You are on page 1of 23

Nama Kelompok 1. EDO HERMAWAN (10) 2. TEGUH SATRIO 3. SHANDI SONNA (32) 4.

WILDAN BAGASKORO(43) KELAS XI-A3

PENDAHULUAN
Perjuangan bangsa Indonesia selama bertahun tahun akhirnya mencapai kemerdekaaan. Sejak proklamasi tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia sudah menjadi negara yang merdeka, dimana telah terlepas dari belenggu penjajahan. Kemerdekaan yang telah diraih melalui perjuangan yang berat, tentunya harus dipertahankan. Perjuangan yang dilakukan meliputi perjuangan secara fisik dan secara diplomasi.

1. Perjuangan secara Fisik

A. Perjuangan Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan Republik Indonesia

Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Akan tetapi, ada pihak-pihak yang tidak mengakui kedaulatan pemerintahan Republik Indonesia. Ketika negara kita memproklamasikan kemerdekaan, tentara Jepang masih ada di Indonesia. Pada tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu dan pasukan NICA tiba di Indonesia dan mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok. Tentara Sekutu membantu NICA yang ingin membatalkan kemerdekaan Indonesia. Rakyat Indonesia tidak ingin lagi menjadi bangsa yang terjajah. Rakyat Indonesia bangkit melawan tentara Sekutu dan NICA. Rakyat Indonesia menggunakan senjata rampasan dari

Sekutu memerintahkan rakyat Surabaya menyerahkan senjatanya. Penyerahan paling lambat tanggal 9 November 1945 pukul 18.00 WIB. Apabila ultimatum tersebut tidak dilaksanakan, Kota Surabaya akan diserang dari darat, laut, dan udara Tanggal 10 November 1945 pukul 06.00, tentara Sekutu menggempur Surabaya dari darat, laut maupun udara. Di bawah pimpinan Gubernur Suryo dan Sutomo (Bung Tomo) rakyat Surabaya tidak mau menyerahkan sejengkal tanah pun kepada tentara Sekutu. Dengan pekik Allahu Akbar, Bung Tomo membakar semangat rakyat. Dalam pertempuran yang berlangsung sampai awal Desember itu gugur beribu-ribu pejuang Indonesia. Pemerintah menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan. Hari Pahlawan untuk memperingati jasa para pahlawan. Perlawanan rakyat Surabaya mencerminkan tekad perjuangan seluruh rakyat Indonesia.

b. Pertempuran Lima Hari di Semarang Pertempuran ini terjadi pada tanggal 15 Oktober 1945. Kurang lebih 2000 pasukan Jepang berhadapan dengan TKR dan para pemuda. Peristiwa ini memakan banyak korban dari kedua belah pihak. Dr. Karyadi menjadi salah satu korban sehingga namanya diabadikan menjadi nama salah satu Rumah sakit di kota Semarang sampai sekarang. Untuk memperingati peristiwa tersebut maka pemerintah membangun sebuah tugu yang diberi nama Tugu Muda.

c. Pertempuran Ambarawa Pertempuran ini diawali dengan kedatangan tentara Inggris di bawah pimpinan Brigjen Bethel di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945 untuk membebaskan tentara Sekutu. Setelah itu menuju Magelang, karena Sekutu diboncengi oleh NICA dan membebaskan para tawanan Belanda secara sepihak maka terjadilah perlawanan dari TKR dan para pemuda. Pasukan Inggris akhirnya terdesak mundur ke Ambarawa. Dalam peristiwa tersebut Letkol Isdiman gugur sebagai kusuma bangsa. Kemudian Kolonel Sudirman terjun langsung dalam pertempuran tersebut dan pada tanggal 15 Desember 1945. Karena jasanya maka pada tanggal 18 Desember 1945 Kolonel Sudirman diangkat menjadi Panglima Besar TKR dan berpangkat Jendral. Sampai sekarang setiap tanggal 15 Desember diperingati sebagai hari Infantri

d. Pertempuran Medan Area Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan Sekutu yang diboncengi Belanda dan NICA di bawah pimpinan Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di Medan. Pada tanggal 13 Oktober 1945 para pemuda yang tergabung dalam TKR terlibat bentrok dengan pasukan Belanda, sehingga hal ini menjalar ke seluruh kota Medan. Hal ini menjadi awal perjuangan bersenjata yang dikenal dengan Pertempuran Medan Area.

e. Bandung Lautan Api Kota Bandung dimasuki pasukan Inggris pada bulan Oktober 1945. Pada tanggal 21 November 1945 Sekutu mengultimatum agar kota Bandung dikosongkan. Hal ini tidak diindahkan oleh TRI dan rakyat. Perintah ultimatum tersebut diulang tanggal 23 Maret 1946. Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan supaya TRI mengosongkan Bandung, tetapi pimpinan TRI di Yogyakarta mengintruksikan supaya Bandung tidak dikosongkan. Akhirnya dengan berat hati TRI mengosongkan kota Bandung. Sebelum keluar Bandung pada tanggal 23 Maret 1946 para pejuang RI menyerang markas Sekutu dan membumihanguskan Bandung bagian selatan. Untuk mengenang peristiwa tersebut Ismail Marzuki mengabadikannya dalam sebuah lagu yaitu Hallo-Hallo Bandung.

2. Perjuangan secara Diplomasi a. Perundingan Linggarjati Perundingan Linggarjati dilakukan pada tangga 10 November 1946 di Linggarjati, dekat Cirebon. Dalam perundingan ini, Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir sedangkan Belanda diwakili oleh Prof. Scermerhorn. Perundingan tersebut dipimpin oleh Lord Killearn. Berikut ini beberapa keputusan Perundingan Linggarjati :

1.

2.

3.

Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia meliputi Jawa, Madura, dan Sumatra. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.

b. Perundingan Renville

1. 2.

3. 4. 5.

Perundingan Renville dilaksanakan di atas Geladak Kapal Renville milik Amerika Serikat pada tanggal 17 Januari 1948. Dalam perundingan tersebut, pemerintah Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin. Sedangkan Belanda diwakili oleh Abdul Kadir Widjojoatmodjo. Hasil perundingan tersebut adalah: wilayah Indonesia diakui berdasarkan garis demarkasi (garis van Mook), Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai Republik Indonesia Serikat terbentuk, kedudukan RIS dan Belanda sejajar dalam Uni Indonesia-Belanda, RI merupakan bagian dari RIS, dan pasukan RI yang berada di daerah kantong harus ditarik ke daerah RI.

c. Perundingan Roem Royen Perjanjian Roem-Royen diadakan tanggal 14 April 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Sebagai wakil dari PBB adalah Merle Cochran (Amerika Serikat), delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem, sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh van Royen. Dalam perundingan Roem-Royen, masing-masing pihak mengajukan statement. Delegasi Indonesia menyatakan kesediaan pemerintah Republik Indonesia untuk: 1. menghentikan perang gerilya, 2. bekerja sama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan, dan 3. ikut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag untuk mempercepat pengakuan kedaulatan kepada Negara Indonesia Serikat dengan tanpa syarat.

1. 2.

3.

4. 5.

Pernyataan dari delegasi Belanda, yaitu: menyetujui kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta, menjamin penghentian gerakan militer dan pembebasan semua tahanan politik, tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh RI sebelum 19 Desember 1948 menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari RIS, dan berusaha agar KMB segera diadakan sesudah RI kembali ke Yogyakarta. Dari dua usulan tersebut akhirnya diperoleh kesepakatan yang ditandatangani tanggal 7 Mei 1949. Kesepakatan antara lain: Pemerintah RI dan Belanda sepakat untuk menghentikan tembakmenembak dan bekerja sama untuk menciptakan keamanan. Pemerintah Belanda akan segera mengembalikan pemerintah Indonesia ke Yogyakarta, dan kedua belah pihak sepakat untuk menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda

1.

2.

3.

d. Konferensi Meja Bundar (KMB) Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan tindak lanjut dari Perundingan Roem-Royen. KMB merupakan langkah nyata dalam diplomasi untuk mencari penyelesaian sengketa Indonesia Belanda. Kegiatan KMB dilaksanakan di Den Haag, Belanda tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949. Dalam KMB tersebut dihadiri delegasi Indonesia, BFO, Belanda, dan perwakilan UNCI. Berikut ini para delegasi yang hadir dalam KMB : 1. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo. 2. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak. 3. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen. 4. UNCI diwakili oleh Chritchley..

Setelah melalui pembahasan yang cukup panjang, akhirnya KMB menghasilkan beberapa keputusan berikut: 1. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. 2. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949. 3. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS. 4. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda. 5. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS. 6. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL)

Berikut ini dampak dan pengaruh KMB bagi rakyat Indonesia. Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai. Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat. Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

a)

b)

Kurun Waktu (1945 1949) Dalam kurun waktu ini daya upaya Bangsa Indonesia masih ditujukan bagi Mempertahankan Negara Proklamasi Indonesia dari segala bentuk rongrongan baik yang berasal dari pihak Belanda melalui Nica maupun dari dalam negeri, sehingga UUD 1945 tidak berhasil dijalankan sebagaimana mestinya. Kurun Waktu ( 1950 1959) Berdasarkan persetujuan konferensi meja bundar, bahwa agar kedaulatannya diakui Belanda maka Indonesia harus dalam bentuk RIS. Yang terdiri atas Negara proklamasi Indonesia, Negara Indonesia Timur, Sumatera Timur dll. Dengan Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai wakil presiden. Pada mas ini berlaku UUDS 1950.

c)

Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada tanggal 5 Juli 1959. Presiden Republik Indonesia Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden, yang berisi:

1.
2. 3.

Pembubaran Konstituante. Kembali ke UUD 1945 Pembentukan MPRS yang terdiri dari anggota DPR ditambah tusan daerah/ golongan. Serta pembentukan DPAS.

Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 keadaan tata negara Indonsia sudah mulai membaik, namun keadaan demikian dimanfaatkan oleh komunis dalam menanamkan pengaruhnya dalam NKRI. Buah dari perbuatan pihak komunis tersebut adalah munculnya ideologi Manipol Usdek serta konsep nasakom. Puncak dari kegiatan ntesebut adala peristiwa G-30-S/PKI, pada tanggal 30 September 1965 yang bditandai dengan pembunuhan terhadap Para jendral AD. Namun Pemberontakan ini dapat ditumpas pada tanggal 1 Oktober 1965, sehingga dikenang sebagi hari Kesaktian Pancasila.

Orde Baru merupakan tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa dan negara Ri yang diletakkan pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Dillihat dari prosesnya merupakan suatu reaksi dan koreksi terhadap praktek-praktek penyelewengan yang terjadi pada masa Orde Lama. Orde Baru diharapkan mampu untuk memiliki sikap ndan tekat mental yang baik dan mendalam dalam mengabdi kepada masyarakat. Orde Baru dimulai dengan keluarnya Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret ) pada tanggal 11 Maret 1966 oleh Presiden Soekarno yang memberikan kekuasaan penuh kepada Panglima Angkatan Darat Letjen Soeharto untuk memulihkan keamanan dengan jalan menindak pengacau keamanan yang dilakukan oleh PKI beserta ormasormasnya. Namun dalam perjalannya seperti masa-masa sebelumnya juga terjadi penyelewengan oleh beberapa oknum, sehingga memunculkan Orde Reformasi.

Reformasi dapat diartikan kembali melakukan usaha-usaha dalam menyusun suatu sistem agar dapat kembali kepada cita-cita awal, yaitu Pancasila dan UUD 1945 serta menjalankannya secara murni dan konsekuen. Agar tercapai tujuan negara sebagaimana yang termaktub dalam UUD 1945.

Dari makalah di atas dapat kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia bertekad untuk mempertahankan kemerdekaan dengan berjuang mengusir bangsa asing yang ingin kembali menjajah Indonesia. Proklamasi kemerdekaan bukanlah akhir bukanlah akhir dari perjuangan bangsa Indonesia masih harus melakukan perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Dalam rangka mempertahankan kemerdekaan banyak terjadi pertempuran fisik, seperti pertempuran Lima Hari di Semarang, pertempuran Ambarawa, Pertempuran 10 November di Surabaya, pertempuran Medan Area di Medan, peristiwa Bandung Lautan Api. Selajutnya perjuangan diplomasi, Indonesia telah beberapa kali mengadakan perundingan dengan belanda. Namun, perjanjian itu selalu dilanggar oleh Belanda. Selanjutnya, komisi PBB untuk Indonesia atau UNCI ( United Nations Comission for Indonesia) mempertemukan kembali Belanda dengan Indonesia di meja perundingan. Perundingan yang ditempuh antara lain perundingan Roem-Royen, KMB, Perjanjian Linggarjati. Kemerdekaan yang telah dipertahankan hendaknya kita manfaatkan dengan hal-hal positif yang membawa dampak baik bagi bangsa kita dan seluruh warga Negara Indonesia

You might also like