Professional Documents
Culture Documents
Page 1
c. Keluarganya atau pihak lain yang menjadi wali/pengampu dan bertanggung jawab atas pasien kalau kondisi pasien tidak memungkinkan untuk berkomunikasi sendiri secara langsung 3. Berapa banyak atau sejauh mana a. Untuk pasien: sebanyak yang pasien kehendaki, yang dokter merasa perlu untuk disampaikan, dengan memerhatikan kesiapan mental pasien. b. Untuk keluarga: sebanyak yang pasien/keluarga kehendaki dan sebanyak yang dokter perlukan agar dapat menentukan tindakan selanjutnya. 4. Kapan menyampaikan informasi Segera, jika kondisi dan situasinya memungkinkan. 5. Di mana menyampaikannya a. Di ruang praktik dokter. b. Di bangsal, ruangan tempat pasien dirawat. c. Di ruang diskusi. d. Di tempat lain yang pantas, atas persetujuan bersama, pasien/keluarga dan dokter. 6. Bagaimana menyampaikannya a. Informasi penting sebaiknya dikomunikasikan secara langsung, tidak melalui telpon, juga tidak diberikan dalam bentuk tulisan yang dikirim melalui pos, faksimile, sms, internet. b. Persiapan meliputi: o materi yang akan disampaikan (bila diagnosis, tindakan medis, prognosis sudah disepakati oleh tim); o ruangan yang nyaman, memperhatikan privasi, tidak terganggu orang lalu lalang, suara gaduh dari tv/radio, telepon; o waktu yang cukup; o mengetahui orang yang akan hadir (sebaiknya pasien ditemani oleh keluarga/orang yang ditunjuk; bila hanya keluarga yang hadir sebaiknya lebih dari satu orang). c. Jajaki sejauh mana pengertian pasien/keluarga tentang hal yang akan dibicarakan. d. Tanyakan kepada pasien/keluarga, sejauh mana informasi yang diinginkan dan amati kesiapan pasien/keluarga menerima informasi yang akan diberikan.
Page 2
koreksi untuk persepsi yang keliru. Selalu melakukan klarifikasi apakah pasien telah mengerti benar, maupun klarifikasi terhadap hal-hal yang masih belum jelas bagi kedua belah pihak serta mengulang kembali akan pesan-pesan kesehatan yang penting.
Page 3
antara dokter dengan profesi kesehatan lain sehingga dokter saat pasien mempertanyakan tentang revisi hasil lab dokter tidak bisa menjelaskan padahal hasil lab ini menentukan keselamatan jiwa si pasien.
Beberapa kewajiban RS
a. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat b. memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit c. memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya d. menyelenggarakan rekam medis f. memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban pasien g. menghormati dan melindungi hak-hak pasien h. melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas
8.KESIMPULAN
Dalam pemicu ini dapat kita simpulkan jika kita sebagai seorang dokter kita harus memiliki rasa humaniora dan etika, mementingkan kepentingan pasien di atas yang lain nya. Sebagai dokter kita tidak boleh merasa kalau pasien adalah orang yang sepenuhnya awam tidak berhak tau atas kondisi kesehatan tubuh mereka sendiri, kita wajib memberitahukan mereka kondisi pasien karena itu adalah tubuh mereka sendiri, seorang dokter juga tidak boleh membahayakan keselamatan pasien untuk alasan apapun dan oleh pihak manapun,sebagai dokter kita di tuntut memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi. Sebagai seorang pasien kita berhak tahu atas apapun kondisi kesehatan kita dan jika kita berhak mendapatkan permintaan izin atas apa yang akankita lakukan kepada kita. Sebagai pihak rumah sakit kita sebaiknya menghargai kepentingan dan hak hak pasien, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan medis yang penting adalah pelayanan dan kepentingan pasien.
Page 4