You are on page 1of 41

H.

MOTOR ASINKRON

Dibidang industri banyak sekali menggunakan motor dan generator untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dan mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Motor yang paling banyak dipakai adalah motor asinkron dengan rotor sangkar. Motor ini mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan motor dc dan motor sinkron. Kelebihan dari motor asinkron: > Konstruksinya sangat sederhana dan kuat. > Harganya relatif murah. > Keandalannya tinggi. > Efisiensinya relatif tinggi pada keadaan nominal. > Pemeliharaan motor mudah ( hampir tidak diperlukan ). > Dapat Start dengan mudah. Kekurangan dari motor asinkron: > Pengaturan putaran sulit. > Putaran akan turun bila beban bertambah. > Torsi start kecil.

1. BAGIAN UTAMA MOTOR ASINKRON

Motor induksi 3 phasa pada dasamya terdiri dari 2 bagian utama yaitu : ( stator ) bagian yang diam, dan ( rotor ) bagian yang berputar. Jarak antara rotor & Stator Terdapat suatu celah udara yang pendek, Jaraknya antara 0,4 mm sampai 4 mm13. Untuk Menentukan jarak celah udara dapat digunakan persamaan: lg=0,2 + 2y[DL Dimana: lg - Jarak celah udara ( mm) D Diameter stator ( m ) dalam pengukuran =120 mm L m Panjang stator ( m ) dalam pengukuran = 210 mm (2.1) 1

1.1 Stator Stator terdiri dari suatu rangka besi baja yang mengelilingi suatu bagian yang berlubang. Merupakan suatu silinder yang dibuat dari lembaran-lembaran tipis besi baja dengan laminasi yang berlapis-lapis. Laminasi ini bertujuan agar rugi arus eddy yang timbul menjadi kecil. Laminasi ini pada umumnya menggunakan kertas, papan, varnis, dan sprayed china clay.

I. A Shanmugasundaram, Electrical Machine Design Data Book, hal 99

1.1.1 Macam alur Inti stator mempunyai alur-alur dimana kumparan stator 3 phasa diletakkan. Bentuk alur pada umumnya dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu: a) Alur Terbuka. Alur ini mempunyai keuntungan, dapat dengan mudah memasukkan & mengeluarkan

kumparan stator, tetapi distribusi flux dicelah udara menjadi tidak baik yang menyebabkan terjadinya ripples pada tegangan yang dihasilkan. b) Alur Setengah Tertutup. Alur ini agak sulit untuk memasukkan & mengeluarkan kumparan stator, tetapi distribusi flux yang dihasilkan menjadi lebih baik. c) Alur Tertutup. Sangat sulit untuk memasukkan kumparan pada alur, karena harus dimasukkan satu per satu. Selain itu induksi dari kumparan menjadi lebih besar.

5
ALURTERBUKA ALURSETENGAH ALURTERTUTUP TERTUTUP GAMBAR2.12 BENTUK ALUR STATOR

1.1.2 Rumah stator Untuk melindungi inti stator maka dibuat rumah stator. Rumah stator dibuat dari besi, baja tuang atau besi plat yang diiengkungkan. Rumah stator dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: a) Tipe Terbuka. Pada tipe ini bagian luar rumah stator tidak bergerigi atau bersirip, dan dilengkapi dengan kipas untuk mensirkulasikan udara sebagai pendingin. Motor ini digunakan di tempat-tempat terbuka yang dilindungi oleh atap, untuk udara kering dan tidak berdebu.

2. Diktat Mesin-Mesin Listrik, hal 6

b) ripe Tertutup. Bagian luar dari rumah stator ini dibuat bergerigi atau bersirip untuk pendinginan, seringkali dilengkapi dengan kipas. Motor ini digunakan di tempat-tempat yang lembab, atau pada ruang terbuka.

1.2 Rotor Rotor motor induksi mempunyai 2 tipe, yaitu: > rotor sangkar bajing > rotor sangkar tergulung Sama seperti inti stator, rotor juga terdiri dari lembaranlembaran besi baja tipis yang dilaminasi.

1.2.1 Rotor sangkar bajing Rotor sangkar bajing terdiri dari batangan-batangan aluminium, dimana dimana batangan-batangan ini lebih panjang dari lembaran-lembaran rotor. Pada batangan akhir yang

berseberangan dilas pada 2 cincin tembaga akhir, dimana semua batangan dihubung singkat. Seluruh kontruksi ( batangan-batangan dan cincin-cincin akhir) menyerupai sangkar bajing, sehingga rotor tipe ini disebut rotor sangkar bajing. Seringkali batangan-batangan dimiringkan untuk mengurangi pulsa magnetik / mencegah agar motor tidak terkunci secara magnetis dan mengurangi noise waktu motor berputar.

1,2.2 Rotor tergulung Rotor tergulung mempunyai belitan 3 phasa, seperti belitan pada stator.selain itu juga mempunyai jumlah kutub yang sama. Behtan ini mempunyai distribusi yang secara keseluruhan terletak didalam alur-alur. Terminal-terminal dihubungkan pada ketiga cincin slip yang terhubung pada rotor. Cincin slip yang berputar dan sekumpulan sikat yang diam memungkinkan untuk dihubungkan dengan resistor secara eksternal yang seri dengan belitan rotor. Eksternal resistor ini digunakan selama periode penyalaan kondisi kerja dibawah normal, dengan 3 sikat dihubungkan singkat. Dengan penambahan tahanan luar dapat membuat kopel mula mencapai harga kopel maksimum, yang dapat membatasi arus mula gerak yang besar dan mengatur kecepatan motor. Dal am keadaan kerja, cincin slip akan secara otomatis dihubungkan singkat dan rotor akan bekerja seperti rotor sangkar bajing dan juga sikat akan diangkat sehingga rugi gesekan dapat dijaga minimum.

2. PUTARAN MOTOR ASINKRON

2.1 Medan Putar Medan putar sering disebut sebagai medan magnet stator. Medan putar ini dapat ditimbulkan oleh medan magnet Hstrik. Medan magnet listrik untuk medan putar 3 phasa menggunakan 3 kumparan yang

10

posisinya saling berbeda 120 dalam ruang, dan dialiri arus dan tegangan bolak-balik 3 phasa dimana arus masing-masing phasa berbeda 120. Dengan adanya medan putar atau flux yang berputar ini maka akan terjadi perputaran dari rotor. Jadi fungsi utama dari stator adalah menghasilkan medan putar.

2.2 Prinsip Kerja Motor Asinkron Waktu kumparan 3 phasa distator diberi tegangan 3 phasa, suatu flux resultan yang konstan dan berputar timbul. Flux ini melalui celah udara memotong permukaan rotor dan batang-batang rotor yang masih dalam keadaan diam. Karena kecepatan relatif antara flux putar dan batang konduktor yang diam maka terinduksi suatu emf. Karena batangan-batangan rotor membuat circuit tertutup / dihubungkan singkat maka ada arus yang mengalir. Interaksi antara medan putar dan arus yang mengalir menimbulkan gaya dan menyebabkan rotor berputar dengan arah yang sama seperti medan putar pada stator, seolah-olah mau mengikuti medan putar tesebut. Tegangan induksi akan timbul bila batang konduktor rotor terpotong oleh medan putar. Sehingga ada 2 syarat yang dibutuhkan untuk terjadinya suatu gerakkan relatif dari rotor dan medan magnet, yaitu kecepatan slip dan slip. Kecepatan slip didefinisikan sebagai suatu beda antara kecepatan sinkron (stator) dengan kecepatan rotor.

II

N,up = Ns-N Dimana:

(2.2) 3

NiUp- kecepatan slip motor (RPM ) Ns = kecepatan putar medan magnet / kecepatan stator (RPM) N= kecepatan rotor (RPM) Perbedaan antara kecepatan stator Ns Dan kecepatan rotor N disebut slip. Biasanya slip ini dinyatakan dalam % dari kecepatan sinkrorL s-Ns-N Ns X100% (2.3) 4

Jika rotor berputar pada kecepatan sinkron, maka s 0, dan jika motor dalam keadaan diam, maka s = 1. Sehingga kecepatan motor dapat diberikan sebagai: N = Ns(l-s) Bila terjadi Ns - N ( s = 0 ), maka tidak akan terinduksi tegangan dan arus tidak akan mengalir pada belitan rotor, akibatnya tidak ada torsi yang dihasilkan. Apabila rotor suatu motor dikunci ( diblok ) sehingga tidak dapat bergerak, maka rotor akan mempunyai frekuensi yang sama dengan stator. Pada keadaan lain, jika suatu rotor berputar pada kecepatan sinkron, maka frekuensi pada rotor sama dengan nol. Apabila N = 0 RPM, maka frekuensi rotor f = f, dan slip = 1. Bila N = Ns, makafrekuensirotor F = 0 Hz, dan slip 0.

3. Stephen J. Chapman Electric Machinery Fundamentals, hal 488 4. Ibid

12

f-sf f=p/60(Ns-N) Dimana: f~ frekuensi rotor ( Hz ) / = frekuensi stator (Hz) p ~ jumlah pasang kutub

(2.4) 5

Ns = kecepatan sinkron / kecepatan stator (RPM) N" kecepatan rotor (RPM )

3. RANGKAIAN PENGGANTI MOTOR ASINKRON

Prinsip kerja motor asinkron sama dengan prinsip kerja transformator, oleh karena itu motor asinkron dapat dipresentasikan dengan menggunakan rangkaian pengganti dari transformator. Rangkaian pengganti ini digunakan untuk mempermudah perhitungan. Pada sisi stator rangkaian penggantinya terdiri dari resistansi dan reaktansi stator, selain itu terdapat Re dan Xm. Re adalah mempresentasikan rugi besi, sedang Xm mempresentasikan mutual reaktansi. Bagian stator dipresentasikan dengan menggunakkan angka 1. Bagian stator dan bagian rotor berhubungan melalui aeff. Aeff adalah perbandingan lilitan antara bagian stator dan bagian rotor.

5Ibid,hal489

13

GAMBAR2.26 RANGKAIAN PENGGANTI MODEL TRANSFORMATOR DARI MOTOR ASINKRON

Tegangan input dapat dicari dengan persamaan: V, - Ei + h (Ri +JXi) Dimana: Vs = tegangan input Ii - arus distator Ri = resistansi distator Xi = reaktansi distator Pada bagian rotor terdapat resistansi dan reaktansi rotor, resistansi dari rotor ( RR ) besamya konstan sedangkan reaktansi dari rotor ( XR ) besamya tergantung pada induktansi rotor ( LR ) dan ftekuensi dari tegangan dan arus dirotor. Rangkaian pengganti pada bagian rotor diberi tanda dengan hurufr. (2.5 )7

6. Ibid, hal 491 7. Fitzgerald, A.E,Electric Machinery, hal 416

14

JXR=JXRO

ER = SERO,

o
GAMBAR 2.3s

RR

RANGKAIAN PENGGANTI MOTOR BAGIAN ROTOR

XM-SK* & RR+JXR /* =


iSQ~-

(2.6 f

RR +JSXRO

(2.7) 10
(R^SJ+JXRQ

Dimana XRO=reaktansi rotor saat di tahan tidak berputar IR = arus dirotor LR = induktansi dirotor Rangkaian pengganti perphasa dari motor asinkron secara lengkap dilihat dari sisi stator terlihat pada gambar 2.4. Re termasuk didaiam core loss. Core loss didapatkan pada saat kondisi no load. Harga-harga didaiam rangkaian itu didapatkan dari:

8. Chapman, S.J, Op-cit, hal 493 9. Ibid, hal 493, 495 10. Ibid

Ei-a.jrEso

(2.8)" .(2.9 ) 12 (2.10) 1 3 (2.11) 1 4 (2.12) 1 5


12

*. A
a&

Zi-a'efffRz+jXjto) Jh = a2effRR Xj = a2effXRO


II

Ex
+

Xi

X2

-AWvv

1,4
Rcl
JXQ; R2/S

V,

E,

GAMBAR2.4

16

RANGKAIAN PENGGANTI PERPHASA DARI MOTOR ASINKRON

X,
-A/WW
-/VWWV.

x2

R2
AAA/W

h-+

1
GAMBAR2.5 17

I* R2

RANGKAIAN EKUIVALEN YANG DIGUNAKAN PADA ANALISA

11,12,13,14,15, 16 Ibid 17. A.E. Fitzgerald, Mesin-Mesin Listrik, hal 452

16

Untuk mendapatkan data-data pada rangkaian ekuivalen, digunakan pengujian tanpa beban, pengujian berbeban, pengujian rotor terkunci, dan pangujian untuk mendapatkan tahanan dc. Pada keadaan tanpa beban, besamya arus rotor sangat kecil dan hanya diperlukan untuk menghasilkan torsi yang cukup untuk mengatasi gesekan dan perlilitan. Karena rugi-rugi I2R rotor tanpa beban adalah sangat kecil dan dapat diabaikan. Karena slip pada keadaan tanpa beban sangat kecil, tahanan rotor terpantul R2 / Si sangat besar. Sehingga gabungan paralel rotor dan cabang magnetisasi menjadi jXQ dishunt dengan suatu tahanan yang sangat besar, dan besamya reaktansi dari gabungan paralel karenanya sangat mendekati sama dengan XQ. Akibatnya besamya reaktansi yang tampak X^, yang diukur pada terminal stator pada keadaan tanpa beban sangat mendekati Xj + XQ, yang merupakan reaktansi diri X,) stator adalah: X-X, + Xq-X* (2.13) 18

Maka besamya reaktansi diri stator dapat ditentukan dari pembacaan alat-alat ukur tanpa beban. Besamya impedansi tanpa beban Z^ tiap phasa adalah : ^^VJphasal I , (phasa) Dimana: Vvi - tegangan terminal per phasa (volt) // = arus per phasa (ampere)
(214)19

18. A.E. Fitzgerald, Op-cit, hal 462 19. Ibid

17

Besamya tahanan R,u adalah : Kri=~T3/ / I>imana: Pi - masukan daya tiga phasa pada keadaan tanpa beban (watt) Sedangkan besamya reaktansi tanpa beban Xi adalah: X,= Jz^ + R2n, (2.16) 21 Biasanya besamya faktor tanpa beban sekitar 0,1 sehingga reaktansi tanpa beban sangat mendekati sama dengan impedansi tanpa beban. Reaktansi ekuivalen untuk rotor tertahan identik dengan yang terdapat pada transformator terhubung singkat Karena arus peneralan diabaikan, besamya reaktansi bocor tertahan XN, sama dengan jumlah reaktansi bocor stator dan rotor pada frekuensi normal Xj dan X2. Penampilan motor secara relatif tidak begitu dipengaruhi oleh adanya pembagian reaktansi bocor keseluruhan Xi + X2 diantara rotor dan stator. Prosedur pengujian IEEE menyarankan pembagian secara empiris seperti pada tabel 2.1. Sekarang reaktansi magnetisasi dapat ditentukan dari pengujian tanpa beban dan harga Xi, dimana: XQ = Xnl-X} (2.17) 22 (215)20

Tahanan rotor R, dapat dipandang sebagai harga dc nya. Maka tahanan rotor dapat ditentukan sebagai berikut: dari percobaan rotor tertahan, tahanan

20,21 Ibid 22. Ibid, hal 464

18

tertahan Rw dapat dihitung dengan menggunakan hubungan yang mirip dengan persamaan 2.17. Perbedaan antara tahanan tertahan dan tahanan stator karenanya dapat ditentukandari data pengujian. Dengan menyatakan tahanan tersebut sebagai R, didapatkan: Ra = Ru-Ri (2.18) 23

TABEL 2.124 PEMBAGIAN SECARA EMPIRIS REAKTANSIBOCOR DALAM MOTOR INDUKSI Kelas Motor Keterangan Bagian dari Xi + X2 X, A B C D Rotor terlilit Torsi awal normal, arus awal normal Torsi awal normal, arus awal rendah Torsi awal tinggi, arus awal rendah Torsi awal tinggi, slip tinggi 0,5 0,4 0,3 0,5 0,5

x2
0,5 0,6 0,7 0,5 0,5

23. Ibid 24. Ibid, hal 463

19

4. DAYA DAN TORSI PADA MOTOR ASINKRON

Pada motor asinkron energi listrik diubah menjadi energi mekanik,ini berarti bahwa daya listrik ( energi listrik ) dibagian input diubah menjadi energi mekanik dalam bentuk torsi dibagian output. Proses perubahan energi diatasjuga diikuti dengan adanya rugi-rugi yang menyebabkan tidak semua energi listrik itu diubah menjadi energi mekanik, tetapi terdapat beberapa energi yang hilang akibat rugi-rugi yang ada seperti pada gambar 2.6.

input

'out

Pfriction

GAMBAR 2.6 DIAGRAM ALIRAN DAYA PADA MOTOR ASINKRON

Daya input yang masuk ke motor asinkron adalah 3 phasa ( Pin = V3 Vpli cos 9 ), kerugian yang pertama ( I 2 R ) distator adalah stator copper loss (Psd). Selanjutnya ada kerugian karena hysteresis dan arus eddy

20

distator yang dinamakan core loss ( Pcore). Daya yang tersisa di stator ini ditransferkan ke rotor melalui air-gape antara stator dan rotor. Daya ini dinamakan air-gape power (Pag), daya ini biasanya juga disebut daya rotor input. Kemudian daya ini ditransferkan ke rotor maka terdapat kerugian ( P R ) dirotor yang dinamakan rotor copper loss (Prci). Daya yang tersisa selanjutnya diubah kebentuk energi mekanik dan dinamakan converted power (Pconv). Kerugian yang terakhir adaAahfriction, windage dan stray loss. Daya yang tersisa disebut daya output ( Pout ), daya inilah yang membuat rotor berputar. Kerugian akibat friction dan windage dinotasikan dengan Petw, sedangkan untuk kerugian akibat stray dinotasikan dengan Pmiso. Harga dari friction, windage dan stray loss didapat pada saay motor dalam kondisi no load Pada gambar 2.6 terlihat aliran daya yang ada pada motor asinkron, berdasarkan gambar ini dapat dicari converted power, daya output dan efisiensi motor sebagai berikut:
Pconv = Pag - Prcl Pout = Pconv - PfSkw - Pmisc 7j = Pout X 100% Pin

Dimana: TJ - efisiensi motor Rangkaian pengganti motor dapat digunakan untuk menghitung torsi dan daya yang ada pada motor. Berdasarkan rangkaian pengganti motor pada

21

gam bar 2.4 dapat dihitung stator copper loss, core loss, air-gape power dan rotor copper loss sebagai berikut: Persamaan stator copper loss: P*ci^3h*Ri2 Persamaan core loss:
Pcore = 3ElsGc = 3El Re (2.20)26

(2.19) 25

Persamaan air-gape power:


Pag Pin - Pact - Pcore Pag = 3l2*R2 (2.21)27

s Persamaan rotor copper loss: Prci=3h2R2 Persamaan converted power:


Pconv = Pag - Prcl Prcl = sPag Pconv = Pag - sPag Pconv - (1 -S) Pag
2 < J

(2.22) 28

Pconv ^3h Rtb 5

(2.23)

Energi listrik ( converted power ) diubah menjadi energi mekanik, energi mekanik ini dalam bentuk torsi. Torsi yang dibangkitkan dari perubahan

25, 26,27, 28, 29 Stephen J. Chapman, Op-ch, hal 498-500

22

energi listrik ke energi mekanik sebelum terkena^/c/Zon, windage dan stray loss disebut torsi induksi. Hubungan antara torsi induksi dengan torsi beban dengan kecepatan angular motor adalah sebagai berikut: Thod^Em
COm

(2.24) 3 0

COm = 27mm
Tlood Pout

27tnm TM-Ecom,
COm

(2.25) 3 1

Dimana: Tioad - torsi beban ( newton meter) Ttnd = torsi induksi (newton meter ) com - kecepatan angular motor (rad/sec ) Hubungan antara torsi induksi dengan kecepatan angular sinkron adalah sebagai berikut: Tmd=Pag
COsync

(2.26) 5 2

Peg - 3l22R2
S

Tmd =

3Vth*R2s COsync [(Rth + Rl)*

(2.27)33 +(Xlh+Xl)s]

s Dimana:
COsvnc ~

kecepatan angular sinkron (rad/sec )

30,31, 32, Ibid, hal 500, 504 33. Ibid, hal 511

23

Hubungan antara torsi induksi dengan putaran motor terlihat pada gambar 2.7.

,o.

:JO

.*>!.

'so

iwo. i:<a. i;co. I D * :<o.

GAMBAR 2.7 GRAFIK TORSI TERHADAP PUTARAN MOTOR ASINKRON

Torsi maksimum ( Tpuiiout ) adalah torsi terbesar yang mungkin terdapat pada motor. Torsi pullout besamya kira-kira 200%-250% dari torsi full load, torsi maksimum terjadi bila air-gape power besamya maksimum. Besamya air-gape power sama dengan besamya daya yang dikonsumsi oleh R2, oleh karena itu Tmaksimum akan terjadi bila daya yang dikonsumsi oleh R2 besamya maksimum. Berdasarkan rangkaian pengganti thevenin pemindahan

24

daya maksimum pada fc/s terjadi bila magnitude dari R:/s besamya sama dengan besamya magnitude dari impedansi source. Persamaan Slip motor pada saat torsi maksimum: Smax R2 (2.28) 34

Daya maksimum ditransferkan bila:


Zsource = Rth + jXth + jX2

Persamaan torsi maksimum sebagai berikut: Twm~ Wad (2.29) 35

Persamaan torsi start sebagai berikut: Tstart = 3Vth2R2 Gkync [(Rih + Ri)2 +(Xth+X2)2] torsi start besamya kira-kira 150% dari torsi full load (2.30) 36

34, 35, 36, Ibid, hal 514

25

5. BELITAN

5.1 Menentukan Jumlah Phasa dan Distribusi Phasa Suatu gulungan mesin arus bolak-balik dimaksudkan digunakan untuk sistem m phasa, harus menginduksikan besar emf yang sama untuk masing-masing phasanya. Emf yang induksikan itu harus mempunyai bentuk gelombang dan frekuensi yang sama pula. Pergeseran dalam ruang ditentukan oleh persamaan: Y-2n m Dimana: r~ pergeseran dalam ruang m- jumlah phasa Misalkan mesin dengan 12 slot, 2 kutub dan digulungkan 3 phasa seperti ditunjukan dalam gambar 2.8 ( a ) Jika kerapatan flux, bentuk gelombang dianggap sinusoidal, emf dari konduktor dalam slot dapat dinyatakan sebagai phasor-phasor yang bergeseran satu terhadap yang lain dengan suatu sudut: as^m (2.32) 38
5

(2.31) 37

Dimana: as = sudut antar alur


37, 38 A.K. Sawhney, Op-cit, hal 260

26

p^jumlah kutub 5=jumlahslot Jadi untuk permisalan diatas didapatkan as = TI/6 - 30 listrik. Jika gulungan dibagi kedalam tiga kelompok ( satu untuk masing-masing phasa ) terdistribusi melalui dua kisar kutub, pergeseran listrik antar ruang antara kelompok-kelompok adalah 2n/3 radian listrik atau 120 listrik. Masing-masing phasa terletak dalam empat alur berurutan dan oleh karena itu distribusi phasa adalah 4 x 30 - 120 listrik. Jika konduktor dalam alur dihubungkan seperti phasor diagram gambar 2.8 ( b ), penjumlahan dari emf-emf konduktor akan memberikan pergeseran 120 dalam waktu, mengikuti urutan phasa RYB dalam waktu dan dalam urutan ruang.

GAMBAR 2.839 BELITAN EMF 3 PHASA DENGAN PENYEBARAN120 PHASA

39

Ibid

27

Bila gulungan dibagi kedalam enam kelompok phasa (penyebaran 60 ) melalui dua kisar kutub seperti gambar 2.9 (a ). Konduktor phasa R diletakkan pada slot 1, 2, dan 7, 8. Konduktor phasa Y diletakkan pada slot 5, 6, dan 11, 12. Konduktor phasa B diletakkan pada alur 3, 4, dan 9, 10. Slot 7, 8 merupakan kembalinya belitan dari slot 1, 2. Slot 11, 12 merupakan kembalinya belitan dari slot 5,6. Slot 9,10 merupakan kembalinya belitan dari slot 3, 4.

GAMBAR 2.9W BELITAN EMF 3 PHASA DENGAN PENYEBARAN 60 PHASA

Jika konduktor dihubungkan seperti pada gambar 2.9 ( b ), tetap diperoleh pergeseran tiga emf yang sama dengan 120 dalam waktu mengikuti urutan phasa RYB, tetapi urutan ruang menjadi RB* YR' BY'. Karena jelas bahwa enam kelompok phasa penyebaran 60 ( tiga 60 kelompok kutub) juga memungkinkan untuk memperoleh tiga emf yang

40. Ibid, hal 261

28

sama yang bergeseran 120 dalam waktu. Secara umum untuk suatu gulungan m phasa, memungkinkan untuk memperoieh m emf yang sama yang bergeseran dengan 27i/m radian dalam waktu dengan mempunyai kelompok m phasa per kutub dengan distribusi darirc/mradian.

5.2 Belitan Satu Lapis Dan Belitan Dua Lapis Ada dua tipe dasar belitan yaitu belitan satu lapis dan belitan dua lapis. 5.2.1 Belitan satu lapis Gambar 2.10 menunjukkan penyusunan belitan untuk satu lapis. Dalam tipe penyusunan ini lubang dari slot ditempati satu bagian kawat Belitan satu lapis tidak digunakan untuk mesin yang mempunyai komutator. Belitan ini hanya digunakan untuk slot dengan tipe setengah tertutup dan slot tipe tertutup.

Coil side

GAMBAR 2.1041 BELITAN SATU LAPIS

41. Ibid, hal 229

29

5.2.2 Belitan dua lapis Belitan ini identik dengan belitan dimana kawat satu ditempatkan di setengah bagian atas, dan kawat yang lain ditempatkan di bagian bawah. Gambar 2.11(a) menunjukkan suatu belitan dua lapis dengan kumparan dalam satu slot. Sedangkan gambar 2.11 ( b ) menunjukkan penempatan 8 kumparan per slot Slot tipe terbuka seringkali digunakan sebagai rumah untuk belitan dua lapis.

<
:-':::': -!i:::!::::. ::::t!'r

>
! :

Top coil side _( top layer ) Bottom coil side

>
;:f.;:;i;;!i!| p!P!i!WS!i

'MW,W.-Uh}-'.lli!-!!l-l; ;:-;t;--;-;-:-;iii;r.;;-;-i

coil side

li-

-ii

-Mill-

( bottom layer) (b) GAMBAR2.il 42 BELITAN DUA LAPIS

(a)

30

5.3 Sistem Belitan Konsentris Belitan konsentris adalah belitan satu lapis dengan jarak belitan dari masing-masing kumparan berbeda. Jarak belitan suatu kumparan lebih besar atau lebih kecil dari jarak kumparan yang lain, dimana belitan dengan jarak belitan yang kecil dikelilingi oleh jarak belitan yang lebih besar. Terdapat dua tipe belitan konsentris yaitu: a) gulungan setengah kumparan b) gulungan kumparan penuh

5.3.1 Gulungan setengah kumparan Pada gulungan ini kumparannya terdiri dari suatu pasangan kelompok phasa kutub dalam kisar alur yang bersesuaian konsentris. Kumparan-kumparan dalam dua kutub yang bersesuaian membentuk satu kelompok kumparan dan oleh karenanya terdapat satu kelompok kumparan per pasang kutub. Kelompok kumparan dan kelompok phasa adalah dua hal yang berbeda dan ini ditunjukkan pada gambar 2.12 dan 2.13.

31

average coil span , = pole pitch'

pole phasej* ~1 group

coil grup-

10 1 I 1:> 1 1

coil span = 5 slot coil span = 7 slot

GAMBAR 2.1243 GULUNGAN SETENGAH KUMPARAN DENGAN RATA-RATA COIL SPAN 6 SLOT

Terdapat 2 slot per kutub per phasa atau 6 slot per kutub, seperti ditunjukkan gambar 2.12. Jarak belitan dari 2 kumparan membentuk suatu kelompok kumparan yang berbeda. Satu bagian mempunyai jarak kumparan 7 slot, dan yang lain 5 slot. Sehingga rata-rata ( efektif ) menjadi 6 slot dan belitan merupakan belitan kumparan penuh.

43. Ibid, ha] 262

32

Untuk hal yang sama, belitan konsentris ditunjukkan dalam gambar 2.13, dimana ketiga gulungan dalam suatu kelompok kumparan memiliki suatu jarak belitan rata-rata ( efektif ) sebesar 9 slot.
average coil span = pole pitch

9 10 M 1? 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

_S

_^

coil s p a n ^ 7 slot l -oil-span^-&-s!t>

!eoil-span =11 slot-

GAMBAR 2.13

44

GULUNGAN SETENGAH KUMPARAN DENGAN RATA-RATA COIL SPAN 9 SLOT

Dapat dilihat dengan jelas untaian belitan konsentris satu lapis ditempati lebih dari satu bidang. Gambar 2.14 menunjukkan suatu belitan konsentris dengan 3 slot per kutub per phasa dengan

44. Ibid

33

untaian 2 bidang. Belitan yang sama dapat dipakai untuk untaian 3 bidang seperti ditunjukkan gambar 2.15. Jumlah kelompok kumparan pasang kutub x jumlah phasa = 3p/2 Mengingat suatu belitan 3 phasa dengan untaian disusun dalam untaian 2 bidang. Untuk semua kasus ketika jumlah pasang kutub genap, jumlah kelompok kumparan juga genap, dan oleh karena itu setengah untaian kelompok kumparan diletakkan dalam satu bidang, sementara setengah untaian lainnya diletakkan dalam bidang kedua. Tetapi bila jumlah dari pasang kutub adalah ganjil, kelompok kumparan juga berjumlah ganjil dalam suatu kelompok, dengan bagian akhir diletakkan dalam satu bidang dan bagian lain dalam bidang yang lain pula.

45. M. Kostenko & Piotrovsky, Electrical Machines, hal 72

34

GAMBAR2.1546 UNTAIAN 3 BIDANG

5.3.2 Belitan Kumparan Penuh Dalam belitan ini, masing-masing kelompok phasa kutub dipecah kedalam dua set kumparan konsentris, masing-masing bagian suatu set adalah merupakan bagian kumparan yang kembali dari suatu kelompok phasa kutub dalam phasa yang sama. Jadi akan dimiliki satu kelompok kumparan per kutub per phasa. Jumlah kelompok kumparan adalah 3p dan oleh karena itu hubungan akhir dalam suatu belitan kumparan penuh 3 phasa dapat disusun untuk

46. Ibid, hal 73

35

meletakkan dalam 2 atau 3 bdang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.16.
coil group coll group

Fn

r\1_gple phase group

10 11 12 13 14 .15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

i=L

GAMBAR 2.1647 BELITAN KUMPARAN PENUH

5.4 Sistem Belitan Terdistribusi Sistem belitan terdistribusi, gulungannya sering dipakai pada motor-motor induksi kecil yang mempunyai konduktor-konduktor bulat. Akhir kumparan dari gulungan ini diletakkan pada alur-alur yang bersesuaian dan menyilang satu terhadap lainnya ke kanan dan ke kiri secara bergantian. Ini sebabnya gulungan terdistribusi dikenal sebagai gulungan keranjang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.17. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain suatu gulungan terdistribusi yaitu:

47. A.K. Sawhney, Op-cit, hal 264

36

> Kumparan-kumparan mempunyai suatu span / kisar yang sama. > Hanya terdapat sati sisi kumparan per slot, oleh karena itu banyak belitan sama dengan banyak slot. > Hanya terdapat satu kelompok kumparan per phasa per pasangan kutub, sehingga jumlah maksimum rangkaian pararel per phasa sama dengan pasangan kutub. > Span I kisar kumparan harus bilangan ganjil. Apabila diinginkan 4 kutub dalam 36 slot, maka jarak kumparan adalah 36/4 - 9 slot. Tetapi bila diinginkan 4 kutub dalam 24 slot jarak kumparan menjadi 24/4 - 6 slot ( genap ), sedangkan kisar kumparan harus bilangan ganjil, maka dipilih 5 atau 7 slot

GAMBAR2.1748 GULUNGAN DISTRTOUSI SATU LAPIS


48. M. Kostenko & L Piotrovsky, Op-cit, hal 70

37

6. EMF YANG DIHASILKAN BELITAN

Gambar 118 ( a ) menunjukkan suatu kumparan belitan kisar penuh. Dua buah konduktor membentuk suatu belitan yang mempunyai perbedaan jarak sejauh 180 listrik. Emf suatu belitan diperoleh dengan mengurangi phasor dari masing-masing konduktor E'e dan E"e eperti dalam gambar 2.18(b). Es Es

GAMBAR 2.18 DIAGRAM VEKTOR

Harga rms untuk belitan kumparan penuh Et = 2 Ee. Pada umumnya belitan kumparan penuh terdiri dari Te belitan yang dihubung sen. Emf yang dihasilkan dalam masing-masing kumparan adalah

Ecoii = Te x Ee = 2 Te x Ee. Jika suatu mesin mempunyai p kutub, maka total belitan T = belitan per kumparan dikalikan dengan jumlah kumparan yang dihubung sen - Te x p/2.

38

Emf dari belitan konsentris kumparan penuh = jumlah kumparan yang dihubung sen dikalikan dengan emf tiap kumparan. E = p/2 x Ewu - 2.T.Ee dan karena Ee - 2,22 < > |f maka E = 2Tx 2,22 4 > f E = 4,44T < > |f Dimana: E tegangan yang dibangkitkan (V ) T = N = jumlah belitan < > | = flux magnet (Wb) f = frekuensi (Hz ) Dari gambar 2.19 kalau kumparan pada alur nomor 1 dan nomor 7, maka kumparan dikatakan kisar penuh karena jangkar kutub adalah 6 alur. Kalau kumparan ditempatkan dalam alur 1 dan 6 maka kumparan disebut kisar diperpendek, karena ini jaraknya sama dengan 5/6 jangka kutub. Kumparan ini lebih pendek sejarak 1/6 jangka kutub 180/6 = 30. (2.34) 50 (2.33 )49

49. A.K. Sawhney, Op-cit, hal 293 50. Ibid

39

kisar penuh kisar5/6

kisar kutub

GAMBAR 2.19 KISAR PENUH DAN KISAR DIPERPENDEK

Kumparan dengan kisar diperpendek ini tegangan yang dihasilkan sedikit berkurang. Karena tegangan pada kedua sisi kumparan sedikit berbeda phasa maka jumlah vektoris dari kedua tegangan lebih kecil dari penjumlahan secara aljabar. Kp = jumlah vektor dari emf per kumparan jumlah aljabar emf terinduksi dari tiap kumparan

Bila Es adalah tegangan yang terinduksi pada tiap sisi dari kumparan, dan kumparan tersebut adalah kisar penuh maka emf total dari kumparan tersebut adalah 2 Es. Kalau kumparan itu mempunyai pemendekkan kisar 30 maka resultan E adalah jumlah vektor dari 2 tegangan yang bergeseran dengan sudut 30. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 2.20.

5
COIL

J
1

I
71

JL
-POLE PITCH-

.i
Et EC -Ec"

(a)

Ec"

(b)

GAMBAR 2.2051 EMF YANG DIHASILKAN OLEH BELITAN KISAR PENUH

Jadi E - 2 Es cos 30 2 kp * iumlah vektor JS_ = 2 Es cos 3072 jumlah aljabar 2 Es 2Es
-cos 15 = 0,966

51. Ibid

41

Secara umum untuk kumparan yang lebih pendek dengan sudut sebesar a maka: kp^ cos a/2 Dimana: kp - faktor span kumparan a = sudut pemendekkan Tiap phasa kumparan tidak dihubungkan dalam satu alur tetapi didistribusikan dalam beberapa alur untuk membentuk group-group kutub dibawah tiap-tiap kutub. Kumparan-kumparan per phasa akan bergeseran dalam phasa terhadap satu dengan yang lain. Akibatnya emf yang terinduksi pada sisi-sisi kumparan dalam satu group kutub tidak sephasa satu terhadap yang lain melainkan berbeda sesuai dengan pergeseran phasa dari alurnya. Maka faktor distribusi didefinisikan sebagai: kd = emf dengan kumparan distribusi emf dengan kumparan disatukan Untuk keadaan umum bila { 3 adalah pergeseran sudut phasa antara 2 alur maka:
p= 18J =180

(2.35) 52

jarak alur per kutub per phasa

Maka tegangan total yang terinduksi dalam satu group kutub adalah m Es, dimana Es adalah tegangan yang terinduksi pada 1 sisi kumparan.

52. Ibid, hal 295

42

Cara untuk menemukan tegangan induksi total, bila m harganya besar maka kurva ABCDE merupakan bagian dari Hngkaran dengan jari-jari R. Apabila AB = Es = 2R sin p/2, maka jumlah aljabar = q Es = q x 2R sin p/2 dan jumlah vektor - AE - Er = 2 R sin q p72, sehingga: kd = , jumlah vektor dari emf kumparan jumlah aljabar dari emf kumparan 2rsin a &2 -sinqpQ qx2r sin p/2 Dimana: kd = faktor distribusi q = jumlah alur per kutub per phasa P = sudut antara dua alur q sin f2 (2.36) 53

0 GAMBAR 2.21s4 KURVA TEGANGAN INDUKSI TOTAL

53. Ibid, hal 294 54. Ibid, hal 293

43

Jadi total tegangan yang ditimbulkan oleh belitan adalah: E = 4,44 x T x < > | x f x kd x kp = 4,44 x T x < > f x f x kw Dimana: E tegangan yang dihasilkan belitan ( V ) T = N = jumlah belitan f - frekuensi (Hz) <(>fluxmagnet (Wb) = 0,0044745 Wb untuk tiap kutub kw = faktor belitan

CAM BAR 2.22 FLUX PADA ROTOR DENGAN KUTUB MENONJOL

You might also like