You are on page 1of 3

Alasan Saya Menjadi Dokter

Dokter.Ketika mendengar kata ini kita pasti akan teringat dengan orang-orang berjas putih yang bekerja di rumah sakit. Mereka membantu menyembuhkan orangorang sakit dengan kemampuan yang mereka miliki. Kita juga teringat akan pekerjaan mereka yang sangat mulia, betapa tidak toh pekerjaan mereka adalah membantu menyelamatkan jiwa manusia. Pekerjaan sebagai dokter tidaklah mudah. Butuh latar belakang atau alasan kuat bagi seseorang hingga akhirnya memilih untuk menjadi dokter Tugas yang diemban oleh seorang dokter tentu sangat berat, tetapi apabila kita menjalankannya dengan hati yang lapang dan penuh kesabaran pasti semuanya akan terasa ringan. Tugas seorang dokter dikatakan berat karena seorang dokter dalam kegiatan praktiknya akan berhubungan dengan raga manusia. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah jika seorang programmer bekerja mengutak-atik komputer maka seorang dokter bekerja mengutak-atik tubuh manusia. Pekerjaan ini jelas tidak mudah karena berkaitan dengan nyawa manusia. Contohnya saja, jika sebuah komputer rusak hingga tidak dapat diperbaiki lagi, paling si programmer akan mengatakan,Komputer ini sudah tidak bisa diperbaiki, beli saja yang baru.Tidak ada tanggung jawab moral yang ditanggung oleh si programmer. Bandingkan dengan seorang dokter, mungkinkah seorang dokter mengatakan, Maaf penyakit anda sudah parah lebih baik anda mati saja.? Tentunya hal ini tidak mungkin terjadi.Tanggung jawab moral seorang dokter terhadap pasiennya sangat berat, apalagi jika pasiennnya tidak sembuh atau meninggal. Seorang dokter mau tidak mau dan dalam situasi apapun harus selalu siap melayani orang yang membutuhkannya. Tidak mungkin seorang dokter menolak pasien yang sedang dalam keaadan sekarat karena ia masih ngantuk, sibuk atau apapun itu karena sekali lagi pekerjaan seorang dokter berkaitan dengan jiwa manusia. Pekerjaan dokter dianggap sebagai pekerjaan mulia, menjanjikan dari segi materi, disegani orang, dan dianggap sebagai pekerjaan yang dibutuhkan sepanjang masa. Hal ini tidak sepenuhnya benar. Kita pasti jarang melihat dokter yang kaya raya seperti konglomerat. Jadi, jika anda masuk ke FK karena ingin menjadi konglomerat, buang pikiran anda itu jauh-jauh atau tinggalkan FK. Karena seorang dokter

menolong seorang pesakit bukan karena alasan materi tetapi karena alasan moral dan prikemanusiaan. Untuk masuk ke dalam lingkungan kedokteran sendiri tidaklah mudah. Banyak hal yang harus dipersiapkan baik dari segi materil, fisik, maupun moril. Berapa digit rupiah yang sudah orang tua kita keluarkan hanya agar kita terdaftar sebagai seorang mahasiswa FK? Pasti berkali-kali lipat dari fakultas lainnya. Dari segi morilpun kita harus siap. Mental kita harusalah kuat agar dapat bertahan dalam lingkup ini. Banyaknya dan beratnya materi yang harus dipelajari menjadi cobaan tersendiri bagi mahasiswa FK. Kita haruslah mempunyai mental baja agar cobaan itu berubah menjadi tantangan yang mendorong kita untuk terus maju. Dalam hidup segala saesuatunya pasti membutuhkan alasan. Begitu juga dengan pilihan saya untuk menjadi dokter (belajar di FK Atmajaya). Saya berasal dari kota Padang, Sumatera Barat. Dalam keluarga, saya adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua kakak saya adalah laki-laki. Sebagai anak bungsu dan perempuan satu-satunya, saya sangat dimanja oleh kedua orang tua saya. Hal itu menyebabkan saya menjadi tidak mandiri dan tidak bisa lepas dari rumah. Saya menyadari hal itu, karena itu saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di luar kota kelahiran saya dengan harapan menumbuhkan kemandirian dan kedewasaan di dalam diri saya. Mengapa saya memilih untuk menjadi dokter walupun FK dipandang sebagai jurusan yang berat? Seperti yang saya katakan sebelumnya, saya memilih untuk kuliah di luar daerah asal saya karena saya ingin menumbuhkan kemandirian dan kedewasaan dalam diri saya, jurusan kedokteran adalah jurusan yang tepat bagi saya untuk membantu menumbuhkan kedua hal di atas karena di dalam jurusan ini kita diajarkan untuk mampu berpikir kritis, mandiri, saling berkerja sama, bersosialisasi, dan berkomunikasi dengan orang lain.Kita juga dituntut untuk berpikiran terbuka dan bermental baja dalam menghadapi semua tantangan dalam jurusan ini. Hal itu didukung oleh kesukaan saya akan pelajaran biologi. Saya merasa jurusan kedokteran adalah jurusan yang tepat bagi saya untuk mengetahui lebih dalam tentang hal ini.. Selain itu, saya menganggap pekerjaan sebagai dokter sangat keren. Dokter adalah pekerjaan yang mulia dimana tugas mereka adalah membantu menyelamatkan jiwa manusia (saya mengatakan membantu karena yang berkuasa atas jiwa manusia adalah yang Maha Kuasa). Dokter adalah pengabdian dan pelayanan sepanjang masa. Saya juga sering merasa tersentuh ketika melihat orang tak punya yang sedang sakit. Saya ingin selalu bisa menolong sesama sekurang-kurangnya dengan

kemampuan

yang

saya

miliki

jika

saya

tidak

memiliki

materi

untuk

diberikan.Banyaknya orang tak punya yang tidak mampu mendapat pengobatan yang layak di negri ini.hidup mereka yang memang sudah menderita diperburuk oleh keadaan ini. Saya ingin sekali membantu meringankan beban mereka. Di kota asal saya, ada seorang anak laki-laki yang menderita kanker pada mata sebelah kanannya.. Orang tuanya tidak mampu untuk mengoperasi anak tersebut karena mereka sangat miskin. Si ayah hanya bekerja sebagai penjaga kebun dan ibunya tidak bekerja. Keadaan anak ini sangat memprihatinkan. Kanker tersebut telah menjalar hingga ke mata kirinya. Mata kanannya seolah-olah keluar dan terkadang mengeluarkan nanah. Walupun begitu anak ini sangat rajin, walaupun tidak bersekolah, ia membantu ayahnya untuk menggarap kebun tersebut. Sekedar memotong rumput atau menyiram tanaman. Ia tidak lagi bersekolah. Saya pernah bertanya padanya, Joko, kamu gak mau sekolah lagi? Lalu ia menjawab, Gak lah, bantu-bantu Bapak saja. Hal ini membuat saya sangat tersentuh dan memperbesar keinginan saya untuk menjadi dokter. Saya ingin membantu orang tak mampu agar tetap mendapat pengobatan yang layak, termasuk Joko jika saya diberi kesempatan. Selain itu alasan saya menjadi dokter juga didorong oleh kenangan akan masa kecil saya. Saya pernah berpikir dokter itu superman atau apa ya? Kok bisa ya mereka tidak sakit padahal mereka berhubungan dengan orang sakit semua , kok bisa ya mereka membuat orang sakit menjadi sembuh. Sayapun manjadi penasaran dan waktu itu pernah bertekad untuk menjadi dokter. Itulah beberapa alasan yang dapat saya sampaikan tentang alasan saya menjadi dokter. Saya berharap saya dapat bertahan dan mewujudkan cita-cita masa kecil saya tersebut menjadi kenyataan.

You might also like