You are on page 1of 7

LAPORAN KASUS : FILARIASIS YANG DIGAMBARKAN SEBAGAI SEBUAH KISTA INTRA-ABDOMINAL

Abhay K Kapoor, Sunil Kumar Puri, Ankur Arora, Lalendra Upreti, Amrender S Puri 1 Departement of Radiology and Gastroenterology, GB Pant Hospital, New Delhi, India Correspondence : Dr. Abhay Kumar Kapoor, Departement of Radiology, GB Pant Hospital, J.L Nehru Marg, New Delhi-110002, India Email : drabhaykapoor@gmail.com

ABSTRAK Filariasis merupakan sebuah infeksi endemik yang terdapat pada daerah tropis dan subtropis di dunia yang digambarkan dengan adanya disfungsi limfatik dalam bentuk limfokel, hidrokel, chiluria atau limfadenovarix. Kami melaporkan sebuah gambaran yang jarang dari filariasis sebagai sebuah massa kista intra-abdominal. Kata Kunci : Kista abdominal; filarial; limfadenovarix PENDAHULUAN Infeksi filarial sering dijumpai pada sebagian besar daerah tropis dan subtropis di dunia. Filariasis limfatik disebabkan oleh Wuchereria bancrofti, Brugia malayi atau Brugia timori. Cacing tersebut bertempat tinggal / menetap di saluran limfa atau kelenjar limfa. Manifestasi klinik yang muncul berhubungan langsung dengan adanya oklusi dari saluran limfatik, yaitu dengan cara menyebabkan terjadinya limfangiektasia.[1] Gambaran yang paling sering terjadi dari filariasis limfatik adalah mikrofilaremia subklinis, hidrokel, adenolimfangitis akut dan penyakit limfatik kronik.[2] Kami melaporkan sebuah gambaran yang jarang dari filariasis sebagai sebuah lesi kistik retroperitoneal. Diagnosis tersebut diperkuat oleh adanya mikrofilaria yang hidup di cairan kista. LAPORAN KASUS Pasien laki-laki yang berusia 42 tahun dirujuk untuk mendapatkan evaluasi radiologi mengenai pembengkakan yang dialami oleh pasien secara perlahan, dimana luas

Journal Reading Radiologi

Page 1

pembengkakannya dari daerah hipokodrium dextra hingga daerah infraumbilikal yang terjadi dalam kurun waktu 6 bulan terakhir. Pasien tersebut juga kadang-kadang mengalami demam yang tidak tinggi. Pada pemeriksaan ultrasonografi (USG) didapatkan adanya sebuah lesi kistik yang luasnya dari daerah subhepatik hingga ke pelvis. Lesi tersebut menggambarkan adanya septasi internal, debris dan sedikit area padat yang kecil [Gambar 1]. Pasien kemudian menjalani pemeriksaan CT scan dengan kontras untuk mendapatkan gambaran yang lebih lanjut. Lesi kistik terlihat samar di retroperitoneum dan menyebabkan terjadinya kompresi dari vena cava inferior. Komponen solid tidak tampak secara jelas [Gambar 2A,B]. Pada MRI, lesi terlihat hipointens pada gambar T1W dan hiperintens predominan pada T2W dan gambar SSFP dengan debris hipointens di dalamnya [Gambar 3]. Tidak terdapat adanya produk darah. Selama proses evaluasi berlangsung, ditemukan adanya pembengkakan ringan dari skrotum yang masih ada sejak dahulu. Pada pemeriksaan skrotum dengan menggunakan USG resolusi tinggi, sebuah hidrokel kecil terlihat pada kedua sisi disertai dengan sebuah penebalan dari korda spermatikus [Gambar 4]. Hal tersebut menambahkan temuan yang menjelaskan kemungkinan dari sebuah kista limfatik berasal. Pada pemeriksaan sitologi aspirasi jarum halus (FNAC) ditemukan dan diaspirasi cairan berwarna coklat yang menyatakan bahwa adanya mikrofilaria hidup berupa Wuchereria bancrofti pada pemeriksaan mikroskopik [Gambar 5]. Pasien kemudian mendapatkan dietilkarbamazine sebagai tindakan provokatif. Kemudian pulasan cairan darah perifer menemukan adanya mikrofilaria yang motil yang memperkuat diagnosis kami. Pasien mendapat terapi dietilkarbamazine selama 4 minggu. Pemeriksaan CT scan setelah 6 minggu tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan dari ukuran lesi. Pada poin ini, intervensi bedah masih dipertahankan dan pasien akan menjalani laparotomi. Pada pembedahan, kista retroperitoneal tersebut dikeluarkan dengan baik setelah melakukan diseksi secara hati-hati untuk melepaskan adhesinya. Pada pemeriksaan histopatologi menunjukkan adanya gambaran mikrofilaria pada kista. Pada periode pasca operasi tidak ditemukan adanya kelainan dan pasien keluar dari rumah sakit setelah 2 minggu. DISKUSI Pemeriksaan klinis saja jarang membantu pada evaluasi / penegakkan diagnosis dari sebuah massa di abdomen, terlepas dari kemampuannya untuk menentukan letak lesi pada kasus tertentu. Melalui penggabungan dengan pemeriksaan radiologi, evaluasi klinis menjadi sangat
Journal Reading Radiologi

Page 2

bermanfaat untuk menambah ketepatan lokasi, karakteristik / ciri dan untuk mempersempit diagnosis banding. USG dan CT scan dapat membantu untuk membedakan antara massa kistik dan padat / solid. Keberadaan dari sebuah massa retroperitoneal kistik mungkin dapat menentukan sesuatu tersebut apakah termasuk ke dalam lesi benign / jinak, seperti : limfokel, urinoma, kista mesotelial, limfangioma, kista traumatik dan kista parasitik ataupun lesi malignant / ganas, seperti : kistadenokarsinoma musinus, retroperitonei pseudomiksoma dan parakordoma. Pada pasien kami, kami mempertahankan kemungkinan dari limfangioma, kista traumatik atau kista mesotelial. Meskipun dilakukan evaluasi gambar secara ekstensif, diagnosis sangat sering didapatkan dengan berbagai bentuk pada pemeriksaan histopatologi. Pada kasus kami, melalui adanya keberadaan dari sebuah pembengkakan scrotal yang menunjukkan adanya kemungkinan darimana kista filarial berasal. Diagnosis dapat dipastikan hanya setelah dilakukan FNAC. Insidensi dari kista filarial retroperitoneal dilaporkan 1 dari 105.000 pasien yang dirawat inap.[3,4] Hanya sedikit laporan kasus yang ditemukan pada literatur inggris,[4-7] keseluruhan didapatkan dari daerah bagian Amerika. Retroperitoneum merupakan sebuah lokasi yang jarang untuk kista, sedangkan dilokasi lain infeksi filarial sering terjadi. Patogenesis dari lesi masih belum diketahui secara pasti. Obstruksi pembuluh limfatik, ruptur limfatik dapat menyebabkan ekstravasasi dari chyle dan keberadaan dari jaringan limfatik ektopik mengemukakan kemungkinan dari etiologi.[6] Dietilkarbamazine merupakan obat pilihan untuk pengobatan dari filariasis.[7] Lesi retroperitoneal kecil mungkin mengalami perbaikan dengan terapi antifilariasis. Tetapi mayoritas kasus membutuhkan tindakan pembedahan karena ukurannya yang besar, termasuk pada kasus kami.

Journal Reading Radiologi

Page 3

Gambar 1. Gambar USG Transversal pada regio lumbal kanan dari abdomen menunjukkan adanya sebuah lesi kistik intra-abdominal dengan sebuah komponen padat kecil (tanda panah) dan debris.

Gambar 2. (A,B) CT scan dengan kontras dari abdomen pada katub bawah dari ginjal kanan menunjukkan adanya sebuah massa kistik dengan septa internal (tanda panah lurus) anterior menuju vena cava inferior (IVC). IVC terkompresi (tanda panah melengkung).

Journal Reading Radiologi

Page 4

Gambar 3. Axial, keadaan tetap. Presesi bebas gambar MRI menunjukkan sebuah lesi hiperintens (tanda panah putih) dengan sebuah area hipointens didalamnya (tanda panah hitam). Lesi predominan hipointens pada T1W dan hiperintens pada gambar T2W mengindikasikan lesi yang mengandung debris.

Gambar 4. Gambar USG transversal dari skrotum menunjukkan limfangiektasia difus (tanda panas) pada region inguinoskrotal kanan.
Journal Reading Radiologi

Page 5

Gambar 5. Gambar magnifikasi dari sebuah pulasan dari cairan kista teraspirasi menunjukkan microfilaria dari Wuchereria bancrofti (tanda panah)

Journal Reading Radiologi

Page 6

DAFTAR PUSTAKA

1. Szuba A, Rockson SG. Lymphedema ; Classification, Diagnosis and Therapy. Vascular Med 1998; 3 : 145-156. 2. Fauci AS, Braundwald E, Isselbacher KJ, Wilson JD, Martin JB, Kasper DL. Harrisons Principles of Internal Medicine. 15th ed. New York : McGraw Hill : 2001. p.1228. 3. Madhavan M, Vanaja SK, Chandra K, Reddy DJ. Atypical Manifestation of Filariasis in Pondycherry. Indian J Surg 1972; 34 : 392-394. 4. Chittipantulu G, Veerabhadraiah K, Ramana GV, Somayajulu MV. Retroperitoneal Cyst of Filarial Origin. J Assoc Physician India 1987; 35 : 386-387. 5. Gupta NP, Bhatyal HS, Raghavan V. Infected Filarial Retroperitoneal Cyst. Indian J Urol 1989 ; 5 : 88-89. 6. Pillay CR. Retroperitoneal Cyst of Filarial Origin. J Assoc Physician India 1961; 9 : 760762. 7. Giri A, Kundu AK, Chakraborty M, Das S. Microfilarial Worms in Retroperitoneal Mass : A case report. Indian J Urol 2000 ; 17 : 57-58.

Journal Reading Radiologi

Page 7

You might also like