Professional Documents
Culture Documents
Office: 1.Jl. Kaliurang Km 15 Tromol pos 08, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 - Indonesia
Phone/Fax: +62-0274-895790
2.Jl. Cempaka Putih Tengah XXVIB No. 78 Jakarta 10510 - Indonesia
Phone/Fax: +62-021-4246417
Question
of the
Day
Edisi:
Rabu, 6
Juni
Siapa Panglima Laskar Jihad? 2001
Pertanyaan
Jacko Lelono - Bandung Jumat, 25 Mei 2001
Assalamu'alaikum,
Dalam pemberitaan di majalah Gatra dan dari beberapa artikel di Indopubs di situ
diceritakan tentang "Siapa panglima Laskar Jihad". Dalam salah satu informasi
diberitakan tentang keluarga Ustad Ja'far Umar Thalib. Dari media tersebut
diceritakan tentang jumlah istri dan anak beliau. Pertanyaan saya apakah benar
beliau mempunyai istri berjumlah delapan dan satu orang istri yang telah dicerai.
Kemudian dalam artikel lain disebutkan istrinya lima orang dan salah satunya sudah
diceraikan. Dari informasi-informasi tersebut mana yang benar???
Demikian pertanyaan saya dan terima kasih sebelumnya.
Wassalamu'alaikum
Assalamu'alaikum,
Kami telah mengetahui kekeliruan yang dibuat oleh majalah Gatra No. 26 Tahun VII
tanggal 19 Mei 2001 pada laporan utama dengan judul "Laskar di Hukum Darurat".
Kesalahan pengetikan tersebut terdapat pada tulisan, "Ayah delapan anak dari delapan
istri itu, bersama belasan guru lainnya, kini punya sekitar 100 santri."
Ustadz Ja'far telah menikah sebanyak 5 kali, sedangkan istri beliau yang pertama telah
diceraikan. Sehingga jumlah istri Ustadz Ja'far sekarang adalah empat. Karena memang
dalam Islam seorang pria diperbolehkan memiliki empat orang istri.
Insya Allah kami telah mengirimkan pemberitahuan kepada Gatra untuk meralat tulisan
tersebut. Sedangkan untuk riwayat hidup Ustadz Ja'far dapat dilihat di http://www.
laskarjihad.or.id/about/cvjafar.htm.
Wassalamu'alaikum
Ja'far lahir di kota sejuk Malang, Jawa Timur, 29 Desember 1961. Ia bungsu dari
delapan bersaudara. Ayahnya, Ustad Umar Thalib, adalah seorang ahli hadis yang
pernah aktif di Muhammadiyah dan Al-Irsyad. Di kota kelahirannya, Malang, Ja'far yang
berpembawaan ramah dan murah senyum itu menghabiskan masa kanak-kanak dan
remajanya.
Ja'far bersekolah di Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Malang, tapi tak sampai
lulus. Kemudian, pada 1983, ia meneruskan belajar ke Pondok Pesantren Persatuan
Islam (Persis) di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Dari pondok pesantren ini, Ja'far
mengasah bahasa Arabnya di Lembaga Pendidikan Bahasa Arab (LPBA) -kini bernama
Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA))-
Jakarta.
LIPIA inilah yang mengantarkan Ja'far mendapat beasiswa untuk menuntut ilmu ke
Pakistan, 1986. Ia mengikuti kuliah di Maududi Institute, Jurusan Dakwah, di Lahore.
Tapi, kuliah di Pakistan ternyata hanya bertahan setahun. Soalnya, Ja'far sering
berselisih paham dengan dosennya, Abdul Mukmim, MA, asal Nigeria. Sang dosen, kata
Ja'far, mengagung-agungkan keberhasilan Revolusi Iran.
Ja'far memandangnya dari sudut lain. Bagi Ja'far, Iran itu syiah, yang ideologinya tak
sejalan dengan yang diyakininya, yaitu salafi - mengikuti paham ulama terdahulu. Ja'far
pun hengkang. Ia lalu bergabung dengan Yayasan Al-Khairiyyah di Peshawar, sebuah
yayasan yang menampung para Mujahidin dari Suriah.
Ketika itu, Ja'far sama sekali tak punya bayangan bahwa suatu ketika ia akan memimpin
laskar jihad di tanah airnya. "Saya hanya bercita-cita mendirikan pesantren, dan
menjadi kiai," tuturnya. Pada 1989, Ja'far tiba di Tanah Air. Ia langsung ditawari
memimpin Pondok Pesantren Al-Irsyad Al-Islamiyah di Tengaran, Semarang, Jawa
Tengah.
Tapi, hanya satu setengah tahun ia sanggup bertahan di sana. Soalnya, dahaga Ja'far
akan ilmu, terutama ilmu hadis, membuat dia ingin memperpanjang langkah. Apalagi
bila mengingat ayahandanya, yang memang ahli di bidang ilmu hadis. Maka pada 1993,
Ja'far berangkat ke Yaman, dan bermukim di sana selama tiga bulan.
Di Yaman ia berguru pada Syech Muqbil bin Hadi al Wadi'i, ahli hadis yang mendirikan
Pesantren Darul Hadis di Dammaz, Yaman Utara. Dari sana ia berkunjung kembali ke
kota Khunar, dan tinggal selama empat bulan. Pada penghujung 1993, Ja'far pulang ke
Indonesia. Mulailah ia merintis Pondok Pesantren Ihyaus-Sunnah, yang didirikan pada
1994, di Jalan Kaliurang Km 15, Degolan, Yogyakarta.
Ayip Syafruddin Soeratman duduk sebagai ketua umum, sedangkan Ma'ruf Bahrun
menjabat Sekretaris Jenderal FKASWJ. Sejak awal, setiap kali FKASWJ mengadakan
pertemuan, ada Divisi Pasukan Khas yang menjaga dan mengamankan acara. Inilah
yang merupakan cikal-bakal laskar jihad.
Menurut Ja'far, sejak awal ide keberangkatan laskar jihad dilaksanakan secara terang-
terangan. Tak ada yang bergerak "di bawah tanah". "Karena ini mengandung pressure
politik, tidak semata-mata pressure militer," katanya. Adapun pemberangkatan secara
diam-diam, menurut Ja'far, sudah banyak dilakukan oleh organisasi-organisasi Islam.
"Tapi, sampai hari ini pressure politiknya tidak terasa," tuturnya.
Cita-cita Ja'far sendiri tak muluk-muluk. Bila Maluku sudah damai, katanya, maka ayah
delapan anak -lima putra dan tiga putri- dari empat istri (satu sudah diceraikan) ini akan
kembali mengasuh pondok pesantren. "Kembali pada aktivitas semula, bekerja kembali,
dan mengkaji kitab lagi," katanya.
Office : 1. Jl. Kaliurang Km 15 Tromol pos 08, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 - Indonesia
Phone/Fax: +62-0274-895790
2. Jl. Cempaka Putih Tengah XXVIB No. 78 Jakarta 10510 - Indonesia
Phone/Fax: +62-021-4246417
Ayahnya Umar Thalib, seorang kiai keturunan Yaman -Madura yang aktif di Al-Irsyad,
Malang. Tidak seperti ibu Ja'far, Badriyah Saleh, yang juga keturunan Arab, ayah Jaf'ar
mendidik Jaf'ar sejak kecil dengan pola militer. Kebetulan, ayahnya adalah veteran perang
10 November di Surabaya. Sehingga, sejak kecil pria kelahiran Malang, 29 Desember 1961
itu sudah terbiasa dirotani. Beliau adalah anak bungsu dari delapan orang bersaudara
“Belajar bahasa Arab dari ayah sama dengan naik ring tinju,” kenang alumni Pesantren
Persis Bangil itu. Ustadz Jafar Umar Thalib mempunyai empat orang Istri dan sembilan
orang anak.
Sikap kritis Ja'far sudah tumbuh sejak muda. Tokoh dengan tinggi 165 cm mempunyai
Pengalaman sampai ke Afgahnistan dan Jihad Maluku saat ini pun sebetulnya merupakan
akibat sikapnya yang selalu merasa tidak puas. Ayah sembilan anak dari keempat istrinya
ini misalnya, lari dari lingkungan pesantren Al-Irsyad milik ayahnya setelah lulus
Pendidikan Guru Agama (PGA) tahun 1981 ke Pesantren Persis, Bangil). Merasa kurang
puas di Bangil, tahun 1983 Ja'far hijrah ke Jakarta dan masuk Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia Arab (LIPIA).
Selama mahasiswa ia duduk sebagai Ketua DPP Pelajar Al-Irsyad yang menentang Asas
Tunggal bersama teman-temannya dari Pelajar Isam Indonesia (PII). Di LIPIA, anak ke
tujuh dari delapan bersaudara itu cuma betah tiga tahun. Ia gagal mencapai sarjana
syariah karena bertengkar dengan salah satu dosen yang dikritiknya habis-habisan.
Kemudian, oleh direktur LIPIA ia disekolahkan ke Maududi Institute di Lahore, Pakistan.
Tak sampai setahun, pada 1987, lagi-lagi ia ribut dengan dosennya yang ditantang
berdebat tentang hadits. Akhirnya, ia memutuskan untuk ikut berjihad di Afghanistan.
Sepulangnya dari Timur Tengah pada tahun 1993, beliau mendirikan Pesantren di
Yogyakarta yang bernama “IHYA’US SUNNAH” dan beliau sendiri yang menjadi
pemimpinnya. Antara tahun 1994-1999 waktunya dihabiskan untuk belajar dan mengajar
melalui dakwah Salafiyah yaitu dakwah yang berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah
dengan pemahaman para Sahabat nabi.
Kegiatan beliau di pesantren Ihya’us Sunnah mengajar kitab-kitab para ulama Salaf seperti
Al-utsul tsalasah (3 pedoman dasar), Syarah Kitabut Tauhid (penjelasan tentang kitab
Tauhid) karya Imam Muhamamd bin Abdul wahab kemudian kitab Al-Aqidah Al-Washitiyah
karya Imam Ibnu Taimiyah dll.
Para rekan-rekan mengajarnya adalah Al-Ustadz Muhammad Umar As-Sewed yang dulu
menjadi muridnya, Al-Ustadz Hamzah, Al-Ustadz Muslim.
Ketika situasi politik dan ekonomi di Indonesia sedang bergejolak di awal tahun 1999
beliau memandang perlu untuk ikut menyelesaikan kemelut bangsa ini. Maka pada tanggal
14 Februari 1999 beliau tampil dalam suatu tabligh akbar yang dilaksanakan di Solo, Jawa
Tengah dengan tujuan memperingatkan kepada Umat Islam tentang bahayanya berpecah
belah di kalangan umat Islam karena akan menghadapi Pemilu sekaligus menjelaskan
tentang haramnya presiden wanita.
Dan berlanjut dengan tabligh akbar di Yogyakarta pada tanggal 30 Januari 2000 dalam
rangka menyikapi kondisi pembantaian Umat Islam di maluku yang sudah berusia 1 tahun
tapi tidak ada upaya-upaya penyelesainanya akhirnya Ustadz ja’far mengeluarkan resolusi
Jihad dengan deadline 3 bulan.
Ternyata deadline sudah lewat tapi tetap tidak ada kejelasan mengenai konflik Maluku
maka pada tanggal 6 April 200 Ustadz Ja'far bersama seluruh muridnya mendeklarasikan
akan berangkat ke Ambon dan meresmikan berdirinya Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal
Jamaah. Dan setelah melakukan Tabligh Akbar di stadiun Senyan dilanjutkan dengan
latihan perang di Bogor yang dinamakan “Latihan Gabungan Nasional Laskar Jihad”. Dan
beberapa bulan kemudian beliau mengutus 29 orang untuk pergi ke Ambon pertama kali.
Tentu bukan pasukan khusus kepolisian. Mereka adalah anggota Laskar Jihad yang
datang dari berbagai kota, untuk menengok sang panglima, Ustad Ja'far Umar Thalib.
Pria kelahiran Malang, 40 tahun silam, itu ditahan Mabes Polri sejak 4 Mei, atas tuduhan
penghasutan dan penganiayaan berat sehingga menyebabkan matinya orang lain.
Di sela-sela kesibukannya menerima kunjungan anggota Laskar Jihad, Jumat pekan lalu,
wartawan Gatra Sujoko berkesempatan mewawancarai Ja'far. Petikannya:
Anda juga dituduh tidak menaati hukum positif, dan malah menerapkan syariat
Islam?
Pertama, yang harus dipahami, di Maluku itu telah terjadi kevakuman hukum akibat
lumpuhnya aparat penegak hukum di sana. Yang diupayakan di Maluku sampai saat ini
hanya bagaimana menghentikan peperangan. Keadaan ini tidak memungkinkan penegak
hukum, dalam hal ini polisi, melakukan penangkapan tehadap pelanggar hukum,
termasuk para pembunuh sekalipun.
Yang kedua, kesepakatan bersama umat Islam yang dimotori Ketua MUI Maluku, Hasan
Husni, pada 4 Januari 2001, untuk menegakkan syariat Islam di komunitas muslim
Maluku.
Dengan dua sebab itulah, umat Islam Maluku sepakat menerapkan syariat Islam di
Maluku. Karena sudah menjadi kesepakatan, maka anggota Laskar Jihad yang
melanggar pun harus diperlakukan dengan hukum itu.
Ayip Syafruddin
Sang Arsitek Laskar Jihad
home
Pria itu memimpin rombongan berjubah
putihnya memasuki salah satu ruangan di
archive gedung SCTV, di Jalan Gatot Subroto,
Jakarta. Bersamanya ada sejumlah warga
daftar isi Maluku dan seorang pengacara dari Tim
Pembela Muslim (TPM). Belasan wartawan
Surat untuk Redaksi: cetak dan elektronik yang sudah menunggu
editor@hidayatullah.com beberapa saat pun turut mengiringinya
masuk.
Ceritanya bermula dari tabligh akbar dan Resolusi Jihad di Yogyakarta pada 30
Januari 2000. Acara itu menghasilkan rekomendasi kepada pemerintah agar
dalam waktu 3 bulan menyelesaikan kasus pembantaian ummat Islam di
Maluku. Esok harinya pertemuan berlanjut di Tawangmangu, syura
mempersiapkan jihad ke Maluku. Saat itu kebetulan Ayip diminta untuk
mempresentasikan konsepnya. Dengan bekal pengalaman organisasi yang
dimilikinya ia menawarkan strategi, mekanisme dan struktur jihad Maluku
kepada syura.
Tapi, ia malah `kena batunya'. Ja'far dan para ustadz lainnya malah
menunjuknya menjadi pelaksana proyek Jihad itu. Lantas ia dipercaya
menduduki kursi ketua umum FKAWJ. Di tangannya kini organisasi itu sudah
memiliki dewan pimpinan wilayah di 30 provinsi. Laskar Jihad yang merupakan
salah satu divisi FKAWJ, sejak awal dideklarasikan pada 6 April 2000, juga
semakin berkibar namanya.
Sejak tragedi Ambon meletus, FKAWJ menjadi salah satu organisasi yang
secara terbuka melakukan pembelaan terhadap ummat Islam Maluku dengan
mengirimkan pasukan perang. Hingga tragedi pembantaian ummat Islam
melebar ke Poso dan tempat-tempat lainnya di Indonesia, mereka masih tetap
konsisten membantu saudara-saudaranya dengan pembelaan fisik.
Kini ada sekitar 3.000 kader FKAWJ yang setiap beberapa bulan sekali dikirim
secara bergilir untuk berjihad di Maluku dan Poso. Yang menarik, sebelum
berangkat ke medan perang, setiap kader diminta menulis surat wasiat bagi
keluarganya, karena kepergian itu memang sengaja diniatkan untuk setor
nyawa di jalan Allah. "Asumsinya kita memang tidak akan kembali lagi," jelas
Ustadz yang murah senyum ini.
Pena memang merupakan senjata andalan Ayip sebelum terjun dalam jihad
pedang. Sejak remaja ia sudah sering menulis di media. Ketika masih
mahasiswa ia bahkan sudah membuat buku, Pendidikan Seks untuk Anak,
Pustaka Mantiq, yang menerbitkan bukunya itu tahun 1990 jatuh hati dan
kemudian memberinya posisi editor.
Menurut Ayip, royalti buku itulah yang digunakan untuk menafkahi keluarganya,
karena sebagai aktivis dakwah ia tidak punya penghasilan lain. Adapun usaha
konveksi kecil-kecilan dan TK Islam Al-Madinah yang dikelola istrinya di rumah
lebih banyak untuk kepentingan dakwah. "Saya pernah ditawari jadi pegawai
negeri, tapi saya tolak," kata pria yang mengaku tidak suka hal-hal birokratis ini.
Keluarga Mujahid
Aktivitas jihad yang cukup padat membuat Ayip harus sering berada jauh dari
keluarganya yang tinggal di Solo. Dengan kesibukan rutin setiap pekan di
Jakarta dan Yogya, maka ia harus mondar-mandir terus di ketiga kota tersebut.
Ini belum termasuk tugas-tugas ke kota lain yang seringkali datang mendadak.
Menurut pengakuan Ayip mereka juga siap untuk ditinggal pergi dalam waktu
lama. Sebagai gantinya, komunikasi Ayip dengan jundi-jundiyahnya dilakukan
lewat telepon dan internet. Meski masih kecil anak-anak Ayip sudah akrab
dengan e-mail.
Salah satu anaknya yang berusia 9 tahun pernah menyatakan kerelaannya bila
ditinggal Ayip. "Kalau Abi jihad, terus meninggal, nggak apa-apa, kan enak bisa
bawa saudara-saudaranya ke surga," tutur Ayip menirukan komentar putrinya.
Berkelana
Ayip lahir dari pasangan aktivis Muhammadiyah, Soeratman dan Eni, pada 16
Juni 1966 di Sindang Laut, Cirebon. Meski ayahnya seorang pejabat di
departemen Keuangan, yang konotasinya tempat basah dan rawan korupsi,
keluarga Ayip tergolong taat. Tak heran bila anak ke enam dari delapan
bersaudara ini tumbuh militan. Militansi itu juga tumbuh pada semua
saudaranya. Menurut Ayip, hampir semua saudaranya aktif berdakwah.
Ia lalu bergabung dengan gerakan da'wah salafiyah pada tahun 1989. "Saya
berkelana di berbagai harakah untuk mengkaji Islam," kenang aktivis yang
ketika remaja pernah dipaksa masuk Akabri oleh keluarganya itu.
Dalam rangka mendalami Islam, selain menggali dari keluarga, Ayip juga
pernah belajar di pesantren Al-Irsyad, Tengaran, Salatiga. Tidak cukup dengan
itu, ia kemudian berguru ke pesantren Persis Bangil. Pesantren pimpinan Ja'far
Umar Thalib, Ihyaussunnah di Degolan, Yogyakarta juga pernah dicicipinya.
Berbagai kegiatan da'wah dan belajar di luar kampus itu menyebabkan studi
Ayip di UMS molor sampai 15 tahun. Karena kebaikan pihak fakultas dan
dosen pembimbingnya, ia diberi kesempatan menyelesaikan S1 yang sudah
mandek 10 tahun. Skripsinya membahas tentang religiusitas bidan dan tingkat
aborsi.
Tapi Ayip mengaku belum menyiapkan nama berhuruf awal `F' untuk bakal
anaknya itu. Apapun namanya, semoga kelak ia jadi mujahid penebas kebatilan
yang tajam seperti nama abinya yang berarti "Mata Pedang Agama".•
Office : 1. Jl. Kaliurang Km 15 Tromol pos 08, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 - Indonesia
Phone/Fax: +62-0274-895790
2. Jl. Cempaka Putih Tengah XXVIB No. 78 Jakarta 10510 - Indonesia
Phone/Fax: +62-021-4246417
Berita anda di sini kedengarannya seperti bicara orang putus asa, sungguh kasihan. Anda
cuma bisa adu domba antara umat, dan tidak mengerti dengan yang anda perbuat. Laskar
anda yang ada di Maluku kelaparan tidak anda ceritakan!. Karena anda tidak bertanggung
jawab terhadap mereka. Kasihan sekali anda, bagaikan bertempur melawan angin.
Zakir - Sydney
---------------------------------------
Sepertinya telah disebarkan isu oleh musuh-musuh Islam bahwa Laskar Jihad di Maluku
mengalami kekalahan dan kelaparan di Maluku. Hal ini dilakukan oleh mereka untuk
membuat takut calon-calon mujahidin yang ingin berangkat berjihad ke Maluku. Atau isu
ini ditujukan untuk menakuti keluarga mujahidin yang ditinggalkan bahwa keluarga
mereka terbengkelai di Maluku.
Ketakutan mereka akan Laskar Jihad sangat terlihat akan isu-isu yang mereka sebarkan.
Isu bahwa ribuan personel Laskar Jihad yang gugur dan juga adanya Laskar Jihad yang
kelaparan di Maluku bukanlah hal yang baru. Selain untuk menakuti personel Laskar Jihad
isu ini juga untuk meningkatkan kembali semangat pasukan Kristus yang banyak
menderita kekalahan di Maluku. Bahkan Kristen-RMS harus kehilangan ribuan nyawa
ketika berusaha merebut desa Iha di P. Saparua.
Alhamdulillah hingga saat ini kebutuhan makan Laskar Jihad selalu terpenuhi. Pada awal
kedatangan Laskar Jihad di Maluku seluruh muslimin Maluku meminta personel Laskar
Jihad menempati rumah-rumah mereka. Bahkan personel Laskar Jihad jamu makan
selama 10 hari berturut-turut. Namun kami meminta kepada mereka untuk menghentikan
jamuan makan karena kami khawatir hal tersebut akan membebani mereka.
Dana yang kami peroleh dari muslimin di luar Maluku adalah yang kami gunakan untuk
membiayai kebutuhan sehari-hari Laskar Jihad. Alhamdulillah hingga saat ini kebutuhan
personel Laskar Jihad selalu terpenuhi meskipun dengan makanan seadanya tetapi kami
tidak pernah kelaparan. Bahkan hingga saat ini masih banyak muslimin Maluku yang
mengantarkan makanan bagi personel Laskar Jihad. Semoga Allah Ta'ala membalas
kebaikan mereka dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin.
Musuh-musuh Islam ingin mematahkan semangat Laskar Jihad dan Muslimin Maluku
dengan mengatakan bahwa pertempuran di Maluku adalah hal yang sia-sia. Saat awal
kerusuhan di Maluku pada Idul Fitri 1999 Muslimin Maluku bertempur dengan kekuatan
seadanya melawan salibis yang ingin membunuh dan mengusir Muslimin Maluku.
Harta, darah dan nyawa telah mereka korban untuk mempertahankan aqidah bahwa
"Tiada sesembahan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah". Perjuangan yang
mereka lakukan adalah untuk membela diri dari serangan musuh bukan perjuangan yang
sia-sia.
Alhamdulillah pertolongan Allah Ta'ala datang kepada Muslimin dan Laskar Jihad dengan
memberikan kemenangan dalam banyak pertempuran di Maluku sejak Juni 2000. Kristen-
RMS mengalami banyak kekalahan di Poka, Rumah Tiga, Waai, Tantui, Suli, Galala,
Sirisori, Allang dan lainnya. Bahkan banyak tentara salibis yang tewas kelaparan saat
meninggalkan desa Waai menuju Passo.
Perjuangan Muslimin dan Laskar Jihad akhirnya sedikit memperoleh hasil. Saat ini yang
ada dihati Muslimin adalah keberanian untuk terus berjihad fi sabilillah. Rasa aman juga
dirasakan oleh Muslimin Maluku saat ini. Sedangkan Allah Ta'ala telah menimbulkan rasa
takut dikalangan salibis untuk menghadapi Mujahidin.
Sebenarnya hal yang harus diingatkan kepada orang-orang kafir adalah pembantaian yang
mereka lakukan terhadap muslimin disuatu daerah akan mendatangkan perlawanan dari
Mujahidin diseluruh dunia. Bahkan mujahidin siap berperang hingga berpuluh-puluh tahun
untuk menegakkan Kalimatullah.
______________
Divisi Penerangan
DPP-FKAWJ
Central Board of
Ahlus Sunnah wal Jamaah Communication Forum
HQ : 1. Jl. Kaliurang Km 15 Tromol pos 08, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 - Indonesia
Phone/Fax: +62-0274-895790
2. Jl. Cempaka Putih Tengah XXVIB No. 78 Jakarta 10510 - Indonesia
Phone/Fax: +62-021-4246417
May God works on your heart and bless you with His wisdom and Love! If you love Allah
you should love his gloryfied creature (human being), because in the front of Allah all
people are the same and He loves them. You and me! May the mercys of the Lord upon
you!
----------------------------------------------
Laskar Jihad does not randomly fight people because of their faith. We have come to
Ambon to defend our Muslim brothers because we love them for the sake of Allah. We seek
peace with those that seek peace with us.
Would you have us make peace with people that are raping our sisters and burning down
our houses? Do you not recall that more than 3000 of our Muslim brothers and sisters
were killed by the Christians? Do you not recall that it was this event that started the war?
What were your comments when the Muslims were being slaughtered? It is only when the
Muslims start to defend themselves that you comment. May Allah purge your heart of
hypocrisy.
_________________
Information Division
Laskar Jihad
KETIKA berkesempatan menengok bumi Ambon, akhir Juni lalu, penulis berkesempatan
berkomunikasi dengan para Obet, di Hotel Amans, yang lokasinya terletak di di
perbatasan, antara wilayah muslim dengan kristen. Dalam perbincangan, para Obet
(sebutan untuk orang kristen) itu mengatakan, bahwa sebenarnya masyarakat Ambon
sudah jenuh berperang. ''Apalagi dengan saudara sendiri,'' tutur seorang dari mereka.
''Lalu, mengapa masih terus saja ada gejolak?'' tanya penulis.
''Ya, itu, orang-orang dari luar itu yang bikin perang terus memanas!'' jawab yang lain.
''Siapa orang luar itu?'' pancing penulis.
''Mereka yang menamakan Laskar Jihad ...!'' jawabnya.
''Lho, memangnya mereka ngapain?''
''Iya, mereka itulah yang memprovokasi warga muslim untuk berperang terus!'' suara
mereka meninggi.
''Lha, siapa yang bisa jamin kalau Laskar Jihad keluar Ambon, warga muslim tak bakal
dibantai lagi?''
Mereka terdiam.
''Bukankah Laskar Jihad datang setelah setahun lebih muslim Ambon dibantai, dan
terdesak?''
Lagi-lagi mereka terdiam. Tapi, dari sorot mata mereka nampak ada marah. Mungkin
karena tahu bahwa yang mengajaknya ngobrol seorang jurnalis, para Obet itu bisa
''menyimpan'' kemarahannya.
Bukan hanya para Obet yang punya pendapat bahwa karena Laskar Jihad-lah penyebab
berkepanjangannya masalah Ambon. DR. Muhammad Saleh Latuconsina, penguasa
darurat sipil yang juga gubernur Maluku itu, punya nada serupa. ''Saya orang sini, saya
tahu betul bahwa masyarakat Ambon sudah jenuh dengan peperangan. Tapi ada kelompok
eksternal yang membuat masalah berkepanjangan!'' Kelompok eksternal yang dimaksud
Latuconsina, arahnya jelas: Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
Dengan semangat serupa, Kamis 6 September 2001, Abdul Ghafur, mengadakan jumpa
pers. Menurut gubernur Maluku Utara terpilih (meskipun masih bermasalah, dan belum
juga dilantik) ini, perlu diadakan Islah, untuk merukunkan umat yang terkoyak. Tapi, Islah
model Ghafur itu ada syaratnya. Yakni, orang luar hendaknya keluar. Tudingan terhadap
Laskar Jihad pun kembali diarahkan.
Walhasil, Laskar Jihad dituduh sebagai biang kerusuhan di Bumi Maluku (dan Maluku
Utara). Bagaimana realitasnya?
Bila kita masuk ke komunitas muslim yang terlibat dalam konflik ini secara langsung, atau
ke para pengungsi, jawabannya terbalik 180 derajat. Kehadiran Laskar Jihad yang
menghiasi wajahnya dengan jenggot dan membalut tubuhnya dengan gamis itu, bak
mengalirkan darah segar untuk berjihad. Komunitas muslim yang tadinya terdesak, mulai
bangkit kembali.
Tidak hanya itu, kehadiran Laskar jihad sejak awal April tahun 2000 itu, banyak
memberikan teladan. Contoh kongkritnya adalah dengan jalan memberi tauladan riil dalam
berperang. Misalnya, bila musuh telah terbunuh, tak boleh dicincang. Anak-anak, wanita,
dan orang-orang jompo tak boleh disentuh. Mereka yang berlindung juga mesti diberi
perlindungan. Dan yang tak kalah pentingnya adalah: Laskar Jihad memberi teladan
bahwa manusia tidaklah kebal.
Sejak muslim Ambon dibantai pada 19 Januari 1999, tak sedikit anak-anak, pemuda, dan
orang dewasa mencari ''orangtua'' untuk mendapatkan ilmu kebal. Artinya, mereka tak
'mempan' diberondong senapan, tak luka oleh bacokan, dan sebagainya. Walhasil,
memang ada yang berhasil. Tapi, apakah ilmu kebal itu dibenarkan secara syariah? Laskar
Jihad jauh dari semua itu. Dan, secara konsisten memberikan dakwah bahwa
mempraktekkan ilmu kebal sudah pada tingkat syirik. Dakwah ini cukup berhasil. Perlahan
tapi pasti, para muslim Ambon menanggalkan segala kekebalannya itu.
Laskar Jihad selalu berada di garda depan. Di Ambon, di daerah perbatasan yang rawan
penyerangan, selalu ada Posko Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Apa yang mereka
lakukan? Tak ada kegiatan militer. Mereka hanya menempati satu-dua rumah, berjumlah
sekitar 10 sampai 15 orang. Mereka mengaji, mengajar mengaji, berdakwah ke
masyarakat sekitarnya. Masjid dan mushala dihidupkan. Warga beraktivitas seperti
sediakala. Juga mendirikan sekolah-sekolah alternatif, dan pengobatan untuk warga
setempat.
Para aktivis Laskar Jihad tidak mencari peluang untuk menyerang musuh. Mereka hadir
untuk menghidupkan kehidupan yang dikoyak-koyak oleh perang. Ketika pada
pertengahan Juni lalu Poliklinik dan Radio Suara Perjuangan Muslim Maluku di Kebun
Cengkeh, Ambon, diobrak-abrik oleh Yon Gab, dan memakan korban 23 meninggal dan 4
hilang, justru memunculkan simpati yang luar biasa.
Para sopir angkot misalnya, memberi dukungan yang tidak basa-basi. Bila ada anggota
Laskar Jihad yang naik angkot, para sopir enggan menerima ongkosnya. Tak jarang,
ongkos tersebut dibayar oleh penumpang lain. Ibu-ibu akan merasa bergembira bila
menjamu Laskar. Daftarnya bisa lebih panjang lagi. Dan itu berlangsung sampai kini.
Kehadiran Laskar Jihad juga signifikan dengan ditegakkannya syariat Islam di Ambon.
Kompleks pelacuran ditutup, minuman keras diberangus. Dan ini tak terjadi di wilayah
Obet. Di wilayah Obet itu, pelacuran dan minuman keras tetap transparan, tak ada lagi
tabu, seperti sediakala.
Padahal, pelacuran dan minuman keras adalah awal dari suatu kehancuran tatanan
masyarakat. Dan membuat sebuah komunitas tak lagi bisa produktif. Sedangkan di
wilayah Acang (sebutan untuk orang Muslim), orang bisa berdaya guna, dan punya nilai
manfaat buat lingkungannya. Juga, masyarakat merasa aman, ada saudara seiman yang
ikut mendampinginya.
Pertanyaannya, apakah kehadiran Laskar Jihad berdampak negatif? Bila kehadiran Laskar
Jihad itu negatif bagi masyarakat Ambon, maka akan ada perlawanan bahkan pengusiran
dari masyarakat setempat. Tapi tengoklah ketika tim dari Mabes Polri pada awal Mei lalu
akan membongkar dan mengautopsi jenasah Abdurrahman, masyrakat muslim menjadi
bentengnya. Mereka menghalang-halanginya. Tim dari Mabes Polri pulang ke Jakarta
dengan tangan hampa, tak membawa barang maupun alat bukti yang bisa dipakai untuk
menyeret Panglima Laskar Jihad, Ustadz Ja'far Umar Thalib, sebagai tersangka
penganiayaan yang menyebabkan seseorang meninggal dunia.
Abdurrahman adalah anggota Laskar Jihad yang, karena khilaf, telah melakukan
pemerkosaan terhadap seorang pembantu rumah tangga di Kampung Ponegoro, Ambon.
Ia lalu diproses secara syar'i. Dan ia mengakui dengan jujur apa yang telah dilakukannya.
Juga meminta dihukum secara Islam. Abdurrahman dengan kepasrahan yang luar biasa
minta dengan amat sangat untuk menjalani rajam, dilempari batu sampai mati.
Kisah tersebut cukuplah sebagai bukti, bahwa masyarakat menerima kehadiran Laskar
Jihad di Ambon dengan penuh keikhlasan. Hanya sebagian kecil elit yang tak
menyetujuinya.
Persoalan Ambon berlarut-larut bukan karena kehadiran Laskar Jihad. Tapi, lebih karena
ketidakberdayaan penguasa Darurat Sipil untuk menegakkan supremasi hukum di bumi
'Ambon Manise' yang kini menjadi 'Ambon Tangise' itu. Umat Islam menuntut agar pelaku
pembantaian pada 19 Januari 1999, diadili dan diberi sanksi yang setimpal.
Dan itu yang tak pernah terjadi. Seyogyanya, bila pemerintah tak mampu menegakkan
hukum, janganlah mencari-cari kambing hitam. Janganlah menutupi kelemahan dengan
cara menyalah-nyalahkan pihak lain.(#)
Office : 1. Jl. Kaliurang Km 15 Tromol pos 08, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 - Indonesia
Phone/Fax: +62-0274-895790
2. Jl. Cempaka Putih Tengah XXVIB No. 78 Jakarta 10510 - Indonesia
Phone/Fax: +62-021-4246417
Hari Kamis, 24/5 kampus menjadi ajang persaingan untuk masuk Sekolah Dasar Islam
Terpadu (SDIP) Al Manshurah Ambon. Antusiasme tampak di wajah wali calon murid yang
mengantar putra-putri mereka mengikuti ujian SD Islam pertama di Ambon ini.
Lebih lanjut Ketua Divisi Humas Satgas Amar Ma’ruf Nahi Munkar Muslimin Maluku ini
menyatakan, melihat animo masyarakat yang begitu besar terhadap kehadiran SDIP Al
Manshuroh, dirinya berharap, agar para pengelola melihat hal ini sebagai sebuah titik baru
dalam rangka pengembangan generasi Islam dan kualitas Muslimin di masa datang.
Hal senada juga diungkapkan Rahmat Pranoto (35), salah seorang warga BTN Kebun
Cengkeh Ambon. Sebagai wali calon murid, dirinya mengaku tertarik mendaftarkan
putranya ke SDIP Al Manshuroh, karena muatan agama yang ditawarkan. Hal ini, menurut
Pranoto, sangat penting karena menyangkut masa depan si anak.
Tekad Pranoto ini tampak dari upayanya mendaftarkan Hilman Rais (7), putranya, yang
saat ini masih berstatus sebagai siswa kelas I di sebuah sekolah dasar swasta di Ambon.
Pranoto juga menegaskan, walaupun ada sekolah Islam terpadu sejenis di Kota Ambon
selain SDIP Al Manshuroh, dirinya mengaku lebih tertarik dengan sekolah Islam terpadu
yang dikelola Divisi Pendidikan Forum Komunikasi Ahlussunnah Wal Jamaah.
Untuk itu, bagi dia, biaya tidak begitu dipermasalahkan. Biaya untuk menyekolahkan anak
di sekolah semacam ini, jauh lebih murah dibanding dengan biaya untuk memperbaiki
anak yang telah terlanjur nakal, tandasnya.
Ny. Bea Nurlette (40), warga Jl. Pule, menuturkan, dirinya tertarik mendaftarkan putranya,
Rama Rifaldi Ismail Nurlette (5,5) tahun karena adanya perpaduan antara kurikulum
umum dan agama. Menurutnya, hal ini amat penting sebagai media dasar dalam
pembentukan akhlak Islami.
Namun sejumlah orang tua menyayangkan kebijakan sekolah yang hanya membatasi
penerimaan siswa untuk angkatan pertama ini. Menurut Abdul Wahab, dirinya sangat
memahami, bahwa standar kualitas memang perlu diperhatikan, namun upaya meletakkan
dasar-dasar generasi Muslim semestinya perlu juga menjadi pertimbangan dan
mendapatkan perhatian.
Hal senada juga diungkapkan Pranoto. Ayah dua anak ini menyatakan, kalau pertimbangan
kemampuan daya tampung atau gedung, hal itu bisa dibicarakan lebih lanjut antara
pengelola dan calon wali murid.
Menanggapi hal ini, Ketua Divisi Pendidikan Forum Komunikasi Ahlus Sunnah Wal Jamaah,
Jundi Sukarna SPd, menyatakan, pihaknya hanya menerima 30 siswa dari 84 pendaftar.
Pembatasan jumlah siswa yang diterima, menurut Jundi, terkait dengan keterbatasan
sarana dan prasarana yang ada. Padahal sebagian dari masyarakat muslim Ambon sangat
menginginkan putra-putrinya bisa ke SDIP Al Manshurah. (an/fs)
Office : 1. Jl. Kaliurang Km 15 Tromol pos 08, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 - Indonesia
Phone/Fax: +62-0274-895790
2. Jl. Cempaka Putih Tengah XXVIB No. 78 Jakarta 10510 - Indonesia
Phone/Fax: +62-021-4246417
Untuk mencapai hal ini, lanjut Salma, lembaga sekolah dituntut berpacu dalam
menyiapkan anak didik sehingga pada gilirannya nanti, output yang dihasilkan benar-benar
berkualitas, menguasai IPTEK dan IMTAQ yang handal. "Tantangan ke depan dunia
pendidikan dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi menuntut lembaga itu memacu
upayanya dalam menyiapkan anak didiknya, sehingga pada gilirannya nanti output yang
diharapkan dari lembaga ini, anak-anak didik benar-benar berkualitas, menguasai IPTEK
dan IMTAQ yang handal," kata Salma.
Lebih lanjut Salma mengatakan, dengan bekal optimisme dan semangat pantang
menyerah, insya Allah, lembaga pendidikan terpadu ini akan menjadi lembaga pendidikan
unggulan.
Hadir dalam acara peresmian tersebut, Kepala Seksi Kurikulum Bidang Pendidikan Umum
ex. Kanwil Departemen Pendidikan Nasional, Drs. Andi Mapa, Msi.
Dilihat dari penuntasan wajib belajar, Andi menilai positif kehadiran SDIP Al Manshuroh ini.
Apalagi, lanjut Andi, dengan dampak kerusuhan yang berakibat pada menurunnya kualitas
pendidikan dasar, kehadiran SDIP Al Manshuroh diharapkan dapat membantu pemerintah
dari dua sisi yakni memperluas kesempatan belajar bagi masyarakat dan upaya
meningkatkan mutu, melalui peningkatan IPTEK dan IMTAQ. "Sehingga tidak ada alasan
untuk tidak mendukung segala kegiatan yang dilakukan SDIP Al Manshuroh ke depan
nanti," tandas Andi.
Menurut Kepala SDIP Al Manshuroh, Sudarmaji, SPd, PPS yang rencananya akan
berlangsung hingga Senin (9/7) depan, dimaksudkan untuk mengenalkan secara bertahap
lingkungan baru kepada para siswa. Selain itu, lanjut Sudarmaji, yang tidak kalah penting
adalah memantau perkembangan adaptasi siswa dengan waktu belajar yang cukup padat.
Office : 1. Jl. Kaliurang Km 15 Tromol pos 08, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 - Indonesia
Phone/Fax: +62-0274-895790
2. Jl. Cempaka Putih Tengah XXVIB No. 78 Jakarta 10510 - Indonesia
Phone/Fax: +62-021-4246417
Menurut Koordinator TKIP Al Manshuroh. M. Irfan, SE, TKIP yang dikelolanya akan
didirikan di dua tempat sekaligus, yakni Jl. Sultan Hasanudin No. 15 RT 01/ 02 Kampung
Kapahaha, Kelurahan Pandan Kasturi, Kecamatan Sirimau dan Jl. Kebun Cengkeh, Lorong
Putri, Desa Wanakila Rt. 04/18 Batu Merah Atas, Kecamatan Sirimau.
Pendirian TKIP Al Manshuroh ini, menurut Irfan, merupakan amanat yang telah digariskan
dalam UU No. 2/1995 tentang pendirian taman kanak-kanak, yang bertujuan untuk
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Apalagi Irfan melihat, perhatian pendidikan untuk anak-anak menjadi sangat penting
setelah kerusuhan dan berbagai pertikaian melanda Maluku. "Pendirian taman kanak-
kanak ini menjadi sangat penting, selain telah diamanatkan konstitusi, pendidikan perlu
lebih diperhatikan lagi karena dampak kerusuhan," kata Irfan.
Rencananya, pihak pengelola juga akan membuka TK sejenis di Desa Tulehu, Kecamatan
Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah. Namun khusus lokasi Tulehu, Irfan mengaku, saat
ini pihaknya masih kesulitan dalam mencari gedung untuk kegiatan belajar mengajar.
"Saat ini kami terbentur masalah gedung," katanya.
Target yang hendak dicapai dari program TKIP ini, menurut Irfan, setelah lulus, siswa
dapat membaca, menulis, berhitung, membaca Iqra’ dan Al Qur’an dengan lancar dan
baik, hafal doa-doa sholat dan tata caranya, hafal doa-doa sehari-hari, serta surat-surat
pendek.
"Dengan target ini pula, rencananya lulusan TKIP Al Manshuroh diproyeksikan dapat
memasuki SDIP Al Manshuroh secara otomatis," tegas Irfan.
Untuk angkatan I ini, pihak pengelola TKIP Al Manshuroh masih menerima pendafataran
hingga 19 Juli mendatang.
Ny. Asriyani (30), warga Batu Merah menuturkan, dirinya mendaftarkan putranya
Fitriyanto Wicaksono (5) ke TKIP Al Manshuroh dengan harapan setelah diterima dan
menempuh pendidikan pra-sekolah di lembaga itu, putranya dapat lebih medalami dan
memahami ilmu-ilmu agama. "Saya berharap sekali anak saya, Fitriyanto, bisa lebih
mendalami ilmu agama di TK ini, sekaligus mandapat kemudahan untuk memasuki SDIP Al
Manshuroh nantinya," kata Asriyani.
Sementara itu, Ketua Divisi Pendidikan dan Pembinaan Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal
Jamaah, Jundi Sukarna, SPd, menegaskan, pendidikan pra sekolah yang dirintis melalui
TKIP ini, sangat diharapkan dapat membentuk keilmuan, daya pikir, daya cipta dan
kemampuan dasar lainnya serta memiliki kemampuan perilaku yang memadai sehingga
mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan baik. (anf)
Office : 1. Jl. Kaliurang Km 15 Tromol pos 08, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 - Indonesia
Phone/Fax: +62-0274-895790
2. Jl. Cempaka Putih Tengah XXVIB No. 78 Jakarta 10510 - Indonesia
Phone/Fax: +62-021-4246417
Menurut Koordinator TPQ Al Mujahidin, Abdul Alim, acara tersebut sebenarnya hanyalah
pertemuan informal seluruh santri/ santriwati TPQ Al Mujahidin dari berbagai tingkat dan
kelas, usai pelaksanaan ujian yang telah dilakukan dua hari sebelumnya. "Jadi tidak ada
acara khusus untuk itu," kata Abdul Alim.
Acara itu, lanjut Abdul Alim, menjadi meriah lantaran diramaikan dengan pembagian
hadiah bagi para santri berprestasi. Apalagi, para orang tua juga tak ketinggalan
memberikan dukungan bagi putra-putrinya.
Sejumlah kegiatan yang telah dilakukan TPQ Al Mujahidin itu, menurut Abdul Alim,
dimaksudkan untuk mengenalkan dan menghidupkan syi'ar Islam. Selain itu, kegiatan ini
juga dalam rangka menanamkan sedini mungkin tentang aqidah dan akhlaqul karimah
sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan pemahaman salafush
shalih. Dan yang juga penting, adalah menanamkan kecintaan terhadap ilmu agama.
Ny. Arsad Sadi, salah seorang orang tua santriwati menyatakan gembira dengan berbagai
kegiatan yang telah dirintis TPQ Al Mujahidin itu. "Saya berharap sebagai orang tua, usai
ujian kenaikan tingkat ini, anak-anak akan lebih mampu dalam baca tulis Al Qur'an dan
dapat mengamalkan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua RT. 03 Air Salobar, Bulis Rettob. Sebagai orang yang
dituakan di wilayah Air Salobar, dirinya berharap, kegiatan semacam ini bisa terus
dilakukan oleh Laskar Jihad yang bertugas di Air Salobar. "Dengan pembinaan agama yang
diberikan kepada anak-anak, diharapkan bisa membentuk mental iman yang kuat demi
Office : 1. Jl. Kaliurang Km 15 Tromol pos 08, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 - Indonesia
Phone/Fax: +62-0274-895790
2. Jl. Cempaka Putih Tengah XXVIB No. 78 Jakarta 10510 - Indonesia
Phone/Fax: +62-021-4246417
Hal itu disampaikan Wakil Panglima Laskar Jihad Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Ustadz
Lukman Ba Abduh ketika membuka Daurah Intensif (Pesantren Kilat) bagi siswa/siswi SMU/
sederajat se-Kota Ambon, di Aula Departemen Pertambangan dan Energi, Kebun Cengkeh,
Ambon Senin (26/6) petang.
Untuk itu, di depan puluhan peserta, Ustadz Lukman Ba Abduh mengajak generasi muda
Islam khususnya, untuk kembali kepada ajaran Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi
wa sallam yakni dengan menjalankan sunnah-sunnahnya dan melanjutkan perjuangannya
dengan berjihad fi sabilillah, menghancurkan musuh-musuh Islam, terutama menghadapi
separatis Kristen-RMS untuk saat ini.
Daurah yang diselenggarakan oleh Divisi Pembinaan dan Pendidikan Laskar Jihad Ahlus
Sunnah wal Jamaah itu rencananya akan berlangsung hingga Senin (3/7) mendatang,
yang terbagi dalam 2 kelompok yakni putra dan putri.
Dalam sambutannya, Ketua Sub Divisi Pembinaan dan Pendidikan Non Formal, Bustanul
Firdaus, mengatakan, kegiatan ini dimaksudkan untuk menciptakan generasi Islam yang
tangguh yang mencintai ilmu, mengenal Al Qur'an dan As Sunnah sehingga mereka
mengenal Allah Subhanahu Wa Ta'ala, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan Islam
serta mencintai kaum Muslimin.
dengan cara semacam ini. Ketua OSIS MAN 1 Ambon ini mengaku, dirinya mengikuti
daurah ini dalam rangka mendalami agama Islam dan mendekatkan diri kepada Allah
Subhanahu Wa Ta'ala.
"Saya dan teman-teman gembira dengan acara semacam ini. Karena dengan daurah ini,
saya bisa mendalami Islam lebih jauh dan mendekatkan diri kepada-Nya," tutur Asman.
Dengan itu, Asman berharap dirinya dapat berjihad membela agama Allah dengan
mengikuti tuntunan yang telah digariskan agama. (anf)
Office : 1. Jl. Kaliurang Km 15 Tromol pos 08, Pakem, Sleman, Yogyakarta 55582 - Indonesia
Phone/Fax: +62-0274-895790
2. Jl. Cempaka Putih Tengah XXVIB No. 78 Jakarta 10510 - Indonesia
Phone/Fax: +62-021-4246417
Menurut Koordinator SMK Alternatif Kebun Cengkeh ini, upaya penuntasan pertikaian di
Maluku juga harus difokuskan pada bidang pendidikan dan pembinaan mental. "Tapi
tentunya tanpa melupakan perjuangan yang telah menjadi prinsip dan keharusan umat
Islam dalam menegakkan keutuhan wilayah NKRI dari rongrongan separatisme RMS,"
tambah Ahmad.
Untuk itu, dirinya menyambut gembira adanya berbagai program pendidikan yang telah
digulirkan Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal Jamaah, walaupun baru pada tingkat pendidikan
dasar. Ahmad berharap, nantinya, program pendidikan yang telah dirintis Laskar Jihad bisa
dikembangkan pada tingkat pendidikan lanjutan. "Saya berharap Laskar Jihad bisa
mengembangkan program pendidikannya hingga tingkat lanjutan," katanya.
Di tempat terpisah, Ketua Divisi Pendidikan dan Pembinaan Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal
Jamaah, Jundi Sukarna, SPd, mengatakan, berbagai program pendidikan baik formal
maupun informal yang telah diselenggarakan Laskar Jihad adalah Sekolah Dasar Islam
Terpadu (SDIP) Al Manshuroh di Galunggung, Ma’had Dieny (Program Pra-Pesantren) Al
Manshuroh di Tulehu, dan TPQ Al Manshuroh di berbagai sektor, serta puluhan majelis
Ta’lim.
Bahkan mulai Senin (9/7), divisi ini telah membuka pendaftaran Taman Kanak-Kanak
Islam Terpadu (TKIP) Al Manshuroh yang insya Allah akan didirikan di dua tempat
sekaligus yakni Kampung Kapaha dan Lorong Putri. "Rencananya, dalam waktu dekat ini,
kami juga akan membuka Bimbingan Belajar Al Manshuroh, Tarbiyatul Aulad (Pesantren
Anak-anak), dan Tarbiyatun An Nisaa’ (Pesantren Wanita)," tegas Jundi.
Menurut Jundi, berbagai program yang telah dijalankan ini, merupakan upaya Laskar Jihad
dalam memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan umat ke depan yang telah
terpuruk akibat pertikaian bernuansa separatis yang telah berjalan dua tahun lebih.
"Pendidikan dan pembinaan, menjadi salah satu fokus yang digarap Laskar Jihad karena
penuntasan konflik di Maluku ini, harus menyentuh akar permasalahan yang terjadi di
umat Islam itu sendiri, yakni minimnya sumber daya manusia dan lemahnya pemahaman
agama dalam masyarakat," kata Jundi.
"Terlebih, sekulerisme dan budaya arogansi tanpa adab dan akhlaq telah begitu kental
menyatu pada kehidupan sehari-hari yang ini semua tidak menutup kemungkinan akan
terwariskan kepada generasi Islam berikutnya," tandasnya.
Atas dasar inilah berbagai program pendidikan Laskar Jihad akan terus dikembangkan.
Sehingga diharapkan nantinya, generasi yang solid, berwawasan luas ke depan yang
mampu menjawab tantangan jaman, beraqidah dan berpemahaman yang shohih serta
mampu merealisasikan nilai nilai Islam, dapat terwujud.
Menurut Kasubdin Gedung dan Bangunan Dinas P & K Propinsi Maluku, Drs. AR. Ulath,
sekolah dasar yang ada di Kota Ambon berjumlah 189 buah. Dari jumlah itu, yang ada di
wilayah Muslim hanyalah 23 buah.
Sehingga, dirinya sangat gembira dengan upaya pihak-pihak yang mempunyai kepedulian
dalam rangka membantu memberikan kontribusi dalam pengembangan sumber daya
manusia. (anf)
PEMBUBARAN
FORUM KOMUNIKASI AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH (FKAWJ)
DAN LASKAR JIHAD AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH
Dengan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dewan Pembina Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal
Jamaah (FKAWJ) telah mengadakan serangkaian pertemuan sejak tanggal 24-26 Rajab 1423 H (30
September 2002 – 2 Oktober 2002 M) di Jogjakarta yang dihadiri oleh Dewan Pembina Forum
Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah (FKAWJ) dari seluruh Indonesia. Pertemuan itu kemudian
disusul dengan pertemuan Tim Khusus Dewan Pembina Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah
(FKAWJ) sejak tanggal 27 – 29 Rajab 1423 H (3 Oktober 2002 – 5 Oktober 2002 M) di Jogjakarta.
● Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah (FKAWJ) dengan Laskar Jihad-nya dibentuk dan
kemudian melangkahkan kaki dalam rangka mengemban amanah jihad fii sabiilillaah dengan
berlandaskan ilmu (Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman salafush shalih) dan fatwa para
ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah.
● Dalam perjalanan mengemban amanah jihad fii sabiilillaah, Forum Komunikasi Ahlus Sunnah
wal Jamaah (FKAWJ) dengan Laskar Jihad-nya senantiasa berusaha untuk mengevaluasi dan
mengoreksi diri sebagaimana yang telah dinasehatkan dan disarankan oleh para ulama Ahlus
Sunnah wal Jamaah.
● Ternyata dalam perjalanan mengemban amanah jihad yang mulia ini, disadari adanya
ketidakmampuan dan kelemahan secara syar’i yang sedikit demi sedikit mengakibatkan Forum
Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah (FKAWJ) tergelincir ke dalam berbagai kesalahan atau
penyimpangan manhaji dan akhlaqi yang sulit dihindari dan atau di luar kehendak kami.
● Kami bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari seluruh kesalahan dan penyimpangan
serta ketergelinciran yang kami terjatuh padanya.
● Kami bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kemudian kepada para ulama Ahlus Sunnah
wal Jamaah, yang senantiasa menasehati dan membimbing segenap langkah kami. Dan dengan
berbagai pertimbangan, akhirnya mereka menasehatkan agar kami meninggalkan organisasi
(tandhim) Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah (FKAWJ) ini.
● Dilandasi oleh:
maka Dewan Pembina Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah (FKAWJ) memutuskan
untuk MEMBUBARKAN Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah (FKAWJ) dengan
Laskar Jihad-nya.
● Keputusan ini diambil bukan karena bujukan, suapan, tekanan, atau manuver politik, namun
semata-mata dilandasi oleh apa yang telah disebutkan dalam poin di atas, dengan keyakinan
bahwa usaha menolong kaum Muslimin (nushratul muslimin) di mana saja merupakan perkara
yang disyariatkan (masyru’). Oleh karena itu, segala usaha menolong kaum Muslimin (nushratul
muslimin) merupakan tanggung jawab setiap Muslim.
● Berdasarkan hal itu, kami tetap meyakini bahwa perjuangan yang selama ini dilakukan adalah
benar (haq) dengan landasan fatwa para ulama. Oleh karena itu, kami berharap saudara-saudara
yang telah gugur dalam perjuangan ini menjadi syuhada dan semoga keluarga yang ditinggalkan
diberi kesabaran dan mendapat balasan pahala di sisi Allah. Semoga pula segala upaya yang
dilakukan dalam perjuangan ini diterima di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
● Kami menyampaikan ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para mujahidin, para
muhsinin, dan segenap pihak yang telah membantu berlangsungnya perjuangan ini. Semoga Allah
memberikan balasan yang terbaik di sisi-Nya, jazahumullahu khairan katsira.
● Kami meyampaikan pula ungkapan maaf yang sebenar-benarnya kepada segenap kaum Muslimin,
khususnya yang berada di Maluku dan Poso, atas kekurangan, kesalahan, dan ketidakmampuan
kami dalam mengemban amanah yang mulia ini.
● Dengan diambilnya keputusan ini, Dewan Pembina Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah
(FKAWJ) mewasiatkan kepada segenap kaum Muslimin untuk tetap menjaga ukhuwah Islamiyah
dan saling bekerja sama (ta’awun syar’i) dalam kebaikan dan takwa di atas Al-Qur’an dan As-
Sunnah dengan pemahaman salafush shalih.
● Kami menasehatkan kepada Pemerintah untuk memperhatikan kaum Muslimin dan menjamin
keamanan mereka dengan sungguh-sungguh.
Demikian pernyataan pembubaran ini kami sampaikan. Setelah ini, kami menyatakan berlepas diri dari
segala kegiatan yang mengatasnamakan Forum Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah (FKAWJ)
maupun Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Eko Raharjo
Kepala Divisi Penerangan