Professional Documents
Culture Documents
Laboratorium Mineralogi
Geofisika Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada
2013
Geofisika UGM 1
DESKRIPSI MODUL
Modul ini terdiri dari tiga bagian kegiatan belajar mengajar, yang mencakup bab 1 pendahuluan, bab 2 macam-macam sifat fisis mineral, bab 3 beberapa contoh deskripsi mineral. Pada bab 1 berisi tentang pengertian mineralogi, klasifikasi mineral, pembentukan mineral. Bab 2 berisi tentang sifat-sifat fisis mineral, sedang bab 3 berisi tentang beberapa sifat fisis mineral yang penting.
Geofisika UGM
Geofisika UGM
mineral yang dikenal atau 40% dari mineral yang umum dijumpai. Kelompok mineral ini mengandung ikatan antara Si dan O. contohnya Kuarsa (SiO2). ZeolitNa
1.3 Pembentukan Mineral Mineral sesungguhnya merupakan atom-atom yang saling terikat satu dengan lainnya dalam bentuk padat selama kondisi lingkungannya (tekanan dan temperatur) mengijinkan. Mineral terbentuk melalui proses-proses alamiah di berbagai lingkungan di Bumi, yang memungkinan atom-atom yang sesuai untuk saling mengikat satu dan lainnya. Pembentukan mineral secara alami mengalami beberapa proses: Penguapan dari Larutan Larutan-larutan yang mampu menghasilkan mineral ketika menguap adalah: a. Air permukaan pada mata air, sungai, danau, dan lautan. b. Air tanah di dalam tanah dan lapisan-lapisan batuan yang menyimpan air tanah. c. Larutan hidrotermal, yaitu larutan yang berasal dari magma atau air tanah yang terpanaskan oleh magma Penyubliman Gas Sublimasi adalah perubahan dari gas menjadi padat ketika temperatur berkurang. Proses ini terjadi ketika gas-gas volkanik keluar ke permukaan Bumi atau ketika gas terpisah dari larutan di bawah permukaan Bumi. Kristalisasi Kritalisasi terbentuk dari cairan ketika temperatur menurun. a. Aliran lava di permukaan yang membentuk mineralmineral volkanik. b. Magma bodies di bawah permukaan Bumi, yang mengkristal membentuk mineral-mineral plutonik. Pertumbuhan Fasa Padat Dalam proses ini, kristal-kristal dari suatu mineral baru akan tumbuh sebagai pengganti dari mineral-mineral yang telah ada sebelumnya. Proses ini lazimnya terjadi dalam pembentukan mineral metamorfik.
Geofisika UGM
Geofisika UGM
2.2 Kilap (Luster) Merupakan sifat optis dari mineral yang rapat hubungannya dengan refleksi dan refraksi. Kilap sebagai hasil pantulan cahaya dari permukaan mineral . Intensitas dari kilap sebenarnya tergantung kwantitas cahaya pantul dan pada umumnya tergantung pada besarnya indeks refraksi mineral.Kilap dapat dibagi menjadi: Kilap Logam (Metallic Luster) Kilap yang memberikan kesan seperti logam ketika terkena cahaya. Kilap ini biasanya dijumpai pada mineral-mineral yang mengandung logam seperti Galena, pirit, emas, Kalkopirit
Galena
pyrite
Geofisika UGM
Kilap Intan (Adamantine Luster) Kilap yang sangat cemerlang seperti, Intan, Zircon
Diamond
Kilap Damar (Resinous Luster), Kilap seperti damar berwarna kuning dan coklat
Sfalerit
Kilap Lemak (Greasy Luster), Kilap seperti lemak, seakan-akan berlapis seperti lemak
Nefelin
Kilap tanah (Earthy Luster), kilap yang terlihat pada mineral-mineral yang kompak
Rijang
Geofisika UGM 7
2.3 Kekerasan (Hardness) Kekerasan mineral pada umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral terhadap goresan (scratching) Penentuan kekerasan relatif mineral ialah dengan jalan menggoreskan permukaan mineral yang rata-rata pada mineral standart dari skala Mohs yang sudah diketahui kekerasannya
2.4 Cerat (Streak) Cerat ini membedakan dua mineral dengan warna yang sama tetapi memiliki warna gores yang berbeda. Warna cerat lebih dapat dipercaya daripada warna dari kenampakan luar karena warna cerat lebih stabil Untuk mineral-mineral yang kilap non-logam memiliki cerat lebih terang dari warnanya. Akan tetapi mineral dengan kilap logam memiliki cerat lebih gelap dari warnanya
Geofisika UGM
2.6 Sistem Kristal (Crystal Systems) Permukaan kristal disebut bidang muka (crystal face) yang saling bertemu pada sudut tertentu. Tepi kristal (crystal edge) ada garis pertemuan dua muka kristal; sudut pertemuannya disebut sudut antarmuka (interfacial angle). Setiap bidangmuka kristal ditentukan terhadap garis imajiner di dalam kristal, yang disebut sebagai sumbu (axis). Sumbu-sumbu kristal saling memotong satu dengan lainnya dalam sudut tertentu, dan setiap sumbu akan berhenti (axial interception) di sisi lain kristal pada suatu bidangmuka, tepi kristal, atau sudut antarmuka. Panjangnya sumbu dari titik pusat kristal hingga ke axial interception disebut sebagai parameter. Jumlah sumbu, rasio parameter, sudut antar sumbu, akan menentukan sistem kristal yang sedang dibentuk Sistem kristal dibagi menjadi: 1. Sistem Kubus (Reguler / Monometrik / Isometrik) memiliki tiga sisi dengan sudut yang sama
Geofisika UGM
3. Sistem Rombik sistem kristal dengan ketiga sisi beda panjang dengan sudut yang sama 900
Geofisika UGM
10
5. Sistem Triklin
6. Sistem Heksagonal
Geofisika UGM
11
2.7 Kemagnetan Kemagnitan, adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnit. Dikatakan sebagai Ferromagnetik bilamana mineral dengan mudah tertarik gaya magnetik, seperti mineral Magnetit dan Pyrrotite. Mineral-mineral yang menolak gaya magnit disebut mineral Diamagnetik; dan mineral yang hanya tertarik oleh gaya kuat dari elektromagnetik dkatakan sebagai Paramagnetik. 2.8 Transparansi (Transparancy) Transparansi merupakan kemampuan (potongan pipih) mineral untuk meneruskan cahaya. Suatu obyek terlihat jelas melalui cahaya yang menembus potongan mineral yang transparan. Bila obyek tersebut terlihat secara samar, dipakai istilah transculent. Billa obyek tidak tembus cahaya sama sekali dinamakan Opaque.
Hematite, Opaque
Calcite Transparan
Anhidrous, Transparan-Translucent
Geofisika UGM
12
Merah
Putih
Tanah
Diamagnetik
Translucent
Triklin
Vanadinit
Geofisika UGM
13