You are on page 1of 17

MANAJEMEN KURIKULUM

A. PENGERTIAN MANAJEMEN Manajemen adalah kosa kata yang berasal dari bahasa Perancis kuno, yaitu management yang berarti seni melaksanakan dan mengatur. Sejauh ini memang belum ada kata yang mapan dan diterima secara universal sehingga pengertiaanya untuk masing-masing para ahli masih memiliki banyak perbedaan. Secara umum manajemen juga dipandang sebagai sebuah disiplin ilmu yang mengajarkan tentang proses untuk memperoleh tujuan organisasi melalui upaya bersama dengan sejumlah orang atau sumber milik organisasi. Dalam hal ini manajemen dibedakan menjadi 3 bentuk karakteristik, diantaranya adalah: a. Sebuah proses atau seri dari aktivitas yang berkelanjutan dan berhubungan. b. Melibatkan dan berkonsentrasi untuk mendapatkan tujuan organisasi. c. Mendapatkan hasil-hasil ini dengan berkerja sama dengan sejumlah orang dan memanfaatkan sumber-sumber dimiliki si organisasi. Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa sejauh ini belum ada kata mapan dan diterima secara universal tentang pengertian dari manajemen dan dengan demikian, maka beberapa para ahli masih memiliki pandangan yang berbeda terkait dengan pengertian manajemen itu sendiri. Berikut adalah pemaparannya: Menurut G.R. Terry: Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Menurut Hilman: Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut Ricky W. Griffin:

1|Manajemen Kurikulum_Profesi Kependidikan

Manajemen

sebagai

sebuah

proses

perencanaan,

pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Menurut Drs. Oey Liang Lee: Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Prof. Eiji Ogawa: Manajemen adalah perencanaan, pengimplementasian dan pengendalian kegiatankegiatan termasuk sistem pembuatan barang yang dilakukan oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah. Menurut Federick Winslow Taylor: Manajemen adalah suatu percobaan yang sungguh-sungguh untuk menghadapi setiap persoalan yang timbul dalam pimpinan perusahaan (dan organisasi lain) atau setiap sistem kerjasama manusia dengan sikap dan jiwa seorang sarjana dan dengan menggunakan alat-alat perumusan. Ditinjau dari segi fungsinya, manajemen memiliki 4 fungsi dasar manajemen yang menggambarkan proses manajemen, semuanya terangkum sebagai berikut: a. Perencanaan Perencanaan melibatkan urusan memilih tugas yang harus di lakukan untuk mempertahankan tujuan organisasi, menjelaskan bagaimana tugas harus dilaksanakan, dan memberi indikasi kapan harus dikerjakan. Perencanaan fokus terhadap kesuksesan dari organisasi dalam jangka waktu pendek dan juga jangka panjang. b. Pengorganisasian Pengorganisasian yakni memberi tugas sebagai hasil dari tahapan perencanaan, tugas tersebut di berikan kepada beragam individu atau grup

2|Manajemen Kurikulum_Profesi Kependidikan

didalam organisasi. Mengorganisir adalah untuk menciptakan mekanisme untuk menjalankan rencana. c. Pengaruh Pengaruh merupakan sebuah motivasi, kepemimpinan atau arah. Pengaruh dapat di definisikan sebagai bimbingan dari aktivitas dari anggota organisasi dalam arah yang dapat membantu organisasi lebih terarah untuk mencapai hasil atau target. d. Pengendalian Pengendalian merupakan sejumlah peranan yang dimainkan oleh para manajer: Mengumpulkan informasi untuk mengukur performa. Membandingkan performa masa kini dengan sebelumnya. Menentukan aksi selanjutnya dari rencana dan melakukan modifikasi untuk menuai parameter performa diharapakan (Sumber : http://karodalnet.blogspot.com) B. PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu jarak yang harus ditempuh. Secara sempit atau tradisional, kurikulum adalah sekedar memuat dan dibatasi pada sejumlah mata pelajaran yang diberikan guru pada siswa guna mendapatkan ijazah. Sedangkan secara modern, kurikulum adalah semua pengalaman yang diharapkan dimiliki peserta didik dibawah bimbingan guru dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar-mengajar. Untuk mendapatkan rumusan tentang pengertian kurikulum, para ahli mengemukakan pandangan yang beragam. Dalam pandangan klasik, lebih menekankan kurikulum dipandang sebagai kumpulan pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah, itulah yang disebut kurikulum. Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa

3|Manajemen Kurikulum_Profesi Kependidikan

kurikulum to be composed of all the experiences children have under the guidance of teachers. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan bahwa the curriculum has changed from content of courses study and list of subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices or direction of school. (Sumber : http://syahdansejarah.blogspot.com) Dewasa ini pengertian kurikulum dijelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Sebenarnya terdapat tiga jenis organisasi kurikulum yaitu:

Kurikulum Terpisah (Sparated Subject Curriculum) di mana bahan pelajaran disajikan secara terpisah pisah seolah olah ada batas antara bidang studi dan antara bidang studi yang sama di kelas yang berbeda.

Kurikulum Berhubungan (Correlated Curriculum) yaitu kurikulum yang menunjukan adanya hubungan antara mata pelajarah yang satu dengan yan lain. Seperti IPS (gabungan dari mata pelajaran Sejarah Geografi, Ekonomi, Sosiologi ), IPA (gabungan dari Fisika, Biologi, Kimia).

Kurikulum Terpadu (Integrated Curriculum) yaitu kurikulum yang meniadakan batas batas antara berbagai bidang dan didalam mata pelajaran tersebut terdapat keterpaduan mata pelajaran serta menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unik. (Sumber: http://sumberbelajarangga.wordpress.com)

Perkembangan kurikulum di Indonesia

4|Manajemen Kurikulum_Profesi Kependidikan

a. Kurikulum 1975 Kurikulum ini menganut sistem PPSI dan berorentasi pada tujuan. b. Kurikulum 1984 Kurikulum ini disebut kurikulum yang disempurnakan. Ciri utama ialah mengembangkan keterampilan proses dan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). c. Kurikulum 1994 Kurikulum ini bertolak pada tema, pokok bahasa atau pengembangan konsep dan dikaitkan dalam konteks kehidupan. d. Kurikulum 2004 Kurikulum ini berfokus pada pendidikan yang berbasis kompetensi, sehingga pada tahun 2006 disempurnakan oleh satuan pendidikan, makanya disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (Sumber : http://nanangcds6.wordpress.com) C. MANAJEMEN KURIKULUM Manajemen Kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Ibrahim Bafadhal, Manajemen Kurikulum pada tingkat kanak-kanak merupakan pengaturan semua kegiatan belajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang pelaksanaannya sudah terorganisasi, dan terstruktur. Hal ini bertujuan agar seluruh kegiatan pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien. (Sumber : http://eliadian.blogspot.com)

5|Manajemen Kurikulum_Profesi Kependidikan

Manajemen Kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi pembelajarannya. Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), siklus manajemen kurikulum menurut penulis terdiri dari empat tahap : 1) Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai berikut : (a) analisis kebutuhan; (b) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis; (c) menentukan disain kurikulum; dan (d) membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian. 2) Tahap pengembangan; meliputi langkah-langkah : (a) perumusan rasional atau dasar pemikiran; (b) perumusan visi, misi, dan tujuan; (c) penentuan struktur dan isi program; (d) pemilihan dan pengorganisasian materi; (e) pengorganisasian kegiatan pembelajaran; (f) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar; dan g) penentuan cara mengukur hasil belajar. 3) Tahap implementasi atau pelaksanaan; meliputi langkah-langkah: (a) penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (b) penjabaran materi; (c) penentuan strategi dan metode pembelajaran; (d) penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran; (e) penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar; dan (f) setting lingkungan pembelajaran. 4) Tahap penilaian; terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif maupun sumatif. Penilailain kurikulum dapat mencakup konteks, input, proses, dan produk. (Sumber : http://dian-manajemenpendidikan.blogspot.com) Dari pendapat-pendapat di atas nampak bahwa manajemen kurikulum menitik beratkan pada upaya untuk mengelola proses pembelajaran siswa agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan, lebih jauh, Depdiknas (2000:67-70) secara lebih rinci dalam buku Panduan Manajemen Sekolah disebutkan kegiatan kegiatan yang harus dilakukan dalam manajemen kurikulum yaitu :

6|Manajemen Kurikulum_Profesi Kependidikan

a. Menjabarkan GBPP menjadi Analisis Mata Pelajaran b. Menyusun Program Tahunan c. Menyusun Program Catur Wulan d. Menyusun program satuan pelajaran e. Membuat rencana pengajaran f. Melakukan penbagian tugas mengajar g. Menyusun jadwal pelajaran h. Menyusun jadwal kegiatan pengayaan i. Menyusun jadwal ekstrakurikuler j. Menyusun jadwal penyegaran Guru D. PRINSIP DAN FUNGSI MANAJEMEN KURIKULUM DAN

PEMBELAJARAN Prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen kurikulum adalah beberapa hal sebagai berikut: 1. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum. 2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum. 3. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang terlibat. 4. Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang relative singkat.
7|Manajemen Kurikulum_Profesi Kependidikan

5. Mengarahkan, visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi, misi dan tujuan kurikulum. Selain prinsip-prinsip tersebut juga perlu mempertimbangkan

kebijaksanaan pemerintah maupun Departemen Pendidikan Nasional, seperti UUSPN No. 20 tahun 2003, kurikulum pola nasional, pedoman penyelenggaraan program, kebijaksanaan penerapan Manajemen Berbasis Sekolah, kebijaksanaan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), keputusan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan lembaga pendidikan atau jenjang / jenis sekolah yang bersangkutan. Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efesien dan optimal dalam memdayakan berbagai sumber maupun komponen kurikulum. Fungsi Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran 1. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,

pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif. 2. Meningkatakan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat di capai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakulrikuler,tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum. 3. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang dikelola secara efektifdapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar. 4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang professional, efektif dan terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.

8|Manajemen Kurikulum_Profesi Kependidikan

5. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembalajaran. Dengan demikian ketidak sesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan. Disamping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesien, karena adanya dukungan kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum. 6. Meningkatakan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara professional akan melibatkan masyarakat khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat. (Sumber : http://elbesuki.blogspot.com) E. PELAKSANAAN MANAJEMEN KURIKULUM Kurikulum di sekolah merupakan penentu utama kegiatan sekolah. Berbagai kegiatan yang dilakukan di sekolah mulai dari dibukanya pintu sekolah sampai dengan lonceng pulang. Demikian juga dengan siswa yang mulai masuk sekolah, mereka melakukan kegiatan belajar berdasarkan kurikulum yang berlaku dan selalu disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang. Kurikulum yang dirumuskan harus sesuai dengan filsafat dan cita-cita bangsa perkembangan siswa, tuntutan dan kemajuan masyarakat. Pemahaman tentang konsep dasar manajemen kurikulum merupakan hal yang penting bagi para kepala sekolah yang kemudian merupakan modal untuk membuat keputusan dalam implementasi kurikulum yang akan dilakukan oleh guru. Manajemen Kurikulum membicarakan pengorganisasian sumber-sumber yang ada di sekolah sehingga kegiatan manajemen kurikulum ini dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Perkembangan kurikulum di Republik Indonesia sampai saat ini telah melahirkan Undang-Undang nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

9|Manajemen Kurikulum_Profesi Kependidikan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Badan Standar Pendidikan Nasional, disusul dengan Permendiknas 22 tahun 2006 tentang Standar Isi, kemudian disusul dengan Permendiknas 23 tentang Standar Kompetensi Kelulusan dan Undang-Undang nomor 24 tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan 23. Pembukaan Undang-Undang dan Permendiknas itu menjadi kekuatan hukum bagi penyelenggara pendidikan untuk menata kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia sehingga dengan demikian undangundang dan peraturan menteri pendidikan nasional itu perlu dibaca dan dipahami. Untuk memahami kurikulum pendidikan, perlu diketahui fungsi dasar pendidikan untuk menambah wawasan berpikir yang dikemukakan Sutisna sebagai berikut: Wawasan kepala sekolah dan guru dalam mendidik dan mengajar siswa akan lebih matang bila kepala sekolah dan guru memiliki berbagai pengetahuan yang mendalam. Memiliki pengetahuan tentang fungsi pendidikan secara mendalam dan memahaminya dengan baik akan memberikan nuansa yang berbeda dengan tanpa pengetahuan tersebut. Tanpa mengindahkan tekanan berubah-ubah yang diberikan kepada fungsi pendidikan, berasal dari empat fungsi dasar pendidikan, yaitu : 1. Pengembangan individu yang meliputi aspek-aspek hidup pribadi etis, estetis, emosional, dan fisis. 2. Pengembangan cara berpikir dan teknik penyelidikan yang berkenaan dengan kecerdasan yang terlatih. 3. 4. Pemindahan warisan budaya, menyangkut nilai-nilai fisik dan moral bangsa. Pemenuhan kebutuhan sosial yang vital yang menyumbang kepada kesejahteraan ekonomi, sosial, politik, dan lapangan kerja. (Sumber : http://dian-manajemenpendidikan.blogspot.com) Kurikulum di anggap sebagai penentu keberhasilan pendidikan. Karena itu, perhatian para guru, dosen, kepala sekolah/madrasah, ketua, rektor, maupun praktisi pendidikan terkonsentrasi pada kurikulum bukanlah penentu utama. Masalah kesadaran merupakan problem yang paling besar. Kepala sekolah/madrasah lebih memperhatikan urusan fisik sekolah/madrasah daripada

10 | M a n a j e m e n K u r i k u l u m _ P r o f e s i K e p e n d i d i k a n

kualitas pembelajaran. Lemahnya kesadaran urusan pihak ini yang sebenarnya justru menjadi kendala utama terhadap rapuhnya kualitas pendidikan indonesia. Jadi, sekali lagi bukan kurikulum. Kurikulum sebagai rancangan segala kegiatan yang mendukung

tercapainya tujuan pendidikan tetap memiliki peran yang penting, setidaknya, dalam mewarnai kepribadian seseorang. Oleh karenanya, kurikulum perlu di kelola dengan baik. Mulyasa menegaskan bahwa manajemen kurikulum yang bisa memprediksi gambaran dan keadaan masyarakat. Pada 10 20 tahun mendatang dapat meningkatkan relevansinya dengan tuntutan perkembangan kebutuhan masyarakat.dari segi waktu, pemberian gambaran masyarakat ini di dasarkan pada perkembangan masyarakat masa lampau, kemudian bergerak menuju

perkemmbangan masyarakat masa sekarang. Jadi, kesinambungan perkembangan masa lalu dan masa sekarang memiliki kontribusi yang besar dalam memprediksi keadaan masa depan. Sebab, arah masa depan bisa di deteksi dari kedua masa tersebut. Hal ini relevan juga untuk memprediksi keadaan pendidikan yang akan terjadi di masa depan. Oleh karena itu, perubahan kurikulum merupakan suatu keniscayaan. Bahkan, kurikulum harus di kembangkan melalui berbagai rekayasa. Oemar Hamalik menegaskan bahwa perekayasaan kurikulum di sekolah berlangsung melalui tiga proses : Konstruksi kurikulum : Proses pembuatan keputusan yang menentukan hakikat dan Rancangan kurikulum. Pengembangan kurikulum : Prosedur pelaksanaan pembuatan konstruksi kurikulum. Implementasi kurikulum : Proses pelaksanaan kurikulum yang dihasilkan oleh konstruksi dan pengembangan kurikulum. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Karena itu, para guru di tuntut mampu mengembangkan kurikulum pembelajaran di kelas yang di dasarkan pada teori pengembangan kurikulum dan pengalaman mengajar di kelas sebagai figur pelaksana kurikulum. Dibandingkan dengan pelaku-pelaku

11 | M a n a j e m e n K u r i k u l u m _ P r o f e s i K e p e n d i d i k a n

pendidikan lainnya. Guru merupakan pelaku pendidikan yang paling mengenal kondisi para siswa yang di ajar di dalam kelas karakter, perilaku, kemapuan, maupun kecenderungan mereka. Para siswa dapat di kenali oleh guru ketika menghadapi siswa secara langsung dan keseharian kehidupan sekolah. Pengalaman tersebut menjadi sangat penting untuk menjadi pijakan bagi para guru dalam menformulasi pengembangan kurikulum baik pada tingkat kelas, kelompok maupun pusat guru (Teacher Center). (Sumber : http://www.rokhim.net) Dalam suatu pelaksanaan manajemen kurikulum dalam suatu sekolah diperlukan beberapa proses yang harus dilalui, yaitu : A. Manajemen Perencanaan Kurikulum Perencanaan kurikulum adalah suatu proses sosial yang kompleks dan menuntut berbagai jenis tingkat pembuatan keputusan kebutuhan untuk mendiskusikan dan mengkoordinasikan proses penggunaan modelmodel aspek penyajian kunci. Sebagaimana pada umumnya rumusan model perencanaan harus berdasarkan asumsi-asumsi rasionalitas dengan pemrosesan secara cermat. Proses ini dilaksanakan dengan pertimbangan sistematik tentang relevansi pengetahuan filosofis ( isu-isu pengetahuan yang bermakna ), sosiologis ( argumen-argumen kecenderungan sosial ), dan psikologi ( dalam menentukan urutan materi pelajaran ). Perencanaan kurikulum dijadikan sebagai pedoman yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media penyampaian, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem kontrol, dan evaluasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan perencanaan akan memberikan motivasi pada pelaksanaan sistem pendidikan sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Kegiatan inti pada perencanaan adalah merumuskan isi kurikulum yang memuat seluruh materi dan kegiatan yang dalam bidang pengajaran, mata pelajaran, masalah-masalah, proyek-proyek yang perlu dikerjakan. Isi kurikulum dapat disusun sebagai berikut:

12 | M a n a j e m e n K u r i k u l u m _ P r o f e s i K e p e n d i d i k a n

a. Bidang-bidang

keilmuan

yang

terdiri

atas

ilmu-ilmu

sosial,

administrasi, ekonomi, komunikasi, IPA, matematika, dan lain-lain. b. Jenis-jenis mata pelajaran disusun dan dikembangkan bersumber dari bidang-bidang tersebut sesuai dengan tuntutan program. c. Tiap mata pelajaran dikembangkan menjadi satuan-satuan bahasan atau standar kompetensi dan kopetensi dasar. d. Tiap-tiap mata pelajaran dikembangkan dalam bentuk silabus. Dari rumusan perencanaan di atas penulis menyimpulkan bahwa kurikulum itu tidak hanya memuat pada rangkaian susunan mata pelajaran, tetapi juga memuat seluruh aspek kegiatan pendidikan dan pendukungpendukungnya. Hanya saja dalam perumusan lebih banyak difokuskan pada perencanaan pengajaran dengan menyusun materi ajar. Karena materi pelajaran adalah sesuatu yang dianggap sangat urgen dalam kurikulum. Maka dalam perumusanya juga sangat diperlukan adanya landasan yang kokoh untuk sebagai pedoman. B. Manajemen Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kurikulum Manajemen pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum adalah berkenaan dengan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian dan pembagian semua tugas yang memungkinkan terlaksana. Dalam manajemen pelaksanaan kurikulum bertujuan supaya kurikulum dapat terlaksana dengan baik. Dalam hal ini manajemen bertugas menyediakan fasilitas material, personal dan kondisi-kondisi supaya kurikulm dapat terlaksana. Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua: 1. Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini langsung ditangani oleh kepala sekolah. Selain dia bertanggung jawab supaya kurikulum dapat terlaksana di sekolah, dia juga berkewajiban melakukan kegiatan-kegiatan yakni menyusun kalender akademik yang akan berlangsung disekolah dalam satu tahun, menyusun jadwal pelajaran dalam satu minggu, pengaturan

13 | M a n a j e m e n K u r i k u l u m _ P r o f e s i K e p e n d i d i k a n

tugas dan kewajiban guru, dan lain-lain yang berkaitan tentang usaha untuk pencapaian tujuan kurikulum. 2. Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan ditugaskan langsung kepada para guru. Pembagian tugas ini meliputi; (1) kegiatan dalam bidang proses belajar mengajar, (2) pembinaan kegiatan ekstrakulikuler yang berada diluar ketentuan kurikulum sebagai penunjang tujuan sekolah, (3) kegiatan bimbingan belajar yang bertujuan untuk mengembangkan potensi yang berada dalam diri siswa dan membantu siswa dalam memecahkan masalah. C. Manajemen Pemantauan dan Penilaian Kurikulum Pemantauan kurikulum adalah pengumpulan informasi berdasarkan data yang tepat, akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum dalam jangka waktu tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan dalam kurikulum. Pelaksanaan kurikulum di dalam pendidikan harus dipantau untuk meningkatkan efektifitasnya. Pemantauan ini dilakukan supaya kurikulum tidak keluar dari jalur. Oleh sebab itu, seorang yang ahli menyusun kurikulum harus memantau pelaksanaan kurikulum mulai dari perencanaan sampai mengevaluasinya. Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan untuk

mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah. Dalam tataran praktis,

pemantauan kurikulum memuat beberapa aspek, yaitu sebagai berikut: 1) Peserta didik, dengan mengidentifikasi pada cara belajar, prestasi belajar, motivasi belajar, keaktifan, kreativitas, hambatan dan kesulitan yang diahadapi. 2) Tenaga pengajar, dengan memantau pada pelaksanaan tanggung jawab, kemampuan kepribadian, kemampuan kemasyarakatan, kemampuan profesional, dan loyalitas terhadap atasan. 3) Media pengajaran, dengan melihat pada jenis media yang digunakan, cara penggunaan media, pengadaan media, pemeliharaan dan perawatan media.

14 | M a n a j e m e n K u r i k u l u m _ P r o f e s i K e p e n d i d i k a n

4) Prosedur penilaian: instrumen yang dihadapi siswa, pelaksanaan penilaian, pelaporan hasil penilaian. 5) Jumlah lulusan: kategori, jenjang, jenis kelamin, kelompok usia, dan kualitas kemampuan lulusan. D. Perbaikan Kurikulum Kurikulum suatu pendidikan itu tidak bisa bersifat selalu statis, akan tetapi akan senantiasa berubah dan bersifat dinamis. Hal ini dikarenakan kurikulum itu sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan yang menuntutnya untuk melakukan penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan. Permintaan itu baik dikarenakan adanya kebutuhan dari siswa dan kebutuhan masyarakat yang selalu mengalami perkembangan dan pertumbuhan terus menerus. Perbaikan kurikulum intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat disoroti dari dua aspek: proses, dan produk. Kriteria proses menitikberatkan pada efisiensi pelaksanaan kurikulum dan sistem intruksional, sedangkan kualitas produk melihat pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai dan output (kelulusan siswa). Berkaitan dengan prosedur perbaikan, seluruh komponen sumber daya manusia, seperti: administrator, pemilik sekolah, kepala sekolah, guru-guru, siswa, serta masyarakat mempunyai peran yang sangat besar. Tanggung jawab masing-masing harus dirumuskan secara jelas. Selain itu, aspek evaluasi juga harus dikaji sejak awal. Dengan evaluasi yang tepat dan data informasi yang akurat akan sangat diperlukan dalam membuat keputusan kurikulum dan intruksional. Chamberlain telah merumuskan tindakan-tindakan yang dilakukan dalam perbaikan: a) mengidentifikasi masalah sebenarnya sebagai tuntutan untuk mengetahui tujuan, b) mengumpulkan fakta atau informasi tambahan, c) mengajukan kemungkinan pemecahan dengan keputusan yang optimal dan diharapkan,

15 | M a n a j e m e n K u r i k u l u m _ P r o f e s i K e p e n d i d i k a n

d) memilih pemecahan sebagai percobaan, e) merencanakan tindakan yang dikehendaki untuk melaksanakan penyelesaian, f) melakukan solusi percobaan, g) evaluasi. (Sumber : http://kiswankurikulum.blogspot.com) F. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PROSES

MANAJEMEN KURIKULUM Dalam kurikulum terdapat sejumlah hal yang mendukung terhadap proses menejemen kurikulum, antara lain dapat dikemukakan dibawah ini : 1. Faktor peserta didik dalam pengembangan kurikulum karena kurikulum dikembangkan dan didesin sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik, maka pola yang digunakan berpusat pada bahan ajar berupa isi atau materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. 2. Faktor sosial budaya dalam manajemen kurikulum karena kurikulum disesuaikan dengan tuntunan dan tekanan serta kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda. 3. Faktor politik dalam manajemen kurikulum merupakan hal yang berpengaruh karena politik yang melandasi arah kebijakan dari pengembangan kurikulum itu sendiri. 4. Faktor ekonomi dalam manajemen kurikulum merupakan hal yang memiliki pengaruh yang cukup besar karena faktor ekonomi yang dapat

mengembangkan sekaligus mendorong pola pengembangan kurikulum mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah, mulai dari pelaku kebijakan sampai pada pelaku di lapangan ( disekolah-sekolah ). 5. Faktor perkembangan teknologi dalam manajemen kurikulum karena perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor pendukung dalam pengembangan kurikulum disebabkan pola fakir masyarakat pun yang semakin komplek dalam perkembangan teknologi sehingga dituntut untuk

16 | M a n a j e m e n K u r i k u l u m _ P r o f e s i K e p e n d i d i k a n

dapat melihat dan menyesuiakan dengan perubahan-perubahan yang terjadi didalam masyarakat. Pendidikan di Indonesia diarahkan untuk menciptakan suatu individu atau masyarakat yang memiliki sikap kemandirian sehingga tertanam sebuah keterampilan dan pengetahuan yang baik yang dapat menunjang kehidupan dirinya sendiri maupun orang disekitarnya. Tetapi pada kenyataannya di lapangan pendidikan di Indonesia kurang terpola dengan baik dan kurang jelas arah tujuannya, hal tersebut terkait erat dengan hambatan-hambatan yang terjadi pada manajemen kurikulum itu sendiri, hal itu dapat dilihat dari: a. Ketidaksinambungan dan ke tidak sinergian antara pendidik yang ada di lapangan dengan pendidik yang memberikan kebijakan di atasnya. b. Keterbatasan akan sarana dan prasarana. c. Lemahnya pengawasan guru di lapangan yang menyebabkan tingkat kedisiplinan cukup rendah. d. Kualifikasi pendidikan guru yang tidak sesuai dengan bidangnya, yang berujung pada tingkat profesionalisme guru dalam kegiatan pembelajaran atau penyampaian materi pelajaran. (Sumber : http://syahdansejarah.blogspot.com)

17 | M a n a j e m e n K u r i k u l u m _ P r o f e s i K e p e n d i d i k a n

You might also like