You are on page 1of 4

Gangguan Cemas Menyeluruh pada Wanita Usia 29 Tahun * Gangguan kecemasan menyeluruh adalah suatu kecemasan dan kekhawatiran

yang berlebihan akan sejumlah aktivitas atau peristiwa, yang berlangsung hampir setiap hari, selama 6 bulan atau lebih. Kecemasan dan kekhawatiran ini sangat berlebihan sehingga sulit dikendalikan. Selain itu, penderita mengalami 3 atau lebih dari gejala-gejala berikut: gelisah, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, mudah tersinggung, ketegangan otot, gangguan tidur. Pada kasus ini, seorang wanita usia 29 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan pasien menderita gangguan cemas menyeluruh dan diberikan terapi berupa clobazam 1x10mg, fluoxetin 1x20mg dan psikoterapi. * Seorang wanita usia 29 tahun, datang dengan keluhan nyeri ulu hati yang disertai dengan mual. Tujuh bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mengeluh nyeri ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah. Nyeri ulu hati dirasakan terutama bila perut sedang kosong dan nyeri berkurang bila sudah makan. Kemudian pasien berobat ke salah satu dokter penyakit dalam dan didiagnosis sebagai maag dan diberi obat, namun dokter menduga ada penyakit lain dan memberi rujukan ke bagian obstetri ginekologi. Setelah dilakukan pemeriksaan, pasien diberitahu jika ada kista cokelat di rahimnya namun masih berukuran kecil. Sejak itu pasien mulai cemas karena merasa akan sulit memiliki keturunan. Jika pasien sedang cemas, pasien mengaku gelisah, jantung berdebar, nafas menjadi cepat dan nyeri ulu hati. Pasien merasa sulit tidur. Pasien dapat memulai tidur, tetapi sering terbangun. Bila sudah terbangun, pasien mengaku sulit untuk kembali tidur. Selain itu, pasien juga menjadi takut untuk memakan makanan yang mengandung gula. Karena merasa terganggu dengan kecemasannya pasien datang ke dokter spesialis kesehatan jiwa. Setelah konsultasi, pasien merasa sedikit lebih tenang dan berusaha untuk mengubah pola pikirnya untuk menghilangkan rasa cemasnya. Lima bulan sebelum masuk rumah sakit, tiba-tiba pasien merasa takut akan kematian. Jika melihat gambar orang mati atau ikut melayat, pasien kembali merasa jantung berdebar, berkeringat dan nafas menjadi cepat. Pasien takut mati tetapi tidak dapat menjelaskan kenapa begitu takut. Saat itu, pasien mengaku sudah tidak meminum obat dari dokter spesialis kesehatan jiwa karena takut bila tidak dapat bangun pagi. Awalnya pasien masih mengalami sulit tidur. Tapi pasien mencoba untuk tertidur dengan cara berdzikir dan mendengarkan musik. Satu hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh nyeri ulu hati yang dirasakan hilang timbul, dengan frekuensi yang semakin lama semakin sering. Nyeri memberat bila perut pasien kosong, dan berkurang bila pasien makan. Gejala lain yang menyertai adalah mual dan muntah. Pasien disarankan oleh ibu dan suami pasien untuk berobat kerumah sakit. Karena pasien merasa takut untuk kerumah sakit, pasien menolak untuk dibawa kerumah sakit. Hari masuk rumah sakit, pasien mengaku keluhan belum juga hilang, nyeri ulu hati dirasakan lebih sering dan lebih berat. Karena belum sembuh (atas dorongan dan paksaan dari keluarga) pasien akhirnya datang ke rumah sakit.

Saat di rumah sakit, pasien mengaku merasa cemas jika bertemu dengan tenaga medis. Pasien merasa cemas bila tenaga medis yang ia temui akan datang menyampaikan berita buruk. Bila bertemu dengan tenaga medis, pasien menjadi berdebar disertai dengan nafas cepat. Pasien juga cemas bila meminum obat. Pasien cemas bila pasien tertidur terlalu lama bila meminum obat. Riwayat penyakit serupa pada keluarga disangkal. Riwayat pribadi : pasien merupakan anak bungsu dikeluarganya dan memiliki kepribadian ekstrovert dan dibesarkan dengan pola asuh demokratis. Dari pemeriksaan didapatkan kesan umum tampak cemas, berkeringat rawat diri baik, status gizi baik. Orientasi (orang, waktu, tempat dan situasi) baik. Sikap dan tingkah laku normoaktif dan kooperatif. Roman muka normo mimik. Afek appropiate. Mood cemas. Proses Pikir koheren (+), tidak kacau, waham bizare (-), Ideas of reference (-), realistic. Perhatian dapat ditarik, dapat dicantum. Gangguan persepsi (-), ilusi (-), derealisasi (-). Hubungan jiwa mudah. Insight baik. Sindrom yang didapat adalah sindrom anxietas yakni : perasaan cemas, ketegangan motorik (gelisah dan cemas), overaktivitas organ (jantung berdebar, nafas menjadi cepat dan berkeringat). * Aksis I : Gangguan Cemas Menyeluruh (F.41.1) Aksis II :Gambaran kepribadian ekstrovert Aksis III :Dispepsia suspek gastritis, Kista Cokelat Aksis IV : Tidak ada diagnosis Aksis V : GAF 70-61; beberapa gejala ringan dan menetap,disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik * Terapi yang diberikan pada pasien ini meliputi pemberian psikofarmaka: Anti-cemas (Benzodiazepin) : Clobazam tab. 10 mg 1x1 tablet/hari , Antidepresan SSRI : Fluoxetin 20mg 1x1 tablet/hari, dan psikoterapi suportif, yaitu: psikokatarsis, bantu problem solving, terapi relaksasi. * Pada kasus ini, seorang wanita usia 29 tahun datang dengan keluhan nyeri ulu hati. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan pasien menderita gangguan cemas menyeluruh. Menurut DSM-IV yang dimaksud gangguan cemas menyeluruh adalah suatu keadaan ketakutan atau kecemasan yang berlebih-lebihan, dan menetap sekurang kurangnya selama enam bulan mengenai sejumlah kejadian atau aktivitas disertai oleh berbagai gejala somatik yang menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi sosial, pekerjaan, dan fungsi - fungsi lainnya Gejala utama dari ganguan anxietas adalah rasa cemas, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonomik, dan kewaspadaan kognitif. Kecemasan berlebihan dan mengganggu aspek lain kehidupan pasien

Gejala klinis Gangguan Cemas Menyeluruh meliputi: Penderita menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (free floating atau mengambang) Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut: -Kecemasan (khawatir akan nasib buruk seperti berada di ujung tanduk, sulit berkonsentrasi, dll) -Ketegangan motorik (gelisah, gemetaran, sakit kepala, tidak dapat santai, dsb) -Overaktivitas otonomik (terasa ringan, berkeringat, takikardi, takipnea, jantung berdebar-debar, sesak napas, epigastrik, pusing kepala, mulut kering, dan gangguan lainnya) Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan serta keluhan somatik berulang yang menonjol Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama Gangguan anxietas menyeluruh, selema hal tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresi, gangguan anxietas fobik, gangguan panik atau gangguan obsesif kompulsif.

Pengobatan yang paling efektif untuk pasien dengan kecemasan menyeluruh adalah pengobatan yang mengkombinasikan psikoterapi dan farmakoterapi. 1.Psikoterapi meliputi :Terapi kognitif perilaku, terapi ini memiliki keunggulan jangka panjang dan jangka pendek. Pendekatan kognitif secara langsung menjawab distorsi kognitif pasien dan pendekatan perilaku menjawab keluhan somatik secara langsung. Terapi suportif, terapi yang menawarkan ketentraman dan kenyamanan bagi pasien. Terapi berorientasi tilikan, memusatkan untuk mengungkapkan konflik bawah sadar dan mengenali kekuatan ego pasien. 2.Farmakoterapi : Golongan benzodiazepine sebagai drug of choice dari semua obat yang mempunyai efek anti-anxietas, disebabkan spesifitas, potensi dan keamanannya seperti diazepam, nitrazepam, clobazam, lorazepam, alprazolam . * Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan status psikiatri menuju kearah diagnosis gangguan cemas menyeluruh. Gangguan kecemasan menyeluruh merupakan kecemasan dan kekhawatiran yang sangat berlebihan sehingga sulit dikendalikan. Sehingga walaupun tidak terlalu mengganggu aktivitas namun bisa menyebabkan ketidak nyamanan bagi pasien. Terapi yang dibutuhkan pasien selain dari obat-obatan adalah dukungan keluaga yang baik, sehingga membantu mengurangi kecemasan dalam diri pasien dan meningkatkan kesembuhan. *

Handoko RP, Djuanda A, Hamzah M. 2005 "Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin". Ed.4. Jakarta: Media AesculapiusFKUI Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wiewik S. 2000."Kapita Selekta Kedokteran" ED: 3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI

You might also like