You are on page 1of 4

4.3. ALBUMIN DALAM URINE A. Tujuan : Memeriksa ada tidaknya albumin dalam urin.

B. Landasan Teori Ekskresi adalah proses pembuangan sisa-sisa metabolisme dari tubuh. Sisa metabolisme karbohidrat dan lemak misalnya, CO2 dan H2O, sedangkan protein berupa asam amino, NH3, Urea, dan asam urat. Kelebihan air, gas, garamgaram, dan material organik (termasuk sisa-sisa metabolisme) dieksresikan keluar tetapi bahan yang penting untuk fungsi tubuh akan disimpan. Bahan-bahan yang dikeluarkan biasanya terdapat dalam bentuk terlarut dan ekskresinya melalui suatu proses filtrasi selektif. Alat-alat tubuh yang berfungsi dalam hal ekskresi secara bersama-sama disebut sistem ekskresi. Beberapa alat dapat mengekskresikan sisa metabolisme, seperti kulit dan ginjal. Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekulmolekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yangberlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Secara kimiawi kandungan zat dalam urin diantaranya adalah sampah nitrogen (ureum, kreatinin dan asam urat), asam hipurat, zat sisa pencernaan

sayuran dan buah, badan keton zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium, sulfat, Ca dan Mg), hormon, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb). Albumin adalah protein yang larut air, membentuk lebih dari 50% protein plasma, ditemukan hampir di setiap jaringan tubuh. Albumin diproduksi di hati, dan berfungsi untuk mempertahankan tekanan koloid osmotik darah sehingga tekanan cairan vaskular (cairan di dalam pembuluh darah) dapat dipertahankan. Dengan kata lain albumin merupakan protein yang bermanfaat bagi manusia karena berfungsi untuk mencegah agar cairan tidak terlalu banyak keluar dari darah. Jika ditemukan adanya albumin dalam urin, dapat diindikasikan bahwa penderita menderita albuminaria. Penyakit albuminuria adalah suatu penyakit ginjal, dimana

ditemukannya protein albumin di dalam urine. Dalam urine normal, protein albumin seharusnya tidak ditemukan. Akan tetapi karena adanya kerusakan pada ginjal, terutama pada bagian glomerulus, maka protein akan lolos dari saringan ginjal dan keluar melalui urine. Ada banyak penyebab terjadinya penyakit ini. Beberapa contohnya adalah kurangnya asupan air ke dalam tubuh sehingga memperberat kerja ginjal. Selain itu, asupan protein, kalsium dan vitamin C yang terlalu berlebihan juga dapat membuat glomerulus harus bekerja lebih keras sehingga resiko terjadinya kerusakan juga akan lebih besar. Kisaran normal albumin dalam urin adalah sekitar 0 - 8 mg / dl. Jadi, jika tes sampel urin menampilkan pembacaan 2 mg / dl, berarti 1 liter urin mengandung 0,02 gram. C. Alat dan Bahan a. Urin b. Tabung reaksi c. Asam nitrit pekat d. Pipet

D. Prosedur Kerja 1. Masukan 5 ml asam nitrat pekat ke dalam tabung reaksi 2. Miringkan tabung reaksi tersebut kemudian tetesi urine dengan menggunakan pipet secara perlahan-lahan hingga urin turun melalui sepanjang tabung 3. Bila urine mengandung albumin akan terlihat adanya cincin berwarna putih yang terlihat adanya cincin berwarna putih yang terdapat pada daerah kontak urin dan asam nitrit D. Data Hasil Percobaan.

Gambar. Keadaan Tabung Reaksi yang Tidak menunjukkan Perubahan segera setelah ditetesi Sampel Urin. E. Pembahasan. Topik praktikum kali ini adalah sistem ekskresi berupa uji kandungan urin. Sampel urin diperoleh dari salah satu praktikan yang ditampung dalam gelas kimia kemudian dilakukan beberapa pengujian terhadap kandugan urin tersebut. Uji albumin urin bertujuan untuk memeriksa ada tidaknya kandungan albumin dalam urin. Ketika urin dialirkan perlahan-lahan melalui dinding tabung reaksi yang dimiringkan, urin akan kontak dengan asam nitrit pekat. Pada percobaan, diketahui bahwa pada dinding tabung raksi tidak ditemukan adanya suatu cincin yang berwarna putih. Ini mengindikasikan tidak adanya kandungan albumin dalam sampel urin.

F. Kesimpulan Pada sampel urin yang diujikan diketahui bahwa tidak ditemukannya adanya suatu cincin yang berwarna putih, sehingga dapat disimpulkan tidak adanya kandungan albumin dalam urin. G. Pertanyaan dan Diskusi Apakah hubungannya antara kadar albumin yang tinggi dalam urin dengan kesehatan yang bersangutan? Jelaskan! Jawab : Dalam urine normal, protein albumin seharusnya tidak ditemukan. Akan tetapi karena adanya kerusakan pada ginjal, terutama pada bagian glomerulus, maka protein akan lolos dari saringan ginjal dan keluar melalui urine. Jika ditemukan adanya albumin dalam kadar yang tinggi pada urin, dapat diindikasikan bahwa penderita menderita albuminaria. H. Daftar Pustaka Alfasia, Alena. 2011. Laporan Prakrikum Sistem Ekskresi. http://alenalfasia. blogspot.com/2011/08/laporan-praktikum-sistem-ekskresi.html. tanggal 11 April 2013. Prakoso, Hari. 2011. Penyakit Pada Sistem Ekskresi. http://hari-prakoso.blogspot. com/2011/02/penyakit-pada-sistem-ekskresi.html. Diakses tanggal 11 Maret 2013. Slamet, Adeng dan Mgs.M. Tibrani. 2010. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Inderalaya: FKIP Unsri. Diakses

You might also like