You are on page 1of 6

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Pasca pembedahan (post appendectomy) pasien merasakan nyeri hebat dan

mempunyai pengalaman yang kurang menyenangkan akibat pengelolaan nyeri yang tidak adekuat. Nyeri merupakan salah satu keluhan tersering pada pasien setelah mengalami suatu tindakan pembedahan. Pembedahan merupakan suatu peristiwa yang bersifat bifasik terhadap tubuh manusia yang berimplikasi pada pengelolaan nyeri. Saat klien sadar dari anastesi umum maka rasa nyeri menjadi sangat terasa sebelum kesadaran klien kembali penuh. Nyeri akut akibat insisi menyebabkan klien gelisah dan nyeri ini yang merupakan penyebab tanda-tanda vital berubah (Potter & Perry, 2005). Apabila klien merasa nyeri, mereka sulit melakukan batuk efektif, napas dalam, merubah posisi , ambulasi, atau melakukan latihan-latihan yang diperlukan, sehingga perawat harus mengkaji rasa nyeri pasien secara menyeluruh dan memberikan metode lain untuk mengatasi nyeri selain terapi farmakologi (Smeltzer & Bare, 2002). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis di ruang rawat inap RSUD Sidoarjo didapatkan bahwa sejauh ini penelitian tentang pengaruh teknik relaksasi finger hold terhadap penurunan intensitas nyeri belum pernah diteliti. Appendectomy atau operasi pengangkatan usus buntu merupakan

kedaruratan bedah abdomen yang sering dilakukan di berbagai negara di seluruh dunia. Di Amerika Serikat, lebih dari 250.000 appendectomy dikerjakan tiap

tahunnya (Cetrione, 2009). Insiden appendisitis cenderung stabil di Amerika Serikat selama 30 tahun terakhir, sedangkan insiden appendisitis lebih rendah di negara berkembang dan negara terbelakang, terutama negara-negara Afrika, dan lebih jarang pada kelompok sosio ekonomi rendah. Di Indonesia insiden appendisitis cukup tinggi, terlihat dengan adanya peningkatan jumlah pasien dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari Depkes (2008), kasus appendisitis pada tahun 2005 sebanyak 65.755 orang dan pada tahun 2007 jumlah pasien appendisitis sebanyak 75.601 orang. Berdasarkan studi dokementer yang diperoeh penulis pada tanggal 14 mei 2013 dari ruang rawat inap RSUD Sidoarjo jumlah pasien yang menjalani appendectomy pada bulan Februari sampai April 2013 sebanyak 84 orang dengan rata-rata per bulan 28 orang. Menurut studi pendahuluan yang dilakukan pada pasien post appendectomy di ruang rawat inap RSUD sidoarjo dari hasil observasi melalui wawancara dengan 4 orang didapatkan 1 orang (25 %) yang mengalami nyeri sedang dan 3 orang (75 %) mengalami nyeri berat pasca appendectomy dengan rata-rata lama hari rawat inap 3-7 hari. Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Pada tindakan invasif pasien akan merasakan nyeri hebat pasca operasi . Sesuai dengan Liana (2008) yang mengemukakan bahwa menggenggam jari (finger hold) sambil menarik nafas dalam-dalam (relaksasi) dapat mengurangi dan menyembuhkan ketegangan fisik dan emosi, karena genggaman jari akan menghangatkan titik-titik keluar dan masuknya energi pada meredian (energi channel) yang terletak pada jari tangan kita. Titik-titik refleksi pada tangan akan memberikan rangsangan

secara refleks (spontan) pada saat genggaman. Rangsangan tersebut akan mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik menuju otak. Gelombang tersebut diterima otak dan diproses dengan cepat, lalu diteruskan menuju saraf pada organ tubuh yang mengalami gangguan, sehingga sumbatan di jalur energi menjadi lancar (Puwahang, 2011). Potter & Perry (2005) menyatakan bahwa teknik relaksasi membuat pasien dapat mengontrol diri ketika terjadi merasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri. Relaksasi juga dapat menurunkan kadar hormon stres cortisol, menurunkan sumber-sumber depresi dan kecemasan, sehingga nyeri dapat terkontrol dan fungsi tubuh semakin membaik (Tarigan, 2006). Klien yang tidak mendapatkan perlakuan relaksasi finger hold masih berpusat pada rasa nyeri dan ketidaknyamanan terhadap nyeri yang dirasakan dan apabila dibiarkan maka nyeri tersebut dapat merupakan faktor utama yang menghambat kemampuan dan keinginan individu untuk pulih, mengganggu hubungan dan kemampuan individu untuk mempertahankan perawatan diri, mengakibatkan keletihan akibat sensasi nyeri yang semakin intensif sehingga menurunkan kemampuan koping dan tentunya menambah lama hari perawatan yang berdampak pada masalah ekonomi klien (Potter & Perry, 2005). Penanganan nyeri yang dilakukan dengan terapi nyeri farmakologi tanpa kombinasi dengan tindakan non farmakologi, nyeri tersebut tidak mengalami penurunan. Manajemen nyeri merupakan salah satu cara yang digunakan dibidang kesehatan untuk mengatasi nyeri yang dialami oleh pasien. Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri yaitu manajemen farmakologi dan manajemen non farmakologi (Potter & Perry, 2005). Peran perawat sebagai

penyedia layanan kesehatan dapat memberikan terapi non farmakologi melalui teknik relaksasi finger hold dengan cara menggenggam jari sambil menarik nafas dalam-dalam (relaksasi) yang dilakukan 15 menit setiap klien merasakan nyeri sehingga energi yang tersumbat menjadi lebih lancar dan perasaan menjadi tenang dan seimbang. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian pengaruh teknik relaksasi finger hold terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post appendectomy di ruang rawat inap RSUD Sidoarjo.

1.2 Rumusan Masalah Adakah pengaruh pemberian teknik relaksasi finger hold terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post appendectomy di ruang rawat inap RSUD Sidoarjo.

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Mengidentifikasi pengaruh pemberian teknik relaksasi finger hold terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post appendectomy di ruang rawat inap RSUD Sidoarjo. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi intensitas nyeri pada pasien post appendectomy sebelum diberikan teknik relaksasi finger hold di ruang rawat inap RSUD Sidoarjo. 2. Mengidentifikasi intensitas nyeri pada pasien post appendectomy sesudah diberikan teknik relaksasi finger hold di ruang rawat inap RSUD Sidoarjo.

3.

Menganalisis pengaruh pemberian teknik relaksasi finger hold terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post appendectomy di ruang rawat inap RSUD Sidoarjo.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis Secara teoritis dengan adanya relaksasi finger hold secara efektif dapat menurunkan intensitas nyeri pasien post appendectomy di ruang rawat inap RSUD Sidoarjo

1.4.2 Praktis 1. Bagi Profesi Hasil penelitian ini dapat sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan tentang manfaat relaksasi finger hold. 2. Bagi Institusi Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk melanjutkan penelitian selanjutnya. 3. Bagi Pasien Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran atau informasi tentang pengaruh teknik relaksasi finger hold terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post appendectomy di ruang rawat inap RSUD Sidoarjo. 4. Bagi Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penanganan nyeri dengan pemberian relaksasi finger hold di Rumah sakit untuk pelaksanaan prosedur invasif.

You might also like