You are on page 1of 26

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

BUKU 4

BAB 1

Teknik Dasar Fasilitasi Partisipatif

Proses Memfasilitasi untuk Membelajarkan


eringkali terjadi, di dalam sebuah forum formal, Kepala Desa atau seorang aparat pemerintah dari kabupaten menjadi pembicara di depan sementara seluruh warga hanya mendengarkan. Sementara, saat bapak-bapak berkumpul dalam arisan pertanian (arisan gotong royong), suasana perbincangan sangat hangat dan hampir semua orang terlibat dalam pembicaraan. Begitu juga dalam perkumpulan Posyandu, para ibu yang membawa balita untuk ditimbang dan diperiksa petugas Puskesmas, terlibat dalam bincang-bincang mengenai berbagai penyakit akibat dimulainya musim hujan. Tetapi, ketika petugas Puskesmas menyampaikan penyuluhan kesehatan yang terkait dengan keadaan penyakit yang menimpa anak-anak dan balita, semua ibu itu kembali hanya menjadi pendengar saja. Meskipun juga ada beberapa yang berani menanyakan sesuatu kepada petugas tersebut.

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
19

PROSES MEMFASILITASI

Skema 5. Daur Belajar Orang Dewasa

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
20

Membangun komunikasi dialogis dan diskusi dalam proses pembelajaran, berbeda dengan mengobrol dan berbincang tanpa arah. Di dalam prakteknya, seorang FI perlu keterampilan untuk mengoperasionalkan apa yang telah digambarkan dalam skema daur belajar orang dewasa ini. Partisipasi tanpa keterampilan akan menjadi jargon belaka karena tidak dapat dijalankan di dalam kenyataan. Keahlian memfasilitasi seringkali disebut juga sebagai seni memfasilitasi karena sebenarnya tidak persis sama seperti jenis keterampilan lainnya. Ada perpaduan antara penguasaan teknik dengan unsur-unsur kreativitas, improvisasi, hubungan antar manusia (human relationship), dan juga keunikan atau karakteristik setiap fasilitator.

BUKU 4

BUKU 4

Proses Memfasilitasi untuk Membangun Komunikasi Dialogis


Apabila FI menggunakan idiom komunikasi, maka daur atau proses di atas dapat digambarkan menjadi sebuah proses komunikasi partisipatif (komunikasi multi-arah). Pada intinya, baik daur pembelajaran partisipatif maupun proses komunikasi multiarah, membangun sebuah dialog di antara anggota masyarakat atau peserta belajar dalam sebuah hubungan kesetaraan. Tidak ada salah satu pihak yang dianggap menjadi sumber kebenaran atau memiliki otoritas terhadap menentukan baik dan benarnya suatu pemikiran yang digali dari realita kehidupan. Karena itu, beberapa konsep penting yang perlu dikenal FI dalam menggunakan komunikasi sebagai pendekatan adalah: Persepsi (Citra Diri dan Citra Pihak Lain); Sikap-nilai; Sikap-perilaku; dan Pendapat (Opini). Beberapa istilah ini digunakan bagi seorang fasilitator komunikasi untuk memahami cara membangun komunikasi yang efektif dan positif.

Skema 6. Komunikasi Partisipatif (Komunikasi Multi-Arah)

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
21

BEBERAPA KONSEP PENTING DALAM KOMUNIKASI


Persepsi, yaitu tafsiran dari apa yang kita lihat, dengar, cicipi, cium, baui, dan raba, dengan pancaindera kita. Ibu: Aduh, duren ini bau sekali. Membuat saya mual.... Ikra: Wah, duren ini wangiiii, membuat ngiler.... Sikap-nilai, yaitu kecenderungan untuk bereaksi positif atau negatif terhadap sesuatu yang didasari oleh nilai-nilai dan pengalaman seseorang. Sikap merupakan gabungan antara pemikiran, perasaan, dan anggapan seseorang terhadap suatu hal. Seorang ibu mengomeli gaya pakaian anak remajanya (celana melorot dan kemeja ketat): Kenapa pakaian anak-anak jaman sekarang kok tidak sopan... Anak: Ibu sih ketinggalan jaman... Sikap-perilaku. Ayah beranggapan menjadi petani seperti dirinya berarti menjadi orang miskin. Ayah bekerja keras untuk mengirimkan anaknya sekolah sampai perguruan tinggi. Ibu beranggapan anak perempuan tidak prioritas bersekolah tinggi. Ibu kurang mendukung anak perempuannya masuk perguruan tinggi. Pendapat (opini), yaitu gagasan yang muncul sebagai hasil pemikiran subyektif seseorang. Pendapat merupakan sikap seseorang dalam bentuk kata-kata. Ayah: Anak kita terlalu tergantung pada orang tua dan kurang mandiri... Ibu: Kita punya anak yang baik, manis dan penurut....

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
22

MENGALIHKAN PERAN FASILITATOR


Dalam bekerja sebagai fasilitator infomobilisasi (FI), pembelajaran dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan: pertemuan atau musyawarah desa, pengkajian bersama masyarakat (MDS), rapat internal tim telecenter, rapat persiapan kegiatan, monitoring kegiatan, evaluasi program, dan sebagainya. Kegiatan memfasilitasi yang merupakan tugas paling rutin FI adalah pendampingan atau

BUKU 4

BUKU 4

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
23

pembelajaran bersama kelompok. Apa pun kegiatannya, proses fasilitasi yang dikembangkan FI selalu berorientasi pada proses pembelajaran yang bertumpu pada peserta. Kata fasilitator berasal dari bahasa latin fasilis yang artinya: mempermudah. Seperti yang disampaikan pada Pendahuluan, seorang FI bukanlah penyuluh atau juru penerang (jupen) yang merupakan petugas penyampai informasi dari lembaga formal (pemerintah). Fasilitator adalah orang yang bertugas mengelola proses dialog. Fasilitator ada untuk mendukung kegiatan belajar agar peserta bisa mencapai tujuan belajarnya. Fasilitator mendorong peserta untuk percaya diri dalam menyampaikan pengalaman dan pikirannya, mengajak peserta dominan untuk mendengarkan. Fasilitator memperkenalkan teknik-teknik komunikasi untuk mendorong partisipasi. Fasilitator menggunakan media yang cocok dengan kebutuhan peserta dan membantu proses belajar/komunikasi menjadi lebih efektif. Peran fasilitator ini harus dikurangi secara bertahap dan diserahkan kepada peserta. Hanya dengan mengurangi dominasi fasilitator, proses pembelajaran bisa diambil alih oleh peserta sehingga pembelajaran bisa berjalan sebagai inisiatif sendiri.

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
24

Skema 7. Pengurangan Peran FI


BUKU 4

BUKU 4

Tugas FI adalah membantu peserta dalam pembelajaran bersama/kelompok untuk menjadikan belajar sebagai kebutuhan sehingga peserta belajar akan melakukannya sendiri meskipun sudah tidak difasilitasi lagi. Bagi orang yang melihat belajar sebagai bagian penting dari proses kehidupannya, belajar akan menjadi kegiatan selama hidup berjalan (long-life learning). Sedangkan dalam kacamata komunikasi, tugas utama FI adalah memperkuat interaksi sosial yang lebih setara dan dialogis. Menjadikan ikatan sosial dan kebersamaan sebagai kebutuhan individu: dan sebaliknya penghargaan terhadap individu sebagai basis kehidupan komunitas.

JENDELA JOHARI PERAN FASILITATOR


Bagi seorang yang terbiasa menyuluh atau menjadi guru, membangun proses pembelajaran yang partisipatif pada awalnya akan sulit. Apabila memfasilitasi kegiatan pembelajaran masyarakat, seorang FI tidak perlu selalu harus tahu segala-galanya. Ada cara mudah untuk melihat peran FI dalam kegiatan pembelajaran masyarakat, yaitu menggunakan Jendela Johari berikut ini.

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
25

Skema 8. Jendela Johari Peran FI

Jendela pertama: aku tahu, kamu tahu. Infomobilisasi adalah kegiatan pembelajaran mengenai topik-topik yang ada dalam keseharian atau kehidupan masyarakat sendiri. Dalam membahas topik-topik yang demikian, tugas FI adalah membangun proses dialogis antara para peserta untuk menanggapi, menganalisis dan mengembangkan gagasan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya sendiri. Tugas pokok seorang FI adalah membangun proses pembelajaran dimana setiap orang belajar menjadi sumber belajar sekaligus peserta belajar. Peserta yang suka mendominasi, belajar mendengarkan dari orang lain. Sedangkan peserta yang pasif dan malu, belajar untuk menyampaikan pikiran dan pendapatnya. Demikian juga FI sendiri, selain menjadi sumber belajar juga sekaligus merupakan peserta belajar, yang selalu tertarik belajar berbagai hal dari pengalaman para peserta. Jendela kedua: aku tidak tahu, kamu tahu. Seorang FI perlu meyakini bahwa kita selalu bisa belajar dari siapa saja. Apabila meyakini hal itu, FI bisa mendorong masyarakat untuk mau belajar dari orang lain. Sikap mau belajar dari orang lain ini membutuhkan kerendahan hati, apalagi bila belajar dari orang yang dianggap berpendidikan rendah atau tidak punya pengalaman apa-apa. Tetapi sesungguhnya setiap orang pasti punya pengalaman yang bisa dibagi. Setiap orang juga punya pendapat atau pandangan yang bisa dipertukarkan. Jendela ketiga: aku tahu, kamu tidak tahu. Sesuai dengan namanya, seorang FI sebaiknya menguasai pengembangan dan penggunaan media-media komunikasi dan pembelajaran dalam menjalankan tugas-tugasnya selaku pengelola program komunikasi informasi (infomobilisasi). Dengan begitu, seorang FI bertugas juga untuk membelajarkan peserta tentang cara menggunakan berbagai media informasi dan pembelajaran, termasuk penggunaan berbagai fasilitas di telecenter sebagai sarana dan sumber belajar kelompok. Komunikasi pembangunan yang berorientasi pendampingan, lebih

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
26

BUKU 4

BUKU 4

condong menggunakan media berbasis masyarakat agar masyarakat dilibatkan dalam pembuatan media-media program sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran. Masyarakat diajak mengembangkan dan mengelola radio komunitas dan koran kampung, menulis untuk

MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKASI DALAM KEEMPAT JENDELA


FI sebaiknya mendorong peserta untuk menggunakan komunikasi yang positif. Ini berarti menggunakan persepsi (termasuk citra diri dan citra pihak lain); sikap; dan pendapat (opini) secara positif. Berikut ini contoh-contohnya:

Jendela pertama (aku tahu, masyarakat tahu): fasilitator mengajak peserta mendialogkan sesuatu yang sama-sama diketahui, tetapi ternyata terdapat perbedaan pandangan dan pendapat terhadap topik tersebut. Fasilitator mendorong sikap positif terhadap perbedaan pendapat. Fasilitator mengajak peserta saling memahami persepsi dan sikap orang lain. Jendela kedua (aku tidak tahu, masyarakat tahu): fasilitator mendorong kepercayaan diri peserta bahwa pengetahuannya penting bagi orang lain (mengubah citra diri sebagai petani yang bodoh karena tidak sekolah tinggi). Sebaliknya fasilitator perlu mengubah pandangan penyuluh yang beranggapan bahwa teknologi lokal ketinggalan jaman (mengubah citra terhadap orang lain/petani sebagai tidak inovatif ). Jendela ketiga (aku tahu, masyarakat tidak tahu): fasilitator mendorong peserta menerima pendapatnya sebagai alternatif dari pendapatnya sendiri. Fasilitator mendorong peserta untuk memeriksa apakah pengetahuan baru perlu diterapkan atau tidak (butuh atau tidak).
Jendela keempat (aku dan masyarakat sama-sama tidak tahu): fasilitator mendorong pengembangan gagasan inovasi baru dan mencari sumber pengetahuan/informasi luar secara selektif (diperiksa dahulu).

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
27

buletin antar petani yang dikelola program LSM, membuat film-film kegiatan mereka sendiri (film tentang pengembangan usaha tani, usaha ekonomi lainnya) dengan belajar menggunakan handycam dan menulis skenario cerita, dan sebagainya. Inilah agenda belajar yang bisa dikembangkan seorang FI.

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
28

Jendela keempat: aku tidak tahu, kamu tidak tahu. Seorang FI tidak perlu harus tahu semuanya. Tidak seorang pun yang bisa tahu segalanya. Kita hanya harus tahu apa yang kita tidak tahu (apa kebutuhan belajar kita). Tidak semua orang mengetahui bahwa banyak sekali agenda belajar yang penting untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Tugas seorang FI bukanlah memberikan sebanyak-banyaknya informasi kepada masyarakat, melainkan membangun kegiatan yang menimbulkan kebutuhan untuk belajar dan belajar terus. Masyarakat juga sebaiknya tahu sumber belajar yang tersedia untuk suatu kebutuhan belajar. Seorang FI sebaiknya juga membelajarkan peserta tentang cara belajar dan mengakses sumber belajar yang tersedia termasuk dengan menggunakan fasilitas di telecenter. Juga mencari narasumber yang tersedia.

BUKU 4

BUKU 4

Teknik Fasilitasi Dasar: 5W + 1 H


Berikut ini adalah panduan praktis untuk mengembangkan teknik memfasilitasi proses pembelajaran agar peserta berpartisipasi aktif. Teknik membangun proses ini sebenarnya sederhana, dan biasa disebut teknik 5W + 1H (what, who, when, where, why, and how atau apa, siapa, dimana, mengapa, dan bagaimana). Teknik dasar ini apabila digunakan secara tepat, akan menolong peserta untuk secara bertahap terlibat dalam kegiatan pembelajaran secara partisipatif. Berikut ini adalah langkah-langkah penggunaan teknik dasar 5W + 1 H dalam memfasilitasi sesuai dengan daur pembelajaran di atas. Menceritakan/Menguraikan

Fasilitator mengajukan pertanyaan APA (WHAT) terlebih dahulu, sehingga masyarakat bisa menceritakan pengalamannya. Kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menceritakan lainnya,, misalnya: KAPAN (WHEN) hal itu terjadi? DIMANA (WHERE) hal itu terjadi? SIAPA (WHO/WHOM) yang terlibat?.
Menjelaskan dan Menganalisis

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
29

Apabila diskusi mulai hidup dengan cerita-cerita peserta, fasilitator bisa melontarkan pertanyaan tentang proses: BAGAIMANA KEJADIAN ITU TERJADI? Ceritakan prosesnya secara runtut. Setelah itu dilanjutkan dengan pertanyaan analitis: MENGAPA hal itu terjadi menurut Anda? Apakah Bapak/Ibu yang lain setuju tentang penyebabnya itu? Apakah akibatnya? Ceritakan alur sebabakibatnya secara jelas. Fasilitator bisa mengembangkan berbagai cerita kejadian yang sama untuk membandingkan suatu peristiwa dengan melontarkan

STRATEGI DAN TEKNIK MEMBANGUN PARTISIPASI PESERTA

pertanyaan: apakah ada peserta lain yang mengalami kejadian sama? KAPAN? DIMANA? SIAPA? BAGAIMANA? MENGAPA? Sama seperti di atas, merupakan pertanyaan untuk menceritakan. Menarik Kesimpulan

Meskipun kita sedang membahas suatu topik, biasanya akan selalu banyak aspek menarik yang terkait dengan topik tersebut dan menjadi diskusi yang berkembang (meluas). Fasilitator mengajak peserta mempersempit pembahasan pada beberapa hal paling penting/menarik dari topik tersebut dengan melontarkan pertanyaan: APA HAL-HAL PENTING/MENARIK yang muncul dari peristiwa/kejadian di atas? (Uraikan setiap hal menarik dalam beberapa kalimat lugas dan jelas).

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
30

Skema 9. Contoh Penerapan 5W+1H

BUKU 4

BUKU 4

Kemudian peserta diajak mengubah kesimpulan itu menjadi pelajaran-pelajaran (lesson learneds) atau tanggapan pribadi, dengan melontarkan pertanyaan sbb.: APA ARTI PENTING dari kejadian/peristiwa itu menurut Anda? Sampaikan pendapat pribadi masing-masing. Fasilitator juga bisa mengajak peserta menarik pelajaran-pelajaran (lesson learneds), dengan melontarkan pertanyaan sbb.: APA PELAJARAN atau HIKMAH kejadian/peristiwa itu yang dapat Anda terapkan dalam kehidupan Anda ke depan? Sampaikan berdasarkan pendapat perorangan.
Mengembangkan Gagasan Penerapan

Kemudian peserta diajak merumuskan gagasan kongkrit: APA TINDAKAN yang bisa dilakukan untuk menerapkan pelajaran atau hikmah di atas? Sampaikan berdasarkan pendapat perorangan. BAGAIMANA cara melakukannya? Uraikan menjadi langkahlangkah untuk mengkongkritkan gagasan tindakan di atas. Sampaikan berdasarkan pendapat perorangan.

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
31

Menarik Pelajaran

Pertanyaan di atas akan membantu peserta membuat kesimpulan mengenai suatu hal yang baginya penting/menarik dari suatu topik bahasan. Fasilitator melanjutkan pertanyaan sebagai berikut: KESIMPULAN APA yang bisa kita tarik dari kejadian/peristiwa tadi? (Rumuskan dalam bentuk kalimat lugas dan jelas). Setiap peserta boleh merumuskan kesimpulan dari sudut pandangnya masingmasing sehingga bisa saling melengkapi.

Strategi Pembelajaran/Fasilitasi Partisipasi


Strategi pembelajaran adalah pendekatan yang digunakan agar tujuan dan materi belajar bisa tercapai. Setiap FI dapat merancang proses pembelajarannya masing-masing, sesuai dengan profil dan karakteristik dari peserta belajarnya. Profil belajar peserta mencakup antara lain: tingkat pendidikan, kemampuan baca-tulis, latarbelakang sosial-ekonomi, matapencaharian, tingkat usia, jenis kelamin, dan sebagainya. Tetapi, secara umum, strategi pembelajaran itu biasanya sebagai berikut:

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
32

Dari materi yang sederhana menuju ke yang Kompleks (rumit). Misalnya: menceritakan tentang pengelolaan kebun terlebih dahulu, baru mendiskusikan alur produksi dan pemasaran hasil pertanian; membicarakan suatu jenis tanaman, baru perencanaan kebun, dan akhirnya sistem wanatani, dan juga pengelolaan sumberdaya alam (hutan, sungai).

Skema 10. Strategi Pembelajaran (1)

Dari materi yang cukup dikenal ke materi yang sangat baru. Misalnya: mengajak masyarakat mendiskusikan kegiatan yang dilakukan pemerintah desa sehari-hari, baru menyampaikan dan mengajak diskusi tentang pemdes menurut perda pemerintahan desa yang baru terbit; mulai dari mendiskusikan tugas dan peran ibu dan bapak sehari-hari sampai memperkenalkan wacana jender dan kesetaraan hak.

Skema 11. Strategi Pembelajaran (2)


BUKU 4

BUKU 4

Dari materi yang mudah menuju ke yang sulit. Misalnya: Mengajak masyarakat belajar keterampilan praktis untuk kebutuhan keluarga, kemudian mendiskusikan pengembangannya sebagai usaha alternatif dengan melakukan analisis biaya usaha dan peluang pemasaran. Mulai dari diskusi kasus-kasus kesehatan ibu dan anak, sampai ke pembahasan kesehatan reproduktif dan pembahasan kebijakan yang belum mendukung hak perempuan mengenai kesehatan reproduktif.

Skema 12. Strategi Pembelajaran (3)

Dari materi yang operasional, pengalaman praktis, realita sehari-hari, menuju ke yang abstrak, konsep, teori. Misalnya: mengajak masyarakat mendiskusikan suatu sengketa yang terjadi di desanya, kemudian ditarik ke konsep dan mekanisme penyelesaian sengketa, bahkan dikaitkan dengan adanya kebijakan mengenai penyelesaian sengketa secara adat. Mengajak masyarakat mendiskusikan proses pemilihan kepala desa yang akan/sudah dilaksanakan sampai kepada wacana demokrasi desa.

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
33

Skema 13. Strategi Pembelajaran (4)

TIPS DALAM MEMFASILITASI


Meyakinkan. Fasilitator perlu benar-benar menguasai materi dan proses belajar yang dikelolanya karena fasilitator harus menentukan arah dan proses belajar. Dengan begitu, fasilitator harus selalu punya persiapan yang baik, juga memiliki beberapa alternatif rencana apabila rencana pertama tidak dapat dijalankan. Bersikap terbuka. Fasilitator membangun suasana yang mendorong proses saling belajar dan bertukar gagasan dengan membuat semua peserta merasa diterima dan dianggap penting. Fasilitator membangun kerjasama tim agar peserta berkontribusi terhadap kegiatan belajar. Fasilitator sendiri harus siap menerima perbedaan pendapat dan penuh perhatian. Fokus. Seorang fasilitator akan mendorong setiap peserta untuk berbagi pengalamannya. Resikonya, pembicaraan bisa melebar kemana-mana. Fasilitator harus menjaga agar diskusi tetap berada di jalurnya. Menyadari keterbatasan diri sendiri dan orang lain. Seorang fasilitator yang baik paham hal-hal apa saja yang bisa dicapai dalam satu kurun waktu, dan apa saja yang bisa dibahas lain kesempatan. Juga paham gagasan apa yang bisa diterapkan dan gagasan apa yang tidak praktis. Selalu belajar mengkalkulasi. Fasilitator selalu tahu, berapa orang peserta yang berbicara dan berapa yang diam saja. Siapa orang yang mengantuk, suka meninggalkan ruangan, atau tidak memperhatikan lagi. Fasilitator kemudian mencari cara untuk mengatasinya. Menggunakan waktu secara efektif. Kadang-kadang karena pembicaraan melebar, waktu yang disediakan menjadi tidak cukup. Seorang fasilitator harus pandai menjaga agar waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan baik. Hal ini membutuhkan subyektivitas fasilitator untuk memperhitungkan: agar penggunaan waktu tidak terlalu kaku, atau sebaliknya terlalu bebas.

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
34

BUKU 4

BUKU 4

Kreatif. Seorang fasilitator adalah seperti seorang seniman, yang menggabungkan berbagai unsur (dinamika kelompok, penggunaan metode, penggunaan media) agar tercipta sebuah keharmonisan dalam proses belajar. Fasilitator adalah "seniman" yang berkreasi dalam menciptakan semangat dan motivasi belajar peserta. Pandai membaca situasi. Fasilitator yang baik, tahu betul kapan harus berhenti, kapan harus menambah kecepatan, dll. Layaknya seorang pengemudi, seorang fasilitator harus paham rambu-rambu lalulintas agar bisa berkendara secara aman dan nyaman. Menghormati dan memberi penghargaan. Fasilitator perlu belajar mengenali kontribusi seseorang dan kemudian menyatakan penghargaannya. Fasilitator juga selalu berpandangan positif terhadap semua peserta, menghargai pengetahuan, pengalaman, tradisi atau kepercayaan yang dianut peserta. Mengenali kekuatan dan kelemahan pribadi. Fasilitator selalu menganggap evaluasi belajar sebagai masukan untuk memperbaiki diri. Fasilitator juga mengenali keberhasilan dan ketidakberhasilan apa yang dicapai dalam kegiatan belajar yang sudah dilaksanakan.

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
35

TIPS DALAM KOMUNIKASI LISAN (VERBAL)


Berikut ini adalah tips bagi fasilitator dalam memfasilitasi sebuah proses dialogis yang juga merupakan proses komunikasi multi-arah secara tatap muka (verbal):

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
36

Sampaikan pesan dengan makna tunggal agar komunikasi efektif -> jelas dan dipahami peserta sesuai dengan maksud kita. Gunakan cara komunikasi yang baik karena cara berkomunikasi juga penting dalam mengatasi terjadinya perbedaan pendapat dan konflik. Tidak jarang apa yang disampaikan itu penting, tetapi tidak didengarkan orang lain karena caranya tidak sopan. Sederhanakan bahasa, hindari bahasa teknis dan jargon agar pesan kita tidak diartikan secara berganda. Tidak mengerti bahasa sekolahan bukan berarti bodoh, melainkan hanya perbedaan kosa kata yang dimiliki petani dengan kalangan berpendidikan. Gunakan istilah dan bahasa yang cocok dengan tempat dan pesertanya. Berbicara dengan bahasa yang membumi dan dipahami orang lain (bukan dengan bahasa perenungan pribadi). Gunakan kalimat pendek dan sederhana (jangan berbelit-belit dan sok ilmiah) tetapi mengena/memikat. Fokus tetap dijaga agar pembicaraan tidak kesana-kemari. Susunlah kalimat-kalimat kreatif yang bersifat POSITIF dan membangun. Citra Anda selaku pembicara tercermin dalam kalimat-kalimat yang diucapkan. Pertimbangkan nilai-nilai yang dianut masyarakat/peserta dalam berbicara atau menyampaikan gagasan. Selalu sampaikan argumentasi dan kerangka logis dari pandangan/pendapat Anda. Buat hal-hal rumit menjadi nampak sederhana. Apabila belum siap membicarakan hal-hal rumit, tunda saja terlebih dahulu, ketimbang menjadi miskomunikasi.

BUKU 4

BUKU 4

Lakukan penekanan-penekanan terhadap gagasan atau pengalaman peserta dengan cara mengutip kembali untuk membangun perasaan dihargai (didengarkan). Hindari menanggapi atau bahkan memotong perkataan orang lain dengan kata :TAPI.... Mendorong peserta untuk saling menanggapi. Jangan sibuk memikirkan apa yang akan diucapkan sementara orang lain sedang bicara. Sebaiknya tidak berdebat, tetapi bertukar pikiran. Membuat proses dialog menjadi menyenangkan bagi para peserta. Jangan menyakiti hati orang lain dengan kata-kata jelek (itu bodoh, salah, ketinggalan jaman, ngawur, dsb., dsb.). JANGAN PERNAH MENINGGIKAN SUARA! Berbicara jujur dan apa adanya (tidak sok tahu dan ingin tampil pintar). Hindari terlalu terfokus pada diri sendiri (berbicara tentang diri sendiri). Hindari perdebatan mengenai nilai-nilai. Tidak perlu terlalu banyak hal yang dibicarakan, cukup-cukup saja. Mendengarkan, mendengarkan, dan mendengarkan. Mendorong peserta untuk saling mendengarkan. Ini akan dibahas dalam Bab-3.

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
37

LEMBAR PRAKTEK-1
Gunakan Bab-1 ini untuk merencanakan kegiatan pembelajaran kelompok agar benar-benar partisipatif dan dialogis. Lakukan langkah-langkah berikut ini untuk merancang proses belajar partisipatif sebelum pelaksanaan pertemuan. 1. Gunakan tabel berikut ini untuk mempersiapkan kelompok belajar Anda.
Topik Bahasan: Sub-sub Topik: Metode: Media: Alat dan Bahan: Waktu:

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
38

2. Kembangkan proses belajar (rute belajar) dengan mengisi tabel berikut ini:
No. Langkah-langkah Waktu (menit)

3. Periksa kembali kesesuaian topik, tujuan, rancangan proses serta penggunaan metode dan medianya. Selain itu, periksa kembali apakah alokasi waktu yang diberikan, mencukupi.

BUKU 4

BUKU 4

Mudah sekali untuk membedakan pembelajaran kelompok atau pertemuan masyarakat yang partisipatif dan dialogis: yaitu apabila semua orang berkesempatan menyampaikan pendapatnya dan tidak ada seorang pun yang diam membisu sebagai penonton yang pasif. Suasana belajar pun penuh dengan antusiasme dan suasana menyenangkan. 1. Cobalah untuk mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan kunci untuk penolong pelaksanaan pertemuan kelompok yang sudah dipersiapkan pada Lembar Praktek-1 dengan menggunakan teknik 5W + 1 H.
Langkah/Tahap Rumusan Pertanyaan Kunci (5W + 1H)

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
39

2. Gunakan persiapan pada Lembar Praktek-1 dan pertanyaan kunci di atas untuk acuan pertemuan kelompok, kemudian lakukanlah evaluasi teknik fasilitasi Anda sendiri. Akan lebih baik apabila seorang teman merekam teknik fasilitasi Anda dengan menggunakan handycam agar bisa di lihat kembali. Gunakan tabel berikut sebagai lembar evaluasi dengan cara memberi skor antara 1 sampai 10 pada kolom sebelah tengah. Jelaskan mengapa Anda menilai diri demikian sehingga Anda bisa memperbaiki kekurangan yang dirasakan di kolom sebelah kanan.

LEMBAR PRAKTEK-2

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
40

No. Aspek Penilaian 1. Cara FI mengatur posisi duduk/tempat diskusi agar bisa mendukung proses partisipasi. 2. Cara FI menyampaikan maksud dan tujuan belajar (apakah jelas dan bisa dipahami peserta). 3. Sistematika penjelasan FI dalam mengantarkan pokok-pokok bahasan 4. Cara bertanya (apakah bersifat terbuka dan mendorong diskusi peserta). 5. FI memberikan kesempatan bicara pada peserta secara merata. 6. FI mendorong peserta untuk mengajukan gagasan/pendapat. 7. Cara FI mengatasi perbedaan pendapat/kepentingan. 8. Netralitas FI (tidak memihak, melainkan mendorong proses saling menghargai perbedaan pendapat). 9. Cara FI merumuskan kesepakatan (ketepatannya). 10. FI mengecek informasi dari seseorang kepada orang lain. 11. FI menggunakan bahasa yang mudah dimengerti peserta. 12. Penguasaan FI terhadap materi. 13. Keterampilan FI dalam menggunakan alat bantu/media. 14. Sikap tubuh FI apakah sopan (sikap yang tidak sopan misalnya: berkacak pinggang). 15. Pengelolaan (manajemen) waktu yang tepat oleh FI.

Skor (1 - 10)

Penjelasan

BUKU 4

BUKU 4

Gunakan materi di Bab-1 ini untuk mengenali profil dan karakteristik peserta belajar Anda. Cobalah untuk membuat 'pengkajian' terhadap anggota dari semua kelompok dampingan Anda. Catatlah hasilnya di dalam format tabel di halaman ini. Profil umum peserta belajar di desa saya
Nama Nama Jenis MataUsia Pendidikan Kelompok peserta kelamin pencaharian Suku/ etnis Tingkat literasi1

Dst.

Teknik dan tips membangun proses pembelajaran partisipatif dalam kelompok-kelompok belajar di desa saya ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... Catatan lain-lain ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... .......................................................................................................................
________________________________________ 1.

TEKNIK DASAR FASILITASI PARTISIPATIF

1
41

Dibagi dalam 4 kategori sebagai berikut: (1) buta huruf (illiterate); (2) pembaca rendah/jarang membaca (low-literate); (3) pembaca baru yang belum lama ini mengikuti program belajar membaca menulis berhitung atau calistung (neo-literate); (4) pembaca yang baik (literate).

You might also like