You are on page 1of 20

TEKNOLOGI CHASIS KOPLING

Disusun Oleh: Ahmad Choirul Huda (105524045)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2012

KOPLING A. FUNGSI DAN PERANAN KOPLING Kopling berfungsi untuk menghubungkan dan melepaskan tenaga dari mesin ke transmisi melalui kerja pedal selama perkaitan roda gigi. Putaran mesin tidak dapat langsung dipindahkan ke roda-roda penggerak (drive wheel) karena akan mengakibatkan kejutan pada kendaraan, dengan demikian gerak awal kendaraan akan terasa kasar akibatnya dapat merusak unit-unit pemindah tenaga lainnya. Oleh karena hal tersebut, diperlukan suatu proses yang halus tanpa adanya kejutan yang menyebabkan ketidak nyamanan bagi pengendara dan penumpang. Disinilah kopling menjadi bagian yang penting, kopling memindahkan tenaga secara perlahan dari mesin ke roda-roda penggerak (drive wheel) sehingga gerak mula kendaraan dapat berlangsung dengan lembut dan perpindahan roda-roda gigi transmisi dapat lembut sesuai dengan kondisi jalannya kendaraan. Kopling ditempatkan di antara mesin dan transmisi. Seperti telihat pada gambar di bawah:

B. PERSYARATAN KOPLING Kopling haruslah memiliki persyaratan khusus agar kerjanya dapat sesuai dengan keinginan pengguna kendaraan, persyaratan kopling diantaranya adalah: 1. Harus menghubungkan dan memutus putaran dari mesin ke transmisi secara lembut.

2. Pada saat memutus dan menghubungkan putaran dan daya mesin dengan trasmisi harus dapat memindahkan tenaga tanpa terjadi slip. 3. Harus dapat menghubungkan dan membebaskan putaran dan daya dari mesin ke transmisi dengan sempurna dan cepat. 4. Mudah dipasang, mudah di perbaiki, mudah dibongkar 5. Dapat menerima gaya goncangan dan getaran 6. Tetap fit di shaft tanpa merusak shaft 7. Bisa menahan suhu lingkungan atau gesekan kopling(tahan terhadap panas dan gesekan) C. BAGIAN UTAMA KOPLING 1. Pelat kopling (clutch disc) Fungsi dari pelat kopling (clutch disc) adalah meneruskan tenaga mesin dari roda penerus (flywheel) ke plat tekan (pressure plate) dan selanjutnya ke input shaft transmisi dengan lembut tanpa terjadi selip.

Pelat kopling (clutch disc) diperlukan untuk dapat memindahkan tenaga dengan lembut tanpa terjadi slip. Pelat kopling dipasang pada alur-alur input shaft dan terletak di antara roda penerus dan pelat penekan, pada kedua permukaan pelatnya dipasang kanvas (facing) dengan cara di keling. Pelat kopling dibuat sedemikian rupa agar pada saat tenaga harus dibebaskan, kopling dapat bekerja dengan sempurna dan cepat. Pelat kopling terdisi atas tiga bagian yaitu: a) Kanvas (Facing ) Facing dipasangkan pada cushion plate dengan cara dikeling sedangkan cushion plate tersebut bersatu dengan disc plate dengna cara dikeling juga, sehingga putaran facing akan diteruskan ke cushion plate lalu ke disc plate dan selanjutnya ke input shaft transmisi melalui clutch hub.

b) Cushion plate Cushion plate dirancang dengan bentuk bergelombang, tujuannya agar pada saat pelat penekan menyentuh pelat kopling, penekannan dapat dilakukan secara perlahan c) Torsion Rubber Torsion Rubber merupakan bagian yang berfungsi untuk meredam getaran pada plat kopling, dilihat dari bahannya, torsion rubber terdiri dari dua jenis, yaitu berupa pegas koil dan karet. Bentuk ini bekerja untuk mengurangi kejutan pada saat tenaga dihubungkan. 2. Tutup Kopling (clutch cover) Tutup Kopling (clutch cover) terpasang pada roda penerus (flywheel) oleh beberapa baut dan berputar bersama dengan pelat kopling sesuai dengan kecepatan mesin. Tutup kopling dibagi menjadi dua tipe, yaitu tipe pegas koil dan tipe pegas membrane (diaphragm spring) a) Tutup kopling dengan pegas koil (Coil Spring Type Clutch) Tutup kopling terdiri dari pelat penekan yang dibuat dari baja tuang (cushion) yang diratakan dengan halus dan berfungsi menekan plat kopling terhadap roda penerus dengan adanya tekanan pegas-pegas kopling. Kopling tipe ini dilengkapi dengan pegas koil/pegas spiral dan tiga buah pressure lever.

Cara kerja: Saat pedal ditekan Release fork menekan release bearing, release bearing menekan release lever sehingga release lever mengangkat pressure plate melalui pivot pin melawan tekanan pressure spring dan menyebabkan plat kopling terbebas (tidak lagi terjepit di antara flywheel dan pressure plate) dan putaran mesin tidak dapat diteruskan ke input shaft transmisi. Saat pedal dilepas Release fork tidak menekan release bearing, release bearing tidak menekan release lever sehingga pressure spring menekan pressure plate dan pressure plate menekan clutch disc ke flywheel. Sehingga terjadi perpindahan tenaga sebagai berikut : Mesin (flywheel) > clutch cover > pivot pin > release lever > pressure plate > clutch dish > spline > input shaft transmisi. b) Tutup kopling dengan pegas membran (Diaphragm Spring Type Clutch) Pada tipe ini, pegas membran berfungsi sebagai pressure lever. Bila pedal ditekan release bearing akan mendorong ujung-ujung sirip pegas membrane, plat penekan akan tertarik sehingga kopling menjadi beas. Saat ini tipe ini lebih banyak digunakan.

Cara kerja: Saat pedal ditekan Release fork menekan release bearing, release bearing menekan diapragma spring sehingga diapragma spring mengangkat pressure plate melalui pivot ring menyebabkan plat kopling terbebas (tidak lagi terjepit di antara flywheel dan pressure plate) dan putaran mesin tidak dapat diteruskan ke input shaft transmisi. Saat pedal dilepas Release fork tidak menekan release bearing, release bearing tidak menekan diapragma spring sehingga diapragma spring menekan pressure plate dan pressure plate menekan clutch disc ke flywheel. Sehingga terjadi perpindahan tenaga sebagai berikut : Mesin (flywheel) > clutch cover > pivot ring > diapragma spring > pressure plate > clutch dish > spline > input shaft transmisi. 3. Mekanisme Penggerak Berdasarkan cara kerjanya terdapat dua tipe kopling, yaitu: a. Tipe kopling mekanis (mechanical clutch)

Pengoperasian unit kopling sistem mekanik menggunakan kabel baja yang menghubungkan pedal kopling dengan tuas pembebas kopling. Saat pedal kopling diinjak, menarik kabel kopling yang diteruskan dengan menggerakan tuas pembebas (release fork) ke arah

maju menekan pegas kopling, sehingga plat kopling bebas tidak terjepit oleh plat tekan. b. Tipe kopling hidraulis (hydraulic clutch) Pengoperasian kopling sistem hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolis minyak. Pedal kopling berfungsi untuk menekan minyak yang ada pada master silinder dan disalurkan kesilinder kopling. Tekanan minyak mendorong tuas pembebas dan bantalan tekan menekan pegas diafragma. Proses ini menyebabkan kopling memutuskan hubungan mesin dengan sistem pemindah tenaga. Bagian-bagian kopling hidrolis

Pada tipe ini diperlukan komponen-komponen yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system mekanis, tetapi mampu memindahkan tenaga yang lebih besar, sehingga cocok untuk kendaraan-kendaraan besar. Pengoperasian kopling sistem hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolis minyak. Pedal kopling dalam hal ini berfungsi untuk menekan minyak yang ada pada master silinder dan selanjutnya disalurkan kesilinder kopling. Tekanan minyak selanjutnya mendorong tuas pembebas dan bantalan tekan menekan pegas diafragma. Proses ini menyebabkan kopling memutuskan hubungan antara mesin dengan sistem pemindah tenaga. Posisi saat pedal kopling dilepas, pedal akan dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali.

Sementara plunger master silinder akan kembali oleh pegas plunger yang ada di dalam master silinder. Karena tekanan sudah tidak ada, plunger dan tuas pembebas akan dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali dan pegas diafragma. Konstruksi master silinder kopling hidrolis seperti terlihat pada gambar berikut ini :

a) Fungsi komponen utama pada unit kopling hidrolis adalah: 1) Komponen utama pada unit kopling hidrolik adalah : pump impeller, turbin runner dan stator. Pump impeller merupakan mekanisme pompa yang membangkitkan tenaga hidrolis pada fluida. 2) Turbin runner adalah mekanisme penangkap tenaga hidrolis fluida yang dibangkitkan pump impeller. Stator adalah mekanisme pengatur arah aliran fluida agar tidak terjadi aliran yang merugikan tetapi justru aliran yang menguntungkan sehingga didapatkan peningkatan momen/torsi. b) Komponen pengoperasian kopling sistem hidrolis adalah sebagai berikut: 1) Master silinder kopling, berfungsi untuk merubah gerak mekanis dari pedal kopling menjadi tekanan minyak hidrolis.

2) Pipa hidrolis berfungsi untuk menyalurkan tekanan hidrolis yang dihasilkan dari master silinder kopling. 3) Silinder kopling berfungsi merubah tekanan hidrolis dari master silinder menjadi gerak mekanis yang disalurkan ke push rod dan diteruskan ke tuas pembebas kopling. 4) Boster kopling berfungsi untuk meringankan tenaga injakan pedal kopling. Komponen ini hanya dipergunakan pada kendaraan berat.

Gambar: gerak bebas pada pedal kopling D. JENIS-JENIS KOPLING A. Kopling Gesek Dinamakan kopling gesek karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan gaya gesek yang terjadi pada bidang gesek. Ditinjau dari bentuk bidang geseknya kopling dibedakan menjadi 2 yaitu : a) Kopling piringan (disc clutch) Kopling piringan adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk piringan atau disc. b) Kopling konis (cone clutch) Kopling konis adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk konis.

Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang digunakan kopling dibedakan menjadi 2 yaitu : a) Kopling plat tunggal Kopling plat tunggal adalah unit kopling dengan jumlah piringan koplingnya hanya satu.

Gambar: Konstruksi unit kopling plat tunggal b) Kopling plat ganda/ banyak, adalah unit kopling dengan jumlah piringan lebih dari satu.

Gambar: Konstruksi unit kopling plat ganda Gesekan antar bidang/ permukaan komponen tentu akan menimbulkan panas, sehingga memerlukan media pendinginan. Ditinjau dari lingkungan/media kerja,kopling dibedakan menjadi : a) Kopling basah Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) terendam cairan/ minyak. Aplikasi kopling basah umumnya pada

jenis atau tipe plat banyak, dimana kenyamanan berkendara yang diutamakan dengan proses kerja kopling tahapannya panjang, sehingga banyak terjadi gesekan/slip pada bidang gesek kopling dan perlu pendinginan.

Gambar: Komponen kopling basah Keterangan bagian-bagian utama kopling basah : 1. Pegas kopling 2. Plat penekan 3. Plat kopling 4. Plat gesek Cara kerja Posisi terhubung Pegas koil menekan plat penekan, kemudian plat penekan menekan plat kopling dan plat gesek, sehingga poros input dan output terhubung. Posisi terlepas Tuas pembebas mendorong plat penekan, sehingga plat kopling dan plat gesek bebas dari penekan, akibatnya Poros input dan output tidak terhubung b) Kopling kering Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek (piringan atau disc) tidak terendam cairan/ minyak (dan bahkan tidak boleh ada cairan/minyak). Untuk mendapatkan penekanan yang kuat saat 5. Poros output (dudukan plat gesek) 6. Batang pembebas 7. Roda gaya (dudukan plat kopling) 8. Roda gaya dan gigi tingkat

bergesekan, sehingga saat meneruskan daya dan putaran tidak terjadi slip maka dipasangkan pegas penekan. 1. Komponen-komponen Utama Kopling kering

Gambar: Komponen-komponen kopling kering 2. Prinsip kerja kopling kering

Gambar: Prinsip kerja kopling kering

Saat pedal kopling ditekan, hubungan antara mesin dengan sistem penggerak (transmisi) terputus karena roda gila (flywheel) dan pelat/piringan kopling (clutch plate) tidak saling bersinggungan sehingga tenaga yang dihasilkan oleh mesin tidak dapat diteruskan ke komponen penggerak. Lalu, bila pedal kopling dilepas atau tidak diinjak (difungsikan) maka hantaran putaran mesin akan kembali menggerakkan transmisi. 3. Cara kerja kopling gesek Kopling berfungsi untuk memindahkan tenaga secara halus dari mesin ke transmisi melalui adanya gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan. Kekuatan gesekan diatur oleh pegas penekan yang dikontrol oleh pengemudi melalui mekanisme penggerak kopling. Jika pedal kopling ditekan penuh, tekanan pedal tersebut akan diteruskan oleh mekanisme penggerak sehingga akan mendorong plat penekan melawan tekanan pegas penekan sehingga plat kopling tidak mendapat tekanan. Gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan tidak terjadi sehingga putaran mesin tidak diteruskan. Jika pedal kopling ditekan sebagian/ setengah, tekanan pedal tersebut akan diteruskan oleh mekanisme penggerak sehingga akan mendorong plat penekan melawan sebagain/ setengah tekanan pegas penekan sehingga tekanan plat penekan ke fly wheel berkurang, sehingga plat kopling akan slip. Gesekan antara plat kopling dengan fly wheel dan plat penekan kecil sehingga putaran dan daya mesin diteruskan sebagian. Apabila pedal dilepaskan maka gaya pegas akan kembali mendorong dengan penuh plat penekan. Plat penekan menghimpit plat kopling ke fly wheel dengan kuat sehingga terjadi gesekan kuat dan berputar bersamaan. Dengan demikian putaran dan daya mesin diteruskan sepenuhnya (100%) tanpa slip.

B. Kopling Magnet Dinamakan kopling magnet karena untuk melakukan pemindahan daya dengan memanfaatkan gaya magnet. Magnet yang digunakan adalah magnet remanent yang dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik ke dalam sebuah lilitan kawat pada sebuah inti besi. Listrik yang dibangkitkan atau tersedia dikendaraan adalah listrik arus lemah sehingga magnet yang dibangkitkan tidak cukup kuat untuk dijadikan sebagai kopling pemindah daya utama. Kopling jenis ini kebanyakan hanya digunakan sebagai kopling pada kompresor air conditioner (AC).

Gambar: konstruksi kopling magnet

C. Kopling Satu Arah (one way clutch/ free wheeling clutch/ over runing clutch) Kopling satu arah merupakan kopling otomatis yang memutus dan menghubungkan poros penggerak (driving shaft) dan yang digerakkan (driven shaft) tergantung pada perbandingan kecepatan putaran sudut dari poros-poros tersebut. Jika kecepatan driving lebih tinggi dari driven, kopling bekerja menghubungkan driving dan driven. Jika kecepatan driving lebih rendah dari driven, kopling bekerja memutuskan driving dan driven. Ada dua jenis one way clutch yakni sprag type dan roller type. D. Kopling Hidrolik Dinamakan kopling hidrolik karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan tenaga hidrolis. Tenaga hidrolis didapat dengan menempatkan cairan/ minyak pada suatu wadah/ mekanisme yang

diputar, sehingga cairan akan terlempar/ bersirkulasi oleh adanya gaya sentrifugal akibat putaran sehingga fluida mempunyai tenaga hidrolis. Fluida yang bertenaga inilah yang digunakan sebagai penerus/ pemindah tenaga.

Gambar: Kopling Hidrolik Komponen utama pada unit kopling hidrolik adalah : pump impeller, turbin runner dan stator. Pump impeller merupakan mekanisme pompa yang membangkitkan tenaga hidrolis pada fluida. Turbin runner adalah mekanisme penangkap tenaga hidrolis fluida yang dibangkitkan pump impeller. Stator adalah mekanisme pengatur arah aliran fluida agar tidak terjadi aliran yang merugikan tetapi justru aliran yang menguntungkan sehingga didapatkan peningkatan momen/ torsi. E. MASTER SILINDER KOPLING

Cara Kerja: Saat Pedal Kopling Di Tekan Connecting rod bergerak ke kiiri karena tenaga dari conical spring dan mengakibatkan reservoir tertutup oleh inlet valve. Chamber A terpisah dari chamber B, tekanan hidraulis pada chamber A naik, kemudian tekanan diteruskan ke pipa dan reservoir cylinder.

Saat Pedal Kopling Di Lepas Piston akan kembali ke kanan oleh tekanan compression spring, connecting rod tertarik oleh spring retainer melawan tekanan conical spring, sehingga inlet valve terbuka dan chamber A berhubungan dengan chamber B.

F. SILINDER PEMBEBAS KOPLING Silinder pembebas kopling berfungsi untuk mendorong release fork (meneruskan tekanan hidraulis dari master silinder).

Terdiri dari : 1. Push Rod 2. Cylincer Cup 3. Cylinder Body 4. Conical Spring 5. Piston

Silinder pembebas kopling (release cylinder) dibagi atas dua tipe yaitu tipe yang dapat disetel (adjustable type) dan tipe menyetel sendiri (self-adjusting type). Tipe yang dapat disetel (adjustable type) Minyak hidraulis dari master silinder menyebabkan piston pada release cylinder mendorong batang penekan (pushrod) dan mendorong garpu pembebas (clutch release fork). Silinder pembebas (release cylinder) mempunyai saluran pembuangan udara (bleeder plug) untuk mengeluarkan udara dari saluran hidraulis, dan pegas pembalik menjaga agar garpu pembebas kopling dan batang penekan tetap bersentuhan satu sama lainnya. Tipe menyetel sendiri (self-adjusting type) Penyetelan kebebasan garpu pembebas kopling dilakukan dengan cara merubah panjang batang penekan. Pada kendaraan modern, untuk menghilangkan penyetelan gerak bebas maka digunakan silinder pembebas tipe menyetel sendiri.

Pada silinder pembebas tipe menyetel sendiri tidak menggunakan pegas pembalik garpu pembebas, sebagai gantinya maka pada silinder pembebas dipasang pegas (conical spring) untuk menjaga agar garpu pembebas (release fork) selalu bersentuhan dengan batang penekan.

A. Jenis jenis kanvas kopling menurut bahannya 1. Kanvas Asbes Kanvas asbes terbuat dari campuran asbes dan logam. Kanvas jenis ini sering digunakan pada kendaraan penumpang atau barang. Kanvas jenis asbes ini harus tahan terhadap panas, harus dapat menyerap panas, dan harus tahan terhadap gesekan.

Gambar: Kanvas asbes Pada permukaan kanvas jenis asbes terdapat alur yang berfungsi sebagai penampung kotoran dan debu yang terdapat pada roda gila dan plat penekan akibat dari gesekan, selain itu juga berfungsi sebagai ventilator. 2. Kanvas keramik

Gambar: Kanvas keramik

Kanvas jenis ini terbuat dari campuran keramik dan logam, kanvas jenis ini lebih tahan terhadap panas dan gesekan yang sangat tinggi, oleh karena itu kanvas jenis ini hanya digunakan untuk kendaraan berat. B. Pegas Pada Kanvas Kopling 1. Pegas Radial

Gambar: Pegas radial Pegas radial pada kanvas kopling ada dua jenis yaitu : pegas radial jenis karet dan pegas radial jenis coil. Pegas radial terletak diantara plat yang duduk pada poros dan plat pemegang kanvas. pegas ini berfungsi untuk meredam kejutan dan getaran yang terjadi saat kopling mulai terhubung sampai terhubung secara sempurna dan lembut. Oleh karena itu pegas radial kopling harus mampu menerima gaya lingkaran dari putaran mesin, harus mampu memegas dengan baik, selain itu pegas harus mempunyai daya elastisitas yang tinggi. 2. Pegas Aksial Pegas aksial adalah pegas pada piringan kopling yang terlatak antara kanvas kopling, yang berfungsi : Untuk meneruskan tekanan plat penekan terhadap kedua plat secara perlahan-lahan sehingga plat kopling dapat terhubung dengan lembut, serta memperkuat cengkraman terhadap roda gila.

Gambar: Pegas aksial Konstruksi pegas aksial : A = Plat bentuk E B = Plat bentuk W C. Pemasangan kanvas kopling Pemasangan kanvas kopling pada piringan kopling ada dua cara, yaitu dengan di Lem dan di Keling. Paku keling dan lem berfungsi untuk merekatkan dan memegang kanvas kopling antara plat piringan dengan pegas aksial, paku keling dan lem tersebut harus mampu menahan gaya lingkaran dari putaran mesin.

Gambar: Kanvas dengan paku keeling (kiri) dan Kanvas dengan lem (kanan)

You might also like