You are on page 1of 5

TUHAN ITU BAIK

Mazmur 145:8-13
Tuhan itu baik bagi semua orang, adalah sebuah pengakuan iman yang luar biasa, hendak mengatakan bahwa Tuhan bukan Allah se kelompok orang, Tuhan bukan Allah segolongan orang tapi Tuhan adalah Allah bagi semua orang. Tuhan memberi hujan untuk semua orang, Tuhan memberi panas untuk semua orang, Tapi tidak semua orang dapat memahami kebaikan-kebaikan Allah, tidak semua orang dapat tiba pada pengakuan iman yang sama. Mengapa? Pertama-tama orang mengalami, betapapun mereka mendapat udara yang sama kesempatan yang sama tapi mereka mempunyai pengalaman hidup yang berbeda. Kalau Allah baik, mengapa orang lain disembuhkan sementara saya dibiarkan ada dalam keadaan sakit. Kalau Allah baik mengapa orang lain hidup dengan kelimpahan sementara saya menglami banyak kekurangan, dst. Kedua banyak pengalaman-pengalaman hidup disekitar mereka yang membuat mereka ragu apakah Allah itu baik. Kalau Allah baik mengapa kejahatan merajalela, mengapa keadilan sulit untuk ditegakkan, mengapa kebohongan dibungkus dengan kebohongan namun tidak ada tindakan yang nyata yang sanggup meluruskannya?. Ketiga orang mengalami kesulitan untuk memahami kebaikan Allah ketika apa yng kita rencanakan berbeda dengan rencana Tuhan, apa yang kita minta tidak Tuhan kabulkan. Bahkan Tuhan memberikan apa yang bertolak belakang dengan apa yang kita inginka

Ada seorang anak laki-laki yang berambisi bahwa Suatu hari nanti ia akan menjadi jenderal Angkatan Darat. Anak itu pandai dan memiliki ciri-ciri yang lebih dari cukup untuk dapat membawa nya kemanapun ia mau. Untuk itu ia bersyukur kepada Tuhan, oleh karena ia adalah seorang anak yang takut akan Tuhan dan ia selalu berdoa agar supaya suatu hari nanti impiannya itu akan menjadi kenyataan. Sayang sekali, ketika saatnya tiba baginya untuk bergabung dengan Angkatan Darat, ia ditolak oleh karena memiliki telapak kaki rata. Setelah berulang kali berusaha, ia kemudian melepaskan hasratnya untuk menjadi jenderal dan untuk hal itu ia mempersalahkan Tuhan yang tidak menjawab doanya. Ia merasa seperti berada seorang diri, dengan perasaan yang kalah, dan di atas segalanya, rasa amarah yang belum pernah dialaminya sebelumnya. Amarah yang mulai ditujukannya terhadap Tuhan. Ia tahu bahwa Tuhan ada, namun tidak mempercayaiNya lagi sebagai seorang sahabat, tetapi sebagai seorang tiran (penguasa yang lalim). Ia tidak pernah lagi berdoa atau melangkahkan kakinya ke dalam gereja. Ketika orangorang seperti biasanya berbicara tentang Tuhan yang Maha Pengasih, maka ia akan mengejek dan menanyakan pertanyaan-pertanya an rumit yang akan membuat orang-orang percaya itu kebingungan.

Ia kemudian memutuskan untuk masuk perguruan tinggi dan menjadi dokter. Dan begitulah, ia menjadi dokter dan beberapa tahun kemudian menjadi seorang ahli bedah yang handal. Ia menjadi pelopor di dalam pembedahan yang berisiko tinggi dimana pasien tidak memiliki kemungkinan hidup lagi apabila tidak ditangani olpeh ahli bedah muda ini. Sekarang, semua pasiennya memiliki kesempatan, suatu hidup yang baru. Selama bertahun-tahun, ia telah menyelamatkan beribu-ribu jiwa, baik anak-anak maupun orang dewasa. Para orang tua sekarang dapat tinggal dengan berbahagia bersama dengan putra atau putri mereka yang dilahirkan kembali, dan para ibu yang sakit parah sekarang masih dapat mengasihi keluarganya. Para ayah yang hancur hati oleh karena tak seorangpun yang dapat memelihara keluarganya setelah kematiannya, telah diberikan kesempatan baru. Setelah ia menjadi lebih tua maka ia melatih para ahli bedah lain yang bercita-cita tinggi dengan tekhnik bedah barunya, dan lebih banyak lagi jiwa yang diselamatkan. Pada suatu hari ia menutup matanya dan pergi menjumpai Tuhan. Di situ, masih penuh dengan kebencian, pria itu bertanya kepada Tuhan mengapa doa-doanya tidak pernah dijawab, dan Tuhan berkata, "Pandanglah ke langit, anakKu, dan lihatlah impianmu menjadi kenyataan." Di sana, ia dapat melihat dirinya sendiri sebagai seorang anak laki-laki yang berdoa untuk bisa menjadi seorang prajurit. Ia melihat dirinya masuk Angkatan Darat dan menjadi prajurit. Di sana ia sombong dan ambisius, dengan pandangan mata yang seakan-akan berkata bahwa suatu hari nanti ia akan memimpin sebuah resimen. Ia kemudian dipanggil untuk mengikuti peperangannya yang pertama, akan tetapi ketika ia berada di kamp di garis depan, sebuah bom jatuh dan membunuhnya. Ia dimasukkan ke dalam peti kayu untuk dikirimkan kembali kepada keluarganya. Semua ambisinya kini hancur berkeping-keping saat orang tuanya menangis dan terus menangis. Lalu Tuhan berkata, "Sekarang lihatlah bagaimana rencanaKu telah terpenuhi sekalipun engkau tidak setuju." Sekali lagi ia memandang ke langit. Di sana ia memperhatikan kehidupannya, hari demi hari dan berapa banyak jiwa yang telah diselamatkannya. Ia melihat senyum di wajah pasiennya dan di wajah anggota keluarganya dan kehidupan baru yang telah diberikannya kepada mereka dengan menjadi seorang ahli bedah. Kemudian di antara para pasiennya, ia melihat seorang anak laki-laki yang juga memiliki impian untuk menjadi seorang prajurit kelak, namun sayangnya dia terbaring sakit. Ia melihat bagaimana ia telah menyelamatkan nyawa anak laki-laki itu melalui pembedahan yang dilakukannya. Hari ini anak laki-laki itu telah dewasa dan menjadi seorang jenderal. Ia hanya dapat menjadi jenderal setelah ahli bedah itu menyelamatkan nyawanya.

Sampai di situ, Ia tahu bahwa Tuhan ternyata selalu berada bersama dengannya. Ia mengerti bagaimana Tuhan telah memakainya sebagai alat-Nya untuk menyelamatkan beribu-ribu jiwa,

dan memberikan masa depan kepada anak laki-laki yang ingin menjadi prajurit itu. (Diambil dari Inspirational Christian Stories oleh Vincent Magro-Attard)
Sebenarnya diawal mazmurnya, pemazmur sudah memberi jawab untuk masalah tersebut. Di ayat yang ke 3 ia mengatakan bahwa Allah itu besar dan kebesaran Allah itu tidak terduga. Oleh karena kebesaran Allah maka kebaikan Allah dapat menjadi kebaikan yang tidak bisa diduga, tidak bisa difahami, tidak bisa diprediksi. Kebaikan Allah bisa tersembunyi di balik penderitaan, dibalik kesusahan dibalik sebuah bencana. Mengapa Allah menyembunyikan kebaikannya dibalik peristiwaperistiwa yang antagonis? Ini sebuah misteri yang tidak mudah dipecahkan dan dijelaskan oleh akal budi yang terbatas. Bagaimana kita bisa berkata Allah itu baik di tengah-tengah peperangan yang berkecamuk tiada henti, bagaimana kita berkata Allah itu baik di tengah-tengah sakit penyakit yang menggerogoti tiada henti? Betapapun tidak terduga betapapun tersembunyi Allah pada waktunya akan menyingkapkan itu semua bagi orang-orang yang dikasihinya. Oleh karena itu kita diajak untuk arif dalam menilai pelbagai pengalaman hidup. Sue Atchley Ebaugh mengatakan: Setiap keuntungan membawa serta kerugian, setiap kelebihan membawa serta juga kekurangan, setiap saat gembira mengandung juga saat sedih, dan setiap harapan yang terpenuhi, ditantang oleh harapan yang sirna. Ia mengajak kita untuk melihat segala perkara dalam keseimbangannya. Meister Eckhart salah seorang ahli falsafah german ada mengungkapkan dalam salah satu karya beliau:Seandainya satu-satunya doa yang kita amalkan dalam hidup kita adalah `terima kasih`, itu sudah lebih dari cukup. Rasa syukur membuat hidup kita sempurna. Rasa syukur mengubah apa yang sudah kita miliki menjadi cukup, bahkan berlebihan. Rasa syukur mengubah penolakan menjadi penerimaan, kekacauan menjadi keamanan, kekeruhan menjadi kejernihan. Rasa syukur dapat mengubah hidangan sederhana menjadi pesta, sebuah bangunan menjadi rumah yang nyaman, seorang asing menjadi kawan. Rasa syukur membuat masa lalu masuk akal, memberi kedamaian bagi hari ini, dan menciptakan visi untuk masa depan. Nampaknya pemazmur adalah seorang yang banyak mengalami kebesaran Allah yang tidak terduga, Pemazmur semakin tua semakin arif dan bijaksana dalam menimbang segala perkara. Pemazmur adalah seorang yang di penghujung kehidupannya melihat bagaimana tiap-tiap angkatan memegahkan perbuatan yang besar dari Tuhan, padahal di awal perjalanannya ia mengalami kesulitan untuk memahami cara kerja Allah dalam hidupnya. Mengalami pekerjaan Allah yang tidak terduga sungguh menakjubkan. Ini adalah sebuah kisah inspiratif yang menggugah saya untuk semakin bergantung kepada Tuhan dalam pelbagai kesulitan yang dialami:

Sally baru berumur delapan tahun ketika dia mendengar ibu dan ayahnya sedang berbicara mengenai adik lelakinya, Georgi. Ia sedang menderita sakit yang parah dan mereka telah

melakukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan jiwanya. Hanya operasi yang sangat mahal yang sekarang bias menyelamatkan jiwa Georgi tapi mereka tidak punya biaya untuk itu. Sally mendengar ayahnya berbisik, Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya sekarang. Sally pergi ke tempat tidur dan mengambil celengan dari tempat persembunyiannya. Lalu dikeluarkannya semua isi celengan tersebut ke lantai dan menghitung secara cermattiga kali. Nilainya harus benar- benar tepat. Dengan membawa uang tersebut, Sally menyelinap keluar dan pergi ke toko obat di sudut jalan. Ia menunggu dengan sabar sampai sang apoteker memberi perhatian tapi dia terlalu sibuk dengan orang lain untuk diganggu oleh seorang anak berusia delapan tahun. Sally berusaha menarik perhatian dengan menggoyang-goyangkan kakinya, tapi gagal. Akhirnya dia mengambil uang koin dan melemparkannya ke kaca etalase. Berhasil! Apa yang kamu perlukan? tanya apoteker tersebut dengan suara marah. Saya sedang berbicara dengan saudara saya. Tapi, saya ingin berbicara kepadamu mengenai adik saya, Sally menjawab dengan nada yang sama. Dia sakitdan saya ingin membeli keajaiban. Apa yang kamu katakan?, tanya sang apoteker. Ayah saya mengatakan hanya keajaiban yang bias menyelamatkan jiwanya sekarang jadi berapa harga keajaiban itu ? Kami tidak menjual keajaiban, adik kecil. Saya tidak bisa menolongmu. Dengar, saya mempunyai uang untuk membelinya. Katakan saja berapa harganya. Seorang pria berpakaian rapi berhenti dan bertanya, Keajaiban jenis apa yang dibutuhkan oleh adikmu? Saya tidak tahu, jawab Sally. Air mata mulai menetes di pipinya. Saya hanya tahu dia sakit parah dan mama mengatakan bahwa ia membutuhkan operasi. Tapi kedua orang tua saya tidak mampu membayarnya tapi saya juga mempunyai uang. Berapa uang yang kamu punya ? tanya pria itu lagi. Satu dollar dan sebelas sen, jawab Sally dengan bangga. dan itulah seluruh uang yang saya miliki di dunia ini. Wah, kebetulan sekali, kata pria itu sambil tersenyum. Satu dollar dan sebelas sen harga yang tepat untuk membeli keajaiban yang dapat menolong adikmu. Dia Mengambil uang tersebut dan kemudian memegang tangan Sally sambil berkata : Bawalah saya kepada adikmu. Saya ingin bertemu dengannya dan juga orang tuamu. Pria itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang ahli bedah terkenal. Operasi dilakukannya tanpa biaya dan membutuhkan waktu yang tidak lama sebelum Georgi dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat. Kedua orang tuanya sangat bahagia mendapatkan keajaiban tersebut. Operasi itu, bisik ibunya, adalah seperti keajaiban.

Saya tidak dapat membayangkan berapa harganya. Sally tersenyum. Dia tahu secara pasti berapa harga keajaiban tersebutsatu dollar dan sebelas sen ditambah dengan keyakinan.
Kita bisa dipakai Tuhan untuk melakukan banyak hal yang tidak terduga. Di dalam genggaman kita ada lebih dari hanya sekedar uang satu dollar sebelas sen. Dalam genggaman kita ada talenta, kepandaian, karunia-karunia pemberian Tuhan yang dapat dipakai menjadi alat untuk mewujudkan kebesaran Allah yang tidak terduga. Selamat untuk mengatakan Allah itu baik buat saya, buat kamu dan buat kita semua!

Pdt. Suta Prawira 6 Febuari 2011, kebaktian umum GKI Gunsa

You might also like