You are on page 1of 7

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Dr Wahyu Supartono

Rosi Setyorini Ahmad Muam

338687/07371 340213/07550

Dwi Putri Apriana 340027/07519 Akmal Il Fajrin 341166/07656

Magister Manajemen Pendidikan Tinggi Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada 2013

A. Peran Krusial Kurikulum Dalam Pendidikan Tinggi


Kurikulum mencakup tujuan yang hendak dicapai, jenis pengalaman/materi yang dipelajari, proses kegiatan yang dijalani, dan bagaimana menilai keberhasilannya. Jika dirinci, dalam konteks yang sempit kurikulum mencakup tujuan , metode belajar dan urutan mata pelejarana/kuliah sementara dalam cakupan yang luas elemen kurikulum terdiri dari campuran berbagai strategi pembelajaran,muatan kuliah, outcome pembelajaran, pengalaman belajar, penilaian, lingkungan pendidikan, gaya belajar individu mahasiswa, personal timetable,dan program kerja. .selain itu, Menurut PP nomor 19 tahun 2005, kurikulum menjadi salah satu komponen dakam penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi. Dalam krangkan penjaminan mutu nasional, kurikulum kerangkakan menjadi dua; curriculum plan dan actual curriculum. Kegiatan nyata kurikulum atau actual curriculum didefinisikan sebagai proses pembelajaran dan penciptaan suasana pembelajaran sama dengan standar proses dalam SNP. Dari hal tersebut, terlihat bahwa kurikulum menjadi penentu, roh , dari sebuah proses penyelenggaraan pendidikan tinggi berjalan. Karena kurikulum berperan dalam formal pembelajaran dan secara tidak langsung menciptakan atmosphere

pembelajaran yang tidak kalah krusial dalam penetuan kesuksesan pembelajar. Terlebih lagi, formal kurikulum juga memantik dan mempengaruhi hidden kurikulum yang merupakan proses sosialisasi antara pembelajar, pengajar dan lingkungan. Jika bisa digambarkan, kurikulum menjadi suatu pengikat yang menyentuh berbagai aspek dalam proses pendidikan, termasuk juga pendidikan tinggi.

Kandungan dalam kurikulum

Kurikulum disusun untuk mencapai learning outcomes yang sudah dicanangkan di awal,yaitu hasil internalisasi dan akumulasi pengetahuan , keterampilan,

afeksi,kompetensi yang dicapai melalui proses pendidikan yang terstruktur dan mencakup suatu bidang ilmu/keahlian tertentu. Sementara itu kompetensi dijabarkan sebagai kemampuan seseorang dalam melakukan suatu deskripsi kerja secara terukur dengan assesemen yang terukur. Pada dua tujuan itulah kurikulum diciptakan dan berperan krusial dalam proses implementasinya.

B. Kebutuhan Pengembangan Kurikulum Secara Reguler


Secara mendasar, kurikulum dirumuskan berbaasis faktor internal dan eskternal yang menuntut perubahan karena perubahan lingkungan secara alamiah. Begitu juga dengan alasan pengembangan kurikulum secara reguler, karena perubahan lingkungan hidup yang begitu cepat maka harus direspon dengan cepat pula oleh perguruan tinggi lewat kurikulumnya. Capatnya tuntutan zaman ini juga yang endorong konsep lifelong learning. Terlepas dari itu, peruhana yang bisa mendorong perguruan tinggi untuk merubah kurikulumnya bisa berangkat dari internal perguruan tinggi itu sendiri seperti tradisi periodik perubahan kurikulum (setiap 4-5tahun sekali), perubahan visi dan misi universitas, perubahan aturan lembaga, dan perubahan kebutuhan mahasiswa. Sementara dari eksternal yang secara alami berkembang pesat dan

mendorong perubahan kurikulum secara reguler datang dari perkembangan IPTEKS, perubahan kebutuhan masyarakat stakeholders dan kecenderungan masa depan dan adanya KKNI Kurikulum sendiri pada dasarnya memiliki salah satu elemen yang berupa continuous improvement, ini bukti bahwa kurikulum merupakan produk yang juga selalu terbuka untuk perubahan. Dengan demikian, perubahan itu memang sejatinya bisa dilakukan dan harus dilakukan karena tekanan perubahan lingkungan di luar pendidikan tinggi.

C. Faktor Faktor Penentu dalam Pengembangan/ Evaluasi Kurikulum


Ada beberapa faktor dominan yang menentukan perubahan terhadap kurikulum, faktor faktor tersebut bisa datang dari internal maupun eksternal. Perubahan Paradigma. Paradigma pengembangan kurikulum berkali kali diubah untuk menetukan porsi yang tepat, mulai perubahan dari KBI menuju KBK, dari behavioristik ke kostruksivistik, dari Teacher centered learning ke student centered learning dan dari Old industrial education menjadi interprenerial education. perubahan ini merupakan dasar perubahan kurikulum yang sejatinya mencakup: a) Pengetahuan :content b) Proses belajar-mengajar c) Pengembangan cara penyusunan Perubahan paradigma ini bisa didorong dari internal perguruan tinggi seperti tradisi periodik perubahan kurikulum (setiap 4-5tahun sekali), perubahan visi dan misi universitas, perubahan aturan lembaga, dan perubahan kebutuhan mahasiswa. Sementara dar eksternal faktor faktor pendorong perubahan kurikulum perkembangan IPTEKS, perubahan kebutuhan masyarakat bisa datang dari stakeholders dan

kecenderungan masa depan. Namun begitu, terlalu seringnya perubahan kurikulum juga seringkali berimbas pada masalah masalah teknis di lapangan seperti perubahan jenis atau mata kuliah yang kadang jika tidak disiapkan dan disikapi dengan kebijakan yang tepat bisa memperlambat proses kelulusan mahasiswa.

D. Langkah Langkah Pengembangan Kurikulum


Secara teoritis ada beberapa pilihan yang bisa diambil dalam proses pengembangan kurikulum, sebagai contoh kurikulum dikategorisasikan menjadi 5 (1)need assesement

(2) the planning session (3)content development (4)pilot delivery/revision (5)the completed curriculum package. Sementara itu Ralph Tayler membagi langkah pengembangan menjadi 6 langkah (1)philosophy of education, (2)goal &aims (3) general instructional objectives (4)specific instructional objectives (5)task analysis &content selection (6)learning activities Taba juga pernah membagi langkah langkah pengembangan kurikulum sebagai berikut: Identifikasi kebutuhan Penetapan learning ourcomes Kesepakatan isi Penataan isi Keputusan tentang strategi pendidikan Keputusan tentang strategi pembelajaran Persiapan student assesement Sosialisasi kurikulum kepada pengajar dan mahasiswa Perbaikan lingkungan pendidikan/pembelajaran yang sesuai Manajemen kurikulum

Namun dalam tataran teknis dalam struktur organisasi, DIKTI menetapkan standar mutu dalam pengembangan kurikulum yang kuranglebih tercermin dalam diagram alir pengembangan/evaluasi kurikulum seperti berikut:

Dari grafik di atas, alur pengembangan ataupun evaluasi kurikulum bisa di jabarkan dalam keterangan sebagai berikut:

1. Dewan normatif perguruan tinggi menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan


kurikulum di tingkat perguruan tinggi yang sesuai dengan visi,misi, statuta, dan nilai nilai dati universitas.

2. Dewan normatif setingkat fakultas menetapkan kebijakan kurikulum di tingkat


fakultas dengan mengacu pada kebijakan kurikulum

3. Universitas, fakultas dan jurusan melakukan tracer study untuk mengumpulkan


data dan opini dari stakehaolders meliputi : a. Kebutuhan industri : persyaratan dari lapangan kerja terhadap tingkat pengetahuan, keterampila dan kompetensi dari lulusan. b. Kebutuhan masyarakat: persyaratan tentang peran dan tanggungjawab lulusan serta dampak ilmu dan/ atau teknologi terhadap pembangunan masyarakat c. Kebutuhan profesional : persyaratan tentang kompetensi lulusan yang ditetapkan oleh organisasi profesi 4. Jurusan/program studi kemudian membentuk tim kurikulum untuk melaksanakan kegiatan yang tercakup dalam tahapan proses I dan II 5. Rumusan didiskusikan dengan senat perguruan tinggi untuk mendapatkan persetujuan

Rangkain tersebut menjadi cycle process yang senantiasa berjalan secara kontinu dan bersifatabsortif terhadap segala perubahan lingkungan di luar pendidikan tinggi yang menuntut adanya perubahan lewat aspirasi dari stakeholders tanpa menghilangkan tujuan asasi dari pendidikan yang terangkum dalam undang undang. Secara teknis,pengembangan atau evaluasi kurikulum ini memakai

You might also like