You are on page 1of 43

PERAWATAN KESEHATAN PADA USIA LANJUT

Hj. Nuraeni, SKM., M.Kes

A. Pendahuluan
Usia Lanjut bukan suatu penyakit meskipun hal tersebut menimbulkan masalah sosial Di Negara manu harapan hidup bertambah panjang berusia lebih dari 65 tahun Di Indonesia keadaan ini mulai terasa masamasa mendatang hal tersebut akan menjadi masalah Kapan seseorang merasa tua susah untuk ditentukan, karena prosesnya terjadi secara bertahap

Manusia secara biologis menua dengan cara sendiri-sendiri Tanda-tanda masa tua adanya kemunduran kemampuan kerja panca indra, gangguan fungsi alat tubuh, dan perubahan-perubahan psykologis seperti : kelemahan, kelambatan berpikirm kurang efisiensi mental, perubahan pada jaringan tubuh Perubahan-perubahan mengakibatkan kemunduran ketahanannya menghadapi tekanan-tekanan jiwa, stres atau penyesuaian terhadap lingkungan

Berhenti kerja (pensiun) masalah seperti menyesuaikan diri dengan hisup yang kurang aktif Ahli Genekologi berpendapat aktivitas/kesibukan memperlambat terjadinya sinilitas

B. Pendekatan Perawatan Usia Lanjut


1. Pendekatan fisik Memperhatikan kesehatan objektif kebutuhan perawatan sehari-hari Tingkat kesehatan yang bisa dicapai dan dikembangkan Penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progresifnya Perawatan fisik meliputi : lansia aktif dan lansia pasif Kemunduran kondisi fisik, proses ketuaan, gangguan serangan infeksi

2. Pensekatan psikis Peranan perawat, pendekatif berperan memberi nasehat dan pandangan, sebagai supporter, interpreser terhadap sesuatu yang asing Menanmpung rahasia pribadi Mengenal masalah yang sedang dihadapi Memegang prinsip tripel S yaitu Sabar, Simpati dan Service Mendukung mentalnya kearah pemuasan pribadi

3. Pendekatan sosial Mengadakan diskusi, tukar pikiran dan bercerita Berkumpul bersama sesama klien lanjut usia Menciptakan hubungan antara lansia dengan lansia dan perawat Memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berkomunikasi dan melakukan reaksi jalan kaki, meninton, dll merangsang untuk mengetahui dunia luar Pendekatan komunikasi tak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis Perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi yang baik pada penghuni panti werda

4. Pendekatan Spritual Memberi kepuasan dan ketenangan batin, hubungannya dengan Tuhan, agama yang dianut terutama lansia yang sakit atau mendekti kematian Dr. Tony Setyabudi mengatakan bahwa manusia sering kali menggugah rasa takut didasari oleh berbagai faktor seperti : - Ketidakpuasan akan keadaan selanjutnya - Adanya rasa sakit/penderitaan yang menyertai - Gelisah tidak kumpul dengan keluarga

Memberi kesempatan beribadah atau memberikan bimbingan rohani, membaca kitab atau membantu menunaikan kewajibannya sesuai agama yang dianut Bila ada rasa bersalah menghantui pikiran lansia sebaiknya menghubungi rohaniawan Agama atau kepercayaan merupakan faktor yang sangat penting

C. Perawatan Lanjut Usia


1. Tujuan Perawatan Mempertahankan kesehatan/kemampuan dengan jalan pencegahan Membantu mempertahankan, membesarkan gaya hidup/semangat hidup sehingga memiliki kesenangan hidup dan produktifitas bertambah Merawat lansia yang menderita penyakit Mengoptimalkan fungsi fisik dan mental lansia

2. Perawatan secara umum dibagi atas dua, yaitu : a. Lansia yang masih aktif fisiknya mampu bergerak kebutuhan sehari-har masih dapat dilakukan sendiri Personal Hygiene Kebersihan lingkungan b. Lansia yang pasif fisiknya mengalami kelumpuhan atau gannguan lain Pada dasarnya sama seperti perawatan lansia aktif Semua kebutuhan perlu dibantu oleh anggota keluarga atau petugas panti

Dapat diberikan bimbingan kebersihan : - Gigi dan mulut - Kulit dan badan - Rambut - Tempat tidur atau posisi tidur - Hal makanan dan pemberian obat - Cara pindah tempat tidur, kekursi begitu pula sebaliknya - Memberi perhatian, tetap merasa sebagai anggota keluarga merasa dihargai

3. Perawatan sehari-hari yang harus dilakukan yang berhubungan dengan kebersihan perorang a. Kebersihan gigi dan mulut tetap dijaga dengan menyikat gigi dan berkumur-kumur utamanya yang sudah ompong bai lansia yang memiliki gigi palsu harus dipelihara dengan cara : - Gigi palsu dilepas dari mulut menggunakan kain kasa - Kemudian disikat perlahan-lahan dibawah air mengalir

- Pada wakti tidur, gigi palsu tidak dipakai dan direndam dengan air - Bagi lansia yang tidak memiliki gigi palsu setiap sehabis makan hendaknya berkumurkumur dengan air - Sedangkan bagi lansia pasif (lumpuh) membersihkan gigi dan mulut dibantu oleh petugas panti

b. Kebersihan kulit dan badan Kebersihan kulit, kerapian berpakaian pada lansia perlu diperhatikan oleh petugas panti Proses ketuaan dapat menyebabkan turunnya sifat kejiwaan (mental) serta proses berfikir, sehingga mempengaruhi pula sikap mengurus diri sendiri Membersihkan diri dapat dilakukan dengan mandi tiap hari secara teratur Menggunakan sabun yang tidak mengandung banyak soda

Untuk lansia aktif hanya memberikan bimbingan menjaga hal-hal berikut : - Kulit tetap bersih dengan mandi pagi dan sore - Menghindari bau tidak sedap dengan mengganti pakaian bersih tiap hari Kebersihan kulit dan kerapian berpakaian pada klien lansia perlu tetap diperhatikan penampilan tetap segar Kulit menerima rangsangan dari luar merupakan pintu masuk kedalam tubuh

Pengawasan yang perlu dilakukan - Ada tidaknya lecet - Mengoleskan minyak pelembab kulit selesai mandi tidak kering dan keriput - Menggunakan air hangat merangsang peredaran darah - Menggunakan sabun halus jangan terlampau sering mencegah keriput/kering pada kulit Para lansia pasif keadaan fisiknya memerlukan bantuan keluarga/petugas panti Khusus yang lansia lumpuh perlu dicegah agar tidak terjadi dekubitus

c. Kebersihan kepala, rambut dan kuku Tujuan untuk menghilangkan kotoran, debudebu yang melekat pada rambut dan kulit kepala Klien lansia aktif dapat mencuci rambutnya sendiri Bila terdapat ketombe atau kutu dapat diberi obat seperti Peditox Untuk rambut kering bisa diberi minyak urangaring

d. Kebersihan tempat tidur dan posisi tidur Tempat tidur yang rapih memberikan kenikmatan/perasaan nyaman Bagi lansia yang mampu bergerak (aktif) hanya diarahkan untuk membersihkan tempat tidurnya Lansia yang pasif perlu mendapat bantuan Cara membereskan/membersihkan tempat tidur : - Bila keadaan kasur cekung di tengah dibalik tiap kali membersihkan tempat tidur - Alas kasur ditarik kencang tidak mudah menimbulkan lipatan-lipatan - Bagi yang beser (incontinensia) alas kasur diganti tiap kali basah

Perolongan bagi pasien : - Diusahakan dapat beristirahat atau tidur dalam keadaan posisi yang menyenangkan - Bantal tidak terlalu keras atau lembek - Latihan bangun tidur atas usaha sendiri perlu dibina - Menghindari otot-otot tetap aktif menghindari pegal-pegal atau atrofi otot

Posisi tidur dapat diatur antara lain : 1. Letak kulit dibawah kedua ketiak agar kakinya tidak tergelincir/jatuh kesamping drop food 2. Untuk mencegah dekubitas, tumit dan bokong diberi windring 3. Agar dapat tidur terlentang, punggung dan bokong lurus hendaknya diberi papan dibawah kasurnya atau terdiri dari kawat-kawat 4. Pada posisi setengah duduk dibagian kepala diberi sandaran kursi

e. Makan dan cara pemberian obat Kebutuhan gizi lansia perlu dipenuhi secara adekuat Untuk kelangsungan proses pergantian sel-sel dalam tubuh Untuk mengatasi proses menua memperlambat terjadinya usia biologis Kebutuhan kalori pada lansia berkurang berkurangnya kalori dasar dari kegiatan fisik Kalori dasar yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat. Contoh: untuk jantung, pernapasan dan ginjal

Kebutuhan kalori disesuaikan dengan macam kegiatan Tidak melebihi dari 1700 kalori Kebutuhan untuk protein normal 1 gram/kg BB/hari Dikurangi makanan-makanan yang mengandung lemak hewani seperti daging, kuning telur dan otak Perlu makanan tambahan yang mengandung kalsium (Ca) 14,1 mg/kg BB/hari

Zat besi perlu diberikan memperlancar pembentukan darah Pemberian garam natrium dikurangi Klien lansia harus banyak minum + 1500-2000 cc membantu kerja ginjal Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi lansia : 1. Berkurangnya kemampuan pencernaan makanan 2. Berkurangnya cita rasa 3. Berkurangnya koordinasi otot-otot syaraf 4. Keadaan fisik kurang baik 5. Faktor ekonomi dan sosial 6. Daya absorbsi

Masalah gizi yang sering timbul pada lansia : 1. Gizi berlebihan terdapat di kota-kota besar kebiasaan makan berlebih pada waktu muda, sukar untuk di ubah pada masa lansia menyebabkan berat badan berlebihan 2. Gizi kurang masalah-masalah sosial ekonomi dan gangguan penyakit. Bila konsumsi makanan terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan berkurang

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemberian makanan : 1. Apakah makanan yang disajikan memenuhi menu yang seimbang 2. Sajikan makanan pada waktunya dalam porsi kecil tapi sering 3. Berikan makanan bertahap dan bervariasi sesuai selera 4. Jika mendapat diet apakah sesuai sesuai petunjuk dokter, misalnya untuk diabetes, tekanan darah tinggi, dll 5. Berikan makanan lunak menghindari obstipasi serta memudahkan mengunyah bagi yang ompong 6. Alat makanan diatas baki/meja

Bagi lansia yang mampu makan sendiri petugas panti atau keluarga membantu menyajikannya didorong untuk menolong diri sendiri Bagi lansia yang tidak mampu bergerak (pasif) perlu diolong makannya disuap Cara pemberian makanan a. Dudukkan posisi duduk b. Periksa apakah mulutnya dalam keadaan bersih c. Letakkan lap makan diatas dadanya

d. Sendokkan makanan dengan isi yang tidak terlalu penuh masukkan kedalam mulutnya e. Jangan tergesa-gesa agar tidak mengganggu jalannya makan Pemberian obat a. Obat sebaiknya diberikan sesudah makan b. Petugas panti/keluarga mengawasi cara dini apakah obat benar-benar diminum menghindari kekeliruan

c. Beberapa hal yang perlu diingat pada cara pemberian obat : 1. Klien lansia yang akan dituju 2. Waktu pemberian obat 3. Dosis obat 4. Kalau tidak bisa menelan obat dengan air lakukan cara lain yang aman dihaluskan, dengan pisang, dll 5. Jika obat berbentuk cairan, kocoklah dahulu sesuai takaran 6. Perhatikan reaksi-reaksi sesudah pemberian obat

Lansia yang lemah (pasif) kebutuhan hidupnya tergantung pada orang lain berbaring ditempat tidur biasa menimbulkan rasa jenuh, rasa pasrah, hilang semangat capatis Perlu diberi kesempatan ikut menikmati keadaan diluar Dapat dilakukan dengan cara memindahkan dari tempat tidur kekursi

Cara memindahkan dari tempat tidur kekursi : 1. Siapkan kursi roda 2. Dudukkan kesamping tempat tidur dan luncurkankaki ke sisi tempat tidur

3. Petugas berdiri dimuka klien, letakkan tangan dikedua ketiak klien 4. Klien meletakkan tangan ke kedua pundak petugas 5. Angkat perlahan-lahan hingga klien berdiri 6. Tahan untuk beberapa detik dalam posisi berdiri mulai melangkah miring (arah diagonal) kekursi 7. Dudukkan secara berlahan-lahan dalam keadaan santai 8. Beri kesibukan (kalau mau bahan bacaan, merajut, dll) mengurangi perasaan jenuh atau test less

Perawaran Rehabilitasi Dasar Pada Lanjut Usia Yang Mengalami Kelumpuhan

Pengertian : Lumpuh/kelumpuhan atau hilangnya fungsi dari bagian tubuh yang terkena Penyebab 1. Trauma : - Kecelakaan - Jatuh tergelincir 2. Non Trauma : - Radang - Gangguan pada pembuluh darah otak - Stroke - Tekanan darah tinggi

Macam-macam kelumpuhan 1. Hemiplegia lumbuh sebelah badan 2. Paraplegia lumpuh kedua tungkai 3. Quadripligia lumpuh keempat anggota gerak Perawatan lansia lumpuh memerlukan waktu lama dan sulit Biasanya meninggal bukan karena kelumpuhan karena radang saluran urine atau dekubitis

Perawatan secara umum : 1. Tujuan : - Mengurangi beban penderitaan - Memulihkan fungsi bagian yang lumpuh 2. Yang perlu diperhatikan : - Bagian badan yang tertekan - Posisi tidur perlu diubah-ubah (weseliging)

3. Posisi tidur : - Posisi tidur terlentang

1. Letak kepala : Diletakkan pada bagian yang tidak sakit diberi bantal sebagai penahan 2. Letak bahu diberi bantal dibawahnya, menghindari ketegangan otot 3. Tangan dan pergelangan diberi gulungan kain untuk menghindari atropi 4. Panggul kiri dan kanan diberi bantal dan bagian bawah lutut yang lumpuh diberi bantal agar kaki tidak jatuh atau kaku (drop foot)

- Posisi tidur miring

Pada posisi ini dibaringkan pada sisi yang tidak sakit 1. Bantal dikepala sebaiknya yang lunak untuk memberi rasa nyaman 2. Lengan atas kedepan dan diletakkan diatas bantal dengan 450C dan tangan diberi gulungan untuk mencegah tropi 3. Kaki juga diarahkan kedepan dan diberi bantal dibawahnya serta lutut ditekuk kurang lebih 150C

- Posisi tidur tengkurap

1. Kepala diarahkan kesamping 2. Bagian dada, dibawahnya diberi bantal untuk menahan tubuh dan memberi kebebasan bagi kepala dan leher 3. Tangan diletakkan lurus dengan membentuk sudut 300C dengan tubuh 4. Kaki diberi bantal dibawahnya untuk memberi posisi tekuk (fleksi) pada lutut

- Perawatan Rehabilitasi Dasar Perawatan saluran pernapasan. Jika perlu diberi contoh pernapasan yang baik Latihan menggerakkan sendi-sendi tiap hari secara penuh dan meletakkan pada posisi fungsional sempurna Melatih otot-otot yang lemah sehingga dapat memperkuat otot-otot yang terganggu, antara lain :

1. Latihan gerak diatas tempat tidur a. Menggerakkan tangan yang sakit dengan mengangkatnya keatas

b. Gerakan mengangkat kaki keatas

2. Latihan pindah dari tempat tidur ke kursi roda/memakai tongkat penyangga

a. Penderita boleh duduk dikursi roda dan latihan senam b. Belajar pindah dari tempat tidur ke kursi roda

3. Latihan memakai kruk atau tongkat penyangga untuk jalan (latihan tersebut dapat naik turun atau mendaki

4. Latihan sendiri-sendiri a. Latihan harus dilakukan setiap hari secara rutin apa yang dianjurkan dokter b. Latihan pindah dari satu tempat ketempat lain dengan kursi roda c. Latihan cara menggunakan penyangga, tungkai atau ganda d. Latihan cara memakai baju/celana sendiri e. Jika mungkin latihan olah raga atau keterampilan ringan di kamar

You might also like