan inovasi pembelajaran bagi kepentingan peserta didik 4 3 2 1

2.

3.

4.

5.

151

Alternatif Jawaban Pernyataan 5 6. Seluruh komponen sekolah memiliki kesatuan tujuan yang sama dalam mengembangkan mutu layanan sekolah Kesatuan tujuan ini secara filosofis dan strategis tertuang dalam visi, misi, dan strategi sekolah dalam mencapai sasaran mutu. Pada kondisi tertentu, guru dan tenaga ke-pendidikan mencari dan menemukan kesalahan yang terjadi dalam sistem dalam upaya mengatasi masalah dan memperbaiki kinerja Seluruh komponen sekolah berkeyakinan bahwa kerja sama tim akan dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik daripada bekerja secara individu Seluruh komponen sekolah memiliki pandangan bahwa belajar terus-menerus dan belajar sepanjang hayat merupakan unsur yang fundamental dalam pengembangan mutu pelayanan sekolah, sehingga guru dan tenaga pendidik berusaha menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal (melanjutkan studi ke S2 dan S3) maupun pendidikan non formal. 4 3 2 1

7.

8.

9.

10.

152

Angket untuk Komite Sekolah

Komponen Peningkatan Kualitas Pendidikan


Anda dapat memberikan tanda silang (X) pada kolom alternatif jawaban dengan ketentuan pilihlah: 5 4 3 2 1 jika isi pernyataan yang disajikan seluruhnya benar dan sesuai dengan kondisi sekolah jika sebagian besar isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah jika setengah dari isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah jika hanya sebagian kecil isi pernyataan yang disajikan benar dan sesuai dengan kondisi sekolah jika isi pernyataan yang disajikan tidak sesuai dengan kondisi nyata sekolah. Alternatif Jawaban Pernyataan 5 2. Pengembangan standar isi menjadi KTSP sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan pendidikan yang berlangsung di sekolah berdasarkan indikator-indikator berikut. a. Setiap tahun terjadi perkembangan perbaikan penyusunan KTSP sesuai dengan kondisi sekolah, kebutuhan siswa, dan perkembangan kompetensi siswa. b. Sekolah menyelenggarakan pengembangan kurikulum sendiri berdasarkan standar isi setiap tahun bertambah baik dari sisi kuantitas maupun kualitas (tidak menjiplak atau mengadopsi KTSP dari lembaga lain). c. Secara bertahap sekolah memasukkan aspek-aspek pengembangan karakter; permasalahan kesetaraan jender; perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik, dan sebagainya sesuai kebutuhan dan perkembangan lembaga pendidikan. d. Sekolah mengembangkan mata pelajaran berkeunggulan lokal serta memperbaiki4 3 2 1

153

Alternatif Jawaban Pernyataan 5 nya dari tahun ke tahun. e. Sekolah selalu memperbaiki KTSP dan perangkatnya sesuai dengan perkembangan dinamika pendidikan serta kebutuhan siswa. 3. Terjadi peningkatan pencapaian standar kompetensi lulusan (SKL) yang ditetapkan dalam Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dengan indikator sebagai berikut. a. Sikap beragama siswa menunjukkan peningkatan yang diukur melalui aktivitas keagamaan seperti shalat berjamaah, peningkatan akhlak mulia, melaksanakan pengajian dan pengkajian Al-Quran, mengembangkan sikap toleransi, dan sebagainya. b. Secara akademis prestasi belajar siswa mengalami peningkatan setiap tahun yang diukur dari perolehan rata-rata hasil ujian akhir semester, ulangan harian, serta perolehan penilaian lainnya pada setiap mata pelajaran. c. Pencapaian prestasi dalam bidang nonakademis melalui kegiatan ekstrakurikuler mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya (bidang olah raga, seni, KIR, OSIS, PKS, PMR, kepramukaan, dan sebagainya) yang ditunjukkan dengan perolehan penghargaan prestasi. d. Kunjungan siswa ke perpustakaan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang mengindikasikan peningkatan kegemaran siswa membaca. e. Lingkungan sekolah selalu terjaga, bersih, teratur, sehat, dan nyaman. 4. Rata-rata perolehan nilai kelulusan siswa pada mata pelajaran berikut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya (misalnya dari 6,45 menjadi 6,87 dan seterusnya). a. Bahasa Indonesia c. Bahasa Inggris d. Matematika 4 3 2 1

154

Alternatif Jawaban Pernyataan 5 e. IPA 5. Setiap guru di sekolah menunjukkan pening-katan dalam melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembel-ajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. a. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurangkurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. b. Peningkatan diukur melalui kuantitas guru yang menyusun sendiri: silabus pembelajaran; rencana pelaksanaan pembelajaran; materi pembelajaran; penilaian hasil belajar. 4 3 2 1

c. Peningkatan diukur melalui kualitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran serta penilaian pembelajaran. 6. Terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas pada pelaksanaan proses pembelajaran yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkem-bangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain telah memenuhi kualifikasi minimal sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2006 (Berijazah minimal S1/D-IV dan memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial yang dipersyaratkan), tenaga pendidik juga melakukan proses pengembangan diri secara berkesinambungan melalui berbagai

7.

155

Alternatif Jawaban Pernyataan 5 aktivitas (mengikuti pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, mengikuti seminar, workshop, dan lain-lain). Secara kuantitas dan kualitas guru yang melakukan hal ini setiap tahun bertambah. 8. Jumlah tenaga pendidik yang telah tersertifi-kasi sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 mengalami peningkat-an dari tahun sebelumnya. Pemeliharaan dan perbaikan sarana pem-belajaran mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Sarana pembelajaran meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perleng-kapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Secara bertahap sekolah memiliki dan menambah prasarana pendidikan dari tahun sebelumnya. Pengembangan dan peningkatan kuantitas dan kualitas sarana meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. 11. Terjadi peningkatan kualitas pelaksanan pedoman yang mengatur tentang hal-hal di bawah ini. j. Penyusunan dan pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan silabus. k. Pelaksanaan kalender pendidikan/ akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan pendidikan 4 3 2 1

9.

10.

156

Alternatif Jawaban Pernyataan 5 selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan. Efektivitas dan efisiensi pemberdayaan struktur organisasi satuan pendidikan. Pembagian tugas di antara pendidik. Pembagian tugas di antara tenaga kependidikan. Pelaksanaan peraturan akademik. Pelaksanaan tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana. Pengembangan kode etik hubungan antara sesama warga di dalam lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat. Efektivitas dan efisiensi biaya operasional satuan pendidikan. 4 3 2 1

l. m. n. o. p.

q.

r. 12.

Terjadi peningkatan secara kualitas dan kuantitas dalam pelaksanaan standar pembiayaan pendidikan yang terdiri atas biaya investasi (lahan tanah, gedung sekolah), biaya operasional (pelaksanaan PBM dsb), dan biaya personal (gaji guru, gaji tata usaha, tranport kegiatan guru, biaya pendidikan guru dan tenaga tata usaha). Terdapat peningkatan kualitas pelaksanaan standar penilaian pendidikan yang dijalankan secara konsisten sesuai dengan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

13.

157

Lampiran 2 DATA ORDINAL HASIL PENELITIAN VARIABEL X1, X2 DAN Y 1. Data Empiris Hasil Penelitian Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)
No. Responden SMP Negeri 3 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 4 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 5 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 7 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 9 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 10 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 11 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 13 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 14 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 16 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Kristen BPK Penabur Konsistensi 1 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 Efektivitas 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 3 3 4 4 5 4 Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) Akunta- Pengawasan & Fleksibilitas bilitas Evaluasi 4 5 6 7 8 5 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 5 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 5 4 5 3 4 Perbaikan & Pelaporan 9 10 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4

45 40 39 39 38 41 40 43 40 39 40

X12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2025 1600 1521 1521 1444 1681 1600 1849 1600 1521 1600

No. 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Responden SMP Pasundan SMP PGRI Lembursitu SMP Islam Fatahillah SMP Yuwati Bakti SMP Negeri 2 Palabuhanratu SMP Negeri 3 Ciracap SMP Negeri 1 Ciemas SMP Negeri 2 Sagaranten SMP Negeri 1 Tegalbuleud SMP Negeri 2 Pabuaran SMP Negeri 1 Cidolog SMP Negeri 1 Lengkong SMP Negeri 1 Cikembar SMP Negeri 2 Nyalindung SMP Negeri 2 Jampang Tengah SMP Negeri 1 Sukaraja SMP Negeri 1 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 1 Kadudampit SMP Negeri 1 Cisaat SMP Negeri 1 Cibadak SMP Negeri 2 Nagrak SMP Negeri 1 Cicurug SMP Negeri 1 Cidahu SMP Negeri 1 Parakansalak

Konsistensi 1 5 4 4 3 4 4 3 2 1 4 2 3 2 4 2 3 5 2 4 5 4 3 2 4

Efektivitas 2 4 4 2 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 3 5 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5

Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) Akunta- Pengawasan & Fleksibilitas bilitas Evaluasi 4 5 6 7 8 4 1 4 4 4 3 3 4 4 1 4 3 2 5 3 4 4 3 4 4 5 3 2 4 3 4 4 4 1 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 1 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 2 3 4 4 1 3 5 3 4 2 2 4 3 3 5 4 4 5 4 4 4 1 3 4 4 4 5 4 4 3 5 1 3 3 2 4 4 4 2 4 2 3 3 5 4 4 1 4 4 5 5 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3

Perbaikan & Pelaporan 9 10 5 5 5 3 5 5 3 4 3 4 5 3 4 5 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 5 3 4 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 3 4 4 5

39 35 36 35 36 36 38 37 34 38 36 36 36 34 36 35 36 31 41 40 40 36 37 36

X12 1521 1225 1296 1225 1296 1296 1444 1369 1156 1444 1296 1296 1296 1156 1296 1225 1296 961 1681 1600 1600 1296 1369 1296

159

No. 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

Responden SMP Negeri 1 Parungkuda SMP Negeri 1 Karangnunggal SMP Negeri 1 Cisolok SMP Negeri 1 Cikidang SMP Negeri 1 Sukalarang SMP Negeri 1 Purabaya SMP Negeri 1 Caringin SMP Negeri 1 Cibitung SMP Negeri 1 Ciantayan SMP Negeri 1 Cikakak SMP Negeri 1 Kabandungan SMP Negeri 2 Waluran SMP Negeri 2 Cimanggu SMP Al-Qudsiyah SMP BPPI Bojonggenteng SMP Darul Hidayah SMP Daruttauhid Al-Islami SMP Islam Nurul Amal SMP Islam Parakansalak SMP YPI Parungkuda SMP Mardi Yuana Cicurug SMP PGRI 1 Ciambar SMP PGRI 1 Cidahu SMP PGRI 183 Cicurug SMP PGRI Kalapanunggal

Konsistensi 1 4 4 1 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 2 1 4 2 3 3 2

Efektivitas 2 4 4 4 5 3 5 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 1 2 3 2 4 1 1 2 3 3 4 3 3 3 5 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 1 3 2 1 4 1 2 3 2 1

Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) Akunta- Pengawasan & Fleksibilitas bilitas Evaluasi 4 5 6 7 8 4 5 4 3 3 4 4 4 3 2 4 1 3 3 2 4 2 2 5 4 5 3 5 4 2 4 3 4 4 3 3 2 4 1 2 4 4 4 2 5 4 1 1 3 2 5 3 2 2 4 4 3 5 5 2 4 4 2 4 3 3 1 3 4 4 4 3 2 2 5 3 2 2 3 3 4 4 4 2 4 1 1 1 4 3 2 2 2 4 3 3 2 4 4 3 2 2 5 4 3 4 2 2 4 3 1 4 3 3 2 2 1 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4

Perbaikan & Pelaporan 9 10 4 3 3 3 3 5 3 4 3 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 5 5 3 4 4 4 3 4 4 5 2 3 5 5 4 4 1 4 2 4 3 1 4 4 4 2 4 3 4 4

38 34 29 36 38 38 31 39 32 37 41 35 34 37 33 32 28 29 27 29 28 26 26 31 32

X12 1444 1156 841 1296 1444 1444 961 1521 1024 1369 1681 1225 1156 1369 1089 1024 784 841 729 841 784 676 676 961 1024

160

No. 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72

Responden SMP PGRI Parungkuda SMP Plus Madaniah SMP Terpadu Al-Aziziyah SMP Plus Zainabiyah SMP Yapissa Cicurug SMP Taman Siswa Cibadak SMP Widya Praja SMP Islam Ciherang SMP Mardi Yuana Cibadak SMPIT At-Talsiriyah SMPIT Bani Yasin SMP Muhammadiyah 2 Cisaat JUMLAH RATA-RATA MEDIAN MODUS SKOR TERTINGGI SKOR TERENDAH Frekuensi 5 Frekuensi 4 Frekuensi 3 Frekuensi 2 Frekuensi 1 STANDAR DEVIASI

Konsistensi 1 4 1 4 2 3 2 2 4 1 4 2 4 245 3.40 4 4 5 1 8 36 10 13 5 1.12

Efektivitas 2 3 3 2 4 1 2 5 2 1 2 3 2 254 3.53 4 4 5 1 10 37 11 9 5 1.10 3 4 2 2 2 3 2 4 1 4 2 3 3 245 3.40 4 4 5 1 6 35 18 8 5 1.03

Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) Akunta- Pengawasan & Fleksibilitas bilitas Evaluasi 4 5 6 7 8 3 3 1 4 5 3 5 3 2 3 3 4 2 4 3 3 1 3 4 2 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 5 4 2 1 2 4 3 1 2 4 4 3 5 3 4 4 2 4 3 4 3 1 2 3 3 4 3 3 2 267 224 228 251 239 3.71 3.11 3.17 3.49 3.32 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 10 5 4 8 7 40 27 30 34 25 15 20 17 19 27 5 11 16 7 10 2 9 5 4 3 0.90 1.15 1.06 1.01 0.98

Perbaikan & Pelaporan 9 10 4 4 3 3 3 2 2 4 4 2 4 2 4 2 3 4 2 1 2 2 2 3 3 3 264 268 3.67 3.72 4 4 4 4 5 5 1 1 11 15 35 33 18 15 7 7 1 2 0.90 1.00

35 28 29 27 30 27 32 26 28 29 26 30 2485 34.51 36 36 45 26

X12 1225 784 841 729 900 729 1024 676 784 841 676 900 87367 1213.43 1296 1296 2025 676

4.75

323.49

161

2. Data Empiris Hasil Penelitian Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)
Fokus Pada Pelang -gan 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 SMP Negeri 3 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 4 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 5 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 7 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 9 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 10 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 11 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 13 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 14 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 16 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Kristen BPK Penabur SMP Pasundan 4 4 5 3 5 3 5 4 4 4 4 4 Obsesi terhadap Kualitas 2 4 5 4 4 4 4 5 4 3 3 4 4 Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) PemaMencari haman PengembangMemiliki Kesalah Struktur an Kebebasan Kesatuan an PekerjaTerkendali Tujuan dalam an Sistem 3 4 5 6 7 8 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 3 3 3 4 5 4 4 3 4 4 3 Pendidikan Berkelanjutan 10 4 4 3 4 4 4 5 2 3 3 5 4 42 41 39 41 43 43 44 38 36 39 42 40 1764 1681 1521 1681 1849 1849 1936 1444 1296 1521 1764 1600

No.

Responden

Kerja sama tim 9 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4

X22

162

No.

Responden

Fokus Pada Pelang -gan 1 4 3 4 5 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 4 3 5 5 4 4 3 4 5

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

SMP PGRI Lembursitu SMP Islam Fatahillah SMP Yuwati Bakti SMP Negeri 2 Palabuhanratu SMP Negeri 3 Ciracap SMP Negeri 1 Ciemas SMP Negeri 2 Sagaranten SMP Negeri 1 Tegalbuleud SMP Negeri 2 Pabuaran SMP Negeri 1 Cidolog SMP Negeri 1 Lengkong SMP Negeri 1 Cikembar SMP Negeri 2 Nyalindung SMP Negeri 2 Jampang Tengah SMP Negeri 1 Sukaraja SMP Negeri 1 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 1 Kadudampit SMP Negeri 1 Cisaat SMP Negeri 1 Cibadak SMP Negeri 2 Nagrak SMP Negeri 1 Cicurug SMP Negeri 1 Cidahu SMP Negeri 1 Parakansalak SMP Negeri 1 Parungkuda

Obsesi terhadap Kualitas 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 2 3 2 4 4

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) PemaMencari haman PengembangMemiliki Kesalah Struktur an Kebebasan Kesatuan an PekerjaTerkendali Tujuan dalam an Sistem 3 4 5 6 7 8 3 4 4 3 4 4 4 5 5 3 4 3 5 3 4 3 5 3 5 5 5 4 5 4 4 4 3 4 3 4 4 5 3 5 5 4 3 4 3 5 4 3 3 5 5 5 4 3 4 3 4 4 4 2 5 3 4 4 5 1 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4 2 3 5 4 3 3 3 3 5 4 2 3 2 5 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 5 4 4 4 5 2 3 2 4 4 5 5 2 3 2 2 5 5 4 4 3 4 4 5 1 3 5

Kerja sama tim 9 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 3 5 4 4 4 5 4 2 3

Pendidikan Berkelanjutan 10 2 3 3 3 3 4 5 2 3 3 3 3 2 5 4 4 2 3 2 4 2 3 2 4

36 37 38 44 39 42 37 39 36 37 39 38 37 39 39 39 35 38 34 37 34 25 32 40

X22

1296 1369 1444 1936 1521 1764 1369 1521 1296 1369 1521 1444 1369 1521 1521 1521 1225 1444 1156 1369 1156 625 1024 1600

163

No.

Responden

Fokus Pada Pelang -gan 1 4 4 4 3 4 4 3 5 3 3 3 3 4 3 1 2 2 3 4 1 2 3 3 3 3

37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61

SMP Negeri 1 Karangnunggal SMP Negeri 1 Cisolok SMP Negeri 1 Cikidang SMP Negeri 1 Sukalarang SMP Negeri 1 Purabaya SMP Negeri 1 Caringin SMP Negeri 1 Cibitung SMP Negeri 1 Ciantayan SMP Negeri 1 Cikakak SMP Negeri 1 Kabandungan SMP Negeri 2 Waluran SMP Negeri 2 Cimanggu SMP Al-Qudsiyah SMP BPPI Bojonggenteng SMP Darul Hidayah SMP Daruttauhid Al-Islami SMP Islam Nurul Amal SMP Islam Parakansalak SMP YPI Parungkuda SMP Mardi Yuana Cicurug SMP PGRI 1 Ciambar SMP PGRI 1 Cidahu SMP PGRI 183 Cicurug SMP PGRI Kalapanunggal SMP PGRI Parungkuda

Obsesi terhadap Kualitas 2 4 3 2 4 4 4 3 2 1 4 1 3 3 3 2 4 1 1 1 3 2 5 4 4 5

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) PemaMencari haman PengembangMemiliki Kesalah Struktur an Kebebasan Kesatuan an PekerjaTerkendali Tujuan dalam an Sistem 3 4 5 6 7 8 4 5 3 4 5 4 2 4 4 5 4 3 3 3 5 5 4 5 3 4 4 2 4 5 2 4 3 3 4 4 4 5 3 3 4 1 4 4 4 2 3 4 4 3 4 5 2 1 4 4 3 4 3 4 5 3 3 4 2 3 4 5 3 4 4 3 5 5 3 4 4 3 5 4 3 2 4 5 5 4 5 4 2 3 3 2 2 2 3 5 2 3 3 3 3 1 4 2 2 2 3 4 4 4 4 4 3 5 2 4 2 1 4 2 3 4 3 2 4 1 2 2 2 3 2 4 1 3 4 3 3 4 2 2 2 2 2 4 3 1 3 4 4 2 3 2 3 5 4 3

Kerja sama tim 9 4 4 3 2 5 4 4 4 2 4 2 3 3 3 3 4 2 4 2 2 2 4 1 2 2

Pendidikan Berkelanjutan 10 1 2 3 2 2 1 1 1 2 3 2 4 2 1 2 3 2 4 1 2 5 5 4 3 2

38 35 37 33 35 33 32 31 30 34 31 37 35 33 25 28 24 36 23 25 26 35 26 29 32

X22

1444 1225 1369 1089 1225 1089 1024 961 900 1156 961 1369 1225 1089 625 784 576 1296 529 625 676 1225 676 841 1024

164

No.

Responden

Fokus Pada Pelang -gan 1 4 5 3 2 4 2 3 3 3 2 5 263 3.65 4 4 5 1 15 27 22 6 2 1.00

62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72

SMP Plus Madaniah SMP Terpadu Al-Aziziyah SMP Plus Zainabiyah SMP Yapissa Cicurug SMP Taman Siswa Cibadak SMP Widya Praja SMP Islam Ciherang SMP Mardi Yuana Cibadak SMPIT At-Talsiriyah SMPIT Bani Yasin SMP Muhammadiyah 2 Cisaat JUMLAH RATA-RATA MEDIAN MODUS SKOR TERTINGGI SKOR TERENDAH Frekuensi 5 Frekuensi 4 Frekuensi 3 Frekuensi 2 Frekuensi 1 STANDAR DEVIASI

Obsesi terhadap Kualitas 2 2 3 3 2 1 1 2 3 2 4 3 229 3.18 3 4 5 1 4 29 22 10 7 1.07

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) PemaMencari haman PengembangMemiliki Kesalah Struktur an Kebebasan Kesatuan an PekerjaTerkendali Tujuan dalam an Sistem 3 4 5 6 7 8 3 3 2 5 4 2 2 2 4 2 2 1 4 2 4 3 3 4 2 3 5 4 2 2 3 3 2 1 5 2 2 3 3 2 1 2 4 5 3 3 2 4 2 4 2 4 3 2 2 2 4 4 3 3 1 4 1 3 3 3 1 3 3 3 4 3 256 261 245 257 260 237 3.56 3.63 3.40 3.57 3.61 3.29 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 1 17 13 8 15 15 9 24 29 25 27 29 25 16 21 28 16 14 23 12 8 10 12 13 8 3 1 1 2 1 7 1.15 0.96 0.91 1.09 1.06 1.13

Kerja sama tim 9 3 2 1 1 1 3 4 4 4 5 4 256 3.56 4 4 5 1 12 35 10 11 4 1.11

Pendidikan Berkelanjutan 10 2 2 4 1 2 2 3 3 2 4 2 206 2.86 3 2 5 1 6 16 19 24 7 1.13

30 25 31 24 24 21 33 30 29 30 31 2470 34.31 35 39 44 21

X22

900 625 961 576 576 441 1089 900 841 900 961 87060 1209.17 1225 1521 1936 441

5.72

379.99

165

3. Data Empirik Hasil Penelitian Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)


Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) No. Responden
Standar Isi SKL Standar Proses Standar Pendidik dan Tendik Standar Sarana dan Prasarana Standar Pengelolaan Standar Pembiayaan Standar Penilaian

49 49 48 49 46 43 48 48 47 49 46 42 41 42

Y2

1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 SMP Negeri 3 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 4 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 5 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 7 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 9 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 10 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 11 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 13 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 14 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 16 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Kristen BPK Penabur SMP Pasundan SMP PGRI Lembursitu SMP Islam Fatahillah 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 3 5

2 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 3 3 5

3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

4 3 4 4 5 4 4 5 3 5 4 4 4 4 4

5 3 4 4 4 3 4 3 7 4 4 3 4 4 4

6 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4

7 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 3 3 2 2

8 5 4 5 5 4 3 4 5 3 5 4 4 4 3

9 5 5 4 4 5 4 4 3 5 5 4 4 5 2

10 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 3 3 4

11 5 4 5 4 5 3 5 5 4 4 5 4 4 4

12 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 2401 2401 2304 2401 2116 1849 2304 2304 2209 2401 2116 1764 1681 1764

166

Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) No. Responden


Standar Isi SKL Standar Proses Standar Pendidik dan Tendik Standar Sarana dan Prasarana Standar Pengelolaan Standar Pembiayaan Standar Penilaian

45 48 49 44 42 42 42 42 40 45 41 45 39 47 43 42 42 46 45 41 46 41 42 43

Y2

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

SMP Yuwati Bakti SMP Negeri 2 Palabuhanratu SMP Negeri 3 Ciracap SMP Negeri 1 Ciemas SMP Negeri 2 Sagaranten SMP Negeri 1 Tegalbuleud SMP Negeri 2 Pabuaran SMP Negeri 1 Cidolog SMP Negeri 1 Lengkong SMP Negeri 1 Cikembar SMP Negeri 2 Nyalindung SMP Negeri 2 Jampang Tengah SMP Negeri 1 Sukaraja SMP Negeri 1 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 1 Kadudampit SMP Negeri 1 Cisaat SMP Negeri 1 Cibadak SMP Negeri 2 Nagrak SMP Negeri 1 Cicurug SMP Negeri 1 Cidahu SMP Negeri 1 Parakansalak SMP Negeri 1 Parungkuda SMP Negeri 1 Karangnunggal SMP Negeri 1 Cisolok

1 4 4 5 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 3 3 4 5 4 3 4 3 4

2 5 3 5 4 4 5 2 5 1 5 2 5 2 5 4 5 4 5 4 4 5 5 3 5

3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5

4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3

5 4 4 3 3 4 4 4 5 4 3 3 3 3 4 4 4 2 5 3 3 4 3 5 4

6 5 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4

7 2 5 4 5 4 4 3 3 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4

8 4 4 5 4 4 3 4 4 5 5 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

9 4 4 4 2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3

10 3 5 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 5 4 3 5 4 4 4 5 3 4 5

11 4 5 4 5 3 3 4 3 5 5 3 5 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3

12 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4

2025 2304 2401 1936 1764 1764 1764 1764 1600 2025 1681 2025 1521 2209 1849 1764 1764 2116 2025 1681 2116 1681 1764 1849

167

Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) No. Responden


Standar Isi SKL Standar Proses Standar Pendidik dan Tendik Standar Sarana dan Prasarana Standar Pengelolaan Standar Pembiayaan Standar Penilaian

38 44 41 40 42 39 42 42 36 40 36 37 34 33 34 32 27 38 32 27 30 33 36 28 38

Y2

39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63

SMP Negeri 1 Cikidang SMP Negeri 1 Sukalarang SMP Negeri 1 Purabaya SMP Negeri 1 Caringin SMP Negeri 1 Cibitung SMP Negeri 1 Ciantayan SMP Negeri 1 Cikakak SMP Negeri 1 Kabandungan SMP Negeri 2 Waluran SMP Negeri 2 Cimanggu SMP Al-Qudsiyah SMP BPPI Bojonggenteng SMP Darul Hidayah SMP Daruttauhid Al-Islami SMP Islam Nurul Amal SMP Islam Parakansalak SMP YPI Parungkuda SMP Mardi Yuana Cicurug SMP PGRI 1 Ciambar SMP PGRI 1 Cidahu SMP PGRI 183 Cicurug SMP PGRI Kalapanunggal SMP PGRI Parungkuda SMP Plus Madaniah SMP Terpadu Al-Aziziyah

1 3 4 2 4 4 4 3 4 3 3 1 3 4 4 4 2 1 3 2 4 4 4 3 3 3

2 4 5 4 5 3 4 5 4 2 3 3 5 3 2 1 2 3 5 3 3 5 4 5 3 5

3 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5

4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 5 3 3 3 3 2 4 4 4

5 4 3 3 1 3 3 3 3 4 5 4 3 3 3 3 3 2 4 5 2 2 3 3 2 5

6 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 2 4 4 1 3 2 4 5 4

7 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 3 2 3 2 2 2 4 1 2 3

8 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 2 3 2 1 2 3 2 4

9 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 2 4 1 2 2 2 3 3 2 1 4

10 3 5 4 4 4 3 3 4 3 2 4 2 3 2 2 2 1 4 2 3 2 1 4 2 2

11 2 4 3 3 5 5 4 4 3 4 4 4 2 3 3 2 2 4 4 2 3 3 3 3 2

12 3 4 5 4 5 4 5 5 4 5 3 2 5 4 4 4 5 4 2 3 2 5 4 1 2

1444 1936 1681 1600 1764 1521 1764 1764 1296 1600 1296 1369 1156 1089 1156 1024 729 1444 1024 729 900 1089 1296 784 1444

168

Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) No. Responden


Standar Isi SKL Standar Proses Standar Pendidik dan Tendik Standar Sarana dan Prasarana Standar Pengelolaan Standar Pembiayaan Standar Penilaian

28 33 32 37 23 28 30 27 27 3188 44.28 46 47 54 28

Y2

1 64 65 66 67 68 69 70 71 72 SMP Plus Zainabiyah SMP Yapissa Cicurug SMP Taman Siswa Cibadak SMP Widya Praja SMP Islam Ciherang SMP Mardi Yuana Cibadak SMPIT At-Talsiriyah SMPIT Bani Yasin SMP Muhammadiyah 2 Cisaat JUMLAH RATA-RATA MEDIAN MODUS SKOR TERTINGGI SKOR TERENDAH Frekuensi 5 Frekuensi 4 Frekuensi 3 Frekuensi 2 Frekuensi 1 STANDAR DEVIASI 3 3 2 4 1 2 3 2 4 248 3.44 4 4 5 1 5 34 24 6 3 0.90

2 4 4 4 3 3 3 2 1 2 277 3.85 4 5 5 1 29 17 15 8 3 1.19

3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 335 4.65 5 5 5 4 47 25 0 0 0 0.48

4 2 3 2 4 1 4 2 2 2 251 3.49 3 3 5 1 9 26 29 7 1 0.89

5 4 2 2 3 3 2 5 4 1 248 3.44 3 3 7 1 7 26 28 8 2 1.01

6 4 4 4 5 2 3 2 5 4 285 3.96 4 4 5 1 16 43 8 4 1 0.83

7 2 4 3 2 3 2 2 2 1 262 3.64 4 4 5 1 20 24 12 14 2 1.17

8 1 4 2 3 2 1 1 2 2 248 3.44 4 4 5 1 8 33 18 9 4 1.03

9 2 2 3 3 2 3 4 2 2 234 3.25 3 4 5 1 6 25 24 15 2 0.98

10 2 3 2 4 4 4 2 3 2 255 3.54 4 4 5 1 13 30 14 13 2 1.07

11 1 2 3 2 1 2 4 2 3 251 3.49 3.5 3 5 1 13 23 24 10 2 1.03

12 3 2 5 4 1 2 3 2 4 294 4.08 4 5 5 1 31 27 5 7 2 1.07 784 1089 1024 1369 529 784 900 729 729 144644 2008.94 2116 2209 2916 784

7.01

594.65

Lampiran 3

169

Perubahan Data Ordinal ke Data Skala Menurut Standar MSI (Methode of Successive Interval)
1. Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X 1)
41 0.06 0.06 (1.58) 0.1143 (2.01) 1.00 0.13 0.19 (0.89) 0.2679 (1.19) 1.82 93 170 0.24 0.42 (0.20) 0.3913 (0.52) 2.49 332 0.46 0.88 1.19 0.1961 0.42 3.43 1.68 4.69 84 0.12 1.00 720

Frekuensi Proporsi Proporsi Kumulatif zi Densitas Nilai Skala Transformasi Pertanyaan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 5 5 5 2 9 5 4 3 1 2

Frekuensi Masing-masing Alternatif jawaban 2 13 9 8 5 11 16 7 10 7 7 3 10 11 18 15 20 17 19 27 18 15 4 36 37 35 40 27 30 34 25 35 33 5 8 10 6 10 5 4 8 7 11 15

Total Frekuensi 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Hasil Konversi Data Ordinal menjadi Data Interval pada Variabel X1

170

Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) No. Responden SMP Negeri 3 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 4 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 5 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 7 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 9 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 10 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 11 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 13 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 14 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 16 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Kristen BPK Penabur SMP Pasundan SMP PGRI Lembursitu SMP Islam Fatahillah SMP Yuwati Bakti SMP Negeri 2 Kukuruyuk SMP Negeri 3 Ciracap SMP Negeri 1 Ciema SMP Negeri 2 Santen Konsistensi 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
4.69 3.43 3.43 3.43 4.69 4.69 3.43 4.69 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 2.49 1.82

Efektivitas 2
3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 3.43 1.82 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43

Fleksibilitas 4
4.69 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 4.69 3.43 4.69 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 3.43

Akuntabilitas 6
3.43 3.43 3.43 2.49 1.82 3.43 3.43 3.43 2.49 1.82 3.43 3.43 3.43 1.82 2.49 1.82 3.43 3.43 3.43

Pengawasan & Evaluasi 7


3.43 2.49 3.43 3.43 2.49 4.69 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 1.00 3.43 3.43

Perbaikan & Pelaporan 9


4.69 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 4.69 4.69 4.69 2.49 2.49 4.69 3.43 3.43

Total
40.60 34.62 33.36 33.68 33.65 35.88 34.94 38.08 34.94 34.59 34.30 34.71 30.31 32.04 29.60 31.13 31.25 32.74 31.75

Ganjil
19.67 17.47 17.15 18.41 17.79 18.73 15.27 18.41 16.21 17.47 17.15 16.30 17.47 17.79 14.33 15.27 15.04 15.27 14.60

Genap
20.93 17.15 16.21 15.27 15.86 17.15 19.67 19.67 18.73 17.12 17.15 18.41 12.84 14.25 15.27 15.86 16.21 17.47 17.15

3
3.43 4.69 3.43 3.43 3.43 2.49 2.49 3.43 3.43 4.69 3.43 2.49 3.43 2.49 2.49 3.43 2.49 3.43 3.43

5
3.43 3.43 3.43 4.69 2.49 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 1.00 2.49 2.49 3.43 2.49 3.43 2.49 2.49

8
4.69 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 4.69 2.49 3.43 3.43 1.00 2.49 3.43 2.49 3.43 2.49 3.43

10
4.69 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 4.69 4.69 4.69 3.43 3.43 4.69 2.49 4.69 3.43 3.43 2.49 4.69 3.43

171

Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) No. 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 Responden SMP Negeri 1 Tegal SMP Negeri 2 Paran SMP Negeri 1 Colog SMP Negeri 1 Lengkong SMP Negeri 1 Ciema SMP Negeri 2 Nyalindung SMP Negeri 2 Jamparing SMP Negeri 1 Sukaraja SMP Negeri 1 Kendal Gorowong Karang Tumaritis SMP Negeri 1 Kadudampit SMP Negeri 1 Cis SMP Negeri 1 Ciak SMP Negeri 2 Narak SMP Negeri 1 Ciur SMP Negeri 1 Ciah SMP Negeri 1 Para salak SMP Negeri 1 Pa kuda SMP Negeri 1 Karangnunggal SMP Negeri 1 Ciso SMP Negeri 1 Ciki SMP Negeri 1 Sukalara SMP Negeri 1 Pura SMP Negeri 1 Cingin SMP Negeri 1 Citung SMP Negeri 1 Ciayan SMP Negeri 1 Ciak SMP Negeri 1 Kabangan Konsistensi 1
1.00 3.43 1.82 2.49 1.82 3.43 1.82 2.49 4.69 1.82 3.43 4.69 3.43 2.49 1.82 3.43 3.43 3.43 1.00 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 4.69 3.43

Efektivitas 2
4.69 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 2.49 4.69 3.43 3.43 3.43 3.43 4.69 2.49 4.69 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43

Fleksibilitas 4
3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 2.49 4.69 3.43 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 2.49 3.43 3.43 4.69 3.43

Akuntabilitas 6
3.43 3.43 3.43 1.82 2.49 1.82 3.43 3.43 3.43 1.82 2.49 2.49 4.69 3.43 3.43 1.00 3.43 3.43 2.49 1.82 4.69 3.43 3.43 3.43 1.00 1.82 4.69

Pengawasan & Evaluasi 7


2.49 2.49 2.49 2.49 4.69 3.43 3.43 1.00 3.43 3.43 4.69 4.69 3.43 2.49 2.49 2.49 2.49 2.49 2.49 4.69 3.43 3.43 1.00 1.82 2.49 1.82 4.69

Perbaikan & Pelaporan 9


4.69 3.43 3.43 3.43 2.49 2.49 3.43 3.43 2.49 1.82 3.43 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 3.43 2.49 2.49 2.49 2.49 2.49 3.43 3.43 4.69 3.43 4.69

Total
30.08 32.42 30.81 31.13 32.48 29.20 31.72 29.99 31.25 26.65 36.20 35.53 34.62 30.54 32.39 32.16 32.74 28.93 25.33 31.72 33.65 32.74 26.77 34.27 28.15 32.98 36.79

Ganjil
14.10 16.21 14.60 14.33 14.69 14.60 16.80 13.78 15.04 12.05 17.47 18.06 17.15 15.27 15.86 15.86 17.47 14.33 9.47 14.92 16.53 15.27 12.17 14.60 15.04 15.86 18.73

Genap
15.98 16.21 16.21 16.80 17.79 14.60 14.92 16.21 16.21 14.60 18.73 17.47 17.47 15.27 16.53 16.30 15.27 14.60 15.86 16.80 17.12 17.47 14.60 19.67 13.11 17.12 18.06

3
3.43 3.43 3.43 2.49 4.69 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 2.49 2.49 2.49 4.69 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43

5
2.49 3.43 3.43 3.43 1.00 1.82 4.69 3.43 1.00 2.49 2.49 1.82 3.43 3.43 3.43 1.82 4.69 3.43 1.00 1.82 2.49 2.49 1.82 3.43 1.00 2.49 2.49

8
1.00 3.43 3.43 3.43 2.49 2.49 4.69 2.49 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 2.49 2.49 2.49 1.82 1.82 3.43 1.82 2.49 1.82 4.69 1.82 3.43 1.82

10
3.43 2.49 2.49 3.43 4.69 3.43 1.82 3.43 3.43 2.49 4.69 3.43 2.49 3.43 3.43 4.69 2.49 2.49 4.69 3.43 3.43 3.43 3.43 4.69 3.43 2.49 4.69

172

Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) No. 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 Responden SMP Negeri 2 Waran SMP Negeri 2 Cimanu SMP Al-Qudsiyah SMP BPPI Bojong SMP Darul Hidayah SMP Daruttauhid Al-Islami SMP Islam Nurul Amal SMP Islam Para salak SMP YPI Pa kuda SMP Mardi Yuana Cicu SMP PGRI 1 Ciamr SMP PGRI 1 Cidahu SMP PGRI 183 Cicurug SMP PGRI Kalapa SMP PGRI Pa kuda SMP Plus Madaniah SMP Terpadu Al-Aziziyah SMP Plus Zainabiyah SMP Yapissa Ci urug SMP Taman Siswa Ci ak SMP Widya Praja SMP Islam Ci rang SMP Mardi Yuana Ci ak SMPIT At-Talsiriyah SMPIT Bani Yasin SMP Muhammadiyah 2 Ci at JUMLAH Konsistensi 1
3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 3.43 3.43 1.82 1.00 3.43 1.82 2.49 2.49 1.82 3.43 1.00 3.43 1.82 2.49 1.82 1.82 3.43 1.00 3.43 1.82 3.43 214.56

Efektivitas 2
3.43 2.49 4.69 3.43 3.43 1.00 1.82 2.49 1.82 3.43 1.00 1.00 1.82 2.49 2.49 2.49 1.82 3.43 1.00 1.82 4.69 1.82 1.00 1.82 2.49 1.82 222.58

Fleksibilitas 4
3.43 2.49 3.43 2.49 3.43 1.00 1.82 2.49 1.82 3.43 1.00 1.82 1.82 2.49 2.49 2.49 2.49 2.49 3.43 2.49 2.49 1.82 3.43 3.43 3.43 2.49 232.55

Akuntabilitas 6
1.82 2.49 1.82 1.82 3.43 1.00 1.82 3.43 4.69 1.82 2.49 2.49 3.43 3.43 1.00 2.49 1.82 2.49 2.49 2.49 3.43 2.49 2.49 1.82 1.00 2.49 198.11

Pengawasan & Evaluasi 7


3.43 3.43 1.82 2.49 1.82 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 2.49 3.43 3.43 3.43 1.82 3.43 3.43 3.43 2.49 1.82 1.00 4.69 3.43 1.82 2.49 218.19

Perbaikan & Pelaporan 9


2.49 3.43 2.49 3.43 1.82 4.69 3.43 1.00 1.82 2.49 3.43 3.43 3.43 3.43 3.43 2.49 2.49 1.82 3.43 3.43 3.43 2.49 1.82 1.82 1.82 2.49 230.20

Total
29.87 29.05 32.98 28.58 27.71 25.22 25.31 23.40 25.75 24.34 22.73 22.46 26.65 27.44 30.31 24.27 25.04 23.55 25.83 23.16 28.62 22.73 24.78 25.31 22.34 25.44

Ganjil
15.27 14.72 14.92 13.66 11.50 15.04 13.93 9.07 11.50 12.17 12.99 11.90 13.66 12.17 16.21 11.82 14.60 9.89 13.66 12.05 15.19 11.35 14.37 13.93 10.44 14.33

Genap
14.60 14.33 18.06 14.92 16.21 10.18 11.38 14.33 14.25 12.17 9.74 10.56 12.99 15.27 14.10 12.45 10.44 13.66 12.17 11.11 13.43 11.38 10.41 11.38 11.90 11.11

3
2.49 3.43 4.69 3.43 1.00 2.49 1.82 1.00 3.43 1.00 1.82 2.49 1.82 1.00 3.43 1.82 1.82 1.82 2.49 1.82 3.43 1.00 3.43 1.82 2.49 2.49 212.57

5
3.43 1.00 2.49 1.82 3.43 1.00 1.82 1.82 1.82 1.82 3.43 1.00 2.49 2.49 2.49 4.69 3.43 1.00 1.82 2.49 4.69 3.43 3.43 3.43 2.49 3.43 194.88

8
2.49 3.43 4.69 2.49 3.43 2.49 2.49 2.49 2.49 2.49 1.82 3.43 3.43 3.43 4.69 2.49 2.49 1.82 3.43 2.49 1.00 1.82 2.49 2.49 2.49 1.82 207.01

10
3.43 3.43 3.43 4.69 2.49 4.69 3.43 3.43 3.43 1.00 3.43 1.82 2.49 3.43 3.43 2.49 1.82 3.43 1.82 1.82 1.82 3.43 1.00 1.82 2.49 2.49 235.63

2166.28

1070.40

1095.88

173

Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1) No. Responden RATA-RATA Konsistensi 1


2.98

Efektivitas 2
3.09

Fleksibilitas 4
3.23

Akuntabilitas 6
2.75

Pengawasan & Evaluasi 7


3.03

Perbaikan & Pelaporan 9


3.20

Total 30.09

Ganjil 14.87

Genap 15.22

3
2.95

5
2.71

8
2.88

10
3.27

2.

Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)

174

Frekuensi Proporsi Proporsi Kumulatif zi Densitas Nilai Skala Transformasi Pertanyaan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 7 3 1 1 2 1 7 4 7 0.05 0.05

35

114 0.16 0.21 (0.82) 0.2857 (1.17) 1.91

191 0.27 0.47 (0.07) 0.3980 (0.42) 2.65

266 0.37 0.84 1.00 0.2416 0.42 3.50

114 0.16 1.00

720

(1.66) 0.1008 (2.07) 1.00

1.53 4.60

Frekuensi Masing-masing Alternatif jawaban 2 6 10 12 8 10 12 13 8 11 24 3 22 22 16 21 28 16 14 23 10 19 4 27 29 24 29 25 27 29 25 35 16 5 15 4 17 13 8 15 15 9 12 6

Total Frekuensi 72 72 72 72 72 72 72 72 72 72

Hasil Konversi Data Ordinal menjadi Data Interval pada Variabel X2

175

No.

Responden

Fokus Pada Pelanggan 1


3.50 3.50 4.60 2.65 4.60 2.65 4.60 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 2.65 3.50 4.60 4.60 3.50 2.65 3.50 3.50 3.50

Obsesi terhadap Kualitas 2


3.50 4.60 3.50 3.50 3.50 3.50 4.60 3.50 2.65 2.65 3.50 3.50 2.65 2.65 3.50 3.50 3.50 3.50 2.65 3.50 3.50 2.65

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) PemaMencari haman Pengembangan Memiliki Kesalaha Struktur Kebebasan Kesatuan n dalam PekerjaTerkendali Tujuan Sistem an 3 4 5 6 7 8
4.60 3.50 3.50 3.50 4.60 4.60 4.60 4.60 3.50 4.60 4.60 3.50 2.65 3.50 4.60 4.60 3.50 3.50 2.65 2.65 3.50 4.60 3.50 4.60 3.50 4.60 4.60 3.50 4.60 2.65 2.65 2.65 3.50 3.50 3.50 4.60 2.65 4.60 3.50 4.60 3.50 4.60 2.65 2.65 3.50 2.65 2.65 3.50 3.50 2.65 3.50 3.50 3.50 3.50 2.65 3.50 3.50 4.60 3.50 4.60 2.65 2.65 2.65 4.60 3.50 3.50 3.50 4.60 4.60 4.60 3.50 4.60 2.65 3.50 3.50 4.60 3.50 3.50 2.65 2.65 2.65 3.50 3.50 4.60 4.60 4.60 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 4.60 3.50 4.60 3.50 3.50 3.50 4.60 4.60 4.60 3.50 3.50 4.60 4.60 2.65 4.60 3.50 3.50 3.50 4.60 3.50 2.65 2.65 2.65 3.50 4.60 3.50 3.50 2.65 3.50 3.50 2.65 3.50 2.65 2.65 3.50 3.50 3.50 2.65 2.65 1.91 1.00

Kerja sama tim 9


4.60 3.50 3.50 3.50 3.50 4.60 3.50 3.50 3.50 2.65 3.50 3.50 4.60 3.50 3.50 3.50 4.60 3.50 3.50 3.50 3.50 4.60

Pendidikan Berkelanjutan 10
3.50 3.50 2.65 3.50 3.50 3.50 4.60 1.91 2.65 2.65 4.60 3.50 1.91 2.65 2.65 2.65 2.65 3.50 4.60 1.91 2.65 2.65

Total

Ganjil

Genap

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

37.20 36.60 34.65 36.60 38.30 38.80 39.65 33.66 31.60 34.90 37.45 35.25 31.96 32.95 33.80 39.65 34.65 37.45 32.95 35.01 31.71 33.25

19.70 16.65 17.75 17.75 19.70 19.10 19.70 18.60 17.50 18.85 18.85 18.60 17.75 17.75 19.70 21.90 18.00 17.75 14.95 17.75 17.50 20.80

17.50 19.95 16.90 18.85 18.60 19.70 19.95 15.06 14.10 16.05 18.60 16.65 14.21 15.20 14.10 17.75 16.65 19.70 18.00 17.26 14.21 12.45

176

No.

Responden

Fokus Pada Pelanggan 1


4.60 4.60 4.60 3.50 4.60 3.50 2.65 4.60 4.60 3.50 3.50 2.65 3.50 4.60 3.50 3.50 3.50 2.65 3.50 3.50 2.65 4.60

Obsesi terhadap Kualitas 2


3.50 2.65 3.50 3.50 2.65 2.65 2.65 2.65 3.50 1.91 2.65 1.91 3.50 3.50 3.50 2.65 1.91 3.50 3.50 3.50 2.65 1.91

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) PemaMencari haman Pengembangan Memiliki Kesalaha Struktur Kebebasan Kesatuan n dalam PekerjaTerkendali Tujuan Sistem an 3 4 5 6 7 8
3.50 4.60 4.60 4.60 3.50 3.50 2.65 2.65 2.65 3.50 3.50 1.91 2.65 2.65 3.50 1.91 2.65 2.65 1.91 3.50 3.50 3.50 2.65 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 2.65 3.50 2.65 3.50 2.65 2.65 3.50 3.50 4.60 3.50 2.65 3.50 3.50 4.60 3.50 2.65 4.60 4.60 2.65 1.91 3.50 3.50 2.65 3.50 2.65 2.65 3.50 1.91 2.65 2.65 2.65 3.50 4.60 3.50 2.65 2.65 3.50 3.50 3.50 3.50 2.65 2.65 1.91 4.60 3.50 3.50 3.50 4.60 1.91 2.65 1.91 3.50 3.50 4.60 4.60 1.91 2.65 2.65 1.91 4.60 3.50 1.91 2.65 1.91 3.50 3.50 4.60 4.60 1.91 2.65 1.91 1.91 4.60 4.60 4.60 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 2.65 1.91 2.65 2.65 2.65 4.60 3.50 3.50 3.50 2.65 3.50 3.50 4.60 1.00 2.65 4.60 3.50 2.65 4.60 4.60 3.50 1.00 3.50 1.00

Kerja sama tim 9


3.50 3.50 4.60 4.60 4.60 2.65 4.60 3.50 3.50 3.50 4.60 3.50 1.91 2.65 3.50 3.50 2.65 1.91 4.60 3.50 3.50 3.50

Pendidikan Berkelanjutan 10
2.65 2.65 1.91 4.60 3.50 3.50 1.91 2.65 1.91 3.50 1.91 2.65 1.91 3.50 1.00 1.91 2.65 1.91 1.91 1.00 1.00 1.00

Total

Ganjil

Genap

23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44

34.65 34.16 33.31 35.37 34.76 34.40 31.36 33.80 30.37 32.81 30.73 22.74 28.78 35.75 33.85 31.22 33.31 29.63 31.22 29.40 28.36 28.17

19.70 19.21 19.10 16.52 19.70 16.65 17.15 18.85 15.31 15.80 17.01 11.88 15.31 17.15 17.75 15.91 16.90 14.21 16.16 16.65 15.80 17.01

14.95 14.95 14.21 18.85 15.06 17.75 14.21 14.95 15.06 17.01 13.72 10.86 13.47 18.60 16.10 15.31 16.41 15.42 15.06 12.75 12.56 11.16

177

No.

Responden

Fokus Pada Pelanggan 1


2.65 2.65 2.65 2.65 3.50 2.65 1.00 1.91 1.91 2.65 3.50 1.00 1.91 2.65 2.65 2.65 2.65 3.50 4.60 2.65 1.91 3.50

Obsesi terhadap Kualitas 2


1.00 3.50 1.00 2.65 2.65 2.65 1.91 3.50 1.00 1.00 1.00 2.65 1.91 4.60 3.50 3.50 4.60 1.91 2.65 2.65 1.91 1.00

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) PemaMencari haman Pengembangan Memiliki Kesalaha Struktur Kebebasan Kesatuan n dalam PekerjaTerkendali Tujuan Sistem an 3 4 5 6 7 8
3.50 4.60 3.50 4.60 4.60 4.60 2.65 1.91 3.50 3.50 1.91 2.65 1.91 1.00 1.91 2.65 2.65 2.65 1.91 3.50 1.91 2.65 3.50 2.65 4.60 4.60 3.50 3.50 1.91 2.65 1.91 3.50 3.50 3.50 1.91 2.65 1.91 1.00 1.91 2.65 1.91 1.91 2.65 2.65 2.65 2.65 2.65 2.65 2.65 4.60 1.91 2.65 1.91 3.50 1.91 2.65 1.91 3.50 1.91 2.65 2.65 1.91 3.50 3.50 4.60 1.91 3.50 3.50 3.50 3.50 1.91 3.50 1.91 2.65 1.91 3.50 1.00 1.91 2.65 2.65 1.91 3.50 4.60 4.60 1.91 2.65 3.50 1.00 2.65 1.91 3.50 3.50 3.50 1.91 2.65 2.65 2.65 2.65 3.50 3.50 1.91 2.65 1.91 3.50 3.50 3.50 1.91 2.65 1.91 4.60 3.50 2.65 2.65 2.65 4.60 2.65 4.60 1.00 3.50 4.60 1.91 1.00 3.50 3.50 3.50 1.91 2.65 1.91 1.00 3.50 1.91 1.91

Kerja sama tim 9


1.91 3.50 1.91 2.65 2.65 2.65 2.65 3.50 1.91 3.50 1.91 1.91 1.91 3.50 1.00 1.91 1.91 2.65 1.91 1.00 1.00 1.00

Pendidikan Berkelanjutan 10
1.91 2.65 1.91 3.50 1.91 1.00 1.91 2.65 1.91 3.50 1.00 1.91 4.60 4.60 3.50 2.65 1.91 1.91 1.91 3.50 1.00 1.91

Total

Ganjil

Genap

45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66

26.77 30.26 27.87 32.95 31.47 29.71 23.10 25.07 22.11 31.90 21.14 22.68 24.12 31.30 23.70 25.92 29.03 27.19 23.21 27.51 22.30 22.13

13.36 15.31 14.21 16.05 16.90 16.41 10.86 12.62 11.88 15.80 12.73 11.71 9.55 13.30 9.38 13.36 13.36 14.21 13.83 13.30 11.33 13.66

13.41 14.95 13.66 16.90 14.57 13.30 12.24 12.45 10.23 16.10 8.41 10.97 14.57 18.00 14.32 12.56 15.67 12.98 9.38 14.21 10.97 8.47

178

No.

Responden

Fokus Pada Pelanggan 1


1.91 2.65 2.65 2.65 1.91 4.60

Obsesi terhadap Kualitas 2


1.00 1.91 2.65 1.91 3.50 2.65 204.30 2.84

Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2) PemaMencari haman Pengembangan Memiliki Kesalaha Struktur Kebebasan Kesatuan n dalam PekerjaTerkendali Tujuan Sistem an 3 4 5 6 7 8
1.91 3.50 1.91 1.91 1.00 1.00 230.52 3.20 2.65 4.60 3.50 1.91 3.50 2.65 233.23 3.24 2.65 2.65 1.91 3.50 1.00 2.65 218.60 3.04 1.91 2.65 3.50 3.50 2.65 2.65 230.82 3.21 1.00 1.91 2.65 2.65 2.65 3.50 233.43 3.24 1.91 3.50 1.91 2.65 2.65 2.65 212.13 2.95

Kerja sama tim 9


2.65 3.50 3.50 3.50 4.60 3.50 229.21 3.18

Pendidikan Berkelanjutan 10
1.91 2.65 2.65 1.91 3.50 1.91 186.79 2.59

Total

Ganjil

Genap

67 68 69 70 71 72 JUMLAH RATA-RATA

19.50 29.52 26.83 26.09 26.96 27.76 2214.29 30.75

10.12 14.21 12.62 14.21 11.16 15.25 1147.02 15.93

9.38 15.31 14.21 11.88 15.80 12.51 1067.27 14.82

235.26 3.27

3.

Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)


24 101 201 333 204 863

Frekuensi

179

Proporsi Proporsi Kumulatif zi Densitas Nilai Skala Transformasi Pertanyaan ke


1

0.03 0.03 (1.91) 0.0639 (2.30) 1.00

0.12 0.14 (1.06) 0.2278 (1.40) 1.90

0.23 0.38 (0.31) 0.3801 (0.65) 2.64

0.39 0.76 0.72 0.3083 0.19 3.48 Total Frekuensi 72 72 72 72 71 72 72 72 72 72 72 72

0.24 1.00 1.30 4.60

Frekuensi Masing-masing Alternatif jawaban


2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

3 3 0 1 2 1 2 4 2 2 2 2

6 8 0 7 8 4 14 9 15 13 10 7

24 15 0 29 28 8 12 18 24 14 24 5

34 17 25 26 26 43 24 33 25 30 23 27

5 29 47 9 7 16 20 8 6 13 13 31

Hasil Konversi Data Ordinal menjadi Data Interval pada Variabel Y

180

Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) No. Responden


Stand ar Isi 1 2 4.60 4.60 3.48 4.60 3.48 4.60 4.60 4.60 3.48 4.60 4.60 2.64 2.64 4.60 4.60 2.64 4.60 3.48 3.48 4.60 1.90 4.60 1.00 SKL 3 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 3.48 Standar Proses 4 2.64 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 4.60 2.64 4.60 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48 4.60 4.60 4.60 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 5 2.64 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 2.64 FALSE 3.48 3.48 2.64 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 3.48 3.48 3.48 4.60 3.48 Standar Pendidik dan Tendik 6 4.60 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 4.60 3.48 4.60 4.60 3.48 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 4.60 7 4.60 4.60 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 4.60 2.64 2.64 1.90 1.90 1.90 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 2.64 2.64 2.64 Standar Sarana dan Prasarana 8 4.60 3.48 4.60 4.60 3.48 2.64 3.48 4.60 2.64 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 2.64 3.48 3.48 4.60 9 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 2.64 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 1.90 3.48 3.48 3.48 1.90 3.48 1.90 2.64 2.64 2.64 Standar Pengelo -laan 10 4.60 3.48 3.48 4.60 3.48 4.60 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 2.64 2.64 3.48 2.64 4.60 3.48 3.48 3.48 3.48 4.60 3.48 2.64 Standar Pembiayaan 11 4.60 3.48 4.60 3.48 4.60 2.64 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 3.48 4.60 3.48 4.60 2.64 2.64 3.48 2.64 4.60 Standar Penilaian 12 4.60 4.60 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 3.48 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 49.32 48.48 47.36 48.48 45.68 42.60 47.64 41.08 46.52 48.48 45.68 41.48 41.02 42.24 44.94 47.64 48.76 44.10 41.20 41.86 41.86 41.76 39.28 23.68 24.24 24.24 22.00 23.68 20.32 22.28 18.80 24.24 24.24 22.56 21.16 20.70 19.96 20.42 24.24 22.28 20.98 20.32 19.58 20.32 20.60 19.48 25.64 25.36 23.12 25.36 23.12 21.16 24.24 21.44 23.40 25.36 22.00 21.16 22.28 20.70 25.36 22.28 26.48 21.54 20.88 20.70 19.58 20.32 19.80

Total

Ganjil

Genap

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

2.64 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 3.48 3.48 3.48 3.48 4.60 3.48 2.64 4.60 3.48 3.48 4.60 2.64 2.64 3.48 3.48 3.48 2.64

181

Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) No. Responden


Stand ar Isi 1 2 4.60 1.90 4.60 1.90 4.60 3.48 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 4.60 4.60 2.64 4.60 3.48 4.60 3.48 4.60 2.64 3.48 4.60 3.48 SKL 3 4.60 3.48 4.60 3.48 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 3.48 3.48 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 3.48 4.60 4.60 3.48 4.60 3.48 Standar Proses 4 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 2.64 3.48 3.48 2.64 2.64 2.64 1.90 3.48 2.64 5 2.64 2.64 2.64 2.64 3.48 3.48 3.48 1.90 4.60 2.64 2.64 3.48 2.64 4.60 3.48 3.48 2.64 2.64 1.00 2.64 2.64 2.64 2.64 Standar Pendidik dan Tendik 6 3.48 3.48 3.48 2.64 4.60 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 3.48 3.48 7 3.48 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 3.48 4.60 4.60 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 4.60 4.60 3.48 3.48 3.48 Standar Sarana dan Prasarana 8 4.60 2.64 3.48 2.64 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 2.64 3.48 3.48 3.48 3.48 9 2.64 3.48 2.64 2.64 2.64 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 3.48 2.64 3.48 2.64 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 2.64 2.64 Standar Pengelo -laan 10 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 3.48 2.64 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 2.64 3.48 4.60 2.64 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 3.48 Standar Pembiayaan 11 4.60 2.64 4.60 3.48 3.48 2.64 2.64 2.64 3.48 3.48 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 1.90 3.48 2.64 2.64 4.60 4.60 3.48 3.48 Standar Penilaian 12 3.48 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 4.60 3.48 4.60 4.60 3.48 3.48 2.64 3.48 4.60 3.48 4.60 3.48 4.60 4.60 44.84 40.18 44.84 38.22 46.80 42.60 41.76 42.14 45.68 43.44 39.24 45.68 40.92 41.76 42.60 37.94 43.44 39.90 40.12 42.04 37.94 41.76 40.36 21.44 21.44 22.56 20.32 22.28 21.44 20.32 19.86 24.24 21.44 18.36 20.32 19.48 22.56 20.32 19.58 21.16 18.74 19.80 22.56 20.32 19.48 19.20 21.44 18.74 21.44 17.06 22.56 21.16 22.28 21.16 21.44 21.16 20.04 24.24 21.44 19.20 20.32 19.20 21.16 21.16 20.32 18.64 17.62 22.28 20.32

Total

Ganjil

Genap

24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46

3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 2.64 3.48 4.60 3.48 2.64 3.48 2.64 3.48 2.64 3.48 1.90 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48

182

Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) No. Responden


Stand ar Isi 1 2 1.90 2.64 2.64 4.60 2.64 1.90 1.00 1.90 2.64 4.60 2.64 2.64 4.60 3.48 4.60 2.64 4.60 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 2.64 SKL 3 3.48 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 3.48 3.48 4.60 3.48 3.48 4.60 4.60 4.60 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 4.60 3.48 Standar Proses 4 2.64 3.48 2.64 2.64 2.64 2.64 3.48 2.64 4.60 2.64 2.64 2.64 2.64 1.90 3.48 3.48 3.48 1.90 2.64 1.90 3.48 1.00 3.48 5 3.48 4.60 3.48 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 1.90 3.48 4.60 1.90 1.90 2.64 2.64 1.90 4.60 3.48 1.90 1.90 2.64 2.64 1.90 Standar Pendidik dan Tendik 6 3.48 3.48 3.48 3.48 2.64 3.48 3.48 4.60 1.90 3.48 3.48 1.00 2.64 1.90 3.48 4.60 3.48 3.48 3.48 3.48 4.60 1.90 2.64 7 3.48 3.48 2.64 3.48 2.64 1.90 3.48 2.64 1.90 2.64 1.90 1.90 1.90 3.48 1.00 1.90 2.64 1.90 3.48 2.64 1.90 2.64 1.90 Standar Sarana dan Prasarana 8 2.64 3.48 3.48 2.64 2.64 2.64 2.64 1.90 2.64 1.90 2.64 1.90 1.00 1.90 2.64 1.90 3.48 1.00 3.48 1.90 2.64 1.90 1.00 9 2.64 1.90 2.64 3.48 1.90 2.64 1.90 3.48 1.00 1.90 1.90 1.90 2.64 2.64 1.90 1.00 3.48 1.90 1.90 2.64 2.64 1.90 2.64 Standar Pengelo -laan 10 2.64 1.90 3.48 1.90 2.64 1.90 1.90 1.90 1.00 3.48 1.90 2.64 1.90 1.00 3.48 1.90 1.90 1.90 2.64 1.90 3.48 3.48 3.48 Standar Pembiayaan 11 2.64 3.48 3.48 3.48 1.90 2.64 2.64 1.90 1.90 3.48 3.48 1.90 2.64 2.64 2.64 2.64 1.90 1.00 1.90 2.64 1.90 1.00 1.90 Standar Penilaian 12 3.48 4.60 2.64 1.90 4.60 3.48 3.48 3.48 4.60 3.48 1.90 2.64 1.90 4.60 3.48 1.00 1.90 2.64 1.90 4.60 3.48 1.00 1.90 35.14 40.28 35.08 37.48 33.84 32.82 33.60 32.46 28.56 38.32 32.46 28.02 31.84 34.26 36.58 29.08 38.70 28.80 32.92 32.46 37.48 25.70 28.86 18.36 20.70 16.72 20.32 16.04 16.78 17.62 16.04 11.18 18.74 17.26 14.56 17.16 19.48 15.42 13.56 19.86 14.40 15.30 15.20 17.16 13.78 13.72 16.78 19.58 17.52 18.74 17.06 16.78 15.98 18.00 17.38 18.00 15.20 12.72 15.42 16.42 19.58 14.62 20.42 14.40 16.88 18.00 19.48 10.34 14.30

Total

Ganjil

Genap

47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69

2.64 2.64 1.00 2.64 3.48 3.48 3.48 1.90 1.00 2.64 1.90 3.48 3.48 3.48 2.64 2.64 2.64 2.64 2.64 1.90 3.48 1.00 1.90

183

Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y) No. Responden


Stand ar Isi 1 2 1.90 1.00 1.90 250.36 3.48 SKL 3 3.48 3.48 3.48 303.20 4.21 Standar Proses 4 1.90 1.90 1.90 222.74 3.09 5 4.60 3.48 1.00 213.80 3.01 Standar Pendidik dan Tendik 6 1.90 4.60 3.48 252.96 3.51 7 1.90 1.90 1.00 235.80 3.28 Standar Sarana dan Prasarana 8 1.00 1.90 1.90 220.26 3.06 9 3.48 1.90 1.90 208.46 2.90 Standar Pengelo -laan 10 1.90 2.64 1.90 227.86 3.16 Standar Pembiayaan 11 3.48 1.90 2.64 224.20 3.11 Standar Penilaian 12 2.64 1.90 3.48 265.06 3.68 30.82 28.50 28.06 2843.78 39.50 19.58 14.56 13.50 1404.54 19.51 12.82 13.20 14.56 1419.84 19.72

Total

Ganjil

Genap

70 71 72
JUMLAH RATA-RATA

2.64 1.90 3.48 219.08 3.04

Lampiran 4

Tabel Pengolahan Data Deskriptif Hasil Penelitian

184

1.
No.

Variabel Pelaksanaan Anggaran Sekolah (X1)


Pernyataan f 5 % f 4 % Skor Jawaban 3 f % f 2 % f 1 % Jumlah Skor

Dimensi: Konsistensi Pelaksanaan Anggaran Pelaksanaan anggaran sesuai dengan sasaran-sasaran kegiatan sekolah yang 1 tersusun dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS). Dimensi Konsistensi Pelaksanaan Anggaran Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase Dimensi: Efektivitas Pelaksanaan Anggaran 2 Penggunaan anggaran terarah dan terkendali sesuai dengan rencana yang tertuang program/kegiatan Penggunaan anggaran hemat, tidak mewah, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang disyaratkan. Dimensi: Efektivitas Anggaran Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase Dimensi: Fleksibilitas

16.33

36

58.78

10

12.24

13

10.61

2.04

245

16.33

36

58.78

10

12.24

13

10.612

2.0408

245 245

5 x 1 x 72

360 68.06

10

19.69

37

58.27

11

12.99

7.09

1.9685

254

6 16

12.24 31.93

35 72

57.14 115.4

18 29

22.04 35.03 5 x 2 x 72

8 17

6.5306 13.617

5 10

2.0408 4.0093

245 499 499 720 69.31

185

No.

Pernyataan f Pelaksanaan anggaran dilakukan secara luwes, tidak kaku, disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang berlangsung. Perubahan anggaran dilakukan jika terjadi ketidaksesuaian antara satuan-satuan kegiatan dengan jumlah anggaran yang tersedia, atau satuan kegiatan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah sehingga perlu diganti dengan satuan kegiatan lain yang lebih memungkinkan Dimensi: Fleksibilitas Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase

5 % 18.73 f 40

4 % 59.93

Skor Jawaban 3 f % f 15 16.85 5

2 % 3.75 f 2

1 % 0.7491

Jumlah Skor

10

267

11.16

27

48.21

20

26.79

11

9.82

4.0179

224

15

29.887

67

108.1

35

43.64 5 x 2 x 72

16

13.567

11

4.7669

491 491 720 68.19

Dimensi: Akuntabilitas dan Transparansi Anggaran sekolah disampaikan kepada masyarakat melalui media tertentu serta penggunaannya dipublikasikan secara bertahap sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dimensi: Akuntabilitas dan Transparansi Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase Dimensi: Monitoring dan Evaluasi 5 x 1 x 72

8.77

30

52.63

17

22.37

16

14.04

2.193

228

8.7719

30

52.63

17

22.37

16

14.035

2.193

228 228 360 63.33

186

No.

Pernyataan f Pengawasan dilakukan secara internal terpadu oleh kepala sekolah, komite sekolah, guru-guru, serta warga sekolah lainnya. Evaluasi penggunaan anggaran dilakukan secara berkala setiap bulan, setiap kegiatan yang dilaksanakan, pada pertengahan pelaksanaan anggaran, serta pada akhir tahun kegiatan. Dimensi: Monitoring dan Evaluasi Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase

5 % 15.94 f 34

4 % 54.18

Skor Jawaban 3 f % f 19 22.71 7

2 % 5.58 f 4

1 % 1.59

Jumlah Skor 251

14.64

25

41.84

27

33.89

10

8.37

1.26

239

15

30.581

59

96.02

46

56.6 5 x 2 x 72

17

13.946

2.8489

490 490 720 68.06

Dimensi: Perbaikan dan Pelaporan 9 Perbaikan anggaran dilakukan demi pencapaian tujuan kegiatan secara efektif, efisien, serta mempertimbangkan kondisi dan situasi yang berlangsung. Pelaporan dilakukan setiap bulan, setiap triwulan, pada akhir semester, dan pada akhir tahun pelajaran. Dimensi: Perbaikan dan Pelaporan Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase 5 x 2 x 72 11 20.83 35 53.03 18 20.45 7 5.30 1 0.38 264

10

15 26

27.99 48.818

33 68

49.25 102.3

15 33

16.79 37.25

7 14

5.22 10.527

2 3

0.75 1.1251

268 532 532 720 73.89

2.

Variabel Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (X2)

187

No.

Pernyataan f

5 % f

4 %

Skor Jawaban 3 f %

2 f % f

1 %

Jumlah Skor

Dimensi: Fokus pada Pelanggan Seluruh komponen sekolah (tenaga pendidik dan kependidikan) memberikan pelayanan terbaik dan maksimal kepada peserta didik dan masyarakat pengguna jasa pendidikan. Dimensi: Fokus pada pelanggan Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase Dimensi: Memiliki Obsesi terhadap Kualitas Seluruh komponen sekolah (tenaga pendidik dan kependidikan) secara agresif berusaha mencapai kualitas pelayanan pendidikan tertentu dalam rangka melampaui harapan pelanggannya (peserta didik dan masyarakat pengguna jasa pendidikan). Dimensi: Obsesi terhadap kualitas Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase Dimensi: Memiliki Pemahaman terhadap Struktur Pekerjaan 5 x 1 x 72 5 x 1 x 72

15

28.52

27

41.06

22

25.1

4.5627

0.7605

263

15

28.52

27

41.06

22

25.1

4.5627

0.7605

263 263 360 73.06

8.73

29

50.66

22

28.82

10

8.7336

3.0568

229

8.73

29

50.66

22

28.82

10

8.7336

3.0568

229 229 360 63.61

188

No.

Pernyataan f Setiap komponen sekolah (terutama guru) memiliki pemahaman mendalam tentang peran, tugas, serta tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik/kependidikan sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Dimensi: Pemahaman Struktur Kerja Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase

5 % f

4 %

Skor Jawaban 3 f %

2 f % f

1 %

Jumlah Skor

17

33.20

24

37.5

16

18.75

12

9.375

1.1719

256

17

33.20

24

37.5

16

18.75 5 x 1 x 72

12

9.375

1.1719

256 256 360 71.11

Dimensi: Mengembangkan Kebebasan yang Terkendali Guru dan staf sekolah lainnya harus selalu peka terhadap segala situasi perkembangan zaman sehingga dapat melakukan improvisasi pekerjaan dalam kerangka aturan yang berlaku. Guru selalu berusaha menemukan inovasi pembelajaran bagi kepentingan peserta didik Dimensi: Kebebasan yang terkendali Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase Dimensi: Memiliki Kesatuan Tujuan 5 x 2 x 72

13

24.90

29

44.44

21

24.14

6.13

0.38

261

8 21

16.33 41.231

25 54

40.82 85.26

28 49

34.29 58.42

10 18

8.16 14.294

1 2

0.41 0.7913

245 506 506 720 70.28

189

No.

Pernyataan f Seluruh komponen sekolah memiliki kesatuan tujuan yang sama dalam mengembangkan mutu layanan sekolah Kesatuan tujuan ini secara filosofis dan strategis tertuang dalam visi, misi, dan strategi sekolah dalam mencapai sasaran mutu. Dimensi: Kesatuan tujuan Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase

5 % 29.18 f 27

4 % 42.02

Skor Jawaban 3 f % 16 18.68

2 f 12 % 9.34 f 2

1 % 0.78

Jumlah Skor 257

15

15 30

28.85 58.029

29 56

44.62 86.64

14 30

16.15 34.83 5 x 2 x 72

13 25

10.00 19.339

1 3

0.38 1.1628

260 517 517 720 71.81

Dimensi: Mencari dan Menemukan Kesalahan dalam Sistem Pada kondisi tertentu, guru dan tenaga kependidikan mencari dan menemukan kesalahan yang terjadi dalam sistem dalam upaya mengatasi masalah dan memperbaiki kinerja Dimensi: Mencari kesalahan dalam sistem Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase Dimensi: Mengembangkan kerja sama tim 5 x 1 x 72

18.99

25

42.19

23

29.11

6.7511

2.9536

237

18.99

25

42.19

23

29.11

6.7511

2.9536

237 237 360 65.83

190

No.

Pernyataan f Seluruh komponen sekolah berkeyakinan bahwa kerja sama tim akan dapat memberikan hasil yang jauh lebih baik daripada bekerja secara individu Dimensi: Kerja sama tim Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase

5 % 23.44 23.44 f 35 35

4 % 54.69 54.69

Skor Jawaban 3 f % 10 10 11.72 11.72 5 x 1 x 72

2 f 11 11 % 8.5938 8.5938 f 4 4

1 % 1.5625 1.5625

Jumlah Skor

12 12

256 256 256 360 71.11

Dimensi: Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan Seluruh komponen sekolah memiliki pandangan bahwa belajar terus-menerus dan belajar sepanjang hayat merupakan unsur yang fundamental dalam pengembangan mutu pelayanan sekolah, sehingga guru dan tenaga pendidik berusaha menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal (melanjutkan studi ke S2 dan S3) maupun pendidikan non formal. Dimensi: Diklat berkelanjutan Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase 5 x 1 x 72

10

14.56

16

31.07

19

27.67

24

23.301

3.3981

206

14.56

16

31.07

19

27.67

24

23.301

3.3981

206 206 360 57.22

191

3.
No.

Variabel Peningkatan Kualitas Pendidikan (Y)


Pernyataan f 5 % 10.08 f 34 4 % 54.84 Skor Jawaban 3 f % 24 29.03 2 f 6 % 4.8387 f 3 1 % 1.2097 Jumlah Skor

Dimensi: Pelaksanaan Standar Isi 1 Sekolah mengembangkan sendiri standar isi menjadi
KTSP yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan pendidikan yang berlangsung di sekolah sesuai dengan indikator-indikator berikut.

248

a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n.

Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Beragam dan terpadu Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Relevan dengan kebutuhan kehidupan Menyeluruh dan berkesinambungan Belajar sepanjang hayat Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkem-bangan dan kemampuan peserta didik Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Tuntutan pembangunan daerah dan nasional Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Keragaman dan perbedaan agama Dinamika perkembangan global

192

No.

Pernyataan f

5 % f

4 %

Skor Jawaban 3 f %

2 f % f

1 %

Jumlah Skor

o. p. q. r.
Jumlah

Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan Kondisi sosial budaya masyarakat setempat Kesetaraan jender Karakteristik satuan pendidikan

Dimensi Pelaksanaan Standar Isi

10.081

34

54.84

24

29.03

4.8387

1.2097

248 248 360 68.89

Skor Ideal Kategori Persentase

5 x 1 x 72

Dimensi: Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan 2 Standar kompetensi lulusan yang ditetapkan dalam
Permendiknas Nomor 23 tahun 2006 dapat terpenuhi. SKL untuk tingkat satuan pendidikan SLTP adalah sebagai berikut. a) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja b) Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri c) Menunjukkan sikap percaya diri d) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas e) Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional f) Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif g) Menunjukkan kemampuan berpikir logis,

29

52.35

17

24.55

15

16.25

5.78

1.083

277

193

No.

Pernyataan f
kritis, kreatif, dan inovatif h) Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya i) Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari j) Mendeskripsi gejala alam dan sosial k) Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab l) Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia m) Menghargai karya seni dan budaya nasional n) Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya o) Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu Luang p) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun q) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat r) Menghargai adanya perbedaan pendapat s) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana t) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

5 % f

4 %

Skor Jawaban 3 f %

2 f % f

1 %

Jumlah Skor

194

No.

Pernyataan f
u) sederhana. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah.

5 % f

4 %

Skor Jawaban 3 f %

2 f % f

1 %

Jumlah Skor

Kelulusan siswa dalam tiga tahun terakhir pada mata pelajaran berikut mencapai kategori baik (rata-rata di atas 7,50).

(e) Bahasa Indonesia (f) Bahasa Inggris

47

70.15

25

29.85

335

(g) Matematika (h) IPA Dimensi: Pencapaian Standar Kompetensi Lulusan Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase

76

122.5

42

54.4

15

16.25

5.7762

1.083

612 612

5 x 2 x 72

720 85.00

Dimensi: Pelaksanaan Standar Proses

195

No.

Pernyataan f Sekolah melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar
Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dimensi: Pelaksanaan Standar Proses Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase

5 % f

4 %

Skor Jawaban 3 f %

2 f % f

1 %

Jumlah Skor

17.93

26

41.43

29

34.66

5.58

0.3984

251

14.52

26

43.15

28

34.85

6.64

0.8299

241

32.45

26

84.59

28

69.52

12.22

1.2283

492 492 720 68.33

5 x 2 x 72

Dimensi: Ketercapaian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 6


Tenaga pendidik telah memenuhi kualifikasi minimal sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2006 (Berijazah minimal S-1/D-IV dan memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan

16

28.07

43

60.35

8.42

2.81

0.35

285

196

No.

Pernyataan f
kompetensi sosial yang dipersyaratkan).

5 % f

4 %

Skor Jawaban 3 f %

2 f % f

1 %

Jumlah Skor

Tenaga pendidik telah tersertifikasi sesuai dengan substansi Permendiknas Nomor 18 tahun 2007. Dimensi: Ketercapaian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase

7 23

13.51 41.584

38 81

58.69 119

19 27

22.01 30.43

6 10

4.63 7.4402

3 4

1.16 1.5092

259 544 544

5 x 2 x 72

730 74.52

Dimensi: Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana Sekolah memiliki sarana pembelajaran yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sekolah memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses

16

28.07

43

60.35

8.42

2.81

0.35

285

20

38.17

24

36.64

12

13.74

14

10.69

0.76

262

197

No.

Pernyataan f pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

5 % f

4 %

Skor Jawaban 3 f %

2 f % f

1 %

Jumlah Skor

Dimensi: Pemenuhan Standar Sarana dan Prasarana Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase

20

66.24

24

96.99

12

22.16

14

13.49

1.11

547 547

5 x 2 x 72

720 75.97

Dimensi: Pencapaian Standar Pengelolaan Pendidikan 10 Sekolah memiliki pedoman yang mengatur tentang: 13
(a) (b) kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan silabus; kalender pendidikan/ akademik, yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan; struktur organisasi satuan pendidikan; pembagian tugas di antara pendidik; pembagian tugas di antara tenaga kependidikan; peraturan akademik; tata tertib satuan pendidikan, yang minimal meliputi tata tertib pen-didik, tenaga kependidikan dan peserta didik, serta penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana; kode etik hubungan antara sesama warga di

25.49

30

47.06

14

16.47

13

10.20

0.78

255

(c) (d) (e) (f) (g)

(h)

198

No.

Pernyataan f
dalam lingkungan satuan pendidikan dan hubungan antara warga satuan pendidikan dengan masyarakat; biaya operasional satuan pendidikan.

5 % f

4 %

Skor Jawaban 3 f %

2 f % f

1 %

Jumlah Skor

(i)

Dimensi: Pencapaian Standar Pengelolaan Pendidikan Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase

13

25.49

30

47.06

14

16.47

13

10.196

0.7843

255 255

5 x 1 x 72

360 70.83

Dimensi: Standar Pembiayaan 11


Sekolah memiliki standar pembiayaan pendidikan yang terdiri atas biaya investasi, biaya operasional, dan biaya personal.

13 13

25.90 25.896

23 23

36.65 36.65

24 24

28.69 28.69

10 10

7.97 7.9681

2 2

0.80 0.7968

251 251 251 360 69.72

Dimensi: Standar Pembiayaan Jumlah Skor Ideal Kategori Persentase

5 x 1 x 72

Dimensi Pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan Sekolah memiliki standar penilaian pendidikan yang dijalankan secara konsisten sesuai dengan Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Dimensi: Pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan Jumlah

12

31

52.72

27

36.73

5.10

4.76

0.68

294

31

52.721

27

36.73

5.102

4.7619

0.6803

294 294

199

No.
Skor Ideal

Pernyataan f
Kategori Persentase

5 % f

4 %

Skor Jawaban 3 f % 5 x 1 x 72

2 f % f

1 %

Jumlah Skor 360 81.67

200

201

You might also like